PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR

MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI ROGOMULYO 02

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suyono

Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar tahun pelajaran 2017/2018 masih rendah. Hal ini terjadi karena penyampaian materi pelajaran oleh guru didominasi dengan penggunaan metode ceramah dan kurang mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Untuk mencapai hasil yang optimal, guru perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pendekatan tersebut yaitu Pembelajaran Matematika Realistik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V pada materi sifat-sifat bangun datar melalui Pembelajaran Matematika Realistik di SD Negeri Rogomulyo 02, Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Rogomulyo 02 tahun pelajaran 2017/2018 sejumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes (tes formatif) dan non tes (observasi dan dokumentasi). Indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu nilai rata-rata kelas ≥ 65 dan persentase tuntas belajar klasikal ≥ 75%, dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran ≥ 75%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 69,44 dan persentase tuntas belajar klasikal 69,44%, sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar menjadi 80,82 dan persentase tuntas belajar klasikal menjadi 86,11%. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran siklus I 71,76% dan siklus II menjadi 78,40%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Matematika Realistik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar di kelas V SD Negeri Rogomulyo 02. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik sebagai alternatif pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Kata Kunci: Aktivitas Belajar Siswa, Hasil Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika Realistik

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan mempunyai peran dan tujuan yang penting, tujuan pendidikan di Indonesia membentuk suatu hierarki yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Hierarki tujuan tersebut antara lain: (1) tujuan umum pendidikan, tujuan institusional, (3) tujuan pengajaran/kulikuler, (4) tujuan instruksional/pembelajaran (Hernawan dkk 2008: 1.18).

Tujuan pendidikan memiliki nilai yang sangat penting dalam pembelajaran, seperti yang dikemukakan menurut Hamalik (2008: 80), bahwa tujuan pendidikan memberikan pedoman atau petunjuk kepada guru dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau menyediakan lingkungan belajar bagi siswa. Guru berperan menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah dengan menentukan pendekatan, model, atau metode pada pembelajaran yang dilaksanakannya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Menurut Subarinah (2006: 1), matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Struktur yang abstrak pada pelajaran matematika masih sulit dipelajari oleh siswa SD, karena tahap berpikirnya masih belum formal dan masih konkret. Siswa SD di Indonesia umumnya berada pada usia 7-12 tahun. Menurut Piaget dalam Rifa’i dan Anni (2009: 29), siswa usia 7-11 tahun berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret. Ruang lingkup pelajaran matematika meliputi bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Semua itu merupakan konsep yang abstrak, sehingga masih membutuhkan bantuan benda-benda konkret untuk dapat memahaminya. Benda konkret dikemas sebagai alat peraga atau media pembelajaran untuk memudahkan siswa SD mempelajari matematika.

Namun pada kenyataannya, penggunaan alat peraga atau media pembelajaran oleh guru sekolah dasar masih belum optimal dan merata pada semua siswa, selain itu pembelajaran yang dilakukan guru masih mengacu pada pembelajaran konvensional. Menurut Stahl dalam Supinah (2008: 1), pembelajaran konvensional atau tradisional merupakan pembelajaran yang dilihat dari kegiatan siswa selama berlangsungnya pembelajaran bekerja untuk dirinya sendiri, mata ke papan tulis dan penuh perhatian, mendengarkan guru dengan saksama, dan belajar hanya dari guru atau bahan ajar, bekerja sendiri, diam adalah emas, serta hanya guru yang membuat keputusan dan siswa pasif. Pembelajaran tersebut menggambarkan guru lebih berperan aktif dalam pembelajaran, sedangkan siswa pasif. Guru tidak melibatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, akibatnya matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran di SD yang sulit dan capaian hasil belajar siswa kurang maksimal, termasuk materi sifat-sifat bangun datar.

Pelaksanaan pembelajaran yang diungkapkan oleh Stahl di atas sama halnya pada kenyataan di SD Negeri Rogomulyo 02. Berdasarkan refleksi guru kelas V di SD Negeri Rogomulyo 02, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Guru belum menggunakan pendekatan, metode, maupun model pembelajaran yang inovatif dan realistik, serta dalam penggunaan alat peraga dan media pembelajaran belum merata pada semua siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang antusias pada pembelajaran matematika karena mereka hanya sebagai objek pembelajaran yang pasif dan hanya mengerjakan tugas yang diberi oleh guru.

Kurang optimalnya pembelajaran matematika di SD Negeri Rogomulyo 02 dapat dilihat dari data pencapaian hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2017/2018, yang secara rata-rata menunjukkan hasil di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65, dari 36 siswa hanya 21 siswa yang tuntas dan 15 siwa yang tidak tuntas. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 80 dengan rata-rata kelas 58,78 dan persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 68,29%. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran tersebut perlu sekali diadakan peningkatan aktivitas belajar agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan hasil belajar agar siswa kelas V sekolah dasar lebih menguasai pembelajaran geometri sebagai dasar untuk pembelajaran di kelas dan jenjang yang lebih tinggi, serta bekal dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu upaya yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika yaitu dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). PMR adalah salah satu pendekatan belajar matematika yang dikembangkan untuk mendekatkan matematika kepada siswa. Masalah-masalah nyata dari kehidupan sehari-hari digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Benda-benda nyata yang akrab dengan kehidupan keseharian siswa dijadikan alat peraga dalam pembelajaran matematika (Hadi dalam Aisyah 2007: 7-1). Dengan menggunakan PMR, siswa akan terlibat langsung dalam menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Atas dasar latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Pembelajaran Matematika Realistik Pada Siswa Kelas V SD Negeri Rogomulyo 02 Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang hendak dicapai melalui penelitian ini antara lain: (1) Bagaimana menerapkan Pembelajaran Matematika Realistik untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 02 pada materi sifat-sifat bangun datar?; (2) Bagaimana menerapkan Pembelajaran Matematika Realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 02 pada materi sifat-sifat bangun datar?; (3) Bagaimana menerapkan Pembelajaran Matematika Realistik untuk meningkatkan performansi guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 02 pada materi sifat-sifat bangun datar?.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang sering terjadi pada pembelajaran matematika di SD. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yang dijelaskan sebagai berikut:

Tujuan Umum

Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran guru melalui penerapan pendekatan, model, maupun metode baru atau tindakan baru yang guru temukan dan diyakini karena pendekatan, model, maupun metode baru itu telah teruji ternyata efektif meningkatkan hasil pembelajaran seperti diharapkan. Diharapkan melalui PTK akan menghasilkan peningkatan kualitas pembelajaran baik aktivitas maupun hasil belajar siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 02 Kabupaten Semarang.

Tujuan Khusus

Tujuan dari pelaksanaan PTK yaitu untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran guru melalui penerapan pendekatan, model, maupun metode baru. Di atas sudah dijelaskan mengenai tujuan umum dari penelitian ini. Selanjutnya secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:

1)                   Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 02 dalam Pembelajaran Matematika Realistik pada materi sifat-sifat bangun datar.

2)                   Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 02 dalam Pembelajaran Matematika Realistik pada materi sifat-sifat bangun datar.

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas dapat memberikan banyak manfaat apabila dilaksanakan. PTK mempunyai manfaat yang langsung dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki bahkan meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak antara lain siswa, guru, dan sekolah.

Manfaat bagi siswa

Pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran akan dengan cepat dianalisis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan dan memberikan manfaat bagi siswa. manfaat bagi siswa dalam penelitian ini antara lain:

1)    Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

2)    Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Manfaat bagi guru

Tujuan PTK yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan khusus dalam penelitian ini salah satunya adalah mendeskripsikan bagaimana meningkatkan performansi guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 02 dalam Pembelajaran Matematika Realistik pada materi sifat-sifat bangun datar. Peneltian ini tidak hanya memberi manfaat bagi siswa saja, melainkan juga bagi guru. manfaat bagi guru dalam penelitian ini antara lain:

1)    Tersedianya alternatif pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran matematika khususnya materi sifat-sifat bangun datar.

2)    Meningkatnya keterampilan guru dalam membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif.

Manfaat bagi sekolah

Selain bermanfaat bagi siswa dan guru, penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi sekolah. Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan atau perbaikan dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas, akan memberikan manfaat yang positif terhadap kemajuan sekolah. Manfaat penelitian ini bagi sekolah antara lain:

1)    Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika di kelas V SD Negeri Rogomulyo 02 Kabupaten Semarang.

2)    Sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam memberdayakan lembaga pendidikan dengan menerapkan pembelajaran matematika yang efektif.

KAJIAN PUSTAKA

KERANGKA TEORI

Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudijono (2009: 9), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Menurut Hamalik (2008: 36), belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan perilaku.

Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil (Siddiq, Isniatun, dan Sungkono 2008: 1-3). Menurut Gagne dan Berliner dalam Anni dkk (2006: 2), belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan berpikir dan merasakan sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai akibat interaksi lingkungannya.

 

 

Pembelajaran Matematika Realistik

Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan suatu pendekatan alternatif yang digunakan peneliti untuk meningkatkan atau memperbaiki aktivitas, hasil belajar, dan performansi guru. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori-teori tentang PMR yang dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian. Dalam pembelajaran matematika realistik akan membahas tentang hakikat PMR, ciri-ciri PMR, prinsip-prinsip PMR, karakteristik PMR, dan langkah-langkah PMR.

KERANGKA BERPIKIR

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang bersifat abstrak, sedangkan tahap berpikir siswa SD pada tahap berpikir konkret, sehingga umumnya siswa SD masih merasa kesulitan mempelajari materi pada pelajaran matematika yang bersifat abstrak. Dalam pembelajaran yang selama ini berlangsung, guru dalam menyampaikan materi lebih dominan menggunakan metode ceramah dan hanya menanamkan konsep tanpa mengaitkan antara materi pelajaran dengan permasalahan dari dunia nyata dan tidak melibatkan siswa secara langsung dalam memperoleh pengetahuannya sendiri. Pembelajaran matematika tersebut menyebabkan siswa kurang memahami konsep yang diberikan guru, meskipun paham siswa akan mudah lupa karena tidak mengalaminya secara langsung.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika adalah dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Melalui PMR siswa diajak untuk menyelesaikan masalah nyata sesuai dengan pengalaman atau strategi yang mereka miliki. Dengan demikian siswa terlibat secara langsung dalam menemukan konsep matematika sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa. Melalui tindakan guru menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik, dapat diduga bahwa hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan performansi guru dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2008: 3). Dalam pelaksanaan PTK minimal terdiri dari 2 siklus dimana pada masing-masing siklus terdapat 4 tahap/langkah penting, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Keempatnya harus terencana sebaik mungkin agar pelaksanaan penelitian dapat terlaksana dan mendapat hasil yang sesuai dengan keinginan peneliti.

SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Rogomulyo 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 36 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

 

TEMPAT PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Rogomulyo 02, yang terletak di Dusun Suruhan, Desa Rogomulyo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, dengan lama waktu penelitian selama 6 bulan yaitu dari bulan Januari sampai Juni 2018.

DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kuantitatif maupun kualitatif yang menunjukkan fakta (Riduwan, 2010: 106). Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan 2010: 97).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh guru pada siklus I dan siklus II di SD Rogomulyo 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang menunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajar, dan aktivitas siswa, lebih jelasnya akan dipaparkan pada deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Hasil belajar pada siklus I yaitu pada tes formatif menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 69,44 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 69,44%. Pada rata-rata kelas sudah melampaui batas kriteria yang ditentukan yaitu 65, tetapi pada persentase tuntas klasikal belum mencapai batas indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75%.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Hasil belajar pada siklus II yaitu pada tes formatif menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 80,30 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 86,11%. Hal ini dapat menunjukkan adanya peningkatan pada hasil rata-rata kelas yang pada siklus I sebesar 69,44 meningkat pada siklus II menjadi 80,30. Kemudian pada persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 69,44% meningkat sebesar 16,67% menjadi 86,11%.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang guru lakukan dijadikan sebagai bahan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian yang diperoleh meliputi hasil belajar, dan aktivitas siswa, yang dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi pemaknaan temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian.

Pemaknaan Temuan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, siswa kelas V SD Negeri Rogomulyo 02 sudah tidak merasa kesulitan mempelajari materi sifat-sifat bangun datar, hal ini ditandai dengan adanya antusiasme siswa selama pembelajaran berlangsung dan rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa setelah diterapkannya Pembelajaran Matematika Realistik. Materi sifat-sifat bangun datar dapat dijumpai dalam kehidupan nyata sehari-hari, dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik dapat membantu siswa memahami materi matematika yang abstrak dengan kemampuan berpikir siswa yang konkret.

Penggunaan Pembelajaran Matematika Realistik ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat bangun datar. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 69,44 dan ketuntasan belajar sebesar 69,44%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 80,30 dan ketuntasan belajar siswa mencapai 86,11%. Peningkatan hasil belajar tersebut memiliki makna bahwa Pembelajaran Matematika Realistik efektif untuk pembelajaran matematika, karena pada Pembelajaran Matematika Realistik memberikan pengalaman belajar kepada siswa berupa pengalaman pada proses belajar melalui kegiatan membuat atau mengembangkan model dari permasalahan yang diajukan guru untuk memecahkan masalah. Proses belajar yang dialami siswa sesuai dengan pendapat Gagne dalam Anni dkk (2006: 4) bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya akibat dari pengalaman.

Proses belajar yang dilakukan siswa mengakibatkan adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dialami siswa sebagai hasil belajar ditandai dengan pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat bangun datar menjadi lebih baik. Perubahan perilaku yang diperoleh siswa sebagai hasil belajar sesuai dengan pendapat Hamalik (2008: 30) bahwa hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku ketika seseorang telah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Melalui Pembelajaran Matematika Realistik siswa lebih memahami materi sifat-sifat bangun datar, karena siswa mengalami proses membangun sendiri konsep mengenai sifat-sifat bangun datar dengan memanipulasi alat peraga melalui permasalahan realistik yang diajukan oleh guru sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna serta motivasi siswa dalam belajar matematika menjadi lebih baik. Temuan ini dapat menjawab teori yang dikemukakan oleh Treffers dalam Wijaya (2012: 21) bahwa manfaat dari penggunaan konteks di awal pembelajaran pada Pembelajaran Matematika Realistik yaitu dapat membantu siswa dalam memahami konsep matematika, meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam belajar matematika.

Aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik juga mengalami peningkatan yang lebih baik dari siklus I ke siklus II. Persentase hasil aktivitas siswa pada siklus I sebesar 71,28% meningkat pada siklus II menjadi 78,40%. Peningkatan hasil aktivitas belajar tersebut memiliki makna bahwa Pembelajaran Matematika Realistik dapat mendorong aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah dengan bantuan alat peraga untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika dari matematika tingkat konkret menuju matematika tingkat abstrak. Temuan ini dapat menjawab teori yang dikemukakan oleh Treffers dalam Wijaya (2012: 21) bahwa manfaat dari penggunaan model pada Pembelajaran Realistik yaitu mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.

Adanya aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi dan menjadi lebih ingat karena ia mengalami sendiri proses belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 36), bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.

Implikasi Hasil Penelitian

Hasil peneltian yang dilakukan guru dengan menggunakan Pembelajaran matematika Realistik pada materi sifat-sifat bangun datar di kelas V SD Negeri Rogomulyo 02 adalah meningkatnya hasil belajar, aktivitas siswa, dan performansi guru. Hasil belajar, aktivitas siswa, dan performansi guru menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik dapat meningkat apabila memperhatikan karakteristik siswa, karakteristik materi pelajaran, sarana dan prasarana, alokasi waktu pembelajaran, dan kondisi kelas.

Pembelajaran Matematika Realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, apabila memperhatikan karakteristik materi pembelajaran. Jika guru akan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik maka harus memilih materi pelajaran yang dapat menyangkut kehidupan sehari-hari sehingga guru dapat mengaitkan antara kehidupan sehari-hari siswa dengan materi yang diajarkan. Materi sifat-sifat bangun datar dapat diterapkan dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik, karena dalam kehidupan sehari-hari siswa selalu menjumpai benda-benda yang bentuk permukaannya menyerupai bangun datar tertentu. Guru dapat menggunakan konteks pada materi sifat-sifat bangun datar, dimana pada awal pembelajaran guru menggunakan konteks tersebut dijadikan sebagai masalah dari dunia nyata yang dapat dibayangkan oleh siswa. Masalah yang diajukan kepada siswa berupa soal yang harus dipecahkan dengan menggunakan alat peraga yang disediakan.

Pembelajaran Matematika Realistik dapat meningkatkan hasil belajar, apabila memperhatikan karakteristik siswa. Jika guru akan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik, maka guru harus memperhatikan karakteristik siswa. Karakteristik siswa kelas V yaitu senang dan sudah dapat menggunakan alat-alat atau benda-benda kecil dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, lebih kritis, dan memiliki percaya diri yang berlebihan, hal tersebut sejalan dengan pembelajaran matematika realistik dimana dalam menyelesaikan masalah yang diajukan perlu adanya media ataupun model sebagai alat-alat atau benda kecil yang digunakan untuk menyatakan suatu hubungan dengan suatu formula (rumus), membuktikan keteraturan, membuat berbagai model, merumuskan konsep baru, melakukan generalisasi, dan sebagainya.

Hal yang perlu diperhatikan selain karakterisitik siswa dan karakteristik materi yaitu tersedianya sarana dan prasarana. Jika guru akan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik, maka guru harus memperhatikan sarana dan prasarana sebagai alat penunjang keberhasilan dalam melakukan Pembelajaran Matematika Realistik. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik membutuhkan persiapan media dan alat peraga yang dibutuhkan untuk memfasilitasi siswa selama kegiatan matematisasi horisontal, dimana pada matematisasi horisontal siswa memecahkan masalah dengan strateginya sendiri di antaranya cara membuat berbagai model dengan menggunakan media dan alat peraga.

Aktivitas siswa dapat meningkat dengan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik. Jika guru akan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik, maka guru harus memberikan bimbingan, motivasi dan penguatan kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dan aktif mengikuti pembelajaran matematika.

Dalam pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik diperlukan banyak waktu pada kegiatan matematisasi horisontal maupun matematisasi vertikal untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, Pembelajaran Matematika Realistik banyak menyita waktu dalam proses matematisasi horisontal maupun matematisasi vertikal. Jika guru akan menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik, maka harus memperhatikan alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan permasalah yang diajukan oleh guru. Alokasi waktu yang digunakan guru dalam Pembelajaran Matematika Realistik pada materi sifat-sifat bangun datar adalah 2 JP, alokasi waktu tersebut harus digunakan sebaik mungkin agar proses belajar siswa dapat bermakna. Guru dapat mensiasati agar pembelajaran matematika realistik yang dilakukan tidak melebihi alokasi waktu yang telah ditetapkan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk memecahkan masalah yang diajukan, menggunakan media LCD atau kartu masalah untuk menyampaikan masalah kepada siswa, dan membimbing siswa dalam melakukan kegiatan yang interaktif.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan Pembelajaran Matematika Realistik pada siswa kelas V di SD Negeri Rogomulyo 02, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa, dan hasil belajar, pada materi sifat-sifat bangun datar. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut sebagai berikut:

1)    Pembelajaran Matematika Realistik memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui pemecahan masalah kontekstual. Proses pemecahan masalah dilakukan secara kelompok mendorong aktivitas siswa menjadi aktif bertanya, kerjasama siswa dalam membuat atau mengembangkan model pemecahan menjadi lebih baik, siswa berani mempresentasikan hasil kerja, siswa berani mengemukakan pendapat, dan tekun dalam mengerjakan tugas yang diberi oleh guru. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMR pada siklus I mencapai 71,28% dan siklus II mencapai 78,40%.

2)    Pembelajaran Matematika Realistik mendorong aktivitas siswa dalam pemecahan masalah. Saat melakukan aktivitas pemecahan masalah, siswa diberi kesempatan mengkonstruksi pengetahuannya mengenai sifat-sifat bangun datar dengan strategi pemecahan masalah. Kegiatan pemecahan masalah tersebut membuat siswa lebih ingat terhadap materi yang diperolehnya, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa, setelah guru menerapkan pembelajaran Matematika Realistik dibuktikan dari hasil tes formatif pada siklus I dan siklus II, nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 69,44 kemudian meningkat pada siklus II menjadi 80,30 dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 69,44% meningkat pada siklus II menjadi 86,11%.

 

 

SARAN

Dari pelaksanaan PTK ini, peneliti memberikan saran kepada berbagai pihak antara lain siswa, guru, dan sekolah, dengan maksud agar terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, maupun hasil belajar siswa yang lebih baik dalam pembelajaran selanjutnya. Saran yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan PTK ini antara lain sebagai berikut:

Bagi Guru

Guru hendaknya guru di Sekolah Dasar menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi sifat-sifat bangun datar. Dalam menggunakan PMR, sebaiknya guru menggunakan media/alat peraga yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan mengenalkan konsep matematika yang abstrak melalui benda nyata dan masalah kontekstual, sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi bermakna bagi siswa. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik memerlukan peran guru sebagai fasilitator pembelajaran, oleh sebab itu hendaknya guru memantau aktivitas siswa selama kegiatan belajar berlangsung agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif.

Bagi Sekolah

Pembelajaran Matematika Realistik dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Keberhasilan pelaksanaan PMR membutuhkan ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran. Hal ini disebabkan pembelajaran tersebut membutuhkan pengelolaan kelas yang tepat dan tersedianya media pembelajaran yang mendukung, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: DEPDIKNAS DIRJENDIKTI.

Anni, Catharina Tri, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES PRESS.

Aqib, Zaenal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD 4 SKS. Jakarta: Dirjendikti.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

_____. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model Silabus Kelas V. Jakarta: Depdiknas.

_____. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dirjendikti. 1999. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdikbud.

Greer, Brian. 2009. Helping Children Develop Mathematically. Human Development 2009;52:148–161.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

_____. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hernawan, Asep Herry, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Heuvel, Marja Van Den and Panhuizen. 2003. The Didactical Use Of Models In Realistic Mathematics Education: An Example From A Longitudinal Trajectory On Percentage. Educational Studies in Mathematics 54: 9–35, 2003.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pitajeng.            2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: DEPDIKNAS DIRJENDIKTI Direktorat Ketenagaan.

Poerwanti, Endang, dkk 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.

Siddiq, M. Djauhar, Isniatun Munawaroh, dan Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta: DEPDIKNAS DIRJENDIKTI.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS DIRJENDIKTI Direktorat Ketenagaan.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Supinah dan Agus D.W. 2009. Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Supinah, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Tarigan,            Daitin. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: DEPDIKNAS DIRJENDIKTI Direktorat Ketenagaan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.