Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Metode Project Based Learning
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SUDUT BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN
METODE PROJECT BASED LEARNING SISWA KELAS XII MIPA 2
SMA PGRI 1 PATI KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Aris Susanti
SMA PGRI 1 Pati
ABSTRAK
A. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Untuk mengetahui aktivitas siswa setelah diterapkannya metode Project Based Learning di SMA PGRI 1 Pati dan untuk mengetahui Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar SMA PGRI 1 Pati.Sumber data yang peneliti peroleh adalah data yang berasal dari subyek penelitian ini sebagai sumber data primer, yaitu: (1) Data awal dari subyek penelitian yang berupa hasil pre tes sebagai data kondisi awal; (2) Data hasil tes pada siklus I; (3) Data hasil tes pada siklus II.Simpulan pada penelitian ini meliputi: Melalui melalui Metode Project Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran Siswa Kelas XII MIPA 2 semester 1 SMA PGRI 1 Pati dibuktikan dengan pada kondisi awal keaktifan siswa rendah sebesar 83,3% dan sedang sebesar 13,9%, tinggi 2,8%, siklus I keaktifan siswa rendah 55,5%, sedang 2,8%, tinggi 16,7%, siklus II keaktifan siswa sedang 55,5%, dan keaktifan siswa tinggi 44,5%. Melalui Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa Kelas XII MIPA 2 semester 1 SMA PGRI 1 Pati. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 1 siswa (3,8%), siklus I ketuntasan 16 siswa (45,5%) dan siklus II ketuntasan 36 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 41,7% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 100%.
B. Kata kunci: Project Based Learning
PENDAHULUAN
C. Latar Belakang
Proses pembelajaran guru di SMA PGRI 1 PATI Kabupaten Pati merupakan bagian dari pendidikan sebagai suatu sistem yang meliputi berbagai komponen / unsur yang berkaitan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Karena luasnya lingkup kajian, proses sejarah dan fokus pengembangan serta kaitannya dengan filsafat dan tujuan pendidikan, praktek ilmu dan pengajaran Bangun Matematika berubah dan berbeda dari waktu ke waktu dan di tempat satu dengan tempat yang lain.
Sarana adalah sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran,media pembelajaran, alat-alat pembelajaran, perlengkapan sekolah, dan sebagainya. Pembelajaran Pendidikan Matematika Materi Sudut bangun ruang kelas XII MIPA 2 siswa dituntut harus menguasai 3 aspek domain yaitu Aspek Psikomotorik, Aspek Kogniti dan Aspek Afektif. Untuk mencapai ketiga aspek ini guru diharuskan mencari dan menentukan Media, teknik, media pendukung untuk memperlancar peroses pembelajaran dan untuk menyenangkan siswa dalam belajar.
Mapel Matematika Materi Sudut bangun ruang adalah sebuah mata pelajaran yang membutuhkan konsentrasi yang untuk mendapatkan ketuntasan minimal tidak mudah didapatkkan mengingat mapel ini waktu yang tersedia terbatas.
Sejalan dengan tuntutan dunia pendidikan di era globalisasi proses pembelajaran Matematika harus proaktif menerima tantangan jaman demi peningkatan kualitas proses dan hasil dari pembelajaran tersebut, dengan harapan agar keberadaan dan fungsi Matematia sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi eksis dan kompetitif dalam pembangunan pada lokal, regional, nasional bahkan global dan Olimpiade Matematika.
Dalam kerangka itulah Penelitian Tindakan Kelas ini dengan mengambil judul “PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SUDUT BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNING SISWA KELAS XII MIPA 2 SMA PGRI 1 PATI KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran Matematika Materi SUDUT BANGUN RUANG setelah diterapkannya Metode Project Based Learning di SMA PGRI 1 PATI?
2. Bagaimana penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Sudut bangun ruang di SMA PGRI 1 PATI?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran Matematika Materi Sudut bangun ruang setelah diterapkannya Metode Project Based Learning di SMA PGRI 1 PATI?
2. Untuk mengetahui penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Sudut bangun ruang di SMA PGRI 1 PATI?
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
Umum
- Memberikan manfaat secara teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya strategi pembelajaran mata pelajaran Matematika.
- Memberikan masukan bagi pengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
- Bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan pengkajian strategi pembelajaran Matematika dengan media yang tepat.
Khusus
- Bagi Guru
- Menambah aktivitas meningkatkan kualitas pembelajaran dengan harapan standar kompetensi yang diinginkan dapat tercapai.
- Meningkatkan hasil belajar peserta didik lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
- Bagi Siswa
- Menciptakan minat, rasa ingin tahu, penasaran dan ketertarikan terhadap pelajaran Matematika.
- Meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk bisa lulus dalam ujian nasional
KAJIAN TEORI
Hasil Belajar
Hasil Belajar
Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.
Nana Sudjana (1999: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sri Dimyati (2006: 94), yang memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan M. Darsono (2000: 43) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur”.
Menurut Nana Sudjana (1999: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
- Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.
- Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
- Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
Keaktifan Belajar
Dierich dalam Nasution (1995) mengelompokkan aktifitas siswa kedalam kategori: Visual Activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Keaktifan belajar meliputi aktif menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, memperhatikan gambar, diskusi, kerjasama kelompok, interaksi, mengeluarkan pendapat, mengingat, memahami, memecahakan soal dan menganalisis. Aktifitas belajar Matematika materi geometri ini terfokus pada diskusi, kerjasama kelompok dan keaktifan.
Jadi dalam proses belajar mengajar harus menumbuhkan suasana yang kondusif sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan menumbuhkan gagasan. Belajar mengajar sebagai proses aktif dari pembelajar dan yang memberikan pembelajaran dalam membangun kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, yang meninggalkan proses pasif dengan pembelajaran hanya satu arah saja.
Metode Project Based Learning
Metode Project Based Learning sebenarnya adalah Model pembelajaran berbasis kelas artinya semua siswa sepakat dengan guru tugas proyek apa yang hendak dikerjakan dan kapan pengumpulan disepakati bersama. Tugas proyek seperti ini biasanya memakan waktu lama sehingga dikerjakan di rumah..
Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori di atas, maka kerangka berpikir dari penelitian ini adalah hasil belajar Matematika Materi SUDUT BANGUN RUANG siswa SMA PGRI 1 Pati berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini disebabkan guru masih menggunakan metode yang konvensional dan monoton dan belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar Materi Matematika siswa SMA PGRI 1 Pati dengan mencoba mengubah metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan dengan menggunakan Metode Project Based Learning
Pada Siklus I pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Metode Project Based Learning, hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan namun masih cukup banyak siswa yang masih berada di bawah KKM dan secara klasikal belum memenuhi ketuntasan.
Tindakan pada Siklus II, melakukan pembelajaran dengan mengganti Metode Project Based Learning dan dibuka secara pelan-pelan agar siswa lebih jelas. Pada Siklus II ini setelah diadakan evaluasi hasil belajar maka seluruh siswa mendapat nilai di atas KKM. Dengan demikian setelah menggunakan Metode Project Based Learning maka hasil belajar mengalami peningkatan.
Hipotesis Tindakan
G. Untuk menjawab permasalahan yang diajukan serta guna mencapai tujuan penelitian, maka disusun hipotesis tindakan: (1) Melalui penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XII MIPA 2 Matematika Materi Sudut Bangun Ruang siswa Kelas XII MIPA 2 Semester 1 SMA PGRI 1 PATI? Kabupaten Pati tahun pelajaran 2019/2020; (2) Melalui Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa kelas XII MIPA 2 Matematika Materi Sudut Bangun Ruang siswa Kelas XII MIPA 2 Semester 1 SMA PGRI 1 PATI? Kabupaten Pati tahun pelajaran 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 secara rinci peneliti melaporkan, bahwa dari awal persiapan penyusunan proposal pada bulan September 2016, selanjutnya pada bulan yang sama peneliti melakukan penyusunan instrumen. Pengumpulan data dengan melakukan tindakan Siklus I dan II dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2019. Pada bulan yang sama peneliti melaksanakan analisis data dan selanjutnya pada bulan November peneliti menyusun laporan.
Sumber Data
Sumber data yang peneliti peroleh adalah data yang berasal dari subyek penelitian ini sebagai sumber data primer, yaitu: (1) Data awal dari subyek penelitian yang berupa hasil pre tes sebagai data kondisi awal; (2) Data hasil tes pada siklus I; (3) Data hasil tes pada siklus II.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: (1) Dokumentasi untuk data kondisi awal; (2) Observasi untuk data proses penerapan pembelajaran dengan Metode Project Based Learning ; (3) Tes untuk data hasil belajar. Teknik tes ini dilakukan secara tertulis. Dalam penelitian ini ada 3 kali tes tertulis, yaitu: (1) Soal pre tes terdiri 5 soal uraian; (2) Soal akhir siklus I terdiri 5 soal uraian; (3) Soal akhir siklus II terdiri 5 soal uraian.
Alat pengumpul data berupa butir soal tes uraian, lembar observasi/pengamatan, dan dokumentasi buku nilai hasil belajar.
Alat pengumpul data pada penelitian ini meliputi:
- Nilai hasil belajar dengan menggunakan aspek-aspek indikator yang diharapkan.
- Lembar Observasi
Observasi dilakukan melalui pengamatan yaitu cara siswa melakukan memilih sedotan.
Validasi dan Analisis Data
Agar dalam penelitian diperoleh data yang valid, maka dipelukan validasi data. Adapun validasi yang digunakan adalah validasi dengan Triangulasi Sumber dengan cara berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung.
Sebelum membuat soal tes, maka terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal agar indikator lebih, soal bisa lebih menyebar dan indikator tidak menyimpang dari standart kompetensi maupun kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan: (1) Nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada Siklus I; (2) Nilai tes Siklus I dengan nilai tes akhir Siklus II; (3) Nilai tes pada kondisi awal dan nilai tes pada kondisi akhir.
Langkah selanjutya peneliti melakukan refleski terhadap nilai tes hasil belajar.
Observasi dilakukan melalui pengamatan yaitu cara siswa melakukan diskusi penerapan Metode Project Based Learning.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Aqib (2008) dan Wiriaatmadja (2008), Penelitian Tindaka Kelas (PTK) ada 4 (empat) tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Media pembelajaran yang diterapkan adalam Metode Project Based Learning.
Rencana Siklus I
Tahap perencanaan antara lain membuat perangkat pembelajaran antara lain Silabus, RPP, dan alat penilaian.
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan rencana tindakan pembelajaran
Tahap observasi/pengamatan dilakukan oleh guru mitra/teman sejawat yang bertugas melaksanakan pengamatan dengan bantuan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa.
Tahap refleksi, hasil pembelajaran dibahas peneliti dengan guru mitra/teman sejawat kekurangan-kekurangan dalam tindakan.
Rencana Siklus II
Tahap perencanaan tindakan yaitu dengan merevisi perangkat pembelajaran antara lain Silabus, RPP, dan alat penilaian.
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan rencana tindakan pembelajaran dengan Project Based Learning yang telah dilakukan revisi pada kelompok kecil 3-4 orang.
Tahap observasi, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra/teman sejawat melaksanakan pengamatan dengan bantuan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa.
Tahap refleksi, peneliti melakukan tes hasil belajar dan proses pembelajaran dibahas peneliti dengan guru mitra/teman sejawat kekurangan dalam tindakan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian dalam kondisi awal belum dilakukan suatu tindakan. Dalam kegiatan pembelajaran kondisi awal ini, guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, juga dilakukan secara klasikal. Pembelajaran monoton, masih searah dari guru, semua kegiatan terpusat pada guru, banyak siswa yang kurang memperhatikan sehingga kegiatan pembelajaran nampak kurang aktif. Sehingga siswa kurang memahami materi yang dibahas karena kurang memperhatikan akibatnya hasil belajar siswa rendah.
Dari kondisi awal menunjukan bahwa siswa dengan keaktifan rendah sebanyak 30 siswa 83,3% dan siswa dengan keaktifan sedang sebanyak 5 siswa 13,9%, dan keaktifan tinggi 1 siswa 2,8%. Hal ini menunjukkan terdapat kurang dari sepertiga siswa di kelas yang belajar tidak fokus. Hal ini berdampak pada hasil belajarnya. Setelah dilakukan pre tes pada kondisi awal hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Dari pre tes menunjukkan siswa yang mendapatkan hasil belajar diatas KKM 75 hanya 1 siswa (2,8%), siswa yang belum mencapai KKM 75 sebanyak 35 siswa (97,2 %) dari 36 orang.
Deskripsi Siklus I
Berdasarkan laporan hasil observasi dari kolaboran/teman sejawat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran maka diperoleh keaktifan siswa pada siklus I. Dari diagram 3 menunjukan bahwa siswa dengan keaktifan rendah masih 20 siswa 55,5%, keaktifan sedang sebanyak 10 siswa 2,8%, dan siswa dengan keaktifan tinggi sebanyak 6 siswa 16,7%. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan keaktifan lebih dari duapertiga siswa. Dari diagram diatas menunjukkan bahwa dari nilai KKM 75 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi awal yaitu hanya 1 siswa (2,8%) diatas KKM telah mengalami peningkatan menjadi 16 siswa (44,4%).
Deskripsi Siklus II
Berdasarkan laporan hasil observasi dari kolaboran/teman sejawat maka diperoleh keaktifan siswa pada siklus II yaitu Siklus II menunjukan bahwa sudah tidak ada siswa dengan keaktifan rendah, keaktifan sedang sebanyak 20 siswa 55,5% dan siswa dengan keaktifan tinggi sebanyak 16 siswa 44,5%. Terjadi peningkatan keaktifan pada keaktifan rendah ke keaktifan sedang meningkat 20 siswa, keaktifan sedang ke keaktifan tinggi meningkat 16 siswa. Pada Siklus II menunjukkan bahwa dari nilai KKM 75 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi pada siklus I yaitu terdapat 36 siswa (100%) hasil belajar diatas KKM 75. Jadi pada pelaksanaan tindakan siklus II pembelajaran seluruh siswa melalui penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas XII MIPA 2 semester 1 SMA PGRI 1 Pati dengan dibuktikan yaitu seluruh siswa memperoleh hasil belajar diatas KKM (100%).
Jadi pada pelaksanaan tindakan siklus II pembelajaran seluruh siswa melalui penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas XII MIPA 2 Materi Sudut Bangun Ruang di SMA PGRI 1 Pati dengan dibuktikan yaitu seluruh siswa memperoleh hasil belajar diatas KKM (100%) dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.
Deskripsi Antar Siklus
Pada pembahasan deskripsi antar siklus peneliti dapat menjabarkannya melalui tabel ketiga siklus sebagai berikut ini:
Tabel 7. Deskripsi Antar Siklus pada Aktivitas Siswa
Keaktifan | Jumlah Siswa
Kondisi Awal |
Jmh siswa
Siklus I |
Jmh siswa
Siklus II |
Rendah
Sedang Tinggi |
30
5 1 |
20
10 6 |
–
20 16 |
Jumlah | 36 | 36 | 36 |
Sumber: Data primer yang diolah
Dari Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa melalui penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran dibuktikan dengan pada kondisi awal keaktifan siswa rendah sebesar 83,3% dan sedang sebesar 13,9%, tinggi 2,8%, siklus I keaktifan siswa rendah 55,5%, sedang 2,8%, tinggi 16,7%, siklus II keaktifan siswa sedang 55,5%, dan keaktifan siswa tinggi 44,5%.
Tabel 8. Deskripsi Antar Siklus Hasil Belajar Siswa
Interval nilai | Kondisi
Awal |
Siklus I | Siklus II |
54 – 64
65 – 74 75 – 84 85 – 94 95 – 100 |
30
5 1 – – |
–
20 10 6 – |
–
– 5 20 11 |
Jmh | 36 | 36 | 36 |
Sumber: Data primer yang diolah
Dari Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa melalui penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika Materi Sudut Bangun Ruang Siswa Kelas XII MIPA 2. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 1 siswa (3,8%), siklus I ketuntasan 16 siswa (45,5%) dan siklus II ketuntasan 36 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 41,7% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 100%.
PENUTUP
Simpulan
Berikut ini disampaikan simpulan pada penelitian ini meliputi:
- Melalui melalui penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran Siswa Kelas XII MIPA semester 1 SMA PGRI 1 Pati dibuktikan dengan pada kondisi awal keaktifan siswa rendah sebesar 83,3% dan sedang sebesar 13,9%, tinggi 2,8%, siklus I keaktifan siswa rendah 55,5%, sedang 2,8%, tinggi 16,7%, siklus II keaktifan siswa sedang 55,5%, dan keaktifan siswa tinggi 44,5%.
- Melalui penerapan Metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika Materi Sudut bangun ruang Siswa Kelas XII MIPA 2 semester 1 SMA PGRI 1 Pati. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 1 siswa (3,8%), siklus I ketuntasan 16 siswa (45,5%) dan siklus II ketuntasan 36 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 41,7% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 100%.
Saran
Saran yang dapat disampaikan bagi Guru: (1) Guru diharapkan dapat menerapkan Media pembelajaran inovasi seperti Metode Project Based Learning karena dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa; (2) Guru seharusnya lebih inovatif memilih dan menggunakan Media yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan mealakukan analisis pelajaran yang disampaikan serta berperan sebagai pendamping siswa. Bagi siswa: (1) Siswa seharusnya belajar tidak hanya dengan menerima materi, menghafal, tetapi juga mempelajari sebagai proses yang harus dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (2) Siswa diharapkan dapat belajar dengan aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berfikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah. 2002. Strategi Belajara Mengajar. Jakarta: rineka Cipta.
Drs. H. Sugiyanto, Msi.,M.Si 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Hamalik. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
- Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: UNNES.
Muhammad Ali. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Nana Sudjana. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Poerwadarminto. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.
Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukamto. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI.
Universitas Terbuka.