Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Snowball Throwing Bervariasi
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE SNOWBALL THROWING BERVARIASI BAGI SISWA KELAS V
DI SD NEGERI 1 PLOSOREJO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2017/2018
Haryati
SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan dalam pembelajaran PKN, melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing bervariasi. Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Subjek penelitian adalah siswa Kelas I SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan berjumlah 25 (dua puluh lima). Teknik pengumpulan data dengan tes, non tes berupa observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik perbandingan. Penelitian dianggap berhasil apabila (1) Hasil belajar, hasil belajar PKN telah mencapai Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) sebesar 75, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%. Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar PKn siswa di kelas V Semester I SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo. Peningkatan aktivitas belajar siswa dari prasiklus 42,00% meningkat 62,00%, dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi 80,50%, dan pada siklus III meningkat menjadi 92,00%. Hasil belajar dari prasiklus nilai rata-rata sebesar 69,76 siklus I menignkat menjadi 74,08, siklus II menignkat menjadi 79,84, siklus III meningkat menjadi 86,4. Jumlah siswa yang tuntas prasiklus sebanyak 8 siswa, siklus I meningkat menjadi 14 siswa, siklus II meningkat menjadi 19 siswa, dan siklus III meningkat menjadi 25 siswa.
Kata kunci: Pembelajaran PKN, Snowball Throwing, Aktivitas belajar, hasil belajar.
PENDAHULUAN
Sebagian besar siswa memiliki kesan bahwa, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) merupakan mata pelajaran hafalan yang membosankan, dan dianggap sulit oleh peserta didik di sekolah, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran PKN guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan memberikan motivasi kepada peserta didik dengan menerapkan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Salah satunya dalah metode pembelajaran Snowball Throwing, model ini menuntut siswa untuk selalu aktif, dan tanggap menerima pesan dari siswa lain lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok melalui kertas yang dibentuk seperti bola berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu pada hari Rabu pada tanggal 17 Januari 2018, diketahui bahwa hasil belajar PKN klas V di SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, dari 25 (duapuluh lima) siswa klas V, prosentase siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebesar 42%, artinya sebagian besar siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebear 75, siswa yang dinyatakan tuntas dalam mengikuti ulangan harian sebanyak 8 (delapan) siswa atau 32%. Artinya sebanyak 17 siswa atau 68% siswa belum dapat mencapai SKBM.
Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PKN dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: (1) perhatian siswa saat guru memberi penjelasan mencapai 56%, (2) kerjasama dalam kelompok mencapai 28%, (3) keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat 40%, (4) memperhatikan saat teman lain mengajukan pertanyaan mencapai 32%, (5) memperhatikan dengan baik saat teman menjawab pertanyaan guru mencapai 48%, (6) Kesiapan siswa dalam menerima perintah guru mencapai 36%, (7) aktif dalam menyelesaikan tugas mencapai 42%. (8) Menanyakan tugas lain kepada guru 40%.
Dampak dari kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut, hasil belajaran siswa tergolong rendah. Berdasarkan ulangan harian setelah pembelajaran PKN dilaksanakan 2 (dua) pertemuan yaitu pada tanggal 10 Januari dan 17 Januari 2018, dari 25 (dua puluh lima) siswa, dengan menggunakan SKBM sebesar 75, terbukti baru 8 (delapan) siswa yang tuntas, hal ini berarti prosentase ketuntasan belajar baru mencapai 32%. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran PKN di kelas V SD Negeri 1 Plosorejo masih terdapat permasalahan yang serius.
Tidak aktifnya siswa mengikuti pembelajaran tersebut disebabkan selama melaksanakan pembelajaran pertemuan pertama dan kedua, peneliti banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan sesekali memberikan tugas kepada siswa. Ternyata metode yang diterapkan tersebut tidak dapat mendorong siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran, bahkan siswa merasa bosan dan sering ijin meninggalkan ruang kelas dengan berbagai alasan. Sehingga siswa tidak serius untuk mengikuti pembelajaran. Untuk itu perlu adanya langkah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tersebut melalui pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang berbasis keaktifan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Berbagai tipe pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah Snowball Throwing. Melalui model pembelajaran ini siswa secara terus menerus terlibat langsung dalam pembelajaran. Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah: (1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas pada siswa lain, (2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain. (3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temanya seperti apa. (4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. (5) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktik. (6) Pembelajaran lebih efektif. (7) Ketiga aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotor dapat tercapai (Suprijono, 2009: 131).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional, peserta didik cenderung bosan, kurang senang dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran hal ini berdampak pada hasil belajar yang rendah. Aktivitas guru dengan menggunakan model tersebut ternyata lebih mendominasi waktu pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih dipusatkan pada aktivitas guru. Melalui penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing diharapkan peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar akan lebih baik. Selain itu aktivitas pembelajaran lebih ditutamakan pada partisipasi aktif dari peserta didik.
Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka Peneliti menganalisa bahwa antara kenyataan dan harapan yang terjadi di lapangan pada proses belajar mengajar terdapat kesenjangan yang terjadi pada peserta didik, yaitu hasil belajarnya rendah juga aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Hal ini telah dibuktikan melalui pengamatan awal, dan ulangan harian setelah dilakukan pembelajaran sebanyak 2(dua) perttemuan.
Sesuai dengan permasalahan yang timbul, dan upaya yang akan dilakukan, maka tindakan ini dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas, dan sekaligus sebagai bentuk kegiatan pengembangan profesi guru, dengan judul penelitian: UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING BERVARIASI BAGI SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 PLOSOREJO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2017/2018.
Rumusan Masalah
1. Apakah melalui penerapan Snowball Throwing bervariasi dapat meningkatkan aktivitas belajar PKN bagi siswa Kelas V SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Apakah melalui penerapan model Snowball Throwing bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan PKN bagi siswa Kelas V SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan secara umum
Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan dalam pembelajaran PKN, melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing bervariasi.
2. Tujuan secara khusus
a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar PKN bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing bervariasi.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar PKN aspek pengetahuan bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing bervariasi.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (PKN)
Departemen pendidikan dan kebudayaan memberikan pengertian, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (Anonim, 2004: 1) adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai usaha untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan terwujud dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan pada pengertian PKn sebagai mana di uraikan di atas, maka nampak jelas bahwa PKn adalah merupakan satu rumpun dan merupakan perkembangan, penyempurnaan, penyesuaian dari civitas: Civitas Education PKn-PMP sebagai upaya negara dalam melaksanakan pendidikan politik kenegaraan pada warga negara terutama generasi muda melalui jalur pendidikan (Anonim, 2004: 10).
Hasil Belajar
Menurut Nana (2007: 3) bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan-kemapuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar. Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami pembelajaran.
Syaiful Bahri Djamarah (2005: 245) menyatakan bahwa evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu, untuk mendapatkan evaluasi yang menyakinkan dan objektif dimulai dari informasi-informasi kuantitatif dan kualitatif. Hamalik (2004: 145) menyatakan bahwa evaluasi pengajaran merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Rusman (2010:204) mengatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Ismail (2008: 27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu “snowball†dan “throwingâ€. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah melempar bola salju. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Dalam pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen.
Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Suprijono, 2011: 8).
Keaktifan Siswa
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Aktif adalah giat (bekerja dan berusaha), sedangkan keaktifan adalah suatu keadaan atau hal dimana siswa aktif. Belajar adalah proses perubahan tingkat laku ke arah yang lebih baik dan relatif tetap, serta ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Kerangka Pemikiran
Rendahnya keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa, disebabkan oleh penerapan metode yang kurang tepat. Metode konvensional berdampak kurang baik terhadap keaktifan siswa dan prestasi belajar PKn. Salah satu metode untuk mengatasi keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa adalah metode Snowball Throwing, yaitu suatu metode pembelajaran kooperatif, dengan cara memberi tugas kepada walah satu wakil kelompok, dan tugas tersebut nantinya untuk dilanjutkan kepada anggota kelompok. Berdasarkan tugas yang diberikan oleh guru, masing-masing kelompok mendiskusikan materi tersebut.
Waktu disikusi dibatasi oleh guru, setelah diskusi materi dianggap selesai, guru membagi kertas kepada seluruh siswa, agar menuliskan 1 (satu) pertanyaan terkait dengan materi yang dipelajari, kemudian menggulung dibentuk seperti bola, dan dilemparkan kepada teman lain. Pelemparan bola pertanyan dimodivikasi, bisa sekali lempar dikerjakan, dua kali lempar dikerjakan, atau tiga kali lempar baru dikerjakan. Variasi ini dilakukan agar, siswa tidak mengetahui siapa yang membuat pertanyaan dan siapa yang akan menjawab pertanyaan, dengan demikian proses pembelajaran akan lebih dinamis, dan siswa lebih aktif.
Kesempatan siswa untuk diskusi, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, keharusnya siswa untuk membuat satu pertanyaan, diharapkan dapat menumbuh kembangkan potensi intelektual sosial, dan emosional yang ada di dalam diri siswa, dan dengan menjawab pertanyaan, siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat dan gagasan, yang dituangkan dalam bentuk jawaban dari pertanyaan teman lain.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka dapat ditentukan hipotesis tindakan yaitu: melalui pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn bagi siswa kelas V di SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester I tahun ajaran 2017/2018 dengan maksimal.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 1 Plosorejo, yang beralamat di Dusun Ploso, Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian, dilaksanakan selama 6 (Enam) bulan yaitu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, tepatnya mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018, dengan alasan tindakan tersebut merupakan tindakan perbaikan dari semester 1, dan semester 2, merupakan saat yang menentukan kenaikan kelas.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan berjumlah 25 (dua puluh lima). Daftar nama siswa terlampir. Adapun objek penelitian ini adalah peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa PKn, melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bervariasi.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perbandingan, yaitu suatu teknik analisis data dengan membandingkan penilaian pengamatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar PKn, sebelum tindakan dilakukan dengan hasil penilaian aktivitas belajar siswa dan hasil belajar PKn setelah dilakukan tindakan, analisis perbandingan ini dilakukan sejak dilakukan tindakan I (siklus I) sampai tindakan berakhir, sebagai bahan refleksi untuk tindakan berikutnya. Perbandingan aktivitas belajar dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata dan prosentase rata-rata aktivitas belajar antar siklus.
Indikator Keberhasilan Tindakan
Untuk mengetahui keberhasilan tindakan, maka diperlukan indikator yang jelas, penelitian ini dikatakan berhasail apabila hasil belajar dan aktivitas belajar telah menunjukan indikator sebagai berikut: Hasil belajar, hasil belajar PKn ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran PKn Kelas V SD Negeri SD Negeri 1 Plosorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan siswa sebesar 75, dengan demikian penelitian dianggap berhasil apabila seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 75. Keaktifan siswa, selain memenuhi ketentuan hasil belajar, tindakan dianggap berhasil apabila keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%, artinya 85% dari seluruh siswa telah aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Prosedur Kerja
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain (Tahir 2012: 77). Sesuai dengan pengertian PTK tersebut, maka penelitian ini dilakukan sebagai bentuk siasat guru untuk mengaplikasikan pembelajaran PKn dengan berkaca pada pengalaman sebelumnya, sekaligus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar PKn dan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Plosorejo UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, pada semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018, setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwig.
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model Penelitian tindakan yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2006: 83) mengemukakan model penelitian tindakan didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah dalam penelitian, yaitu: Perencanaa atau planning, Tindakan atau acting, Pengamatan atau observing, dan Refleksi atau reflecting.
HASIL PENELITIAN
Prasiklus
Pada pertemuan kedua peneliti mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa. Pengamatan dilakukan terhadap masing-masing siswa dengan memberikan tanda v (check mark) pada kolom indikator. Hasilnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yang dinilai dengan menggunakan 8 (delapan) indikator adalah 10,50 siswa atau 42,00%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar, dilakukan ulangan harian pada hari Senin tanggal 19 Februari 2018, dengan soal seperti terlampir. hasilnya seperti seperi terlampir. Ringkasan hasil belajar prasiklus diketahui bahwa dari 25 siswa terdapat 8 siswa (32,00%) telah dapat mencapai ketuntasan belajar. sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa (68,00%), dengan nilai rata-rata kelas sebesar 69,76.
Berdasarkan nilai aktivitas belajar dan hasil belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn yang dilakukan dengan metode ceramah seperti dilakukan pada kegiatan prasiklus, hasilnya tidak maksimal, hal ini disebabkan, siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran, bahkan siswa cenderung pasif, sehingga timbul kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran. Aktivitas siswa saat pembelajaran prasiklus seperti dokumentasi terlampir. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada kegiatan prasiklus kurang efektif, maka perlu adanya tindakan perbaikan, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.
Siklus I
Hasil penilaian tentang aktivitas belajar siswa siklus I, seperti terlampir. Ringkasan hasil obervasi tentang aktivitas belajar siklus I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 15,50 siswa atau 62,00%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berkisar 15,50 siswa atau 62,00%, artinya masih ada sebagian siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Hasilnya seperti seperi terlampir, ringkasan hasil belajar siklus I diketahui bahwa dari 25 siswa terdapat 14 siswa (56,00%), sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (44,00%), dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74,08.
Berdasarkan penilaian hasil belajar PKN dan pengamatan aktivitas belajar siswa, diketahui bahwa hasil tersebut telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan (prasiklus), namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan, hasil belajar tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya (siklus II).
Siklus II
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung yaitu pada pertemuan kedua hari Senin tanggal 26 Maret 2018. Pada tahap ini peneliti memperhatikan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, peneliti menilai aktivitas siswa. Hasil penilaian tentang aktivitas belajar siklus II, seperti terlampir. Rekapitulasi hasil penilaian aktivitas siswa dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 20,13 siswa atau 80,50%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing sebanyak 20,13 siswa atau 80,50%, artinya sebagian besar siswa telah aktif dalam mengikuti pebelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Rekapitulasi nilai hasil belajar siklus II diketahui bahwa dari 25 siswa terdapat 19 siswa (76,00%), sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (24,00%), dengan nilai rata-rata kelas sebesar 79,84.
Berdasarkan penilaian aktivitas belajar dan hasil belajar PKn siswa siklus II, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I, namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan, belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu apabila seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 75, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%. Untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya (siklus III).
Siklus III
Observasi dilaksanakan pada pertemuan kedua hari Senin tanggal 16 April 2018. Hasil penilaian tentang aktivitas belajar siklus III, seperti terlampir. Rekapitulasi hasil penilaian aktivitas siswa dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 23 siswa atau 92,00%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran kelompok sebanyak 23 siswa atau 92,00%, artinya hampir semua siswa telah aktif dalam mengikuti pebelajaran kelompok. Rekapitulasi nilai hasil belajar siklus III diketahui bahwa dari 23 siswa terdapat 25 siswa (100%), sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa (0%), dengan nilai rata-rata kelas sebesar 86,4.
Berdasarkan penilaian aktivitas belajar dan hasil belajar PKn siswa siklus III, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I dan siklus II, dan jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan, sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 75, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%. Untuk tindakan tidak perlu dilanjutkan.
PEMBAHASAN
Kondisi Prasiklus
Pada kegiatan prasiklus, aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn cenderung masih sangat kurang. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa yang menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing sebanyak 10,50 siswa (42,00%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.
Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar baru mencapai 8 siswa (32,00%) dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 25 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 (68,00%), sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas sebesar 69,76. dilihat dari keaktifan siswa dan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan maksimal.
Kondisi Siklus I
Setelah dilakukan tindakan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terjadi perubahan aktivitas belajar siswa, dimana aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 15,50 siswa (62,00%). Demikian pula dengan hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 14 siswa atau sebesar 56,00% sedangkan siswa yang belum tuntas turun menjadi 11 siswa (44,00%). Hal ini membuktikan bahwa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar.
Kondisi Siklus II
Setelah tindakan dilanjutkan siklus II, yaitu menerapkan metode yang sama seperti siklus I pada materi yang berbeda aktifitas belajar siswa meningkat menjadi 20,13 siswa atau 80,50%. Artinya siswa yang menunjukkan keaktifan dalam belajar semakin banyak. Demikian pula dengan hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian yang dilakukan setelah pertemuan pertama dan kedua, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat menjadi 19 siswa atau sebesar 76,00% dan siswa yang tidak tuntas turun menjadi 6 siswa (24,00%), sedangkan rata-rata kelas mencapai 79,84. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Kondisi Siklus III
Setelah dilakukan tindakan ke III yang merupakan perbaikan dari siklus II dengan menerapkan metode yang sama seperti siklus I dan siklus II pada materi yang berbeda, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing meningkat menjadi 23,00 siswa atau 92,00%. Demikian dengan hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat menjadi 25 siswa (100%) dan siswa yang tidak tuntas menjadi 0, sedangkan rata-rata kelas meningkat menjadi 86,4. Hal ini membuktikan bahwa dengan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan aktivitas belajar siswa dari siklus II ke siklus III.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar PKn siswa di kelas V Semester I SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo. Peningkatan aktivitas belajar siswa dari prasiklus sebanyak 10,50 siswa (42,00%) meningkat menjadi 15,50 siswa (62,00%) pada siklus I (peningkatan sebesar 20,00%). Peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I sebanyak 15,50 siswa (62,00%) meningkat menjadi 20,13 siswa (80,50%) pada siklus II (peningkatan sebesar 18,50%). Peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus II sebanyak 20,13 siswa (80,50%) meningkat menjadi 23 siswa atau 92,00% pada siklus III (peningkatan sebesar 11,50%).
Hasil belajar Pkn di SD Negeri 1 Plosorejo Kecamatan Tawangharjo pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 69,76 dan jumlah ketuntasan sebanyak 8 siswa (32,00%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 74,08 dengan jumlah ketuntasan 14 siswa (56,00%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 4,32 dan jumlah ketuntasan meningkat 6 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 79,84 dan jumlah ketuntasan sebanyak 19 siswa (76,00%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 5,76 dan jumlah ketuntasan meningkat 5 siswa. Peningkatan pada siklus III ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 86,4 dan jumlah ketuntasan sebanyak 25 siswa (100%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 6,56 dan jumlah ketuntasan meningkat 6 siswa.
Saran-Saran
Untuk Kepala Sekolah
Sebaiknya kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru agar selalu menerapkan model-model pembelajaran yang menyenangkan seperti snowball throwing.
Untuk Guru lain
Sebaiknya dalam melaksanakan pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk selalu aktif mengikuti pembelajaran, dan berani memodifikasi model pembelajaran yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Pedoman Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Depdiknas.
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hamalik, O., 2006, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT, Bumi Aksara.
Ismail, A., 2008, Model-Model Pembelajaran Mutakhir, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana, S., Ahmad R., 2007, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Penerbit PT, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rusman, 2014, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Sardiman, A.M., 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Suprijono, A., 2011, Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tahir. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional