Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Uang Monopoli
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TEMA PENGALAMANKU MELALUI MEDIA UANG MONOPOLI
BAGI SISWA KELAS I SD NEGERI 1 MLOWOKARANGTALUN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Eny Sarwanti
SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika kelas 1, Semester I tahun Pelajaran 2017/2018, di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, setelah digunakan media uang monopoli. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan di Kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Juni 2018. Subjek penelitian adalah siswa Kelas I yang berjumlah 21 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi dan tes, dan dokumentasi. Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditetapkan apabila siswa yang tuntas lebih dari 90%, dan nilai rata-rata kelas telah melebihi SKBM yang ditetapkan yaitu 70. Selain hasil belajar indikator keberhasilan tindakan ditentukan siswa yang aktif mengikuti pembelajaran lebih dari 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui media benda nyata berupa uang monopoli, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa di kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada kegiatan prasiklus rata-rata sebesar 49,40%, setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 73,21% atau terjadi peningkatan sebesar 23,81%, meningkat lagi pada siklus II menjadi 99,21% atau meningkat sebesar 25,99%. Nilai rata-rata hasil belajar kegiatan prasiklus sebesar 68,71, jumlah ketuntasan sebanyak 10 siswa (47,62%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata siklus I meningkat menjadi 77,43 dengan jumlah ketuntasan meningkat menjadi 17 siswa (80,95%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 8,71 dan jumlah ketuntasan meningkat 7 siswa. Meningkat lagi pada siklus II menjadi 84,71, jumlah ketuntasan sebanyak 21 siswa (100%).
Kata kunci: uang monopoli, keaktifan belajar, hasil belajar.
PENDAHULUAN
Sekolah Dasar (SD) merupakan tingkat pendididkan dengan pendekatan tematik untuk kelas rendah. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar secara umum adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, perlu diciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya.
Khusus di kelas 1 SD pembelajaran matematika masih menjadi momok bagi siswa, hal ini disebabkan oleh pandangan siswa yang negative terhadap matematika. Penyebab pandangan negative siswa disebabkan oleh mitos-mitos negative mengenai matematika. Hal ini dapat mempengaruhi minatnya pada mata pelajaran matematika. Anak yang memandang bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, menjenuhkan akan mengakibatkan penurunan minat anak terhadap pelajaran matematika dan anak akan merasa takut apabila guru mulai mengajar matematika, apalagi sampai menyuruhnya maju ke depan untuk mengerjakan matematika, mereka akan merasa takut salah. Sebaliknya anak yang berminat terhadap matematika akan senang dan lebih kreatif dalam mengerjakan soal-soal matematika.
Kenyataan tersebut dialami oleh peneliti sebagai guru kelas 1 di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, dalam mengajarkan operasi pengurangan dan penjumlahan dua buah bilangan asli sampai 99, siswa banyak yang mengalami kesulitan apabila guru tidak menggunakan media nyata yang memudahkan pengurangan dan penjumlahan. Hal ini dimaklumi karena usia klas 1, memerlukan sesuatu yang nyata, mereka belum dapat diajak berpikir secara abstrak. Oleh sebab itu berbagai media nyata perlu harus digunakan untuk membantu pemahaman siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan pada awal semester 2 Tahun 2017/2018, saat dilaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi dengan menulis soal di papan tulis yang diikuti dengan penjelasan cara mengurangi bilangan dan cara menjumlahkan bilangan, motivasi belajar siswa rendah. Dari 21 (duapuluh satu) siswa, yang memiliki motivasi sebanyak berkisar 10 sampai 11 siswa (49,52%). Setelah dilakukan ulangan harian nilai pengatahuan yang dicapai oleh siswa rata-rata sebesar 68.71, jumlah siswa yang tuntas 10 siswa (47,62%), dan yang tidak tuntas 11 siswa (52,38%).
Kesalahanyang sering dilakukan oleh siswa adalah: (1) dalam menyebut bilangan dua angka seperti 21, 34, 64 dan seterusnya, siswa sering menyebutnya dengan dua satu, tiga empat dan seterusnya, yang seharusnya dibaca dengan duapulun satu, tigapuluh empat dan seterusnya. (2) siswa kurang dapat memahami konsep pengurangan dua bilangan dua angka tanpa bantuan benda nyata, (3) siswa kurang memahami tentang pengurangan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya metode khusus guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 99, dan sekaligus mendorong siswa untuk lebih aktif belajar. Hal ini atas pertimbangan bahwa siswa kelas 1 merupakan usia bermain, sehingga siswa akan lebih memahami apabila pembelajaran dilakukan dengan cara-cara bermain.
Salah satu cara agar siswa bermain sekaligus belajar matematika operasi pengurangan dan penjumlahan adalah dengan menggunakan kartu monopoli (uang monopoli), yang dibimbing dengan menggunakan cerita jual beli, atau cerita lainnya yang berkaitan dengan uang. Siswa diminta untuk berpasangan, dan mengikuti petunjuk guru, dengan menggunakan nilai uang berupa uang monopoli siswa akan mudah memahami berapa jumlah uang yang dimiliki setelah ditambah dan setelah dikurangi. Dipilihnya uang monopoli tersebut dengan pertimbangan bahwa uang monopoli mudah di dapat, dan memiliki nilai yang bervariasi. Selain itu siswa akan lebih memahami apabila pengurangan dan penjumlahan menggunakan nilai mata uang.
Penerapan media benda nyata berupa uang monopoli tersebut dapat terlihat hasilnya apabila dilakukan dengan tindakan yang tepat secara bertahap, sesuai dengan karekter permasalahan dan tindakan yang akan dilakukan, maka desain tindakan yang tepat adalah dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang tersusun dalam siklus-siklus penelitian, dengan judul penelitian: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Tema Pengalaman Masa Kecil Melalui Media Uang Monopoli Bagi Siswa Kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika Kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018, setelah dilakukan tindakan berupa penggunaan media uang monopoli?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika kelas 1, Semester I tahun Pelajaran 2017/2018, di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, setelah digunakan media uang monopoli.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Tematik
Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 79) pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sutirjo & Mamik (dalam Suryosubroto, 2009: 133) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Sedangkan menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Pembelajaran Matematika
Menurut Wirodikromo (2010: 4), matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran (Suherman, 2013:16). Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas, yaitu: Aritmetika, Aljabar, Geometri dan Analisis. Selain itu matematika adalah ratunya ilmu, maksudnya bahwa matematika itu tidak bergantung pada bidang studi lain.
Hasil Belajar
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar menurut Sudjana (2010:22) hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar tersebut merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Suprijono (2011:7) hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus mencakup segala aspek yang diajarkan oleh pendidik, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.
Hakekat Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan peralatan yang digunakan oleh guru untuk membantu proses penyampaian materi. Media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk membantu mempermudah dalam hal penyampaian materi. Sadiman (2010: 7) mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sedangkan Arsyad (2007: 4) menyatakan bahwa media adalah alat yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran.
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Kerangka Berpikir
Siswa kelas 1, cenderung belum dapat memahami hal-hal yang bersifat abstrak, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, diperlukan media bantu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya materi pengurangan dan penjumlah bilangan hingga 99, dapat menggunakan berbagai media benda nyata, salah satunya adalah dengan menggunakan uang monopoli. Penggunaan uang monopoli ini atas pertimbangan, bahwa uang tersebut mudh diperoleh dan nilainya bervariasi, bahkan bila perlu guru bisa membuat nilai uang dengan bilangan-bilangan khusus, dalam kertas yang diberi gambar dan diberi nilai nominal.
Uang merupakan alat tukar yang sejak setiap hari dihadapi oleh siswa, baik untuk membeli maupun ditabung, setiap hari pula hampir semua siswa memperoleh uang saku dari orang tuanya untuk kebutuhan selama di sekolah. Sehingga siswa klas 1 untuk menjumlahkan nilai uang, atau mengurangkan nilai uang telah memahaminya. Namun bilangan uang asli terbatas pada nilai tertentu, siswa hanya mengenal uang dengan nilai Rp. 1.000,- Rp. 2.000,- Rp. 5000,- dan seterusnya, sedangkan bilangan-bilangan di luar nilai uang tersebut siswa belum memahaminya.
Walaupun demikian gambaran nilai uang telah banyak membantu siswa dalam memahami pengurangan dan penjumlahan bilangan. Untuk itu penggunaan uang monopoli dirasa tepat untuk membantu pemahaman siswa terhadap pengurangan dan penjumlaha bilangan sampai 99. Selain itu melalui permainan uang monopoli siswa akan lebih menyukainya.
Hipotesis Tindakan
Melalui media uang monopoli dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika bagi Siswa Kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama (Kunandar, 2011: 87). Masnur Muslich (2011: 9) mengatakan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan tindakan berupa penggunaan media uang monopoli, untuk meningkatkan aktivitas siswa, dan hasil belajar matematika, bagi siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mlowokarangtalun, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan pada semester II Tahun pelajaran 2017/2018.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa Kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang berjumlah 21 siswa. Adapun objek penelitian ini adalah upaya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018 semester II, melalui penggunaan media nilai mata uang.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: Teknik dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data tentang rencana pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas 1 SD Negeri 1 Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon. Teknik observasi, digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa, teknik ini dilakukan dengan menilai keaktifan siswa berdasarkan indikator keaktifan belajar yang telah ditetapkan. Teknik Tes, digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran, teknik ini dilakukan dengan cara melakukan ulangan harian secara tertulis, dengan menggunakan instrumen berupa soal tes yang telah disusun sebelumnya.
Analisis Data
Data yang dianalisa adalah keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika yang diperoleh melalui observasi, dan data hasil belajaran yang diperoleh melalui tes. Kegiatan ini dilakukan selama penelitian berlangsung, sejak prasiklus, hingga siklus penelitian berakhir. Sebagaimana bentuk penelitian ini maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbandingan, artinya hasil pengamatan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa antar siklus dibandingkan kemudian dideskripsikan ke dalam tabel dan grafik yang disertai dengan penjelasannya, sehingga dapat menggambarkan keadaan secara sistematik.
Indikator Keberhasilan
Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran matematika Kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai ≥ 70. Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditetapkan apabila siswa yang tuntas lebih dari 90%, dan nilai rata-rata kelas telah melebihi SKBM yang ditetapkan yaitu 70. Selain hasil belajar indikator keberhasilan tindakan ditentukan siswa yang aktif mengikuti pembelajaran lebih dari 85%.
Prosedur Kerja
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar matematika dan keaktifan siswa kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dengan menggunakan media nilai mata uang.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2010: 83) mengemukakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: Perencanaa atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, refleksi atau reflecting
HASIL PENELITIAN
Prasiklus
Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka pada hari Kamis tanggal 18 Januari 2018 peneliti melakukan penilaian dengan cara menghitung: (1) Berapa jumlah siswa yang aktif memperhatikan guru saat menjelaskan pembelajaran, (2) berapa siswa yang aktif melihat, menyimak, mendengar dan mencoba, (3) berapa siswa yang aktif menanya kepada guru, (4) berapa siswa yang aktif mencari informasi, (5) berapa siswa yang aktif dalam berdiskusi, (6) berapa siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaaan guru, (7) berapa siswa yang aktif membaca bilangan yang ditugaskan oleh guru, (8) berapa siswa yang aktif mengerjakan tugas yang diberikan.
Berdasarkan hasil penilaian melalui pengamatan tentang aktivitas belajar siswa. Rekapitulasi hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa dapat diketahui bahwa rata-rata siswa yang menunjukkan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran matematika prasiklus, yang dinilai berdasarkan 8 (delapan) indikator, sebanyak 10,4 siswa atau 49,52%, dan siswa yang tidak aktif sebanyak 10,38 atau 49.40%. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, aktivitas yang tidak banyak dilakukan oleh siswa selama pembelajaran adalah: (1) kegiatan mencari informasi baru dilakukan oleh 9 siswa (42,86%), (2) aktivitas mengerjakan tugas yang diberikan sebanyak 7 siswa (33,33%), dan aktivitas siswa mengerjakan tugas yang diberikan sebanyak 9 siswa (42,66%).
Berdasarkan hasil tes tersebut, peneliti melakukan rekapitulasi nilai, menentukan ketuntasan belajar, dan menghitung skor rata-rata, hasilnya diketahui siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 10 siswa atau sebesar 47,62% sedangkan siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 11 siswa atau sebesar 52,38%.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah, demikian halnya dengan hasil belajar menunjukkan masih banyak siswa yang belum tuntas, nilai rata-rata kelas juga menunjukkan belum maksimal. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran matematika tanpa alan bantu benda nyata, kurang mendorong siswa untuk aktif mengikuti pembelajaran, dan kurang memberikan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar melalui tindakan nyata yaitu berupa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media uang monopoli.
Sebelum peneliti melaksanakan tindakan siklus I, terlebih dahulu peneliti melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, menyusun proposal penelitian dan mengajukan ijin untuk melaksanakan penelitian tindakan, dengan harapan untuk memperoleh masukan-masukan seperlunya. Kegiatan koordinasi dengan kepala sekolah seperti terlihat pada dokumentasi terlampir.
Siklus I
Observasi dilaksanakan dengan cara mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama peneliti belum melakukan observasi, karena pada pertemuan pertama siswa baru dalam tahap penyesuaian belajar dengan mengunakan uang monopoli, sehingga kegiatan siswa lebih terfokus pada cara-cara menggunakan uang monopoli.
Pada pertemuan kedua siswa telah mulai dapat menggunakan uang monopoli dengan baik. Sehingga suasana pembelajaran telah mulai kondusif. Pada pertemuan kedua ini peneliti mulai menilai aktivitas belajar siswa dengan mencatat setiap kegiatan siswa. Pencatatan dilakukan pada lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus I pertemuan kedua, seperti terlihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil penilaian pada lembar observasi tersebut, peneliti melakukan rekapitulasi dengan menghitung jumlah siswa yang aktif pada masing-masing indikator, dan menghitung prosentase siswa yang aktif. Rekapitulasi hasil observasi jumlah siswa yang aktif dan prosentase keaktifan siswa dapat diketahui bahwa jumlah rata-rata siswa yang aktif dan rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, yang dinilai dengan menggunakan 8 (delapan) indikator, sebanyak 15,38 siswa atau 73,21%. Siswa yang belum aktif sebanyak 5,63 atau 26,79%.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah kegiatan pembelajaran pertemuan I, dan pertemuan ke II, peneliti melakukan ulangan harian, yaitu pada hari Selasa tanggal 20 Februari 2018. Ulangan harian dilaksanakan melalui tes tertulis, dengan soal seperti terlampir, diikuti oleh 21 siswa seperti daftar hadir terlampir. Hasilnya ulangan harian terlihat pada lampiran. Kegiatan siswa saat mengikuti ulangan harian siklus I, terlihat seperti dokumentasi terlampir. Hasil ulangan harian siklus I diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa (80,95%), dan siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 19,05%.
Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam mengkuti pembelajaran dan hasil penilaian terhadap mata pelajaran matematika tema pengalamanku sub tema pengalamanku bersama teman, dapat diketahui bahwa jika dibanding dengan kondisi prasiklus, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan, demikian pula dengan hasil belajar, dibanding dengan hasil belajar prasiklus mengalami peningkatan. Namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan yang ditentukan yaitu, keaktifan siswa mencapai lebih dari 85%, dan nilai rata-rata kelas lebih dari 70, dan jumlah siswa yang tuntas lebih dari 90% prosentase aktivitas belajar, nilai rata-rara dan jumlah siswa yang tuntas tersebut belum mencapai indikator yang ditetapkan.
Berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditetapkan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa, keaktifan siswa, belum dapat mencapai indikator yang ditetapkan, nilai rata-rata kelas, telah mencapai indikator yang ditetapkian, dan jumlah ketuntasan belajar belum mencapai indikator yang ditetapkan. Dengan demikian perlu adanya tindakan lanjutan.
Siklus II
Observasi dilaksanakan dengan cara mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan bantuan media benda nyata berupa uang monopoli, kegiatan ini dilakukan pada pertemuan kedua. Hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II pertemuan kedua, seperti terlihat pada lampiran. Aktivitas siswa saat melakukan diskusi seperti foto terlampir.
Berdasarkan hasil penilaian pada lembar observasi tersebut, peneliti melakukan rekapitulasi dengan menghitung jumlah siswa yang aktif pada masing-masing indikator, dan menghitung prosentase siswa yang aktif. Rekapitulasi hasil observasi jumlah siswa yang aktif dan prosentase keaktifan siswa dapat diketahui bahwa keaktifan belajar siswa, yang dinilai dengan menggunakan 8 (delapan) indikator, diketahui bahwa nilai rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan siklus II sebanyak 20,88 siswa atau 99,21%. Dengan demikian siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 0,13 atau 0,79%.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah kegiatan pembelajaran pertemuan I, dan pertemuan ke II, peneliti melakukan ulangan harian, yaitu pada hari Selasa tanggal 6 Maret 2018. Ulangan harian dilaksanakan melalui tes tertulis, dengan soal seperti terlampir, diikuti oleh 21 siswa seperti daftar hadir terlampir. Hasilnya ualngan harian terlihat pada lampiran.
Kegiatan siswa saat mengikuti ulangan harian siklus I, terlihat seperti dokumentasi terlampir. Hasil ulangan harian siklus II diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa (100%). Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan sebanyak 2 (dua) siklus dengan menggunakan media benda nyata berupa uang monopoli, siswa lebih memahami penjumlah dan pengurgangan bilangan hingga 99.
Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam mengkuti pembelajaran dan hasil penilaian terhadap mata pelajaran matematika tema pengalamanku sub tema pengalamanku bersama teman, dapat diketahui bahwa jika dibanding dengan kondisi siklus I, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan, demikian pula dengan hasil belajar, dibanding dengan hasil belajar siklus I mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan yang ditentukan yaitu, keaktifan siswa mencapai lebih dari 85%, dan nilai rata-rata kelas lebih dari 70, dan jumlah siswa yang tuntas lebih dari 90% prosentase aktivitas belajar, nilai rata-rara dan jumlah siswa yang tuntas tersebut telah dapat mencapai indikator yang ditetapkan.
Berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditetapkan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa, keaktifan siswa, sudah dapat mencapai indikator yang ditetapkan, nilai rata-rata kelas, sudah mencapai indikator yang ditetapkian, dan jumlah ketuntasan belajar sudah mencapai indikator yang ditetapkan. Dengan demikian tindakan tidak perlu dilanjutkan.
PEMBAHASAN
Prasiklus
Kegiatan prasiklus, menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika cenderung kurang, hal ini terlihat dari skor rata-rata keaktifan belajar sebanyak 10,38 siswa (49,40%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan tes hasil belajar diketahui bahwa dari 21 siswa, siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar baru 10 siswa (47,62%), sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mencapai 11 (52,38%), sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 68,71, artinya nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon masih dibawah Nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70.
Siklus I
Setelah dilakukan tindakan berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan media benda nyata berupa uang monopoli, terjadi perubahan keaktifan siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika tematik mulai meningkat, hal ini dapat terlihat dari jumlah siswa yang aktif pada setiap indikator, berdasarkan hasil pengamatan siklus I, jumlah siswa yang aktif mengikuti pembelajaran, mencapai rata-rata 15,38 siswa (73,21%). Demikian pula dengan hasil ulangan harian, terbukti siswa yang tuntas, meningkat, pada siklus I ini, dari 21 siswa, 17 siswa atau sebesar 80,95%, telah dapat mencapai ketuntasan belajaran, sedangkan 5 siswa (19,05%) belum mencapai ketuntasan belajar.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan media benda nyata berupa uang monopoli, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan hasil ulangan harian diketahui nilai rata-rata kelas sebesar 77,43. Hal ini menunjukkan bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan media benda nyata berupa uang monopoli, hasil belajar dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat. Namun peningkatan tersebut belum dapat mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan.
Siklus II
Setelah dilakukan tindakan ke II, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin meningkat, rata-rata siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 20,88 siswa (99,21%). Demikian pula ditinjau hasil belajar terbukti jumlah siswa yang tuntas menjadi 21 siswa atau sebesar 100,00%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan media nilai mata uang, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar secara individu maupun secara kelompok (kelas).
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui media nyata berupa uang monopoli, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa di kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada kegiatan prasiklus rata-rata sebesar 49,40%, setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 73,21% atau terjadi peningkatan sebesar 23,81%, meningkat lagi pada siklus II menjadi 99,21% atau meningkat sebesar 25,99%. Dengan demikian aktivitas belajar siswa setelah dilakukan tindakan sebanyak dua siklus meningkat sebesar 49.80%.
Peningkan hasil belajar dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas I SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada kegiatan prasiklus sebesar 68,71 dengan jumlah ketuntasan sebanyak 10 siswa (47,62%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I meningkat menjadi 77,43 dengan jumlah ketuntasan 17 siswa (80,95%). Dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 8,71 dan jumlah ketuntasan meningkat 7 siswa. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata meningkat menjadi 84,71 dan jumlah ketuntasan sebanyak 21 siswa (100%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 7,29, dan ketuntasan belajar meningkat sebesar 53,38%.
Saran-Saran
Kepala Sekolah
Sebaiknya, media pembelajaran benda nyata yang sudah ada, ditambah lagi dengan uang monopoli berbagai nilai. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran apabila ada siswa yang tidak membawa, atau tidak memiliki nilai uang monopoli dengan bilangan satuan, maka dapat dipinjamkan kepada siswa.
Guru
Sebaiknya pembelajaran pada kelas rendah, guru selalu menggunakan media pembelajaran berupa benda nyata, karena siswa kelas rendah belum dapat diajak untuk berpikir abstrak.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kunandar, 2011, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rajawali Pers
Masnur Muslich, 2011, Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara
Rusman, 2012, Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers: Jakarta
Sadiman, Arif S. 2010. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali
Sudjana, Nana, 2010, Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Suherman, Erman, dkk. 2013. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
Trianto. 2010. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Bumi Aksara
Wirodikromo, Sartono, 2007, Matematika, Jakarta: Erlangga.