Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Media Benda Nyata Stik Es Cream
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN
MAPEL MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA BENDA NYATA (REAL OBJECT) STIK ES CREAM
BAGI SISWA KELAS I SD NEGERI 1 MAYAHAN
KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Djuwariyah
SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis dan mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika, melalui penggunaan media stik bagi siswa kelas 1, SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan di Kelas I SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Subjek penelitian adalah siswa Kelas I berjumlah 25 (dua puluh lima). Teknik pengumpulan data dengan tes, non tes berupa observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik perbandingan. Siswa dianggap berhasil apabila seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 70. Aktivitas belajar siswa, selain memenuhi ketentuan hasil belajar, tindakan dianggap berhasil apabila siswa yang aktif dalam dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%. Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui media stik es cream, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa di kelas I Semester II SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo. Peningkatan aktivitas belajar siswa dari prasiklus sebanyak 11,13 siswa (44,50%) meningkat menjadi 17,13 siswa (68,50%) pada siklus I. Peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I sebanyak 17,13 siswa (68,50%) meningkat menjadi 22,88 siswa (91,50%) pada siklus II. Hasil belajar matematika di SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 67,48 dan jumlah ketuntasan sebanyak 10 siswa (40,00%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 73,08 dengan jumlah ketuntasan 19 siswa (76,00%). Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 81,84 dan jumlah ketuntasan sebanyak 25 siswa (100,00%).
Kata kunci: Matematika, stik es cream, aktivitas belajar, hasil belajar
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu matematika telah diberikan kepada anak sejak usia dini. Untuk mempelajari matematika sangat dibutuhkan pemahaman konsep agar siswa dapat menguasai materi matematika, sebab dengan memahami konsep matematika siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Untuk memberikan pemahaman konsep matematika kepada anak usia dini, khususnya di kelas 1 SD, tidaklah mudah. Mengingat kelas 1 SD adalah tahun pertama anak anak memasuki gerbang dunia pendidikan. Kesan terhadap belajar akan terbentuk di kelas kelas dasar ini. Cara belajar anak kelas 1, tentunya juga berbeda dengan klas 4, 5 atau kelas 6. Siswa kelas 1, baru dapat memahami hal-hal yang nyata, sehingga cara belajar siswa kelas 1, harus benar-benar konkrit, termasuk dalam pembelajaran matematika, siswa harus bisa mereka melihat, memegang dan menghitung bendanya. Jadi dalam melaksanakan pembelajaran matematika untuk anak kelas 1, tidak dapat dilakukan dengan sekadar menunjukkan simbol angka.
Khususnya di SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, pembelajaran matematika kelas 1 lebih banyak dilakukan melalui media benda konkrit, yang dekat dengan siswa atau biasa ditemui oleh siswa dalam kesehariannya. Hal ini disesuaikan dengan gaya berpikir anak kelas 1 yang operasional konkret. Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran matematika guru harus banyak berinovasi dan berkreasi agar siswa senang dan dapat memahami apa yang dipelajarinya.
Persoalan yang muncul dalam pembelajaran matematika di kelas 1, sifat anak-anak yang mudah bosan dengan penggunaan benda yang digunakan sebagai media pembelajaran, sehingga setiap saat guru harus berpikir untuk mengganti media benda nyata yang digunakan, seperti biji-bijian, kelereng, dan lain sebagainya. Sebagai dampak penggunaan media yang sering digunakan aktivitas belajar rendah, dan hasil belajar siswa menurun. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan prasiklus yang menunjukkan dari 25 siswa kalas 1, yang menunjukkan baru 11 siswa atau 44,5% yang aktif, dan siswa yang tuntas baru 10 siswa atau 40%.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka perlu adanya inovasi untuk menggunakan media nyata lainnya. Salah satu media pengganti media yang pernah digunakan adalah media stik es cream. Penggunaan media stik es cream ini dilakukan untuk menghindari kebosanan siswa terhadap penggunaan benda nyata lain yang pernah digunakan. Stik es cream dapat mewakili penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian untuk angka-angka yang bulat dengan mudah, selain itu stik es cream mudah diperoleh dengan mudah dan bentuknyapun menarik bagi anak-anak.
Mengingat penggunaan media stik tersebut sebagai upaya untuk mengatasai aktivitas dan hasil belajar siswa, maka sangat tepat apabila tindakan tersebut dirancang dalam sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran matematika.
Sesuai dengan permasalahan, upaya yang dilakukan, tempat penelitian dan waktu penelitian, maka judul penelitian tindakan kelas ini adalah: “Peningkatan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Mapel Matematika Kompetensi Dasar Mengenal Bilangan Asli Sampai 99 dengan Menggunakan Media Stik bagi Siswa Kelas I SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Rumusan Masalah
Rumusah masalah penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan media stik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika klas 1 SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, semester II, tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika, melalui penggunaan media stik bagi siswa kelas 1, SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Matematika
Menurut Wirodikromo (2007: 4), matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran (Suherman, 2003:16). Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas, yaitu: Aritmetika, Aljabar, Geometri dan Analisis. Selain itu matematika adalah ratunya ilmu, maksudnya bahwa matematika itu tidak bergantung pada bidang studi lain.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2005: 22) hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar tersebut merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Suprijono (2011:7) hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus mencakup segala aspek yang diajarkan oleh pendidik, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.
Media Benda Nyata (Real Object)
Menurut Heinich dan Ibrahim dalam Daryanto (2010:.4) “Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerimaâ€. Menurut Daryanto (2010:4) “ Kata media berasal dari bahasa latin, yang bentuk tunggalnya adalah medium. Dalam hal ini, kita akan membatasi pengertian media dalam dunia pendidikan saja, yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaranâ€.
Ibrahim (2014: 3) mengatakan bahwa “Media benda asli termasuk media atau sumber belajar yang secara spesifik dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk mempermudah radar belajar yang formal dan direncanakanâ€. Menurut Mulyani (2014: 202) menyatakan bahwa Media benda asli merupakan benda yang sebenarnya membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat belajar siswaâ€. Dengan menggunakan media benda asli akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.
Aktivitas Belajar
Saat pembelajaran belangsung siswa mampu memberikan umpan balik terhadap guru. Sardiman (2006: 100) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar keduanya saling berkaitan. Oemar Hamalik (2009: 179) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar dapat terwujud apabila siswa terlibat belajar secara aktif. Martinis Yamin (2007: 82) mendefinisikan belajar aktif sebagai usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Pembelajaran akan menghasilkan suatu perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan pada diri siswa. Siswa mampu menggali kemampuannya dengan rasa ingin tahunya sehingga interaksi yang terjadi akan menjadi pengalaman dan keinginan untuk mengetahui sesuatu yang baru.
Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk memberikan pemahaman konsep matematika kepada siswa kelas I, diperlukan benda nyata, sehingga siswa bisa melihat, memegang dan menghitung bendanya. Jadi dalam melaksanakan pembelajaran matematika untuk anak kelas 1, tidak dapat dilakukan dengan sekadar menunjukkan simbol angka.
Mengingat keterbatasan benda nyata yang digunakan di kelas I, berakibat kebosanan siswa, sehingga dalam mengikuti pembelajaran siswa kurang aktif dan hasil belajarnya tidak maksimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan inovasi dan kreativitas guru untuk menggunakan benda-benda nyata yang selalu berganti-ganti, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar.
Salah satu benda nyata yang dapat digunakan adalah berupa stik es cream, yang merupakan media benda nyata (real object) jenis unmodified real thing, atau benda yang sebenarnya. Penggunaan stik es cream ini dengan pertimbangan bahwa stik es cream mudah didapat dan bentuknya manarik. Sehingga dalam operasi hitung, khususnya penjumlahan dan pengurangan stik es cream tersebut dapat dimanfaatkan.
Hipotesis Tindakan
Penggunaan media nyata stik es cream dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika bagi siswa kelas I, SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, semester II tahun pelajaran 2016/2017.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelas I SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian, dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018, tepatnya mulai bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Juni 2018.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa Kelas I SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan berjumlah 25 (dua puluh lima). Daftar nama siswa terlampir. Adapun objek penelitian ini adalah upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika melalui penggunaan media stik es cream es cream yang merupakan media benda nyata bagi siswa kelas 1, SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perbandingan, yaitu suatu teknik analisis data dengan membandingkan penilaian pengamatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar matematika, sebelum tindakan dilakukan dengan hasil penilaian aktivitas belajar siswa dan hasil belajar matematika setelah dilakukan tindakan, analisis perbandingan ini dilakukan sejak dilakukan tindakan I (siklus I) sampai tindakan berakhir, selain membandingkan hasil antar siklus, guna menentukan keberhasilan tindakan, maka analisis dilakukan dengan membuat perbandingan hasil tiap-tiap silkus dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Prosedur Kerja
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain (Tahir 2012: 77). Sesuai dengan pengertian PTK tersebut, maka penelitian ini dilakukan sebagai bentuk siasat guru untuk mengaplikasikan penggunaan media stik es cream sebagai media pembelajaran matematika dengan berkaca pada pengalaman sebelumnya. Tindakan ini sekaligus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar matematika dan aktivitas belajar siswa kelas I SD Negeri 1 Mayahan UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018, setelah digunakan media stik es cream.
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model Penelitian tindakan yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2006: 83) mengemukakan model penelitian tindakan didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah dalam penelitian, yaitu: Perencanaa atau planning, Tindakan atau acting, Pengamatan atau observing, Refleksi atau reflecting.
Indikator Keberhasilan Tindakan
Untuk mengetahui keberhasilan tindakan, maka diperlukan indikator yang jelas, penelitian ini dikatakan berhasail apabila hasil belajar dan aktivitas belajar telah menunjukan indikator sebagai berikut: Hasil belajar, hasil belajar matematika ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran matematika Kelas I SD Negeri 1 Mayahan UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan siswa sebesar 70, dengan demikian penelitian dianggap berhasil apabila seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 70. Aktivitas belajar siswa, selain memenuhi ketentuan hasil belajar, tindakan dianggap berhasil apabila siswa yang aktif dalam dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%.
HASIL PENELITIAN
Prasiklus
Pada pertemuan kedua yaitu pada hari selasa tanggal 6 Februari 2018, peneliti melakukan pengamatan tentna aktivitas belajar siswa dengan menggunakan formulir yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran prasiklus seperti terlampir. rekapitulasi hasil pengamatan awal (prasiklus) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yang dinilai dengan menggunakan 8 (delapan) indikator adalah 11,13 siswa atau 44,50%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran kelompok berkisar 11,13 siswa atau 44,50%, artinya sebagian besar siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil ulangan harian prasiklus seperti seperi terlampir, berdasarkan hasil tersebut selanjutnya ditentukan ketuntasan belajar berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) mata pelajaran matematika klas I, sebesar 70, rekapitulasi nilai hasil belajar matematika aspek pengetahuan siklus I, diketahui bahwa dari 25 siswa terdapat 10 siswa (40,00%) telah dapat mencapai ketuntasan belajar, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (60,00%), dengan nilai rata-rata kelas sebesar 67,48.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar dan hasil belajar prasiklus, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan dengan metode ceramah dan penugasan seperti dilakukan pada kegiatan prasiklus, hasilnya tidak maksimal, hal ini disebabkan, siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran, bahkan siswa cenderung pasif, sehingga timbul kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus kegiatan prasiklus kurang efektif, maka perlu adanya tindakan perbaikan, yaitu dengan menggunakan media benda nyata berupa stik es cream. Hal ini atas pertimbangan bahwa siswa kelas I, benar-benar belum dapat diajaka bepikir abstrak, dan stik es cream mudah diperoleh dengan bentuk yang menarik bagi anak-anak.
Siklus I
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung yaitu pada pertemuan kedua tanggal 15 Februari 2018 Pada tahap ini peneliti memperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan menilai aktivitas siswa selama proses belajar. Hasil penilaian tentang aktivitas belajar siklus I, seperti terlampir. Dokumentasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan kedua seperti foto terlampir. Ringkasan hasil obervasi dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 17,13 siswa atau 68,50%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran kelompok berkisar 17,13 siswa atau 68,50%, artinya masih ada sebagian siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Hasil ulangan harian prasiklus seperti seperi terlampir, berdasarkan hasil tersebut selanjutnya ditentukan ketuntasan belajar berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) mata pelajaran matematika klas I, sebesar 70, ringkasan hasil belajar siklus I diketahui bahwa dari 25 siswa terdapat 19 siswa (76,00%), sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (24,00%), dengan nilai rata-rata kelas sebesar 73,08.
Berdasarkan penilaian hasil belajar matematika dengan media stik es cream, dan pengamatan aktivitas belajar siswa, diketahui bahwa hasil tersebut telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan (prasiklus), namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan, hasil belajar tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya (siklus II).
Siklus II
Observasi siklus II dilaksanakan pada pertemuan kedua tanggal 1 Maret 2018 Pada tahap ini peneliti memperhatikan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan menilai aktivitas siswa selama proses belajar. Hasil penilaian tentang aktivitas belajar siklus II, seperti terlampir. Ringkasan hasil observasi dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 22,88 siswa atau 91,50%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 22,88 siswa atau 91,50%, artinya sebagian besar siswa telah aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil ulangan harian prasiklus seperti seperi terlampir, berdasarkan hasil tersebut selanjutnya ditentukan ketuntasan belajar berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) mata pelajaran matematika klas II, sebesar 70, ringkasan hasil belajar siklus II diketahui bahwa dari 25 siswa dinyatakan tuntas semua (100,00%) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 81,84.
Berdasarkan penilaian aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa siklus II, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I dan jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan, sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 70, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari ≥85%. Untuk tindakan tidak perlu dilanjutkan.
PEMBAHASAN
Kondisi Prasiklus
Pada kegiatan prasiklus, aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika cenderung masih sangat kurang. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa yang menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran dengan media stik es cream sebanyak 11,13 siswa (44,50%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan media stik es cream. Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar baru mencapai 10 siswa (40,00%) dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 25 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 15 (60,00%), sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas sebesar 67,48. dilihat dari keaktifan siswa dan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan maksimal.
Kondisi Siklus I
Setelah dilakukan tindakan penerapan media stik es cream, terjadi perubahan aktivitas belajar siswa, dimana aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 17,13 siswa (68,50%). Demikian pula dengan hasil belajar siswa berdasarkan ulanga harian, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 19 siswa atau sebesar 76,00% sedangkan siswa yang belum tuntas turun menjadi 6 siswa (24,00%). Hal ini membuktikan bahwa melalui media stik es cream, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar.
Kondisi Siklus II
Setelah tindakan dilanjutkan siklus II, yaitu menerapkan media yang sama seperti siklus I pada materi yang berbeda aktifitas belajar siswa meningkat mejadi 22,88 siswa atau 91,50%. Artinya siswa yang menunjukkan keaktifan dalam belajar semakin banyak. Demikian pula dengan hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian yang dilakukan setelah pertemuan pertama dan kedua, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar 100,00%, sedangkan rata-rata kelas mencapai 81,84. hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan media stik es cream, dapat meningkatkan hasil belajar matematika dan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II.
Perbandingan Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa
Perbandingan aktivitasa belajar siswa dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 68,50% (peningkatan sebesar 24,00% dari 44,50% pada prasiklus). Perbandingan aktivitas belajar siklus I dan siklus II berdasarkan indikator penilaian dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 91,50%. Perbandingan aktivitas belajar prasiklus dan siklus II berdasarkan indikator penilaian dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 91,50% (peningkatan sebesar 44,50% dari 47,00% pada prasiklus).
Perbandingan Hasil Belajar Matematika
Perbandingan hasil belajar matematika dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa melalui media stik es cream pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya: nilai rata-rata dari 67,48 menjadi 73,08, nilai tertinggi dari 77,00 menjadi 81,00, jumlah ketuntasan belajar dari 10 siswa menjadi 19 siswa dan menurunnya jumlah siswa yang belum tuntas dari 15 siswa menjadi 6 siswa.
Perbandingan hasil belajar matematika dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa dengan menggunakan media stik es cream siklus II dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 73,08 menjadi 81,84, nilai tertinggi dari 81,00 menjadi 89,00, jumlah ketuntasan belajar dari 19 siswa menjadi 25 siswa dan menurunnya jumlah siswa yang belum tuntas dari 6 siswa menjadi tidak ada.
Perbandingan hasil belajar matematika dari Prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa dengan menggunakan media stik es cream peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan prasiklus ke siklus II dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 67,48 menjadi 81,84, meningkatnya nilai tertinggi dari 77,00 menjadi 89,00, meningkatnya jumlah ketuntasan belajar dari 10 siswa menjadi 25 siswa.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui media stik es cream, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa di kelas I Semester II SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo. Peningkatan aktivitas belajar siswa dari prasiklus sebanyak 11,13 siswa (44,50%) meningkat menjadi 17,13 siswa (68,50%) pada siklus I (peningkatan sebesar 24,00%). Peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I sebanyak 17,13 siswa (68,50%) meningkat menjadi 22,88 siswa (91,50%) pada siklus II (peningkatan sebesar 23,00%).
Hasil belajar matematika di SD Negeri 1 Mayahan Kecamatan Tawangharjo pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 67,48 dan jumlah ketuntasan sebanyak 10 siswa (40,00%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 73,08 dengan jumlah ketuntasan 19 siswa (76,00%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 5,6 dan jumlah ketuntasan meningkat 9 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 81,84 dan jumlah ketuntasan sebanyak 25 siswa (100,00%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 8,76 dan jumlah ketuntasan meningkat 6 siswa.
Saran-Saran
Untuk Kepala Sekolah
Sebaiknya kepala sekolah selalu memberikan motivasi dan mefasilitasi kepada guru di kelas rendah, khsusunya kelas 1, agar selalu berinovasi dan berkreasi membuat media pembelajaran khususnya media benda nyata, karena siswa kelas I belum dapat diajak untuk berpikir abstrak.
Untuk Guru lain
Sebaiknya guru selalu berinovasi dan berkreasi mengembangkan media pembelajaran, bila perlu kegiatan tersebut dilaporkan sebagai kegiatan pengembangan profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: Publisher.
Ibrahim dan Nana Syahodih, 2014. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Depdikbud.
Martinis Yamin. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung. Persada Press.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana, 2014, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: C.V Maulana
Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Sardiman, A.M., 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sudjana, Nana, 2008, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Suherman, Erman, dkk. 2013. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wirodikromo, Sartono, 2007, Matematika, Jakarta: Erlangga.