Peningkatan Kompeensi Guru Melalui Observational Visitation Bagi Guru
PENINGKATAN KOMPEENSI GURU
DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN
MELALUI OBSERVATIONAL VISITATION BAGI GURU
DI SD NEGERI 3 POJOK KECAMATAN PULOKULON
KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pujiati
SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam memberi penguatan melalui Observational Visitation bagi guru di SD Negeri 3 Pojok, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada semester 2 tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Pojok UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester II tahun ajaran 2017/2018, bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018. Subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru di SD Negeri 3 Pojok sebanyak 4 guru. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi. Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah memiliki kategori sangat baik dengan skor rata-rata telah mencapai lebih dari 85 (>85), dengan ketercapaian indikator telah mencapai lebih dari 85%, artinya jika semua indikator yang ada telah dilakukan oleh guru dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan guru melalui observational visitation di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan penguatan. Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 2,11 menjadi 3,14, atau meningkat sebesar sebesar 1,04. Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 3,14 menjadi 3,61, atau meningkat sebesar 0,46. Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II meningkat dari 2,11 menjadi 3,61, atau meningkat sebesar 1,50. Prosentase ketercapaian indikator dari prasiklus ke siklus I, meningkat dari 52,68% menjadi 78,57%, atau meningkat sebesar 25,89%. Prosentase ketercapaian indikator dari siklus I ke siklus II meningkat dari 78,57% menjadi 90,18% atau meningkat sebesar 11,61%. Secara keseluruhan ketercapaian indikator dari prasiklus hingga siklus II meningkat dari 52,68% meningkat menjadi 90,18% atau meningkat sebesar 37,50%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan observational visitation dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan penguatan dengan maksimal.
Kata kunci: kompetensi guru, pemberian penguatan, observational visitation
PENDAHULUAN
Secara psikologis setiap individu mengharapkan adanya penghargaan terhadap suatu usaha yang telah dilakukannya. Melalui penghargaan yang diperolehnya, seseorang akan merasakan bahwa hasil perbuatanya tersebut dihargai dan hal tersebut dapat menjadi pemacu atau semangat untuk berusaha meningkatkan prestasi atau perbuatan terbaik dalam hidupnya. Demikian halnya dengan individu peserta didik dalam belajar, peserta didik butuh penghargaan dari apa yang telah dilakukan oleh guru, dengan penghargaan yang diberikan oleh guru, maka peserta didik akan lebih bersemangat untuk belajar.
Memberikan pengharagaan merupakan bentuk ketrampilan guru dalam membri penguatan yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Guru tidak bisa bersikap dingin dan tidak menghargai terhadap respon yang diberikan peserta didik ketika di kelas. Sikap dingin dan kurang menghargai peserta didik tersebut dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar.
Karena pentingnya ketrampilan memberi penguatan tersebut, maka ketrampilan tersebut menjadi salah satu perhatian dalam pelaksanaan monitoring. Berdasarkan hasil monitoring sepanjang semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, khususnya terkait dengan ketrampilan guru di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon, diketahui bahwa, sebagian besar guru belum dapat memberi penguatan dengan cara-cara yang baik. Hal ini didukung dengan hasil pengamatan awal yang dilaksanakan pada awal semester II Tahun Pelajaran 2017/2018, diperoleh data bahwa dari 4 (empat) guru yang dijadikan subjek pengamatan, 3 (tiga) guru hasilnya cukup, dan 1 (satu) guru hasilnya masih kurang.
Rendahnya ketrampilan guru tersebut terlihat dari cara guru melaksananakn penguatan verbal dan non verbal. Penguatan verbal terlihat dari cara guru dalam mengucapkan kata-kata benar, bagus, tepat dan bagus sekali belum dilaksanakan saat peserta didik menjawab/mengajukan pertanyaan. (2) guru jarang menyampaikan kalimat-kalimat yang dapat membesarnya hati peserta didik. Penguatan non verbal terlihat dari penampilan guru dengan senyum, pandangan yang ramah, dan cara mendekati peserta didik masih jarang dilakukan, sehingga dalam proses pembelajaran, guru terlihat formil dan kurang menarik perhatian peserta didik.
Adanya permasalahan di atas, maka perlu diupayakan agar semua guru di SD Negeri 3 Pojok memiliki ketrampilan memberi penguatan dengan baik, yaitu melalui supervisi klinis teknik Observational Visitation. Supervisi klinis teknik Observational Visitation merupakan teknik supervisi individual berupa percakapan pribadi setelah dilakukan observasi kelas. Dipilihnya teknik ini karena melalui kunjungan kelas, maka akan diketahui kekurangan guru dalam memberi penguatan, yang selanjutnya disampaikan kepada guru dan diberikan masukan-masukan perbaikan melalui percakapan pribadi.
Mengingat upaya tersebut bertujuan untuk memperbaiki ketrampilan guru, maka upaya tersebut dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah, dengan judul penelitian: Peningkatan Ketrampilan Guru dalam Memberikan Penguatan Melalui Observational Visitation di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester Ii Tahun Pelajaran 2017/2018.
Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: Apakah teknik Observational Visitation dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam memberi penguatan bagi guru di SD Negeri 3 Pojok, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada semester 2 tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam memberi penguatan melalui Observational Visitation bagi guru di SD Negeri 3 Pojok, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada semester 2 tahun Pelajaran 2017/2018.
KAJIAN TEORI
Supervisi
Menurut Mulyasa (2013:155), supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan tugas-tugas utama pendidikan. Lain halnya dengan pendapat Purwanto (2010:32) yang mengatakan bahwa supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif, sedangkan supervise menurut Sahertian (2010:17) yaitu aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Teknik Supervisi Obsevational Visitation
Teknik kunjungan kelas merupakan salah satu dari sekian banyak teknik supervisi pendidikan. Teknik ini dapat dikategorikan sebagai teknik supervisi yang bersifat indiviual, karena secara praktis, dilaksanakan oleh supervisor secara perorangan dalam upaya membina dan mengembangkan kemampuan guru dikelas. Istilah “membina†dimaksudkan sebagai bentuk bantuan yang diberikan supervisor kepada guru yang dianggap mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan istilah “mengembangkan†dimaksudkan sebagai bentuk bantuan terhadap guru dalam menjalankan tugasnya terutama berhubungan dengan adanya suatu program baru dalam konteks pembelajaran.
Kunjungan kelas juga dapat berarti kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah, penilik atau pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar (Purwanto, 2010: 120). Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar. Dengan data dan informasi tersebut, diantara guru dengan supervisor akan terjadi perbincangan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru untuk kemudian mencari alternatif pemecahannya dengan baik, sehingga situasi belajar mengajar dapat ditingkatkan menjadi lebih baik (Sagala, 2010: 187).
Kompetensi Guru
Menurut Mulyasa (2008: 25) kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sarimaya (2008: 17) mengemukakan kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Kompetensi dalam Memberikan Penguatan
Pemberian penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara terhadap tingkah laku siswa. Tujuanya yaitu untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back) sebagai suatu dorongan atau koreksi bagi siswa atas perbuatan atau responsnya. Pada garis besarnya terdapat dua bentuk atau teknik pemberian penguatan, yaitu: 1) penguatan verbal; yaitu bentuk penguatan melalui kata-kata (lisan), seperti bagus, cantik, tampan, dll; 2) penguatan nonverbal; yaitu pemberian penguatan dengan isyarat, seperti dengan anggukan kepala, gelengan kepala, mengacungkan jempol, dll.
Kerangka Pemikiran
Guru dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik, tanpa memperhatikan respon peserta didik. Guru tidak bisa bersikap dingin dan tidak menghargai terhadap respon yang diberikan peserta didik ketika di kelas, karena sikap dingin dan kurang menghargai peserta didik tersebut dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki ketrampilan yang baik dalam memberi penguatan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dalam mengikuti pembelajaran selalu dapat menunjukkan semangat yang baik.
Berdasarkan hasil monitoring sepanjang semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, khususnya terkait dengan ketrampilan guru di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon, diketahui bahwa, sebagian besar guru belum dapat memberi penguatan dengan cara-cara yang baik. Adanya permasalahan di atas, maka perlu diupayakan agar semua guru di SD Negeri 3 Pojok memiliki ketrampilan memberi penguatan dengan baik, yaitu melalui supervisi klinis teknik Observational Visitation, yaitu teknik supervisi individual berupa percakapan pribadi setelah dilakukan observasi kelas.
Observational visitation merupakan teknik pembinaan individual yang secara langsung memberikan saran perbaikan atas kekurangan guru berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat kunjungan. Sehingga pembinaan yang dilakukan kepada guru disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing guru.
Hipotesis Tindakan
Melalui observational visitation mampu meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan penguatan bagi guru di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN TINDAKAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan ketrampilan guru dalam memberikan penguatan. Penelitian ini menggambarkan bagaimana suatu supervisi dengan teknik observational visitation dilaksanakan dalam upaya meningkatkan ketrampilan guru dalam memberi penguatan. Penelitian tindakan sekolah (PTS) terdiri dari siklus siklus penelitian dan masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu: (1) tahap perencanaan program tindakan, (2) pelaksanaan program tindakan, (3) pengamatan program, (4) refleksi.
Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian (Suwandi, 2010: 87). Dalam penelitian tindakan sekolah ini yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah guru di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan sebanyak 4 (empat) guru yaitu guru kelas 1 dan 2, Kelas 3, Kelas 4, dan kelas 5, sedangkan Guru kelas 6 tidak disertakan sebagai subjek penelitian, hal ini dimaksudkan agar guru kelas 6 lebih terfokus pada persiapan peserta didik menghadapi ujian kelulusan. Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 56). Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peningkatan ketrampilan guru dalam memberikan penguatan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Pojok yang beralamat di dusun Caluk RT 6/RW 6, Desa. Pojok, Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Ditetapkannya lokasi ini sebagai tempat penelitian, karena peneliti adalah kepala sekolah di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dan peneliti akan memperbaiki ketrampilan guru dalam memberikan penguatan, yang merupakan salah satu ketrampilan dasar guru yang harus dikuasai dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 selama 5 (lima) bulan, dimulai bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Teknik observasi, yaitu data yang diperoleh melelui pengamatan langsung terhadap kinerja guru dalam memberikan penguatan. Teknik ini digunakan dalam rangka mengumpulkan nilai ketrampilan guru dalam memberikan penguatan berdasarkan indikator penilaian yang telah ditetapkan. Teknik dokumentasi, yaitu teknik untuk memperoleh data melalui pengumpulan dokumen sebagai kelengkapan laporan penelitian, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksudkan adalah foto-foto kegiatan peneliti dan guru, dan ijin penelitian.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek yang diteliti. Berangkat dari pengertian tersebut, dapatlah dipahami bahwa populasi merupakan individu-individu atau kelompok atau keseluruhan subyek yang akan diteliti dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2010: 61). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SD Negeri 3 Pojok, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan yang berjumlah 5 (lima) orang. Berdasarkan pendapat tersebut, maka semua populasi yang ada dijadikan sampel sebanyak 4 (empat) guru yaitu guru kelas 1 dan 2, guru kelas 3, guru kelas 4, dan guru kelas 5.
Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh pada tiap-tiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, yang satu sama lainnya saling berkesinambungan.
Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif, yaitu suatu teknik statistik sederhana dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dari kegiatan prasiklus, siklus pertama, dan siklus kedua, dan seterusnya, sehingga akan diperoleh gambaran kemajuan kompetensi guru dalam memberikan penguatan. Proses analisis dilakukan selama proses tindakan dan sesudah penelitian. Untuk memberi penjelasan tentang hasil analisis dibuat tabel disertai dengan narasi.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan. Hasil penelitian dikatakan berhasil apabila semua guru telah mencapai nilai kinerja dengan kategori baik, yang titunjukkan dengan nilai rata-rata minimal lebih dari 3,0 (≥ 3,1), dengan prosentase penguasaan indikator telah mencapai lebih dari 85% (≥ 86%).
HASIL PENELITIAN
Prasiklus
Pengamatan difokuskan pada cara guru dalam memberikan penguatan, dengan mengacu ada lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Hasil penilaiah terhadap masing-masing guru seperti terlampir. Berdasarkan hasil penilaian terhadap masing-masing guru, selanjutnya dibuat rekapitulasi data, dihitung skor rata-rata, dan ditentukan kategori apakah ketrampilan guru tergolong tinggi, cukup, atau rendah. Rekapitulasi data seperti terlampir. Dokumentasi kegiatan observasi prasiklus seperti terlampir. Ringakasan hasil penilaian prasiklus, menunjukkan bahwa penilaian terhadap ketrampilan memberi penguatan empat guru yang dijadikan subjek penelitian, rata-rata tergolong cukup, dengan nilai rata-rata sebesar 2,11. Hasil penilaian terhadap masing-masing guru diketahui 3 (tiga) guru tergolong cukup, dan 1 (satu) guru tergolong kurang. Artinya berdasarkan hasil pengamatan prasiklus, menunjukkan bahwa cara guru dalam memberikan penguatan kepada peserta didik, belum baik.
Berdasarkan rumus, maka dapat dihitung besdarnya prosentase ketercapaian masing-masing kompomponen penilaian, hasilnya dapat diketahui bahwa rata-rata prosentase ketercapaian indikator sebesar 34,82%. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan tindakan, penguasan guru terhadap komponen penilaian yang merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam meberi penguatan, sebesar 34,82%. Hal ini membuktikan bahwa sebelum dilakukan tindakan, guru belum memiliki ketrampilan yang baik. Berdasarkan hasil penilaian dan capaian indikator tersebut di atas, maka agar setiap guru mengetahui hasil penilaian, maka pada tanggal 20 Januari 2018, peneliti mengadakan rapat dengan subjek penelitian untuk menyampaikan hasil penilaian, dan menyampaikan informasi tindak lanjut untuk memperbaiki ketrampilan guru tersebut. Daftar hadir rapat penyampaian hasil pengamatan prasiklus seperti terlampir. Dokumentasi rapat penyampaian hasil pengamatan prasiklus seperti terlampir. Adapun tindakan yang akan dilakukan adalah melakukan supervisi teknik observational visitation.
Siklus I
Untuk mengetahui perkembangan ketrampilan guru dalam memberikan penguatan, peneliti melakukan observasi untuk menilai secara langsung. Observasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun, yaitu mulai tanggal 5 sampai 8 Februari 2018. Hasilnya dicatat pada lembar observasi seperti terlampir, berdasarkan hasil penilaian tersebut, selanjutnya dibuat rekapitulasi data. Adapun ringkasan hasil penilaian kompetensi guru dalam memberikan penguatan siklus I, dapat diketahui bahwa ketrampilan guru dalam memberikan penguatan dibandingkan dengan prasiklus terjadi peningkatan, dengan skor rata-rata sebesar 3,14 (kategori baik). Berdasarkan hasil penilaian, selanjutnya dilakukan perhitungan prosentase ketercapaian. Hasilnya dapat diketahui bahwa rata-rata prosentase ketercapaian indikator siklut I sebesar 78,57%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan siklus I berupa observational visitation, cara-cara guru dalam memberi penguatan kepada peserta didik semakin baik yaitu sebesar 78,57%.
Berdasarkan hasil penilaian, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 3,14 (kategori baik), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 78,57%. Jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, ketrampilan guru dalam memberikan penguatan telah mengalami peningkatan, namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan, ketrampilan guru belum dapat mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam memberi penguatan hingga mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, maka perlu adanya tindakan lanjutan pada siklus II, dengan melakukan tindakan observational visitation.
Siklus II
Untuk mengetahui perkembangan ketrampilan guru dalam memberikan penguatan, peneliti melakukan observasi untuk menilai secara langsung ketrampilan guru dalam memberi penguatan. Observasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun, yaitu mulai tanggal 26 Februari sampai dengan 1 Maret 2018. Hasilnya dicatat pada lembar observasi seperti terlampir, berdasarkan hasil penilaian tersebut, selanjutnya dibuat rekapitulasi data. Adapun ringkasan hasil penilaian kompetensi guru dalam memberikan penguatan siklus II, dapat diketahui bahwa ketrampilan guru dalam memberikan penguatan dibandingkan dengan siklus I terjadi peningkatan, dengan skor rata-rata sebesar 3,61 (kategori baik). Berdasarkan hasil penilaian, selanjutnya dilakukan perhitungan prosentase ketercapaian. Hasilnya dapat diketahui bahwa ketrampilan guru dalam memberikan penguatan siklus II telah meningkat dibanding tindakan pada siklus I. Guru sudah semakin memahami dan dapat menerapkan cara-cara dalam memberi penguatan kepada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 3,61(kategori baik), dengan prosentasi penguasaan indikator mencapai 90,18%.
Berdasarkan hasil penilian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 3,61 (kategori baik), dengan prosentasi ketercapaian indikator rata-rata sebesar 90.18%. Jika dibandingkan dengan hasil penilaian siklus I, maka telah terjadi peningkatan, nilai rata-rata maupun prosentsi ketercapaian indikator. Jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan hasilnya telah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu nilai rata-rata telah melebihi (>3,1), dan prosentase ketercapian telah melebihi 85%. Berdasarkan hasil analisis data tersebut diatas, maka dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata dan prosentase ketercapaian tersebut telah melebihi indikator kinerja yang ditetapkan, untuk itu tindakan tidak perlu dilanjutkan lagi. Selanjutnya hasil penilaian dan refleksi tersebut disampaikan kepada guru pada rapat guru tanggal 3 Maret 2018, dokumentasi kegiatan rapat tanggal 10 Februari 2018.
PEMBAHASAN
Prasiklus
Berdasarkan hasil pengamatan prasiklus diketahui bahwa ketrampilan guru dalam memberi penguatan masih belum dikuasai oleh guru dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan terhadap 4 (empat) guru yang dijaikan subjek penelitian, nilai rata-rata yang diperoleh belum mencapai kategori baik yaitu baru mencapai 2,11 (kategori cukup). Prosentase ketercapaian indikator juga masih kecil (rendah) yaitu baru mencapai 52,68%. Cara guru dalam memberi penguatan baik penguatan verbal maupun non verbal belum dapat dilakukan oleh guru dengan baik.
Siklus I
Setelah dilakukan pembinaan melalui observasional visitation, kompetensi guru mulai menunjukkan adanya perkembangan, yang tadinya skor rata-rata sebesar 2,11 meningkat menjadi 3,14. Dengan prosentase ketercepaian penguasaan indikator dari 58,68% meningkat menjadi 78,57%. Peningkatan ketrampilan guru tersebut sebagai dampak dari supervisi yang diberikan pada siklus I, yaitu dengan cara mengunjungi guru saat melaksanaka pembelajaran untuk memperoleh data kelemahan guru dalam memberi penguatan, dan dampak dari percakapan pribadi. melalui percakapan pribadi yang dilakukan setelah kunjungan kelas, guru merasa diperhatikan, selain itu percakapan yang berdasarkan kenyataan hasil kunjungan kelas, menumbuhkan keinginan guru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya, dengan harapan saat dilakukan obervasi nanti guru benar-benar dapat memberi penguatan kepada peserta didik dengan baik.
Siklus II
Tindakan yang dilakukan siklus II, berupa kunjungan kelas yang dilanjutkan dengan percakapan pribadi (observasional visitation) terbukti mampu meningkatkan ketrampilan guru dalam memberi penguatan kepada peserta didik. Peningkatan tersebut merupakan dampak dari hasil percakapan pribadi yang terfokus pada kekurangan pada siklus I, penekanan pembinaan yang lebih terfokus pada cara guru dalam memberi penguatan yang belum dapat dilaksanakan pada siklus I dengan baik, dapat diperbaiki setelah guru memperoleh masukan-masukan dari peneliti melalui percakapan pribadi siklus II. Berdasarkan hasil penilaian siklus I nilai rata-rata yang dicapai oleh guru sebesar 3,14 dan setelah dilakukan pembinaan meningkat menjadi 3,61. Prosentasi ketercapaian indikator pada siklus I, sebesar 78,57% pada siklus II meningkat menjadi 90,18%.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa supervisi teknik observational visitation di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam memberikan penguatan. Peningkatan terjadi pada seluruh guru yang dijadikan subjek penelitian. Peningkatan secara keseluruhan ditunjukkan dengan nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 2,11 menjadi 3,14, atau meningkat sebesar sebesar 1,04. Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 3,14 menjadi 3,61, atau meningkat sebesar 0,46. Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II meningkat dari 2,11 menjadi 3,61, atau meningkat sebesar 1,50.
Melalui supervisi teknik observational visitation terbukti mampu meningkatkan pemahaman guru terhadap cara-cara dalam memberikan penguatan, hal ini tercermin dari peningkatan prosentase ketercapaian indikator dari prasiklus ke siklus I, meningkat dari 52,68% menjadi 78,57%, atau meningkat sebesar 25,89%. Prosentase ketercapaian indikator dari siklus I ke siklus II meningkat dari 78,57% menjadi 90,18% atau meningkat sebesar 11,61%. Secara keseluruhan ketercapaian indikator dari prasiklus hingga siklus II meningkat dari 52,68% meningkat menjadi 90,18% atau meningkat sebesar 37,50%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan observational visitation dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam memberikan penguatan dengan maksimal.
Saran-Saran
Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
Sebaiknya supervisi yang dilakukan oleh Pengawas, khususnya dalam upaya peningkatan profesionalisme guru, sebaiknya dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan, dengan menggunakan model penelitian tindakan sekolah, sehingga hasil pembinaan dapat dirasakan secara langsung oleh guru yang dibina di daerah binaan.
Untuk Kepala Sekolah Lain
Untuk meningkatkan kinerja guru, sebaiknya, masing-masing kepala sekolah secara terus menerus melakukan pembinaan guru secara teratur, dan apabila ditemukan permasalahan terkait dengan kinerja guru, sebaiknya segera dilakukan pembinaan baik secara individual maupun kelompok.
Untuk Guru
Sebaiknya guru selalu melakukan evaluasi diri, khususnya terkait dengan ketrampilan dasar mengajar, dan kompetensi yang harus dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2013. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Purwanto, Ngalim, 2010, Atministrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful, 2010, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Sahertian, Piet. A dan Frans Mataheru. 2010. Prinsip Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sarimaya, 2008, Sertifikasi Guru (Apa, Mengapa, Bgaimana?). Bandung: Yrama Widya.
Sugiyono, 2010, Statiistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.