Peningkatan Ketrampilan Guru Melalui Observasi Kelas dan Percakapan Pribadi Office Conference
PENINGKATAN KETRAMPILAN GURU DALAM MEMAHAMI
DAN MENGEMBANGKAN POTENSI PESERTA DIDIK
MELALUI OBSERVASI KELAS DAN PERCAKAPAN PRIBADI
TEKNIK OFFICE CONFERENCE DI SD NEGERI 3 MANGUNREJO KECAMATAN PULOKULON
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sudarmo
SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik melalui observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference bagi guru SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan sekolah. Subjek penelitian ini adalah Guru SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon sebanyak 4 guru. Penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada semester II Tahun pelajaran 2017/2018 tepatnya mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Indikator keberhasilan apabila keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dengan skor rata-rata lebih dari 9,34 (≥ 9,34), dengan prosentase ketercapaian indikator guru minimal sebesar 85% (≥ 85%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dengan menerapkan observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference dapat meningkat dengan baik. Peningkatan nilai rata-rata keterampilan guru dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan siklus II mengalami peningkatan sebesar 8,25. Peningkatan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dari kegiatan prasiklus hingga siklus II sebesar 58,93%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik di SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata kunci: memahami dan mengembangkan potensi peserta didik, office conference, observasi kelas
PENDAHULUAN
Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien, manakala guru memiliki ketrampilan dasar yang baik. Salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar pelaksanaan tugas sebagai pendidik dapat berjalan dengan maksimal adalah memahami dan mengembangkan potensi peserta didik. Potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik pada dasarnya berbeda satu sama lain. Namun guru harus memiliki keyakinan bahwa tidak ada peserta didik yang tidak memiliki potensi. Sehingga dalam melaksanakan tugasnya guru tidak boleh memvonis kepada peserta didik tertentu bahwa ia tidak sanggup, berdaya, dan tidak mampu berkembang.
Pemahaman guru dan kemampuan dalam mengembangkan potensi peserta didik memiliki peran penting dalam keberhasilan pembelajaran. Guru yang memiliki ketrampilan memahami potensi peserta didik dengan baik, ia akan mampu untuk menyelami dan mengikuti kondisi psikologis (Bahasa Jawa: nyrateni) peserta didik, dengan pemahaman yang baik tersebut, akhirnya guru akan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik melalui pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan individu peserta didik.
Walaupun guru telah berpengalaman dalam melaksanakan pembelajaran, namun dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik, khususnya guru di SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon, berdasarkan hasil pantauan tahap awal terhadap 4 (empat) orang guru, diketahui bahwa ketrampilan ke empat guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik yang dinilai berdasarkan instrumen penilaian ketrampilan memahami dan mengembangkan peserta didik, dengan menggunakan 7 (tujuh) komponen penilaian, hasilnya tergolong kurang (rendah).
Rendahnya ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik tersebut terlihat dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa: (1) guru tidak melakukan analisis hasil belajar siswa, sehingga tingkat kemajuan belajar siswa kurang mendapat perhatian, (2) penggunaan pembelajaran klasikal yang digunakan oleh guru menunjukkan bahwa dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran, guru kurang memperhatikan kecakapan dan pola belajar masing-masing siswa, (3) dalam proses pembelajaran jarang terlihat guru berupaya untuk mendorong kreatifitas siswa dan berpikir kritis, (4). Perhatian guru cenderung bersifat secara umum, sehingga peserta didik secara pribadi kurang mendapat perhatian, (5) Guru kurang memahami kesulitan belajar siswa, (6) guru tidak memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan cara masing-masing.
Permasalahan tersebut di atas, kelihatanya sepele, namun apabila tidak mendapat perhatian dari guru, maka guru akan terbiasa dengan pola pelaksanaan tugas yang bersifat rutin, yaitu “datang dan mengajarâ€, dan lebih mementingkan hasil akhir berupa prestasi akademis, tanpa memperhatikan proses dan ketrampilan yang dapat mendukung keberhasilan hasil akhir pembelajaran tersebut.
Adanya permasalahan di atas, menarik penulis untuk melakukan tindakan sebagai upaya perbaikan kinerja guru, khususnya ketrampilan guru dalam memahami dan mengambangkan potensi peserta didik melalui supervisi teknik observasi kelas dan teknik percakapan pribadi teknik office conference, yaitu teknik pembinaan guru melalui percakapan pribadi dan dilaksanakan di ruang guru atau ruang kepala sekolah yang sebelumnya didahului dengan obervasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data seobyektif mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar.
Agar hasil tindakan ini dapat terlihat secara jelas tahapan, dan hasilnya, maka tindakan pembinaan guru ini dirancang dalam bentuk penelitian tindakan sekolah (PTS), dan sekaligus sebagai kegiatan pengembangan profesi, dalam bentuk penulisan karya tulis ilmiah dengan judul: Peningkatan Ketrampilan Guru dalam Memahami dan Mengembangkan Potensi Peserta Didik Melalui Observasi Kelas dan Percakapan Pribadi Teknik Office Conference di SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik melalui observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference bagi guru di SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik melalui observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference bagi guru SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Profesional Guru
Guru merupakan suatu pekerjaan profesional. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik, selain harus memenuhi syarat-syarat kedewasaan, sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ilmu dan kecakapan keterampilan keguruan. Ilmu dan kecakapan keterampilan tersebut diperoleh selama menempuh pelajaran di lembaga pendidikan guru (Sukmadinata, 2007: 255).
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa guru layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat sering menjadi perhatian masyarakat luas (Soetjipto, 2007: 42).
Keterampilan Mengajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 17), keterampilan merupakan“ kecakapan untuk menyelesaikan tugasâ€, Keterampilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh dari berbagai latihan dan pembelajaran. Keterampilan mengajar pada dasarnya merupakan salah satu manifestasi dari kemampuan seorang guru sebagai tenaga professional. Sedangkan mengajar adalah “melatihâ€. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar (Slameto, 2003: 30). Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
Memahami dan Mengembangkan Potensi Peserta Didik
Pengembangan potensi peserta didik merupakan proses yang disengaja dan sistematis dalam membiasakan/mengkondisikan peserta didik agar memiliki kecakapan dan keterampilan hidup. Kecakapan dan keterampilan yang dimaksud berarti luas, baik kecakapan personal (personal skill) yang mencakup; kecakapan mengenali diri sendiri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skill), maupun kecakapan vokasional (vocational skill). Kegiatan pendidikan pada tahap melatih lebih mengarah pada konsep pengembangan kemampuan motorik peserta didik. Terkait dengan proses melatih ini, perlu dilakukan pembiasaan dan pengkondisian anak dalam berpikir secara kritis, strategis dan taktis dalam proses pembelajaran. Peserta dilatih memahami, merumuskan, memilih cara pemecahan dan memahami proses pemecahan “masalahâ€. Berangkat dari kondisi tersebut, maka budaya instant dalam pembelajaran yang selama ini dibudayakan harus ditinggalkan, menuju proses pemberdayaan seluruh unsur dalm sistem pembelajaran (Sujarwo, 2012: 6).
Supervisi
Menurut Sukirman, dkk (2010: 105), supervisi sebagai suatu proses pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, pada akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang lebih baik yang disebut dengan supervisi klinis. Supervisi klinis merupakan salah satu pendekatan dalam supervisi pendidikan. Supervisi klinis bertujuan membantu perkembangan profesional para guru khususnya dalam penampilan mengajar. Terry mendefinisikan supervisi sebagai suatu usaha mencapai hasil yang diinginkan dengan mendayagunakan bakat/kemampuan alami manusia dan sumber-sumber yang memfasilitasi, yang ditekankan pada bakat/kemampuan alami manusia (Mulianto, 2006:3).
Observasi Kelas
Obsevasi kelas merupakan salah satu teknik dalam supervisi. Dengan teknik ini seseorang observer (dalam hal ini tenaga pengawas) meninjau, mengamati, memperhatikan dan mencatat data dan fakta baik kuantitatif maupun kualitatif, yang berkaitan secara langsung maupun tidak dengan proses belajar mengajar di kelas. Data obyektif yang diperoleh observer selanjutnya dijadikan sebagai landasan bagi pengambilan kebijakan oleh guru dan pimpinan sekolah dalam rangka pencapaian tujuan belajar.
Percakapan Pribadi Teknik Office Conference
Dalam percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan seorang guru kedua-duanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah usaha-usaha untuk memecahkan problema yang dihadapi oleh guru. Dalam percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan seorang guru kedua-duanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah usaha-usaha untuk memecahkan problema yang dihadapi oleh guru. Office-conference yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
Kerangka Pemikiran
Pemahaman guru dan kemampuan dalam mengembangkan potensi peserta didik memiliki peran penting dalam keberhasilan pembelajaran. Walaupun guru telah berpengalaman dalam melaksanakan pembelajaran, namun dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik, khususnya guru di SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon masih rendah. Adanya permasalahan di atas, menarik penulis untuk melakukan tindakan sebagai upaya melalui supervisi teknik observasi kelas dan teknik percakapan pribadi teknik office conference yang dirancang dalam bentuk penelitian tindakan sekolah.
Hipotesis Tindakan
Melalui observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik bagi guru di SD Negeri 3 Mangunrejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN TINDAKAN
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian. Penelitian tindakan ini didesain sesuai dengan model Menurut John Elliot (dalam Muslihudin, 2010: 72).
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sebagian guru di SD Negeri 3 Mangunrejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada semester II Tahun ajaran 2017/2018 selama 6 bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan Juni 2018, dengan tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri 3 Mangunrejo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Teknik Pengambilan Data
Untuk memperoleh data tentang ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik, pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi yang disertai dengan pendokumentasian. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan data yang akan diperoleh, yaitu berupa penilaian unjuk kerja guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik. Sedangkan data dokumentasi diperoleh dari dokumen selama melaksankan tindakan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu suatu teknik analisis dengan cara membandingkan nilai keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik yang dilakukan oleh guru pada kegiatan prasiklus dengan siklus 1, siklus 1 dengan siklus 2,dan seterusnya dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing hasil peniliaan setiap siklus.
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah, dilakukan dari siklus ke siklus berikutnya. Setiap siklus dilakukan dalam 4 (empat) tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Indikator Keberhasilan
Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah mencapai nilai dengan kategori baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dengan skor rata-rata lebih dari 9,34 (≥ 9,34), dengan prosentase ketercapaian indikator guru minimal sebesar 85% (≥ 85%).
HASIL PENELITIAN
Prasiklus
Pengamatan awal dilakukan dengan menilai ketrampilan guru memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dengan cara mengisi lembar pengamatan dengan skor yang sesuai dengan yang dilakukan oleh guru. Hasil pengamatan prasiklus seperti terlihat pada lampiran. Berdasarkan hasil penilaian tersebut peneliti merekap hasilnya dan menghitung skor rata-rata hasilnya seperti terlihat pada lampiran. Ringkasan hasil penilaian prasiklus, dapat diketahui bahwa dari empat guru yang dijadikan subjek penelitian, nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 4,5. Artinya ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik tergolong rendah (kurang). Berdasarkan kategorisasi penilaian yang telah ditentukan dari empat guru 2 (dua) guru tergolong kurang (rendah) dan sisanya tergolong cukup.
Hasil perhitungan prosentase ketercapaian komponen menunjukan bahwa rata-rata prosentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 32,14%. Hal ini menunjukkan bahwa Guru belum maksimal dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik. Adapun tindakan yang akan diambil adalah melakukan pembinaan melalui observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference dalam siklus-siklus penelitian. Sebelum peneliti melakukan tindakan agar hasil pengamatan prasiklus tersebut diketahui oleh semua guru, maka peneliti melakukan rapat untuk menyampaikan hasil pengamatan awal, hal ini dimaksudkan agar semua guru dapat memahami pentingnya ketrampilan memahami dan mengembangkan potensi peserta didik. Rapat dilaksanakan di ruang kepala sekolah pada tanggal 15 Januari 2018, yang dihadiri oleh semua guru seperti daftar hadir lampiran.
Siklus I
Observasi bertujuan untuk mengetahui keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik. Sesuai dengan jadwal yang telah disusun, peneliti mendatangi ruang kelas untuk melakukan pengamatan sejak kegiatan awal pembelajaran hingga kegiatan akhir pembelajaran. Kegiatan pengamatan siklus I seperti terlihat pada dokumentasi terlampir. Hasil penilaian siklus I seperti terlihat pada lampiran, berdasarkan hasil penilaian tersebut selanjutnya dilakukan rekapitulasi, hasilnya seperti lampiran. Ringkasan hasil penilaian ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangakan potensi peserta didik siklus I dapat diketahui keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik tergolong cukup dengan skor rata-rata sebesar 9,25. Adapun prosentasi ketercapaian indikator yang menunjukkan keterampilan guru dalam menguasai komponen penilaian diketahui skor rata-rata prosentase ketercapaian indikator sebesar 66,07%.
Berdasarkan hasil penilian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 9,25 (kategori cukup), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 66,07%. Dibandingkan dengan hasil pengamatan prasiklus ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik mengalami peningkatan. Yaitu nilai rata-rata prasiklus sebesar 4,5 (kurang) menjadi 9,25 (baik). Prosentase ketercapaian komponen, dari 32,14% meningkat menjadi 66,07%. Hal ini menunjukkan bahwa ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik telah mengalami peningkatan, namun belum maksimal. Untuk itu maka tindakan pembinaan perlu dilanjutkan pada siklus II.
Siklus II
Setelah guru mengikuti pembinaan teknik observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference, sesuai dengan jadwal peneliti melakukan obervasi. Sebelum memulai observasi, saat istirahat peneliti mengingatkan jadwal observasi kepada guru. Seperti yang dilakukan pada siklus I, peneliti datang di ruang kelas bersama dengan guru, mengambil tempat dduduk di belakang siswa, dan menilai ketrampilan guru. Penilaian dicatat pada lembar obervasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan pengamatan siklus II seperti terlihat pada dokumentasi terlampir. Hasil penilaian siklus II seperti terlihat pada lampiran, berdasarkan hasil penilaian tersebut selanjutnya dilakukan rekapitulasi, hasilnya seperti lampiran. Ringkasan hasil penilaian ketrampilan guru dalam memahami dan mengembangakan potensi peserta didik siklus II dapat diketahui bahwa dari empat guru yang dijadikan subjek penelitian, skor yang diperoleh rata-rata sebesar 12,75 (baik). Berdasarkan kategori penilaian yang telah ditentukan dari empat guru yang dijadikan subjek peneltian semuanya tergolong baik. Prosentase ketercapaian indikator menunjukkan bahwa, nilai keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik siklus II telah meningkat dibanding tindakan pada siklus I. Guru semakin memahami dan dapat mampu mengembangkan potensi peserta didik dengan baik. Dengan pencapaian nilai rata-rata sebesar 12,75 dengan prosentasi penguasaan indikator mencapai 91,07%.
Berdasarkan hasil penilian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 12,75 (kategori baik), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 91,07%. Dibandingkan dengan siklus I, nilai tersebut telah mengalami peningkatan sebesar 3,5, yaitu dari siklus I sebesar 9,25 meningkat pada siklus II menjadi 12,75. Demikian halnya dengan prosentase penguasaan indikator, pada siklus I penguasaan indikator (komponen penilaian) sebesar 66,07 meningkat pada siklus II menjadi 91,07% atau terjadi peningkatan sebesar 25%. Peningkatan nilai rata-rata dan prosentase keterecapaian indikator tersebut menunjukkan bahwa indikator kinerja yang telah ditetapkan telah tercapai. Dengan demikian tindakan berupa pembinaan observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference tidak perlu dilanjutkan.
PEMBAHASAN
Perbandingan nilai keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 4,75. Peningkatan terjadi pada semua guru. Perbandingan nilai keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 3,5. Peningkatan terjadi pada semua guru. Perbandingan nilai keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik prasiklus dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 8,25. Peningkatan terjadi pada semua guru.
Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 33,93%. Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 25,0%. Peningkatan terjadi pada sebagian indikator.
Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik prasiklus dengan siklus II, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 58,93%. Peningkatan terjadi pada sebagian indikator.
Berdasarkan perbandingan yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa melalui observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference dapat meningkatkan kemampuan guru secara perorangan. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference mampu meningkatkan pemahaman guru terhadap komponen/aspek-aspek penilaian keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di SD Negeri 3 Mangunrejo pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 tentang keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dengan menerapkan observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference dapat meningkat dengan baik. Peningkatan nilai rata-rata keterampilan guru dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan siklus II mengalami peningkatan sebesar 8,25. Nilai rata-rata kegiatan prasiklus sebesar 4,5 setelah dilakukan tindakan dengan observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference pada siklus I menjadi 9,25 (meningkat sebesar 4,75). Nilai rata-rata kegiatan siklus I sebesar 9,25 meningkat menjadi 12,75 pada siklus II (meningkat sebesar 3,5).
Peningkatan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik dari kegiatan prasiklus hingga siklus II sebesar 58,93%. Prosentase ketercapaian dari kegiatan prasiklus sebesar 32,14% meningkat menjadi 66,07% pada siklus I (meningkat sebesar 33,93%). Prosentase ketercapaian dari kegiatan siklus I sebesar 66,07% meningkat menjadi 91,07% pada siklus II (meningkat sebesar 25,00%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui observasi kelas dan percakapan pribadi teknik office conference dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik di SD Negeri 3 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Saran-Saran
Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
Untuk masa yang akan datang sebaiknya pembinaan guru dilaksanakan berdasarkan permasalahan di lapangan, selain itu sebaiknya dirancang dengan desain penelitian tindakan sekolah, agar perubahan sebagai akibat pembinaan langsund dapat diketahui.
Untuk Kepala Sekolah Lain
Sebaiknya untuk masa yang akan datang, pembinaan guru dilaksanakan secara rutin dan berdasarkan kelemahan yang ditemukan di lapangan, dengan menggunakan teknik pembinaan yang sesuai dengan permasalahan.
Untuk Guru
Sebaiknya apabila guru menemukan kesulitan dalam melaksanakan tugas, khususnya terkait dengan ketrampilan mengajar, dan kompetensi guru, sebaiknya sesegera mungkin menyampaikan kepada kepala sekolah, sehingga permasalahan tersebut dapat diselesaikan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan ke-4, edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka
Muslihuddin. 2010. Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas & Sekolah. Bandung: Rizqi Press
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Soetjipto dan Krafis Kosasi. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sujarwo, 2012, Reorientasi Pengembangan Pendidikan Di Era Global, http://pakguruonline.pendidikan.net
Sukirman, Hartati; B. Suryosubroto; Tatang M. Amirin; Sutiman dan Setya Raharja. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2007, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.