PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SEMESTER I DI SDN 4 SAMBONGREJO

KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Wijayanti

Guru SDN 4 Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yang dimulai dari bulan Juli 2019 s.d bulan Oktober 2019,tujuan kepala sekolah melaksanakan penelitian untuk memperbaiki pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas dan siswa pada pra siklus dari jumlah 18 siswa, guru memberikan soal tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 9 siswa dengan rincian nilai 90 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa, yang memperoleh nilai 70 sebanyak 3 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 9 siswa,dengan perolehan nilai 60 sebanyak 5 siswa dan 50 sebanyak 4 siswa, nilai tertinggi yang diperoleh 90 nilai terendah 50.Nilai rata-rata 68. Pembelajaran siklus I menerapkan Cooperative Learning jumlah 18 siswa, guru memberikan tes formatif, yang memperoleh nilai ketuntasan sebanyak 12 siswa dengan rincian yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 80 sebanyak 4 siswa, dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 6 siswa,yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa,nilai tertinggi yang diperoleh 90, nilai terendah 60.Nilai rata-rata 74 Pembelajaran siklus II menerapkan Cooperative Learning) dari jumlah 18 siswa mengikuti kegiatan akhir yang dilaksanakan guru memberikan tes formatif nilai yang diperoleh siswa adalah nilai 90 sebanyak 6 siswa, nilai 80 sebanyak 6 siswa nilai 70 sebanyak 6 siswa, nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah 70 Nilai rata-rata 80 \ sekolah menentukan KKM 70.

Kata Kunci: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Model Cooperative Learning

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada prinsipnya, untuk memberikan bekal pengetahuan kepada siswa supaya memiliki berbagai pengalaman,banyak,wawasan, untuk mengetahui berbagai macam kejadian dan peristiwa yang ada dimuka bumi yang menyangkut berbagai macam makluk hidup maupun benda tak hidup, yang sangat berguna dan bermanfaat dalam kehidupan untuk dipelajari yang dapat membantu siswa memahami gejala alam secara mendalam.Untuk mencapai keberhasilan, guru menyusun rencana pelaksanakan pembelajaran, secara sistimatis,sesuai dengan petunjuk,ketentuan yang baku melaksanakan, kegiatan, mengadakan apersepsi,dan juga memberikan informasi, penjelasan dengan, menggunakan alat peraga,dan media yang diperlukan supaya semua siswa memperhatikan penjelasan guru.

Pembelajaran untuk menekankan kepada siswa supaya memiliki tanggung jawab diberikan bekal pengalaman melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, menumbuhkan aktifitas yang tinggi memiliki gagasan menemukan menghasilkan penguasaan ilmu pengetahuan yang baru dengan cara melibatkan siswa supaya lebih giat dalam belajar melakukan kegiatan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan untuk mengadakan,kegiatan untuk melakukan kegiatan percobaan/demonstra-si akan sangat bermakna bagi siswa.

Penelitian dilaksanakan untuk peningkatan aktivitas,sehingga dapat memperoleh hasil belajar lebih baik pengamatan dari peneliti menunjukkan kualitas proses belajar mengajar juga masih kurang memadai atau rendah. Beberapa indikator yang disusun dilaksanakan menunjukkan kualitas dalam proses belajar mengajar penyebabnya antara lain:masih kurang memadainya sarana dan prasana, buku untuk siswa sesuai ketentuan satu buku untuk satu siswa atau minimal satu buku untuk dua siswa, mungkin disebabkan alat peraga,media pembelajaran seharusnya disediakan supaya dapat memudahkan membantu guru dalam menyajikan materi kepada siswa kelas V apabila hal tersebut belum terpenuhi sehingga siswa kurang tertarik terhadap guru ketika memberikan penjelasan,pada kegiatan selanjutnya untuk belajar memecahkan masalah secara kelompok masih terdapat banyak siswa kurang bertanggung jawab terhadap tugas diberikan guru

Berdasarkan landasan teoritik di muka, maka peneliti melaksanakan tindakan dalam penelitian dengan cara menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning untuk peningkatan hasil belajar organ gerak hewan dan manusia. Dalam hal ini pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan soal tes formatif untuk mengetahui keberhasilan pada akhir pertemuan hasil tes formatif pembelajaran dapat ditunjukkan dari hasil penilaian jumlah 18 siswa belum mencapai ketuntasan yang berarti penguasaan materi siswa masih perlu untuk ditingkatkan. Dengan berlandaskan hasil penilaian yang masih rendah kepala sekolah melaksanakan peneltian tindakan kelas,supaya guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah lalu sehingga pembelajaran yang berikutnya tidak terjadi kembali kegagalan yang ditunjukkan rendahnya hasil belajar siswa,guru untuk memperbaiki kepala sekolah sebagai peneliti,meminta supaya guru kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran, menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning supaya tercapai peningkatan hasil belajar siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo,karena sekolah menentukan syarat siswa memenuhi ketuntasan belajar minimal sesuai KKM 70.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas maka sebagai peneliti menyusun merumuskan masalah sebagai berikut:

  • Apakah guru menerapkan model Cooperative Learning terdapat peningkatan aktivitas belajar organ gerak hewan dan manusia siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2019/2020?
  • Apakah guru menerapkan model Cooperative Learning terdapat peningkatan kemampuan belajar siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2019/2020 ?
  • Apakah guru menerapkan model Cooperative Learning terdapat peningkatan hasil belajar organ gerak hewan dan manusia siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2019/2020?

 

 

Tujuan penelitian

Guru melaksanakan kegiatan Penelitian dilaksanakan dalam rangka untuk mengetahuai tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru dan siswa kelas V semester I yang meliputi:

  1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana persiapan guru dalam menyusun persiapan untuk melaksanakan pembelajaran kepada siswa.
  2. Untuk memberikan pembinaan secara langsung kepada siswa sebelum melaksanakan pembelajaran mencapai keherhasilan secara optimal perlunya persiapan yang berupa RPP, sarana penunjangnya
  3. Guru selalu untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
  4. Guru hendaknya melaksanakan observasi kegiatan yang dilakukan siswa sehingga lebih aktif dan efesien dalam belajar.
  5. Untuk memotivasi kepada siswa supaya memahami materi pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkan materi melaui kegiatan dalam konteks kehidupan sehingga siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan.
  6. Menumbuhkan sswa untuk bersemangat dalam belajar sehingga menjadi bertanggungjawab dalam setiap tugas apapun yang diberikan oleh gurunya, sehinngga menumbuhkan kemandirian siswa.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan kepala sekolah memiliki manfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan yang meliputi:

  • Mengembangan model pembelajaran Cooperative Learning menyediakan media,alat peraga menanamkan konsep baru kemampuan dalam belajar efektif dapat termuat.

2 Diharapkan dapat memberikan kontribusi didalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dan khusus kepada siswa.supaya lebih mengembangkan diri mendapatkan yang lebih luas, sebagai bekal untuk waktu yang akan datang

Bagi Siswa

  • Dapat termotivasi untuk peningkatan kemampuan belajar yang kuat supaya memperoleh nilai yang diharapkan.
  • Dapat termotivasi untuk peningkatan hasil belajar.harus selalu belajar menggunakan waktu dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang direncanakan oleh guru,karena kepala sekolah sebagai peneliti,mengharapkan guru dapat memperbaiki semua kekurangan yang terjadi dapat terselesaikan secara baik hasil yang diperoleh dapat maksimal,.

Bagi Guru

  • Terjadinya inovasi dalam proses belajar mengajar di kelas.yang dapat melaksanakan perubahan sesuai kurikulum cara belajar mengajar yang didapatkan melalui kegiatan diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru yang dilaksanakan melalui kelompok kerja guru.
  • Mengubah strategi pembelajaran untuk peningkatan kegiatan belajar mengajar.yang dapat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan.

Bagi Sekolah

  • Untuk peningkatan prestasi menjadi sekolah unggulan.sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai perlu diupayakan oleh setiap satuan pendidikan sebagai sarana mencapai keberhasilan.
  • Peningkatan popularitas sekolah supaya menjadi pilihan masyarakat, untuk mencapai guru harus berusaha peningkatan pengetahuan, memperbaiki proses pembelajaran untuk mencukupi sarana penunjang yang memadai untuk kemajuan

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dan menyesuaikannya apabila tidak sesuai (Slavin, 1994). Bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, maka mereka harus memecahkan masalah, menemukan sendiri segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan mendapatkan pengetahuan.

Salah satu prinsip yang paling penting dalam teori Konstruktivisme adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Peranan penting guru adalah menyediakan suatu suasana dimana siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya di dalam benaknya. guru dapat memberikan tahapan yang membawa pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendapatkan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendaptkan pemahaman tersebut (Slavin, 1994).

Model Cooperative Learning ada empat tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran Kooperatif (Abdurrahman dan Bintoro, 2000 dalam Nurhadi, 2003), yakni salah satunya adalah Cooperative Learning dikembangkan oleh Robert Stavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang yang paling sederhana dan paling langsung dari pendidikan pembelajaran kooperatif.

Pada penerapan pembelajaran Cooperative Learning siswa dibagi kelompok tertentu. Dalam pembelajaran siswa diberikan kesempatan bekerja sama untuk memecahkan masalah, mencapai tujuan yang diprogramkan. Dalam pembelajaran nampaknya ada komponen utama pembelajaran kooperatif learning merupakan bagian intregal dari setiap pembelajaran kooperatif. learning Pertama, pembelajaran kooperatif learning mengajak siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, melengkapi lembar kerja. kedua, pengaturan siswa untuk saling membantu, berbagi tugas, dan mendukung belajar teman lainnya dalam kelompok. ketiga, adanya saling ketrgantungan positif diantara anggoa kelompok. keempat, penumbuhan rasa tanggung jawab yang tinggi untuk belajar dan bekerja sama. kelima, terjadinya pemrosesan kelompok dalam belajar mencapai keberhasilan.

Dari hasil pengamatan nilai ulangan harian dari 18 siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo, nilai ulangan harian masih masih kurang 70. hal ini dikarenakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang dalam mempersiapkan komponen pembelajaran,yang sebenarnya untuk dipersiapkan sebelumnya, semua kelengkapan perangkat dalam pembelajaran baik itu sumber dan alat pembelajaran, metode dan kesiapan.maka melalui perbaikan pembelajaran dpersiapkan lebih maksimal,berdasarkan kekurangan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran sebelumnya.

Penelitian Yang Relevan

Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning siswa dibagi kelompok tertentu. Dalam pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan bekerja sama untuk memecahkan masalah, untuk mencapai tujuan. Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan pada siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo untuk dapat memberikan manfaat bagi siswa perorangan bagi guru dengan penelitian tindakan kelas agar guru secara perlahan dapat menemukan strategi dan teknik pembelajaran yang bervariasi

Kerangka Berpikir

Kepala sekolah melaksnakan penelitian supaya seorang guru dapat menguasai teori sebagai dasar yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran memberikan penjelasan sementara terhadap permasalahan yang dihadapai (Suriasumantri, 1986). Berdasarkan kriteria ilmuwan adalah pikiran yang logis

  • Guru melalui penerapan model Cooperative Learning terdapat peningkatan kemampuan belajar siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo, tahun pelajaran 2019/2020
  • Guru melalui penerapan model Cooperative Learning terdapat peningkatan motivasi belajar organ gerak hewan dan manusia siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2019/2020
  • Guru melalui penerapan Cooperative Learning terdapat peningkatan hasil belajar organ gerak hewan dan manusia siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2019/2020

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka peneliti mengajukan suatu hipotesis tinadakan sebagai berikut:

1 Diduga guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning terdapat peningkatan kemampuan belajar organ gerak hewan dan manusia siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo

2  Diduga.guru melalui penerapan model Cooperative Learning terdapat peningkatan motivasi belajar siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2019/2020

3 Diduga guru melalui pembelajaran Cooperative Learning terjadi peningkatan hasil belajar organ gerak hewan dan manusia siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Seting Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada sekolah dimana saya bertugas sebagai kepala sekolah di SDN 4 Sambongrejo karena hasil belajar masih rendah. Dalam penelitian mengamati guru kelas V sebagai penyaji materi, mengumpulkan data dan dokumentasi.Penelitian ini dilaksanakan dalam.dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Juli 2019 s.d bulan Oktober 2019

Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini diambil atau dikumpulkan oleh kepala sekolah yang melaksanakan penelitian untuk mengadakan pengamatan selama proses pembelajaran dilaksanakan pada waktu siswa kelas V semester I di SDN 4 Sambongrejo yang berjumlah 18 siswa yang terdiri 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan melaksanakan pembelajaran,pengamat mengadakan pengamatan selama proses pembelajaran dilaksanakan,

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian menggunakan data yang diperlukan meliputi: Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa mengikuti pembelajaran dan hasil belajar tes formatif. Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan organ gerak hewan dan manusia,dalam pembelajaran siswa diharapkan mendapat ide baru menjadi sebuah paragraf sesuai dengan pokok permasalahan organ gerak terdiri dua macam,Organ geark banyak sekali fungsinya.Tanpa organ gerak manusia tidak dapat bergerak

Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:

Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.pada setiap siklus. nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis. Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesama guru yang mengajar dalam satu sekolah membantu melaksanakan.

Validasi Data

Validasi data pada penelitian ini yang diperlukan meliputi:

  1. Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok peluang dan berbentuk uraian
  2. Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan,hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer,guru yang mengajar kelas V.

Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif.Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif,adalah dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja menggunakan angka.kuantitatif. Menganalis observasi teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus. menggunakan huruf data kualitatif yang dinyatakan kreteria Sangat Baik,Baik,Cukup dan sebagainya berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan sesuai dengan kemampuan siswa

Indikator Kinerja

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang kemudian dianalisis meliputi pengamatan, wawancara, kajian dokumen, angket, dan test formatif yang masing-masing secara singkat:

Pengamatan yang pengamat lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh pengamat dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar siswa dan guru di kelas.

Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar

Angket diberikan kepada para siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktifitas dalam menyelesaikan soal dalam materi organ gerak hewan dan manusia. Angket ini diberikan dua kali, yaitu sebelum kegiatan penelitian tindakan dan pada akhir penelitian tindakan kelas.

Pemberian tes formaif dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran tindakan dilaksanakan. Tes formatif untuk menentukan tingkat kecerdasan siswa yang berguna untuk pengelompokan siswa

Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam pra siklus,siklus I dan siklus II yang masing-masing melalui empat tahap, (planning), melakukan tindakan (acting), pengamatan (observing), merefleksi tindakan (reflecting).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN

Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus

Rencana pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cepat bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi guru tanpa menggunakan alat peraga. Dan metode yang tepat Melihat kondisi pembelajaran yang monotun, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh siswa kelas V subtemaa organ gerak hewan dan manusia pada pembelajaran

Analisis Nilai Test Formatif Pra Siklus

No Hasil

Angka

Hasil

Huruf

Arti

Lambang

Jumlah

Siswa

Persen
1 86-100 A Sangat baik 3 17%
2 70-85 B Baik 6 33%
3 60-69 C Cukup 5 28%
4 ≤ 59 D Kurang 4 22%
5 Jumlah 18 100%

 

Pembelajara pra siklus dari jumlah 18 siswa, guru memberikan soal tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 9 siswa dengan rincian nilai 90 sebanyak 3 siswa,atau 17% yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa, atau 17% nilai 75 sebanyak 0 siswa dan nilai 70 sebanyak 3 siswa,atau 17% yang belum mencapai ketuntasan 9 siswa,dengan perolehan nilai masing-masing 65 sebanyak 0 siswa, 60 sebanyak 5 siswa 28% dan nilai 50 sebanyak 4 siswa, atau 22% nilai tertinggi yang diperoleh 90, nilai terendah 50.Nilai rata-rata 68.

Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Pembelajaran yang dilaksanakan melalui empat tahap, (planning), melakukan tindakan (acting), pengamatan (observing), merefleksi tindakan (reflecting).

Analisis Nilai Test Formatif Siklus I

No Rentang Nilai Hasil

Huruf

Arti

Lambang

Jumlah

Siswa

Persen
1 86-100 A Sangat baik  4  22%
2 70-85 B Baik  8  45%
3  60-69 C Cukup  6  33%
4  ≤ 59 D Kurang  0  0%
 5 Jumlah  18  100%

 

Pembelajaran menerapkan model Cooperative Learning dari jumlah 18 siswa, guru memberikan tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 12 siswa dengan rincian nilai 90 sebanyak 4 siswa atau 22% nilai 85 sebanyak 0 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa, atau 22% nilai 75 sebanyak 0 siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa,atau 22% yang belum mencapai ketuntasan 6 siswa,dengan perolehan nilai masing-masing 65 sebanyak 0 siswa, 60 sebanyak 6 siswa atau 33%, nilai tertinggi yang diperoleh 90, nilai terendah 60.Nilai rata-rata 74. Yang memperoleh nilai ketuntasan sebanyak 12 siswa yang berhasil memenuhi target penilaian sesuai dengan ketentuan sekolah.

Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan sebagai berikut:Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelaksanaan perbaikan. yang dilaksanakan melalui empat tahapan, (planning), melakukan tindakan (acting), pengamatan (observing), merefleksi tindakan (reflecting).

 

 

 

 

Analisis Nilai Tes Formatif Siklus II

No Rentang Nilai Hasil

Huruf

Arti

Lambang

Jumlah

Siswa

Persen
1 86-100 A Sangat baik 6 33%
2 70-85 B Baik 12 67%
3 60-69 C Cukup 0 0%
4 ≤ 59 D Kurang 0 0%
5 Jumlah 18 100%

 

Pembelajaran siklus II menerapkan Cooperative Learning dari jumlah 18 siswa mengikuti kegiatan akhir yang dilaksanakan guru memberikan tes formatif nilai yang diperoleh siswa adalah nilai 90 sebanyak 6 siswa,33% nilai 85 sebanyak 0 siswa, nilai 80 sebanyak 6 siswa atau 33% nilai 75 sebanyak 0 siswa dan nilai 70 sebanyak 6 siswa, 33% nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah 70 Nilai rata-rata 80

Pembahasan Pembelajaran Pra Siklus

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 18 siswa terdapat 9 siswa atau 50% yang baru mencapai ketuntasan minimal, sedangkan 9 siswa atau 50% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 70 sedangkan hasil nilai pra siklus terdapat nilai tertinggi 90 terendah 50 rata-rata kelas 68.

Pembahasan Pembelajaran Siklus 1

Berdasarkan ketuntasan siswa dari sejumlah 18 siswa terdapat 12 siswa atau 67% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 6 siswa atau 33%, belum mencapai ketuntasan. dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90 nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74

Pembahasan Pembelajaran Siklus II

Dari pelaksanaan tindakan dapat diketahui hasilnya yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 6 siswa (33%). Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 12 siswa atau (67%) sedangkan yang mendapat nilai (C) adalah 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai (D) adalah 0 siswa atau (0%) dan E tidak ada atau 0% sedangkan nilai rata-ratanya kelas adalah 80.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh guru kelas V memperbaiki penyusunan program perbaikan pembelajaran melaksanakan kegiatan disimpulkan memperoleh hasil sebagai berikut:

  1. Pembelajara pra siklus dari jumlah 18 siswa, guru memberikan soal tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 9 siswa dengan rincian nilai 90 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa, nilai 70 sebanyak 3 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 9 siswa,dengan perolehan nilai 60 sebanyak 5 siswa dan 50 sebanyak 4 siswa, nilai tertinggi yang diperoleh 90, nilai terendah 50.Nilai rata-rata 68.
  2. Pembelajaran siklus I menerapkan Cooperative Learning jumlah 18 siswa, guru memberikan tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 12 siswa dengan rincian yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 80 sebanyak 4 siswa, dan nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 6 siswa,yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa,nilai tertinggi yang diperoleh 90, nilai terendah 60.Nilai rata-rata 74

3..Pembelajaran siklus II menerapkan Cooperative Learning) dari jumlah 18 siswa mengikuti kegiatan akhir yang dilaksanakan guru memberikan tes formatif nilai yang diperoleh siswa adalah nilai 90 sebanyak 6 siswa,, nilai 80 sebanyak 6 siswa nilai 70 sebanyak 6 siswa, nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah 70 Nilai rata-rata 80 sekolah menentukan KKM 70.

Saran

Berdasarkan hasil kegiatan penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan guru kelas V maka disarankan diajukan kepada:

1 Guru perlu melakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain dengan menerapkan model pembelajaran lain yang paling cocok dengan materi berbeda dengan pembahasan menerapkan metode bervariasi sehingga pembelajaran lebih menarik.

  1. Guru lebih kreatif dalam menyajikan materi pelajaran memberikan motivasi melalui kegiatan yang membuat siswa tidak merasa bosan setiap proses kegiatan belajar mengajar. memberikan pujian pada setiap kegiatan diberikan kepada siswa memiliki semangat tinggi dan berhasil.
  2. Dalam melaksanakan pembelajaran guru menumbuhkan kompetisi yang sehat bersaing supaya mencapai hasil yang terbaik sangat berguna untuk menghadapi lomba siswa berhasil guru tidak kesulitan untuk menunjuk siswa karena sudah terbiasa belajar tekun dan selalu memperoleh nilai yang baik setiap mengerjakan soal yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 1998: 5. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2007. Bahan Ajar Pembelajaran di SD. Konsorsium PJJ SI PGSD. Depdiknas. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.

Khaerudin, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasi di Madrasah. Jawa Tengah. Madrasah Development Center (MDC).

Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.

Sutrisno, Leo dkk., Pengembangan Pembelajaran di SD. Depdikmas, Jakarta, 2007.

Suyoso (1998:23), Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.