Peningkatan Kemampuan dan Pristasi Belajar Matematika Menerapkan Model Interatif Kerja Kelompok
PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN PRISTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG VOLUME BANGUN RUANG
MENERAPKAN MODEL INTERATIF KERJA KELOMPOK
SISWA KELAS VI SEMESTER II
DI SDN 2 GAGAKAN KECAMATAN SAMBONG
KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Eka Tri Prasetyaningsih
Guru SDN 2 Gagakan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian yang dilaksanakan dari bulan Januari 2020 s.d bulan April 2020 untuk memperbaiki proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar dapat tercapai secara maksimal,hasil belajar pra siklus melalui tes formatif menunjukkan ketuntasan belajar dari jumlah 11 siswa baru 5 siswa, nilai 90 baru 2 siswa,,nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 70 sebanyak 2 siswa,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 6 siswa nilai 65 sebanyak 0 siswa,nilai 60 sebanyak 3 siswa,nilai 55 sebanyakk 0 siswa, dan nilai 50 sebanyak 3 siswa, nilai tertinggi yang dicapai baru 90,dan nilai terendah 50. Nilai rata-rata yang dicapai 66 ketuntasan belajar 45%. Pembelajaran siklus I dengan model interatif kerja kelompok diperleh hasil belajar melalui tes formatif dari jumlah 11 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 7 siswa nilai 90 sebanyak 3 siswa,nilai 85 sebanyak 0 siswa, nilai 80 sebanyak 2 siswa,yang memperoleh nilai 75 sebanyak 0 sswa, yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 sswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 4 siswa memperoleh 60, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 Nilai rata-rata 74,ketuntasan 64%.Pembelajran siklus II menerapkan model interatif kerja kelompok yang diterapkan diperoleh hasil belajar dari jumlah 11 siswa nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 85 sebanyak 0 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa nilai 75 sebnyak 0 siswa,dan nilai 70 sebanyak 4 nilai yang tertinggi 90 dan nilai yang terendah 70.Nilai rata-rata yang diperoleh 80,ketunasan belajar 100% semua siswa sudah mencapai ketuntasan yang ditentukan sekolah KKM 70
Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan dan Pristasi Belajar Matematika Volume Bangun Ruang Model Interatif Kerja Kelompok
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional berkualitas berorientasi pencapaian tujuan mampu menjawab tantangan pada masa kini dan masa yang akan datang generasi, dipersiapkan untuk mewujudkan sesuai dengan perkembangan, secara terus menerus berkelanjutan,yang selalu diatur, disesuaikan dikembangkan dengan perubahan kurikulum,yang harus,dilaksanakan oleh guru,karena harus disesuaikan dengan kebutuhan, tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman selalu mengalami kemajuan lebih cepat dalam pendidikan memberikan prioritas utama dipandang perlu strategi masa depan kemajuan bangsa. Prioritas melalui pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang sekarang sudah terwujud, bersamaan dengan peningkatan mutu, kualitas,relevansi, dan efisiensi pada semua jenis, jenjang, melalui jalur pendidikan formal selalu diupayakan peningkatan untuk mewujudkan pendidikan pada generasi semua jenjang pendidikan untuk dapat bersaing dengan Negara maju.
Untuk mencapai kemajuan pendidikan kita memperhatikan berbagai masalah dan melaksanakan perubahan sanagat penting dalam peningkatan kualitas guru perlu mendapatkan perhatian dengan memberikan pelatihan sesuai bidang tugas sehingga peningkatan mutu memberikan,pelayanan dalam melaksanakan kewajiban mendidik, melatih, mengajar, mengevaluasi, menilai,dapat dilaksanakan degan baik,harus memberikan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan sehingga berbagai masalah sangat berpengaruh besar dalam peningkatan kualitas kemajuan pendidikan sejak pemerintah mengeluarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang peningkatan kualifikasi pendidikan guru harus memiliki pendidikan yang relevan dengan bidang tugasnya.
Tingkat penguasaan materi volume bangun ruang pelajaran matematika siswa kelas VI di SDN 2 Gagakan untuk menggunakan rumus dalam menentukan volume bangun ruang dari perolehan nilai hasil tes formatif masih sebagaian siswa masih,rendah dari jumlah 11 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan baru 5 siswa atau 45%..Guru melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian menerapkan
pembelajaran interatif kerja kelompok memberikan kesempatan kepada siswa memecahkan maslah,diharapkan menumbuhkan kemampuan,mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan perencanaan, guru sebagai peneliti mengambil langkah untuk menerapkan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pada siswa yang dilaksanakan dalam dua siklus semua mencapai ketuntasan ketentuan sekolah KKM 70.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka,guru sebagai peneliti merumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut
- Apakah guru menerapkan model pembelajaran interatif kerja kelompok terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika materi Volume bangun ruang pada siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan tahun pelajaran 2019/2020 ?
- Apakah guru menerapkan model pembelajaran interatif kerja kelompok terdapat peningkatan motivasi belajar matematika materi tentang Volume bangun siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan tahun pelajaran 2019/2020 ?
- Apakah guru menerapkan model pembelajaran interatif kerja kelompok terdapat peningkatan hasil belajar matematika materi Volume bangun ruang siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan tahun pelajaran 2019/2020 ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas peneliti dapat merumuskan tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Untuk mendeskripsikan penggunaan model interatif kerja kelompok dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar volume bangun ruang siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan
- Untuk mendeskripsikan penggunaan alat peraga gambar bangun ruang dalam pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal pada pelajaran
- Untuk mencari penyebab yang menghambat keberhasilan proses belajar mengajar matematika tentang volume bangun ruang hasil belajar siswa masih rendah.
- Untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan volume bangun ruang
- Untuk memperbaiki kekurangan dialami guru dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran dengan cara penyampaian dan metode digunakan tepat sesuai dengan materi yang dipelajari
Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan supaya dapat memberikan manfaat bagi:
Bagi Siswa
- Peningkatan minat belajar pada siswa, khususnya mata pelajaran matematika
- Peningkatan kemampuan siswa dalam memahami rumus untuk menentukan volume bangun ruang
- Peningkatan prestasi hasil belajar siswa kelas VI di SDN 2 Gagakan tentang volume bangun ruang yang maksimal
Bagi Guru
- Dapat memberikan masukan bagi guru tentang langkah-langkah yang dalam menggunakan model interatif kerja kelompok.
- Mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam menyampaikan materi pelajaran dan pengelolaan kelas.
c Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk kemajuan dalam melaksanakan pembelajaran.
Bagi Sekolah
- Peningkatan kualitas proses pembelajaran di SDN 2 Gagakan
- Memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.
- Peningkatan kualitas hasil pembelajaran yang dilaksanakan
Bagi Pembaca
a Sebagai bahan acuan dalam kegiatan penelitian waktu yang berbeda.
b Mengantisipasi kegagalan penyajian materi untuk dapat berlatih mengungkapkan pendapat untuk diri sendiri.
c Memiliki bekal dalam rangka pengembangan profesi dalam melaksanakan pembelajaran lebih baik.
Bagi Peneliti
- Peningkatan wawasan peneliti dalam menerapkan model interatif kerja kelompok melalui pendekatan kognitif.
- Sebagai pengalaman dalam peningkatan kemampuan melaksanakan penelitian tindakan kelas.
- Mendapatkan gambaran untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang penelitian tindalan kelas.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Pengertian belajar menurut Herman Hudoyo dalam bukunya yang berjudul Interaksi belajar mengajar.Belajar adalah melaksanakan sesuatu proses untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru sehingga mampu mengubah tingkah laku itu menjadi lebih baik, dapat berubah lagi dengan modifikasi yang sama (Herman Hudoyo: 1976:305).
Sedangkan menurut Dimyati, belajar adalah perilaku kompleks pada individu yang melibatkan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, yang kesemuanya itu terkait dengan tujuan pembelajaran yang terutama mengutamakan perilaku dalam kehidupan cara melaksanakan pergaulan dengan teman,usia sebaya di sekolah, dilingkungan masyarakat dapat mencerminkan tingkah laku yang sesuai dengan moral yang baik..Prestasi belajar merupakan ilmu penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan dalam pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”. (Depdikbud, 1995:787).
Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah “Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi kedalam tiga bidang aljabar, analisis, dan geometri”.perlu untuk dipelajari siswa.
Biggs (1991) dalam pendahuluan Teaching for Leaning The View From Cognitif Psychology mendefinisikan belajar dalam tiga macam perumusan yaitu:rumusan kuantitatif, rumusan institusional, rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan
kemampuan kognitif dan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional (tujuan kelembagaan) belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atau materi yang telah dikuasai siswa. Secara kualitatif ialah proses memperoleh arti dalam pemahaman-pemahaman secara manafsirkan dunia disekeliling siswa. dapat disingkat penulisan (Y.D.Sumato,2008:14)(M. Khafid Suyati,2002:94).
Penelitian Yang Relevan
Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan antara yang satu sama yang lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Model interatif kerja kelompok merupakan cara guru mengajar “memberikan tugas dalam menyelesaikan masalah yang dipelajari dikerjakan secara bersama dalam kelompok yang sudah dibentuk sehingga siswa dapat melaksanakan dipertunjukkan dapat menambah ketrampilan tertentu. menyampaikan pendapat dari masalah bersama siswa dituntut memperhatikan masalah yang dilaksanakan siswa
Kerangka Berfikir
Dalam melaaksanakan penelitian menyusun kerangka berfikir sebagai berikut
- Guru menerapkan pembelajaran secara konveensional kemampuan dan belajar matematika volume bangun ruang siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan masih rendah.
- Guru menerapkan model pembelajaran interatif kerja kelompok terdapat peningkatan motivasi belajar matematika volume bangun ruang siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan tahun pelajaran 2019/2020.
- Guru menerapkan model pembelajaran interatif kerja kelompok terdapat peningkatan hasil belajar matematika volume bangun ruang siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan tahun pelajaran 2019/2020.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka, guru sebagai peneliti merumuskan hipotesis tindakan
- Diduga guru menerapkan pembelajaran model interatif kerja kelompok terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan tahun pelajaran 2019/2020
- Diduga guru menerapkan pembelajaran model interatif kerja kelompok terdapat peningkatan motivasi belajar matematika materi volume bangun ruang siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan tahun pelajaran 2019/2020
- Diduga guru menerapkan pembelajaran model interatif kerja kelompok terdapat peningkatan hasil belajar matematika materi volume bangun ruang siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan tahun pelajaran 2019/2020
METODE PENELITIAN
Seting Penelitian
Perbaikan Pembelajaran matematika pada siswa kelas VI semester II dilaksanakan dua siklus di SDN 2 Gagakan Peneliti mengadakan perbaikan pemelajaran matematika materi Kompetensi Dasar untuk menghitung volume bangun ruang. Dalam merancang pembelajaran peneliti dibantu oleh satu teman sejawat menentukan jadwal pelaksanaan
Subyek Penelitian
Data hasil penilaian pada kegiatan kondisi awal ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas sendiri dari siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora yang hasil belajarnya belum maksimal siswa yang dijadikan subyek dalam penelitian berjmlah 11 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan untuk memperbaiki pembelajaran matematika tentang volume bangun ruang yang rendah hasil tes formatif masih jauh dari yang diharapkan.
Sumber Data
Yang dijadikan sumber data dalam penelitian yang dilaksanakan meliputi Data kualitatif adalah yang diambil dari hasil observasi/pengamatan tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan tentang keaktifan belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam melaksanakan tugas mengerjakan soal tes formatif sebagai alat untuk mengukur keberhasilan belajar siswa setelah selesai memperoleh penilaian katagori Amat Baik,Baik, Cukup dan seterusnya
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan kegiatan keaktifan dalam melaksanakan pembelajaran. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran matematika.yang berupa angka sebagai bukti guru melaksanakan tes formatif dan memberikan penilaian.
Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui: Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh memberikan tes formatif hasil penilaian inilah dijadikan sebagai data yang akan dianalisis.
Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesama guru yang mengajar di SDN 2 Gagakan. Observer adalah teman sejawat ikut masuk ke dalam ruangan kelas, untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari kegiatan siswa dan guru.
Refleksi dari teman sejawat sesama pendidik yang mengajar di kelas lain dan kepala sekolah dilksanakan setelah selesai proses pembelajaran pada akhir kegiatan setiap siklus.
Validasi Data
Validasi data pada penelitian ini meliputi:
- Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajara setiap siklus. memberikan instrumen berupa bentuk soal mengacu pada materi pokok tentang Volume bangun ruang diberikan berbentuk uraian.
- Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan lembar yang digunakan, observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan kepala sekolah.
Analisa Data
Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja.Menganalis hasil kegiatan observasi yang dilaksanakan oleh teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi yang sudah dilaksanakan pada setiap siklus selama kegiatan penelitian.
Indikator Kinerja
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang kemudian dianalisis meliputi pengamatan, wawancara, kajian dokumen, angket, dan test formatif.Pengamatan yang pengamat lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar.
Prosedur Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam, siklus I dan siklus II yang masing-masing dilaksanakan melalui 4 tahapan: perencanaan tindakan (planning),melakukan tindakan (acting), pengamatan tindakan (observing), refleksi tindakan (reflecting) dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus
Pembelajaran dilaksanakan secara konvensional pada akhir kegiatan guru memberikan tes formatif siswa kelas VI di SDN 2 Gagakan dalam pembelajaran matematika materi volume bangun ruang,siswa yang mencapai nilai ketuntasan dari jumlah 11 siswa baru 5 siswa Hasilnya adalah nilai 90 sebanyak 2 siswa nilai 80 sebanyak 1 siswa yang memperoleh,nilai 75 sebanyak 0 siswa, dan nilai 70 sebanyak 2 siswa,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 6 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 0 siswa,nilai 60 sebanyak 3 siswa,nilai 55 sebanyakk 0 siswa, dan nilai 50 sebanyak 3 siswa sehingga nilai tertinggi yang dicapai 90,dan nilai terendah 50. Nilai rata-rata yang dicapai 66 ketuntasan mencapai 45%.
Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Pembelajaran menerapkan interatif kerja kelompok akhir kegiatan memberikan tes formatif,hasil nilai tes formatif pada pembelajaran matematika volume bangun ruang siswa kelas VI semester II di SDN 2 Gagakan dari jumlah 11 siswa,guru memberikan tes formatif, yang mencapai nilai yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 7 siswa yaitu nilai 90 sebanyak 3 siswa nilai 85 sebanyak 0 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang memperolah nilai 75 sebanyak 0 siswa,dan yang memeroleh nilai 70 sebanyak 2 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 4 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 0 siswa,dan nilai 60 sebanyak 4 siswa, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 sebanyak. Nilai rata-rata 74 yang memperoleh nilai ketuntasan sebanyak 7 siswa atau 64%.
Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Pembelajaran dilaksanakan menerapkan interatif kerja kolompok dari jumlah 11 siswa mengikuti pembelajaran akhir kegiatan dilaksanakan guru memberikan tes formatif nilai yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 85 sebanyak 0 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa dan nilai 75 sebnyak 0 siswa,dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa perbaikan pembelajaran yang tertinggi 90 dan nilai terendah 70 mencapai hasil maksimal karena semua siswa mencapai nilai ketuntasan.Nilai rata-rata 80,
Pembahsan
Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran belum secara maksimal dari pengusaan,penyajian,belum melibatkan secara aktif siswa menjadi kurang semangat mengikuti kegiatan, kurang memberikan kesempatan untuk bertanya,hanya sebagai pendengar,tidak mengetahui kesulitan yang terjadi pada siswa yang berkibat proses pembelajaran kurang mencapai sasaran terjadi hasil belajar yang diperoleh ketika diberikan tes formatif hasil masih rendah,perlunya guru memperhatikan kekurangan selama kegiatan supaya tidak terjadi permasalahan yang sama.
Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran interatif kerja kelompok siswa dibagi beranggotakan 3-4 siswa untuk memecahkan keslitan uang dialami dengan pemanfaatan media atau alat peraga, ternyata sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. tentang menhitung volume bangun ruang,pentingnya tekanan pada kemampuan siswa dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan siswa membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan/ keterkaitan (relations). Pembaharuan dalam proses belajar ini, ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk peningkatan mutu pembelajaran matematika. Reaksi positif perubahan mempunyai dampak perkembangan kurikulum matematika sekolah yang dinamis perlu disampaikan kepada siswa supaya memiliki pengetahuan lebih luas perlu dikembangkan mencapai hasil belajar yang maksimal,penerapan model pembelajaran yang diterapkan memberikan perubahan perolehan nilai pada siswa..
Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Pembelajaran diefektifkan lagi melalui penerapan model interatif kerja kelompok siswa dibagi tiga kelompok beranggotan heterogen terdapat siswa yang pandai,sedang dan kurang supaya dapat saling membantu, dalam menyelesaikan masalah,dengan memanfaatkan media atau alat peraga yang dibuat, untuk memantapkan dan peningkatan kemampuan siswa dalam menggunakan alat peraga gambar, sehingga penguasaan materi dapat tuntas. dengan menyampaikan bentuk, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan penerapan model interatif,siswa diberikan kesempatan lebih leluasa,untuk menyampaikan gagasan disertai pemanfaatan media atau alat peraga benda di lingkungan sekitar, ditambah dengan tugas rumah, siswa berhasil untuk peningkatan prestasi belajar.Pembelajaran yang diterapkan guru membawa perubahan pada siswa daro mativasi, kemampuan dan hasil belajar
PENUTUP
Simpulan
Dalam pembelajaran, dilaksanakan seorang guru melalui kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Ketuntasan belajar dari jumlah 11 siswa baru 5 siswa, nilai 90 baru 2 siswa,,nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 70 sebanyak 2 siswa,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 6 siswa nilai 65 sebanyak 0 siswa,nilai 60 sebanyak 3 siswa,nilai 55 sebanyakk 0 siswa, dan nilai 50 sebanyak 3 siswa, nilai tertinggi yang dicapai baru 90,dan nilai terendah 50. Nilai rata-rata yang dicapai 66 ketuntasan belajar 45%.
- Pembelajaran siklus I dengan model interatif kerja kelompok diperleh hasil belajar melalui tes formatif dari jumlah 11 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 7 siswa nilai 90 sebanyak 3 siswa,nilai 85 sebanyak 0 siswa, nilai 80 sebanyak 2 siswa,yang memperoleh nilai 75 sebanyak 0 sswa, yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 sswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 4 siswa memperoleh 60, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 Nilai rata-rata 74,ketuntasan 64%.
- Pembelajran siklus II menerapkan model interatif kerja kelompok yang diterapkan diperoleh hasil belajar dari jumlah 11 siswa nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 85 sebanyak 0 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa nilai 75 sebnyak 0 siswa,dan nilai 70 sebanyak 4 nilai yang tertinggi 90 dan nilai yang terendah 70.Nilai rata-rata yang diperoleh 80,ketunasan belajar 100% semua siswa sudah mencapai ketuntasan yang ditentukan sekolah KKM 70
Saran
Berdasarkan kesimpulan melaksanakan pembelajaran dengan metode demontrasi dan latihan soal, peneliti memberikan saran sebagai berikut::
- Guru sebaiknya dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan, dapat menyampaikan gagasan melalui metode yang diteapkan dalam pembelajaran,sdhingga pembelajaran berjalan secara efektif dan efesien hasil tercapai maksimal..
- Guru dalam kegiatan melaksanakan pembelajaran sebaiknya membiasakan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi, alat peraga untuk membantu memudahkan menyampaikan materi kepada siswa,lebih tertarik terhadap materi.yang diajarkan
- Melaksanakan pembelajaran,yang dimulai dari menyusun perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. berupa lembar soal perbaikan digunakan kepada siswa yang mengalami kegagalan, dan lembar soal untuk pengayaan digunakan untuk.siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan dalam mengerjakan soal tes formatif Melaksanakan perbaikan dan pengayaan merupakan upaya guru sebagai bentuk memberikan motivasi kepada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.
Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Anita. 2005. Cooperatif Learning. Memprakttikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.
Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka.
Buchori, dkk. 2004. Gemar Membaca Matematika 5. Semarang. Aneka Ilmu.
Depdikbud. 1994. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.
Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.
Endang, Retno W. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: UNNES.
Hamalik, Umar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.
Seiler, Pam dan Tamera Bryant, 2002. The Values Book for Children, Jakarta. Gramedia.
Subarjo, dkk. 1990. Bahan Penataran Kurikulum SD 175 yang disempurnakan dengan pendekatan CBSA, Semarang: Tim Penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah.
Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suminarsih. 2005. Model Pembelajaran. Semarang: Widya Iswara.
Wahyudin Dinn. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK, dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.
Zaenal, Aqib. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.