PENINGKATAN EFEKTIVITAS GURU

DALAM PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR

DENGAN MENGGUNAKAN CEKLIS DI SMP NEGERI 2 JAMBU

Rustanto

SMPN 2 Jambu Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada semester pertama tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti alur: perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan, dan merefleksi pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi digunakan sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan melanjutkan atau menghentikan penelitian. Data penelitian berupa catatan hasil pengamatan dan catatan lapangan serta dokumentasi perencanaan dan hasil pembelajaran. Instrumen pengumpulan data utama adalah peneliti, sedangkan instrumen penunjangnya adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi perencanaan dan hasil pembelajaran, serta kegiatan pembelajaran. Analisis data dengan teknik kualitatif meliputi tahap reduksi data, pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ceklis siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris pada tahap pendahuluan sebagai berikut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pada tahap pendahuluan siswa mengalami peningkatan hasil pembelajaran setelah setiap kelas diberi ceklis yang berupa format lembaran yang perlu diisi oleh para siswa yang ditunjuk. Hasil penelitian tindakan sekolah ini mengalami peningkatan pada siklus I mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata nilai UH 65 pada siklus II mendapat nilai 66. Matematika pada siklus I rata-rata nilai UH 61 pada siklus II rata-rata nilai 68. IPA pada siklus I rata-rata nilai UH 56 pada siklus II mendapat nilai 69, Bahasa Inggris pada siklus I, rata-rata nilai UH 64 pada siklus II 65. Dengan demikian mengalami peningkatan: Bahasa Indonesia 1,54%, Matematika 11,48%, IPA 17,85%, dan Bahasa Inggris 1,56%.

Kata Kunci: Efektivitas, Pengelolaan Waktu, Ceklis Siswa

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Negara Indonesia memandang betapa pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM). Hal itu akan bisa terlaksana jika pemerintah Indonesia meningkatkan SDM melalui pendidikan, baik pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Sebagaimana yang dikatakan oleh Muhadjir (1993:120) bahwa pengembangan SDM yang berkualitas harus melalui pengembangan bakat, minat, dan meningkatkan prestasi lewat upaya-upaya atau perlakuan yang kita sebut pendidikan. Adapun upaya pemerintah untuk peningkatan mutu pendidikan telah menetapkan regulasi-regulasi di bidang pendidikan, di antaranya UU Nomor 2 SPN tahun 1989, PP nomor 28 tahun 1990, Kurikulum 1994, UU nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, UU Guru nomor 14 tahun 2009, Kurikulum 2004, KBK, KTSP, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2009, dan berbagai keputusan Menteri Pendidikan Nasional.

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2001:11) bahwa mutu pendidikan akan cepat tercapai jika pengelola pendidikan memperhatikan pendekatan sistem yaitu input-proses-output. Dalam sistem tersebut, ternyata peranan guru dalam mengelola pembelajaran sangat dominan. Kelas akan berjalan ke arah yang diinginkan jika guru merencanakan, membimbing sesuai dengan skenario pembelajaran. Di antara skenario yang disusun, penggunaan waktu memegang peranan utama.

Dalam pembagian waktu kerja guru ternyata terjadi kendala: kehilangan waktu belajar mengajar atau pemborosan waktu. Kehilangan waktu tersebut terjadi karena keperluan dinas, semi dinas. Dalam semi dinas, biasanya guru mengikuti penataran, rapat-rapat, upacara, seminar, atau apel hari-hari tertentu. Adapun waktu terbuang lainnya di antaranya guru tidak tepat waktu, seperti: terlambat datang di sekolah, terlambat masuk kelas, meninggalkan kelas untuk keperluan kantor dan terlalu cepat pulang sekolah.

Hal tersebut mengkibatkan siswa, orang tua, atau masyarakat mengatakan bahwa SMP ini, pulangnya selalu pagi, anak-anak bermain terus, tidak diajar, tidak ada pelajaran, bahkan hal ini mengakibatkan anak-anak melanggar tata tertib sekolah. Sedangkan waktu di rumah sebagian besar anak-anak membantu pekerjaan orang tua siswa, karena rata-rata perekonomian masyarakat masih di bawah cukup. Berdasarkan itu, peneliti sebagai Kepala Sekolah di Kecamatan Jambu mengadakan observasi penggunaan waktu guru dalam PBM, ternyata masing-masing guru rata-rata mengajar kurang dari 80%.

Sehubungan dengan permasalahan itu, melalui pelaksanaan tindakan sekolah, perlu dilaksanakan tindakan yang tepat untuk mengatasi kehilangan waktu belajar mengajar sehingga pemborosan waktu kerja dapat dicegah/dikurangi. Untuk itu, peneliti membaca berbagai referensi yang berkaitan dengan cara mengatasi permasalahan tersebut. Akhirnya peneliti memutuskan pemecahan permasalahan dengan menggunakan ceklis guru dalam tiap jam pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA

Alokasi Waktu Pembelajaran dalam Kurikulum 2006

Dalam pembelajaran di sekolah tidak bisa dilepaskan antara waktu, guru, siswa, dan materi pembelajaran. Waktu peranannya penting sekali sehingga setiap kurikulum yang berlaku selalu mencantumkan waktu pembelajaran di kelas. Kurikulum 1975, Kurikulum 1994, kurikulum 2004, Kurikulum 2006, dan Kurikulum 2013. Waktu pembelajarannya berbeda-beda. Perbedaan tersebut dikarenakan materi yang diberikan atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berbeda. Sedangkan alokasi waktu setiap materi pelajaran/KD disesuaikan dengan kondisi sekolah/kelas/siswa masing-masing, tetapi alokasi waktu dalam setiap mata pelajaran dari sekolah yang satu dengan sekolah yang lain sama sebagaimana yang yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (2004:13)

Berdasarkan struktur kurikulum di atas, peneliti mengambil empat mata pelajaran yang nantinya di SMP diuji nasionalkan. Mata pelajaran itu adalah Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan Bahasa Inggris. Karena demikian pengelolaan waktu pembelajaran di kelas difokuskan pada keempat mata pelajaran itu.

Di SMP Negeri 2 jambu pembagian jam pembelajaran sebagai berikut: (1) mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan Bahasa Inggris untuk kelas VIII dan IX yang masing-masing sejumlah 4 jam pelajaran dengan pembagian 2 jam pelajaran, dan 2 jam pelajaran setiap tatap muka pembelajaran dalam satu minggu. Guru atau sekolah tidak diperkenankan menggunakan jam pelajaran selain pembagian tersebut di atas karena berdasarkan penelitian kelas yang pembagian jam mengajar selain di atas kurang efektif.

Ceklis Siswa dalam Pembelajaran

Ceklis dalam penelitian tindakan ini disebut juga instrumen yang digunakan untuk mendata waktu guru dalam melaksanakan kegiatan di kelas mulai dari jam masuk sampai dengan jam pulang atau jam ganti pelajaran. Data ini berisi tentang lamanya guru dalam memberi bimbingan, tugas, menyimpulkan, menutup pelajaran. Data ini diisi berdasarkan pada skala menit.

Tujuan peneliti menggunakan skala menit adalah agar dapat diketahui penggunaan alokasi dengan cermat dan tepat setiap penggalan pengajaran. Ceklis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

No. Nama Guru Menit ke…./Kegiatan Guru dalam KBM Keterangan Tanda:
1 2 3 …. …. …. …. 40
1 A                 0 = kosong /keluar/pulang
2 B                 1 = motivasi
3 C                 2 = tanya jawab
4 D                 3 = penjelasan konsep
  4 = membimbing individu
5 = membimbing kelompok
6 = menyimpulkan
7 = evaluasi
8 = refleksi

 

Ceklis di atas diisi oleh beberapa siswa dan kolaborator. Siswa yang ditunjuk secara independen mengisi beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru yang sedang mengajar di kelas dengan cara menuliskan nomor dalam kolom tersebut. Jika guru belum datang atau keluar kelas, siswa harus mengisi tanda nol, jika guru memberi motivasi pada siswa, kolaborator/siswa yang ditunjuk harus mengisi satu dan seterusnya.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Jambu pada tahun pelajaran 2017/2018. Waktu penelitian selama satu semester yakni pada bulan Agustus -Desember 2017.

Faktor yang Diselidiki

Karena penelitian ini berkaitan dengan pengelolaan waktu pembelajaran, dan peningkatan hasil pembelajaran maka faktor-faktor yang diamati sebagai berikut.

  1. melihat keaktifan guru dalam menggunakan waktu pembelajaran baik pada tahap pendahuluan, tahap inti dan tahap penutupan.
  2. mengamati ketepatan guru dalam masuk kelas dalam memulai pembelajaran
  3. mengamati guru menggunakan waktu dalam membimbing siswa selama pembelajaran
  4. mengamati guru dalam mengakhiri pelajaran

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan secara siklus. Pelaksanaannya selama dua siklus. Setiap siklus melalui persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, dan refleksi.

Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas empat kegiatan pokok yakni pengumpulan data awal, data hasil analisis setiap akhir siklus, serta data hasil ulangan harian, tengah semester, dan ulangan semester.

Data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku guru dalam pembelajaran dan perilaku siswa dalam belajar. Adapun analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru dan siswa berdasarkan standar kompetensi guru dan siswa yang telah ditetapkan oleh Depdiknas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian data pada penelitian ini didasarkan pada data yang dikumpulkan peneliti dan kolaborator. Data-data itu diambil melalui pengamatan dan catatan lapangan ketika pembelajaran berlangsung, dan hasil ulangan siswa. Di bawah ini dijelaskan uraian data dan temuan-temuan penelitian pada masing-masing pembelajaran setiap siklusnya.

Hasil dan Temuan Siklus I

Uraian data dalam penelitian ini dipisahkan menjadi: perencanaan pembelajaran, pencatatan waktu dalam proses pembelajaran pada tahap memotivasi, tanya jawab, penanaman konsep, membimbing secara individu, membimbing secara kelompok, menyimpulkan, menilai, dan mengakhiri pelajaran/refleksi.

Pembelajaran siklus I pada penelitian ini dilaksanakan pada dua pertemuan. Setiap pertemuan membutuhkan satu perencanaan. Perencanaan penelitian ini mencakup komponen-komponen: waktu, tujuan, kegiatan belajar mengajar, materi, media, sumber, serta evaluasi.

Kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris disesuaikan dengan perencanaan yang sudah diskenario oleh guru. Dalam pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap, tahap pendahuluan (motivasi, skemata siswa, tanya jawab), tahap inti (berdiskusi, penanaman konsep, pembimbingan, kesimpulan), tahap penutup (refleksi dan evaluasi pembelajaran).

Materi pembelajaran dalam penelitian ini berdasarkan pada materi yang ada dalam Kurikulum 2006. Materi tersebut disesuaikan dengan skenario yang dibuat oleh guru. Masing-masing mata pelajaran kompetensi dasarnya berbeda.

Evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses berupa kegiatan belajar mengajar antara guru-siswa. Evaluasi itu berupa pengamatan terhadap aktivitas siswa-guru dalam kegiatan dalam menggunakan waktu pembelajaran.

Pencatatan penggunaan waktu pada masing-masing mata pelajaran beragam dan tidak ada satupun mata pelajaran yang sama dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan tersebut.

Data berdasarkan pencatatan tersebut ternyata penggunaan waktu dalam memotivasi, tanya jawab dan lain-lain sangat tergantung pada mata pelajaran dan Kompetensi Dasar. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan standar kompetensi “Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk komentar dan laporan” dan kompetensi dasarnya adalah “Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa.” Ternyata hasil ulangan harian tersebut rata-ratanya adalah 68.74 dengan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan 18 menit.

Temuan Pelaksanaan Pencatatan Waktu Siklus I

Sesuai dengan hasil refleksi siklus I, temuan hasil siklus diuraikan menjadi tiga kategori, yaitu (1) temuan penelitian pada tahap kegiatan pendahuluan, (2) temuan penelitian pada tahap kegiatan inti, dan (3) temuan penelitian pada tahap kegiatan penutup.

Temuan penelitian pada tahap kegiatan pendahuluan

  • Guru harus hadir tepat waktu karena dalam siklus I masih ada guru yang terlambat lebih dari lima menit.
  • Pendahuluan yang menggunakan tahap motivasi, tanya jawab masih dipertahankan. Pada bagian pendahuluan ini guru perlu menunjukkan tujuan yang ingin dicapai.
  • Pembagian waktu untuk kegiatan pendahuluan harus dibedakan antara anak yang mayoritas siswa ber-IQ tinggi dan ber-IQ rendah.

Temuan penelitian pada tahap kegiatan Inti

  • Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru perlu merencanakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam tahap ini. Baik pada saat pemahaman konsep, bimbingan maupun kesimpulan.
  • Guru perlu merencanakan waktu untuk pemahaman konsep dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi. Waktu yang digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan Matematika, IPA atau Bahasa Inggris harus berbeda.
  • Pembimbingan guru terhadap siswa yang ber-IQ rendah dan ber-IQ tinggi harus dibedakan. Bahkan guru perlu menempatkan anak yang ber-IQ tinggi pada setiap kelompok jika siswa tersebut mengerjakan secara kelompok.
  • Guru perlu menyiapkan kesimpulan kegiatan sebelum pelajaran dimulai. Dalam penentuan kesimpulan, guru perlu melibatkan siswa.

Temuan penelitian pada tahap kegiatan Penutup

  • Pertanyaan pada akhir pembelajaran belum sesuai dengan materi yang diajarkan.
  • Waktu yang digunakan untuk menutup pembelajaran masih ada yang belum dipergunakan, sehingga ssetelah guru selesai menerangkan materi sudah kehabisan waktu.
  • Refleksi terhadap materi pelajaran yang telah diberikan belum dimanfaatkan, sehingga guru belum bisa memastikan apakah materi sudah dipahami siswa atau belum.

Hasil dan Temuan Siklus II

Uraian data dalam penelitian ini dipisahkan menjadi: perencanaan pembelajaran, pencatatan waktu dalam proses pembelajaran pada tahap memotivasi, tanya jawab, pemahaman konsep, membimbing secara individu, membimbing secara kelompok, menyimpulkan, menilai, dan mengakhiri pelajaran/refleksi.

Pembelajaran siklus II pada setiap mata pelajaran menggunakan satu pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit. Setiap pertemuan menggunakan perencanaan yang berupa silabus, RPP, dan penilaian. Perencanaan penelitian ini mencakup komponen-komponen: waktu, tujuan, kegiatan belajar mengajar, materi, media, sumber, serta evaluasi.

Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan Bahasa Inggris disesuaikan dengan perencanaan yang sudah diskenario oleh guru. Dalam pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap, tahap pendahuluan (motivasi, skemata siswa, tanya jawab, dan penyampaian tujuan pembelajaran), tahap inti (berdiskusi, pemahaman konsep, pembimbingan, kesimpulan), tahap penutup (refleksi dan evaluasi pembelajaran).

Evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses berupa kegiatan belajar mengajar antara guru-siswa. Evaluasi itu berupa pengamatan terhadap aktivitas siswa-guru dalam kegiatan dalam menggunakan waktu pembelajaran. Adapun evaluasi hasil menggunakan kuis/tanya jawab.

Pada tahap ini, guru memotivasi siswa agar memaksimalkan pembelajaran dengan cara memberi penguatan-penguatan dan sanjungan pada siswa. Guru memulainya dengan cara mengarahkan siswa menggali pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman tersebut berupa pengalaman pribadi yang paling berkesan. Masing-masing mata pelajaran dan guru mempunyai gaya yang berbeda-beda, tetapi intinya memotivasi siswa selalu dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan. Setelah kegiatan itu guru melanjutkan tanya jawab yang mengarah pada KD yang akan dipelajari oleh siswa dengan cara mengaitkan dengan KD yang ada pada pertemuan minggu lalu dan menunjukkan tujuan yang akan dicapai.

Pencatatan penggunaan waktu pada masing-masing mata pelajaran beragam dan tidak ada yang sama dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan tersebut. Padahal dalam skenario yang sudah dibuat waktu yang digunakan dalam kegiatan pendahuluan sama.

Berdasarkan pencatatan tersebut ternyata penggunaan waktu dalam memotivasi, tanya jawab dan lain-lain sangat tergantung pada mata pelajaran dan Kompetensi Dasar. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan standar kompetensi “Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk komentar dan laporan” dan kompetensi dasarnya adalah “Mengkritik/memuji berbagai karya.” Ternyata hasil ulangan harian tersebut rata-ratanya adalah 80.51 dengan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan 15 menit.

Pembahasan

Pada bab ini peneliti menitikberatkan pada pembahasan hasil penelitian ini terutama difokuskan pada hasil yang telah dideskripsikan dan dikaitkan dengan teori-teori yang menjadi acuan. Karena penelitian ini difokuskan pada penggunaan waktu dalam proses pembelajaran maka bahasaannya tentang: penggunaan waktu pada saat pendahuluan PBM, penggunaan waktu pada saat inti PBM, dan penggunaan waktu pada kegiatan penutup PBM.

Berdasarkan masalah penelitian, pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan melihat temuan penelitian. (1) penggunaan waktu pada saat kegiatan pendahuluan untuk meningkatkan nilai siswa pada saat guru mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan bahasa Inggris. (2) penggunaan waktu pada saat kegiatan inti untuk meningkatkan nilai siswa pada saat guru mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan bahasa Inggris. (3) penggunaan waktu pada saat kegiatan penutup untuk meningkatkan nilai siswa pada saat guru mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan bahasa Inggris.

Penggunaan Waktu pada Saat Kegiatan Pendahuluan

Pada tahap ini dibahas pengggunaan waktu pada saat kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan bahasa Inggris. Pendekatan pembelajaran diarahkan pada strategi CTL karena strategi ini disarankan oleh Kurikulum yang berlaku. Tahap pendahuluan ini berisi tentang pencatatan waktu berikut: (1) Waktu kosong/terlambat, (2) memotivasi, (3) tanya jawab, (4) Informasi tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran.

Temuan pertama, berkaitan dengan waktu kosong atau terlambat. Temuan ini menunjukkan, para guru sebelum diadakan ceklis siswa banyak yang terlambat masuk kelas bahkan tidak mengajar tanpa memberikan tugas pada siswa. Setelah diberi ceklis siswa ternyata keaktifan guru mengajar meningkat tajam. Hampir 100% para guru hadir tepat waktu. Pencatatan kehadiran guru oleh siswa dibicarakan terlebih dahulu oleh pengawas, kepala sekolah, dan para guru. Setelah ada kesepakatan, kepala sekolah memanggil para siswa yang harus mencatat secara objektif kegiatan di dalam kelas.

Temuan kedua, temuan ini berkaitan dengan jumlah waktu yang digunakan guru bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan bahasa Inggris dalam memotivasi para siswa menggunakan waktu yang telah dijadwalkan. Rata-rata penggunaan waktu untuk memotivasi peserta didik yang sesuai dengan hasil yang diteliti adalah 15 menit. Memotivasi sangat diperlukan siswa dalam pembelajaran. Waktu yang diperlukan siswa dalam menerima motivasi agar memberikan hasil maksimal seperti dalam hasil penelitian itu karena sesuai dengan pendapat Purwanto (1991:61) banyak bakat yang tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga.

Temuan ketiga, Temuan ini berkaitan dengan jumlah waktu yang digunakan guru dalam tanya jawab. Waktu yang sesuai untuk tanya jawab dengan jumlah 5 (lima) soal adalah 8 menit. Sesuai dengan strategi yang disarankan Direktur Pendidikan Dasar, guru menggunakan tanya jawab untuk membangkitkan skemata siswa karena dengan dibangkitkan skemata siswa dengan tanya jawab para siswa akan bisa mengingat-ingat apa yang pernah dialaminya. Menurut Leo (1994:5) pembangkitan skemata siswa dalam kegiatan pendahuluan dapat mempermudah siswa dalam memahami kegiatan inti. Bahkan kegiatan tanya jawab dalam kegiatan pendahuluan menurut Eanes (1997:80) dapat memudahkan siswa dalam memahami apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Karena demikian, waktu kegiatan tanya jawab perlu dilakukan oleh guru pada saat kegiatan pendahuluan sebagai pemanasan. Untuk itu, butuh waktu ideal dalam proses pembelejaran tersebut.

Temuan keempat, temuan ini berkaitan dengan guru menunjukkan tujuan yang ingin dicapai siswa dalam pembelajaran. Keempat mata pelajaran tersebut, masing-masing membutuhkan waktu 2 menit. Waktu yang digunakan guru dalam proses menunjukkan tujuan yang ingin dicapai cukup dua menit karena hal tersebut sudah bisa diingat siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Pertama (2009:1) guru perlu menjelaskan kompetensi yang akan dicapai pada siswa agar para siswa lebih terfokus dalam pembelajarannya.

Berdasarkan temuan-temuan pada bagian pendahuluan tersebut, ternyata masing-masing mata pelajaran tersebut membutuhkan waktu 15 menit.

Penggunaan Waktu pada Saat Kegiatan Inti

Pada tahap ini dibahas pengggunaan waktu pada saat kegiatan inti yaitu kegiatan yang langsung berkaitan dengan indikator, tujuan dan kompetensi dasar yang ingin dicapai oleh siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, dan bahasa Inggris. Pendekatan pembelajaran diarahkan pada strategi CTL karena strategi ini disarankan oleh Kurikulum yang berlaku. Tahap pendahuluan ini berisi tentang pencatatan waktu berikut: (5) Penanaman konsep, (6) membimbing individu, (7) membimbing kelompok, (8) menyimpulkan.

Adapun temuan-temuan pada kegiatan inti yang berkaiatan dengan penanaman konsep pada siswa, masing-masing mata pelajaran membutuhkan waktu 20 menit. Penanaman konsep masih perlu disampaikan pada siswa walaupun cara menyampaikan bertepatan dengan siswa berdiskusi atau memahami buku. Penanaman konsep pada dasarnya adalah memberi penguatan kepada para siswa dalam belajar karena dengan penguatan tersebut siswa akan mudah mengingat-ingat lalu menerapkan apa yang dipelajarinya. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah (2004:21) Materi pembelajaran jenis konsep berupa definisi, menentukan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, dan menggeneralisasikan. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris, guru masih perlu penanaman konsep kompetensi dasar. Karena demikian waktu yang ideal dalam pembelajaran penanaman konsep seperti tersebut di atas.

Temuan berikutnya berkaitan dengan penggunaan waktu pembelajaran dalam pembimbingan siswa secara individual. Keempat mata pelajaran membutuhkan waktu 20 menit. Membimbing siswa secara individual lebih penting daripada membimbing secara kelompok. Maksud membimbing secara individu adalah memberikan bimbingan pada anak yang membutuhkan, baik pada saat belajar mandiri maupun belajar berkelompok. Para siswa yang hidup pada dunianya jelas berbeda dengan dunia guru makanya peneliti berusaha mereka ke dunia kita. Menurut DePorter (2002:212) mengatakan bahwa seorang guru harus memperluas asas utama, bawa dunia mereka ke dunia kita, menekankan kebutuhan untuk “meraih hak” mengajar. Dengan demikian, para guru perlu membimbing siswa yang membutuhkan bimbingan. Waktu ideal untuk pembibingan siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris seperti di atas.

Temuan yang berkaitan dengan membimbing siswa dalam belajar secara kelompok. Waktu yang diperlukan pada pembimbingan kelompok adalah 7 menit. Selain guru membimbing siswa secara individu perlu juga membimbing siswa secara kelompok. Karena dalam tujuan pendidikan jangka panjang siswa harus bisa bekerja sama dengan orang lain. Donoseputro (2001:2) ada empat pilar pendidikan yang disarankan oleh UNESCO yaitu belajar untuk berpengetahuan, belajar untuk berbuat, belajar untuk dapat hidup bersama, dan belajar untuk jatiri. Berdasarkan tersebut, salah satu pilar yang disarankan UNESCO adalah belajar untuk hidup bersama. Di sekolah para guru perlu memberi siswa waktu untuk belajar bersama. Karena demikian waktu yang ideal dalam pembelajaran membimbing siswa dalam belajar bekelompok seperti tersebut di atas.

Temuan yang berkaitan dengan menyimpulkan pembelajaran. Waktu yang diperlukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran ini adalah 10 menit.. Kegiatan menyimpulkan menurut Eanes (1997:80) kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan daya ingatan siswa terhadap apa yang sedang dipelajarinya dalam waktu lama. Penadap tersebut diperkuat oleh Widyamartaya (1992:61) bahwa kegiatan menyimpulkan dapat menjadikan siswa lebih kokoh, lebih bulat dalam memahami sesuatu. Karena demikian, guru perlu memberikan waktu pada siswa dalam menyimpulkan kegiatannya. Waktu ideal untuk menyimpulkan kegiatan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris seperti di atas.

Sedangkan kaitannya dengan waktu yang diperlukan dalam kegiatan inti pada masing-masing mata pelajaran adalah 57 menit. Rata-rata nilai yang dicapai siswa dalam pembagian waktu tersebut adalah bahasa Indonesia rata-rata nilai UH pada siklus I mencapai 65 sedangkan pada siklus II mencapai 66, matematika rata-rata nilai UH pada siklus I mencapai 61 sedangkan pada siklus II mencapai 68, IPA rata-rata nilai UH pada siklus I mencapai 56 sedangkan pada siklus II mencapai 69, bahasa Inggris rata-rata nilai UH pada siklus I mencapai 64 sedangkan pada siklus II mencapai 65. Dengan demikian nilai hasil belajar siswa sudah meningkat dengan waktu tersebut.

Penggunaan Waktu pada Saat Kegiatan Penutup

Pada tahap ini dibahas pengggunaan waktu pada saat kegiatan akhir pada mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan bahasa Inggris. Pendekatan pembelajaran diarahkan pada strategi CTL karena strategi ini disarankan oleh Kurikulum yang berlaku. Tahap kegiatan penutup berisi: (9) kuis/pertanyaan, (10) Refleksi

Temuan yang berkaitan dengan pelaksanaan kuis/pertanyaan dalam kegiatan penutup. Waktu yang digunakan dalam kegiatan ini adalah 6 menit. Kuis merupakan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana. Menurut Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (2004:26) kuis penilaian singkat kurang dari 15 menit dan hanya menanyakan hal-hal yang prinsip saja dan bentuknya berupa isian singkat. Karena demikian guru perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan pada akhir kegiatan pembelajaran. Waktu yang ideal pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris seperti di atas.

Temuan berikutnya yang berkaitan dengan kegiatan refleksi, membutuhkan waktu 2 menit, kegiatan refleksi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena dengan adanya refleksi para siswa akan merenung kembali apa yang sudah dikuasai dan apa yang belum.

Dengan demikian, waktu kegiatan penutup pada pembelajaran di masing-msing mata pelajaran memerlukan waktu 8 menit. Adapun secara keseluruhan pembagian waktu pembelajaran keempat mata pelajaran adalah tahap pendahuluan 15 menit, tahap inti 57 menit, dan tahap penutup 8 menit.

PENUTUP

Berdasarkan paparan data, refleksi, dan bahasan hasil penelitian dapat disimpulkan dan sarankan sebagai berikut:

Simpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian ada tiga yang dikemukakan dalam penelitian ini, yakni simpulan tentang (1) penggunaan waktu pada kegiatan pendahuluan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris, (2) penggunaan waktu pada kegiatan inti dalam pembelajaran bahasa Indonesia, Matematika, dan bahasa Inggris, (3) penggunaan waktu pada kegiatan penutup dalam pembelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris.

Tentang penggunaan ceklis pada pembelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris pada tahap pendahuluan sebagai berikut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pada tahap pendahuluan siswa mengalami peningkatan hasil pembelajaran setelah setiap kelas diberi ceklis yang berupa format lembaran yang perlu diisi oleh para siswa yang ditunjuk. Peningkatan tersebut sangat berkaitan dengan pembagian waktu para guru yang sedang mengajar. Waktu pendahuluan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah 15 menit Cara yang ditempuh peneliti dalam pembuatan format ceklis yang dapat meningkatan hasil belajar siswa pada tahap pendahuluan berupa: (1) waktu keterlambatan guru datang ke kelas, (2) waktu untuk memberi motivasi siswa, (3) menyampaikan pertanyaan untuk membangkitkan skemata siswa, (4) menyampaikan tujuan yang harus dicapai siswa.

Tentang penggunaan ceklis pembelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris pada tahap kegiatan inti dapat disimpulkan sebagai berikut. Kegiatan inti yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada penelitian ini dengan waktu 57 menit. Cara yang ditempuh dalam pencatatan tersebut dengan menggunakan format yang berkaitan dengan (1) penanaman konsep, (2) membimbing siswa secara individu, (3) membimbing siswa secara kelompok, dan (4) menyimpulkan kegiatan

Tentang penggunaan ceklis pembelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris pada tahap kegiatan penutup/akhir dapat disimpulkan sebagai berikut. Kegiatan penutup yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada penelitian ini dengan waktu 8 menit. Cara yang ditempuh dalam pencatatan ceklis berkatian dengan waktu yang digunakan: (1) pertanyaan-pertanyaan akhir pembelajaran, (2) refleksi kegiatan

Hasil yang diperoleh siswa pada kegiatan penelitian tindakan sekolah ini mengalami peningkatan sebagai berikut pada siklus I mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata nilai UH 68.74 pada siklus II mendapat nilai 80.51. Matematika pada siklus I rata-rata nilai UH 50.96 pada siklus II rata-rata nilai 66.76. IPA pada siklus I rata-rata nilai UH 60.24 pada siklus II mendapat nilai 78.37, Bahasa Inggris pada siklus I, rata-rata nilai UH 55.66 pada siklus II 7.20. Dengan demikian mengalami peningkatan: bahasa Indonesia 17,12%, matematika 31,00%, IPA 30,10%, dan bahasa Inggris 26,12%.

Saran

Berdasarkan temuan-temuan penelitian tindakan sekolah ini, ada dua kategori saran yang perlu disampaikan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, IPA dan bahasa Inggris. Pertama, saran yang berkaitan dengan penggunaan ceklis pada masing-masing kelas perlu dibicarakan sebelumnya dengan guru mata pelajaran, kepala sekolah, pengawas dan para siswa agar tidak mengalami hambatan dan tetap harmonis hubungan antarwarga sekolah tersebut. Kedua, saran yang berkaitan dengan penggunaan waktu pembelajaran pada tahap pendahuluan, inti dan penutup harus proporsional dan tetap menitikberatkan waktu pada kegiatan inti, lalu kegiatan pendahuluan dan terakhir kegiatan penutup.

DAFTAR PUSTAKA

Burns, Paul C; Betty D. Roe, dan Elior P. Ross. 1996. Teaching Reading in Elementery Schools. New Jerdery: Houghton Mufflin.

Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar: GBPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP. Jakarta: Depdikbud.

DePorter, Bobbi, 1999. Quantum Teaching. terjemahan oleh Ary Nilandari. 2002. Bandung: Kaifa.

Dirjen Diksasmen. 1996. Buku Panduan Pemasyarakatan Buku dan Minat baca. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Muhajir, Noeng. 1993. Perencanaan dan Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Raka Sarain.

Muslim, Asep. 2005. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Bandung: Fokusmedia.

Nursyahid. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN). Jakarta: BP Panca Usaha.

Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk SMP. Jakarta: Depdikbud.

Soedarso. 1993. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sukamto. 2000. Penelitian Tindakan (Actiom Research) Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Purwanto, Ngalim. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya