PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENDENGARKAN CERITA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS VI

SD NEGERI JRAGUNG 3 KECAMATAN KARANGAWEN

KABUPATEN DEMAK SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Agus Tri Sabdono

SDN Jragung 3 Kec. Karangawen Kab. Demak

 

ABSTRAK

 Nilai hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VI SDN Jragung 3 belum memuaskan, sebab masih banyak peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM. Dari 29 peserta didik yang tuntas hanya 10 (34,4%) peserta didik, dengan rata-rata klasikal 60. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia perlu adanya perbaikan, sehingga penelitian dilanjutkan pada proses perbaikan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut diajukan rumusan masalah sebagai yaitu: (1). Bagaimana proses diskusi dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan penggunaan media audio dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran mendengarkan cerita rakyat di kelas VI SDN Jragung 3. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VI SDN Jragung 3 sejumlah 30 orang.Tempat pelaksanaan tindakan di kelas VI SDN Jragung 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di kelas VI SDN Jragung 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Pembelajaran Awal-Prasiklus: hari Selasa, 8 Oktober 2019 Pembelajaran Siklus I hari Selasa, 15 Oktober 2019 dan Pembelajaran Siklus II: hari Selasa, 22 Oktober 2019.Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi melalui model pembelajaran koopratif jigsaw dan media audio dapat penulis simpulkan: (1). Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif jigsaw kemampuan dan hasil belajar siswa meningkat. (2). Dengan pembelajaran kooperatif jigsaw hasil belajar siswa yang terus meningkat dari masing-masing tahapan pembelajaran dengan rata-rata klasikal pada pembelajaran awal pra siklus 60,00 naik menjadi 67,80 dan meningkat lagi menjadi 76,25 pada perbaikan pembelajaran siklus II. (3). Dengan menggunakan media audio pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih aktif dan tertarik serta merasa mempunyai tanggung jawab, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Kata kunci: hasil belajar, kooperatif Jigsaw, media audio

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Nilai hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VI SDN Jragung 3 belum memuaskan, sebab masih banyak peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM. Dari 29 peserta didik yang tuntas hanya 10 (34,4%) peserta didik, dengan rata-rata klasikal 60. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia perlu adanya perbaikan, sehingga penelitian dilanjutkan pada proses perbaikan pembelajaran

 

 

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diajukan rumusan masalah sebagai yaitu: (1). Bagaimana proses diskusi dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan penggunaan media audio dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran mendengarkan cerita rakyat di kelas VI SDN Jragung 3 ? (2). Bagaimana hasil peningkatan hasil belajar tentang mendengarkan cerita bagi peserta didik kelas VI SDN Jragung 3 melalui mdel pembelajaran kooperatif jigsaw dengan menggunakan media audio ? (3). Bagaiamana perubahan perilaku peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran model kooperatif jigsaw tentang mendengarkan cerita pada peserta didik kelas VI SDN Jragung 3 ?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Perbaikan pembelajaran tentang materi mendengarkan cerita rakyat melalui PTK ini bertujuan untuk: (1). Mendeskripsikan proses peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran mendengarkan cerita rakyat melalui metode diskusi dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan penggunaan media audio pada peserta didik kelas VI SDN Jragung 3.(2). Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran mendengarkan cerita rakyat melalui metode diskusi dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan penggunaan media audio pada peserta didik kelas VI SDN Jragung 3. (3). Mendeskripsikan perubahan perilaku peserta didik kelas VI SDN Jragung 3 dan hasil belajar tentang mendengarkan cerita setelah mendapatkan pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan media audio.

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi guru selaku peneliti, peserta didik, institusi maupun pendidikan secara umum.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2005: 895). Menurut Anni dkk. (2006:5) prestasi atau hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat penguasaan terhadap suatu hal setelah mengalami proses dan aktivitas belajar dan dinyatakan dengan nilai yang meliputi keterampilan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional. Proses memberi rangsangan kepada siswa supaya belajar. Pembelajaran berbeda dari pengajaran yang merupakan terjemahan dari teaching. Pada proses pengajaran biasanya ada guru yang mengajar siswa, sedangkan dalam proses pembelajaran tidak selalu demikian. Sesekali siswa harus belajar sendiri dari media belajar atau dari lingkungan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Tugas guru mengatur supaya terjadi interaksi antara siswa dengan media belajar atau lingkungan belajar itu. Jadi pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa.

Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah cerita milik masyarakat yang diceritakan dari mulut ke mulut. Cerita rakyat teramsuk karangan berbentuk prosa karena tidak ada keterikatan bait, baris, maupun rima. Tujuan daricerita rakyat adalah untuk mendidik dan menghibur masyarakat. Cerita rakyat dapat digolongkan sesuai dengan jenis-jenisnya, yaitu: Mite, Legenda, Sage, Fabel, Cerita jenaka, Pelipur lara

Pengertian Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing – masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing – masing menghilangkan perasaan subjektivitas da emosionalitas yang akan mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang semestinya (Majid, 2008:141). Nana Sudjana (dalam Majid 2008: 142) menyatakan diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang sesuatu.

Model Pembelajaran Kooperative Jigsaw

Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan kelompok yang menekankan pada keterlibatan semua anggota kelompok dalam merampungkan tugas kelompok; dapat membantu siswa menggunakan pengetahuan awalnya dan belajar dari pengetahuan awal temannya (Santosa, 2010: 1.27). Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berangkat dari dasar pemikiran getting better together yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif pada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan nilai serta keterampilan sosial yang bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat (Subroto, 2012).

Penggunaan Media Audio

Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata (Setyosari dan Sihkabuden, 2005: 148). Secara umum, media audio memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya: fleksibel, relative murah, ringkas, mudah dibawa (portable). Sedangkan keterbatasannya: memerlukan peralatan khusus, memerlukan kemampuan/ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.

Subjek, Tempat, Waktu, Prosedur Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VI SDN Jragung 3 sejumlah 30 orang.Tempat pelaksanaan tindakan di kelas VI SDN Jragung 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di kelas VI SDN Jragung 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Pembelajaran Awal-Prasiklus: hari Selasa, 8 Oktober 2019 Pembelajaran Siklus I hari Selasa, 15 Oktober 2019 dan Pembelajaran Siklus II: hari Selasa, 22 Oktober 2019

Kegiatan perbaikan ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan tanggal 15 Oktober 2019 sedangkan siklus kedua dilaksanakan tanggal 22 Oktober 2019. Pelaksanaan dalam setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan pengumpulsan data / instrument, dan refleksi.

Teknik Analisis Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor KKM, KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SD Negeri Jragung 3 adalah ≥ KKM (70), dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Per Siklus

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam kegiatan penelitian ini beserta tujuan dan manfaatnya, maka bentuk penelitian yang dilakukan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun strategi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Karena peneliti dalam melakukan penelitian hanya menggunakan satu kelas saja, yakni kelas VI SD Negeri Jragung 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.

Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut: (1). Tindakan peneliti memonitor proses pembelajaran.(2). Memeriksa hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Awal Pra Siklus

Tahap perencanaan pembelajaran awal pra siklus dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Oktober 2019.Adapun yang dipersiapkan peneliti dalam perencanaan pembelajaran awal pra siklus ini adalah: (1) menentukan mata pelajaran, (2) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) menyusun materi ajar, (4) menyiapkan rencana evaluasi, (5) menyiapkan media pembelajaran, dan (6) meminta kesediaan supervisor untuk bersedia menjadi pengamat atau observer selama pembelajaran.

Tabel. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Awal Pra Siklus

 

No Rentang Nilai Banyak Siswa
1 0- 49
2 50-59 11
3 60-69 9
4 70-79 7
5 80-89 3
6 89-99
7 100
Jumlah 30

 

Setelah melakukan seluruh proses pembelajaran awal pra siklus, guru melakukan refleksi untuk menilai kinerja, sehingga dapat menentukan tindakan berikutnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi guru menemukan hal-hal sebagai berikut ; (1). Nilai hasil belajar belum memuaskan, sebab masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah standart ketuntasan. (2). Dari 30 siswa yang tuntas hanya 10 (33,33%) siswa, dengan rata-rata klasikal 60. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Awal pra siklus perlu adanya perbaikan, sehingga penelitian ini dilanjutkan pada proses perbaikan pembelajaran siklus I.

Siklus I

Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 berdasarakan hasil refleksi terhadap pembelajaran awal pra siklus mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI SD Negeri Jragung 3 dengan materi pokok mendengarkan cerita rakyat, pembelajaran yang menyebabkan guru masih belum puas pada hasil evaluasi. Dengan hal tersebut, maka perencanaan perbaikan pembelajaran siklus I difokuskan pada: (1). keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw pada materi cerita rakyat, (2). perubahan nilai hasil belajar siswa pada materi cerita rakyat, pembelajaran setelah menerima perbaikan pembelajaran.

Tahap Pelaksanaan atau Tindakan

Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan pembelajaran siklus I Bahasa Indonesia dilaksanakan selama 70 menit dalam proses pembelajaran di kelas VI SD Negeri Jragung 3 pada hari Selasa, 15 Oktober 2019. Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran siklus I sebagai berikut. (1)Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab. (2)        Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.(3) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru dan diberi kesempatan siswa untuk bertanya. (4)Siswa dibimbing untuk membentuk kelompok diskusi inti. (5)Siswa membentuk kelompok diskusi ahli untuk memecahkan masalah sesuai dengan tugasnya masing-masing. (6)Siswa kembali kepada kelompok asal untuk kembali berdiskusi menjelaskan penyelesaian soal kepada temannya. (7)        Guru memberi tes akhir. (8) Guru memberikan review, rangkuman, serta tindak lanjut berupa pengayaan untuk siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 70 dan perbaikan untuk siswa yang mendapat nilai < KKM 70. (9)        Guru memberikan penilaian selama proses dan sesudah proses pembelajaran terhadap setiap aktivitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian subjektif-objektif dari berbagai aspek dengan berbagai cara.

Tahap Pengamatan

Tahap ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 bersamaan pada proses pembelajaran. Pada tahap pengamatan ini peneliti memonitor siswa selama proses pembelajaran dan menilai hasil dari prestasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasilnya berupa analisis hasail tes formatif dan nilai rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan persentase ketuntasan.

Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru memerlukan refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat menentukan tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi pada perbaikan pembelajaran siklus I menemukan hal-hal berikut. (1) Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya dimana capaian rata-rata klasikal 67,8 dengan tingkat ketuntasan 53,33%, yaitu dari 30 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 70 sebanyak 16 siswa. (2) Keaktifan siswa sudah terlihat lebih meningkat karena siswa merasa mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi kepada teman kelompoknya dan merasa senang dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.(3)         Penelitiandilanjutkan pada perbaikan pembelajaran siklus II. Hal ini terpaksa dilakukan peneliti mengingat persentase hasil belajar siswa masih dibawah kriteria ketuntasan yang diharapkan.

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus 1

 No Rentang Nilai Banyak Siswa
1 0- 49
2 50-59
3 60-69 14
4 70-79 8
5 80-89 8
6 89-99
7 100
Jumlah 30

 

Setelah melakukan seluruh proses perbaikan pembelajaran siklus I, Guru melakukan refleksi untuk menilai kinerja, sehingga dapat menentukan tindakan berikutnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi guru menemukan hal-hal sebagai berikut. (1). Prestasi hasil belajar pada perbaikan pembelajaran siklus I sudah ada peningkatan, dimana capaian rata-rata klasikal mencapai 67,8. Namun hal tersebut masih belum memuaskan, sebab masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah standart ketuntasan. (2). Dari 30 siswa yang tuntas hanya 16 (53,33%) siswa, dengan rata-rata klasikal 67,8. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus I perlu adanya perbaikan, sehingga penelitian ini dilanjutkan pada proses perbaikan pembelajaran siklus II

Siklus II

Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI SD Negeri Jragung 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak dengan materi pokok cerita rakyat. Dari hasil analisis nilai ditemukan bahwa dari 30 siswa yang mengikuti tes formatif, hanya 16 siswa (53,33%) yang berhasil mencapai KKM. Dengan hal tersebut, maka perencanaan perbaikan pembelajaran difokuskan sebagai berikut. (1). Keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw pada materi cerita rakyat. (2). Perubahan nilai hasil belajar siswa pada materi cerita rakyat setelah menerima perbaikan pembelajaran.

Untuk melaksanakan perbaiakan pembelajaran tersebut perlu dipersiapkan: (1). membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP), (2). membuat lembar analisis hasil tes formatif, dan (3). membuat lembar observasi.

Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan atau tindakan Siklus II dilaksanakan selama 70 menit dalam proses pembelajaran di kelas VI SD Negeri Jragung 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak pada hari Selasa, 22 Oktober 2019. Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagaimana siklus I.

Tahap Pengamatan

Tahap ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 22 Oktober 2019. Pada tahap pengamatan ini peneliti memonitor siswa selama proses pembelajaran dan menilai hasil dari prestasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasilnya berupa analisis hasail tes formatif dan nilai rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan persentase ketuntasan.

Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru memerlukan refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat menentukan tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi pada perbaikan pembelajaran siklus II menemukan hal-hal berikut.(1)   Prestasi hasil belajar siswa telah mengalami perubahan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Dimana rata-rata klasikal pada tahap siklus II mencapai 76,25. Sedangkan banyaknya siswa yang mampu meraih nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan berjumlah 26 dari 30 siswa, dengan persentase ketuntasan 89,6%. Sehingga kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan.    (2) Keaktifan siswa terlihat lebih meningkat karena siswa merasa mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi kepada teman kelompoknya dan merasa senang dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. (3) Meskipun mesih terdapat hal-hal yang dirasakan kurang memuaskan karena masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, tetapi siklus perbaikan pembelajaran tidak dilanjutkan lagi. Peneliti menganggap bahwa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mempunyai tingkat kecerdasan akademis rendah. Hal ini dapat dilihat dari Buku Laporan Hasil Belajar (Rapor) pada kelas-kelas sebelumnya. Peneliti berharap siswa tersebut masih mempunyai kemampuan bidang-bidang lain yang bisa dikembangkan.

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari data hasil tes formatif menunjukkan bahwa dari keseluruhan siswa yang ada di kelas VI SD Negeri Jragung 3 mengalami peningkatan nilai dan kenaikan persentase ketuntasan, yang peneliti sampaikan pada tabel berikut:

Tabel.Peningkatan Prestasi Belajar siswa Per Siklus

No. Tahap Pembelajaran Rata-Rata kelas Ketuntasan
1. Pembelajaran awal pra siklus 60,00 33,33%
2. Perbaikan pembelajaran siklus 1 67,80 53,33%
3. Perbaikan pembelajaran siklus II 76,25 89,6%

 

Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Pada perbaikan pembelajaran siklus I terjadi perubahan dalam pembelajaran. Hasil dari pengamatan untuk siswa terdapat perubahan yang menggembirakan. Siswa sudah aktif didalam kelompok belajar dan sudah merespon pertanyaan dari guru tanpa rasa takut dan ragu-ragu. Siswa sudah dapat menjawab soal-soal tes yang diberikan guru dengan dibuktikan dari hasil tes terdapat kenaikan nilai yang signifikan. Adapun permasalahan dari guru dalam proses pembelajaran telah diusahakan semaksimal mungkin untuk menggunakan ketrampilan mengajar dalam pengelolaan kelasnya. Peneliti mengoptimalkan kegiatan siswa dalam mengerjakan LKS bersama kelompoknya. Siswa dibentuk perkelompok dengan sistem pembelajaran yang kooperatif yang melibatkan siswa menjadi tutor sebaya dibawah bimbingan guru. Siswa akan terlatih untuk bekerjasama dan bersaing secara sehat dalam suasana belajar yang dikemas seperti dalam permainan. Sehingga siswa tidak merasa tertekan dan takut menghadapi soal-soal Bahasa Indonesia, khususnya dalam materi cerita rakyat.

Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Tes formatif pada perbaikan pembelajaran siklus II telah dikerjakan siswa dengan tertib. Siswa telah menguasai materi dengan baik. Sehingga hasil tes meningkat lebih baik dibandingkan dengan nilai pada pemberlajaran awal pra siklus dan perbaikan pembelajaran siklus I, sebab dalam perbaikan pembelajaran siklus II ini nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 76,25, dengan tingkat ketuntasan klasikal mencapai 89,6%. Hal ini menunjukan bahwa perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru telah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Karena dari tes yang diberikan pada siswa dapat mengukur tingkat kemampuan siswa.

Perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melaui pendekatan kooperatif tipe jigsaw telah mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centerd) menjadi berpusat pada siswa (student centerd). Guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran, melainkan melibatkan siswa untuk aktif mencoba, menentukan, mencari dan menemukan serta menyimpulkan apa yang didapat dari proses belajar.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) membawa dampak positif dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi melalui model pembelajaran koopratif jigsaw dan media audio dapat penulis simpulkan: (1). Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif jigsaw kemampuan dan hasil belajar siswa meningkat. (2). Dengan pembelajaran kooperatif jigsaw hasil belajar siswa yang terus meningkat dari masing-masing tahapan pembelajaran dengan rata-rata klasikal pada pembelajaran awal pra siklus 60,00 naik menjadi 67,80 dan meningkat lagi menjadi 76,25 pada perbaikan pembelajaran siklus II. (3). Dengan menggunakan media audio pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih aktif dan tertarik serta merasa mempunyai tanggung jawab, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1). Hendaknya guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran Bahasa Indonesia lebih mudah, menyenangkan dan bermakna.(2). Hendaknya guru berusaha menggunakan alat peraga dan memilih media yang tepat dalam pembelajaran. (3). Hendaknya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas.

 

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. (2011). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka

Arsjad, G Maida dan Mukti US. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Jurnal Pendidikan Widya Tama, Volume 2 No 4. Desember (2005). Semarang: LPMP Jawa Tengah

Asma, Nur. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Satori, Djam’an. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Taufiq, Agus. (2010). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardhani, I.G.A.K. dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Winataputra, Udin S. dkk. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin S. dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat:

 Gaung Persada Press

Denny Setiawan. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Edgar Dale. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta. Dekti. Depdiknas.

Poerwadarminta, W.J.S. (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Santosa, Puji, dkk. (2010). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.

 Jakarta: Universitas Terbuka

Setyosari, Punaji & Sihkabuden. (2005). Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas

Sumantri, Mulyani. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana

Zuchdi, darmiyati dan Budiasih. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: PAS

Zuhairini, dkk. (1993). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional