PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG

MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELOMPOK B

DI TK PERTIWI SRIGADING SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Sujiyati

Guru Kelompok B TK Pertiwi Srigading

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membilang pada siswa kelompok B di TK Pertiwi Srigading Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui media kartu bergambar dan mendeskripsikan pembelajaran melalui media kartu bergambar di TK Pertiwi Srigading Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Srigading Kec. Ngawen Kab. Blora. Waktu dalam penelitian ini pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 sesuai dengan materi dan jadwal pelajaran, sehingga tindakan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu pada tanggal 7 Oktober 2019 – 12 Oktober 2019. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B di TK Pertiwi Srigading Kec. Ngawen, Kab. Blora yang berjumlah 22 siswa. Prosedur dalam penelitian di laksanakan selama dua siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi dimana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Kemampuan membilang siswa pada kelompok B di TK Pertiwi Srigading Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan media kartu bergambar mengalami peningkatan, yaitu rata-rata kemampuan membilang pada Siklus I sebesar 53,4% meningkat pada Siklus II menjadi 87,5%.

Kata Kunci: Anak Usia Dini, Kemampuan Membilang, Media Kartu Gambar.

 

PENDAHULUAN

Kemampuan membilang menurut Seefeldt dan Wasik (2008) sangat penting bagi anak karena merupakan salah satu dasar yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan matematika yang lainnya, dalam artian dapat digunakan sebagai dasar pembelajaran matematika. Ketika anak sudah mampu membilang maka anak akan lebih bisa mengenal bilangan. Kepekaan anak terhadap bilangan anak semakin berkembang.

Kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan membilang anak usia dini dapat menggunakan beberapa sumber belajar, sumber belajar dapat dibedakan ke dalam dua macam, yaitu sumber belajar yang dirancang dan sumber belajar yang dimanfaatkan atau digunakan. Salah satu contoh yang termasuk dalam sumber belajar yang dirancang atau didesain untuk kepentingan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu seperti membilang adalah media kartu bergambar (Badru Zaman, Asep Hery Hernawan, & Cucu Eliyawati, 2009).

TK Pertiwi Srigading merupakan salah satu TK yang berada di Kecamatan Ngawen. Kemampuan siswa pada kelompok B tentang membilang dapat dibilang masih rendah. Karena hanya 11 anak yang dapat membilang secara urut dan benar. Anak kesulitan saat diminta untuk membilang sampai 20 karena terhenti pada bilangan “sepuluh” dan kemudian siswa membilang secara acak. Kegiatan membilang dikelas biasanya menggunakan gambar yang dibuat langsung di papan tulis. Kegiatan lainnya adalah dengan langsung mengenalkan lambang bilangan dan meminta anak untuk menyebutkan nama bilangannya. Selain itu, terkadang anak diminta untuk menggambar kembali gambar yang telah digambar oleh guru dipapan tulis yang kemudian anak membilang gambar tersebut. Hal tersebut dilakukan terus menerus mulai 1-5, 6-10, 11-15 dan 16-20. Dengan latar belakang masalah tersebut penulis mencoba untuk menggunakan kartu bergambar.

Berdasarkan paparan tersebut maka guru selaku peneliti mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Peningkatan Kemampuan Membilang melalui Media Kartu Bergambar pada Siswa Kelompok B di TK Pertiwi Srigading Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Desain yang digunakan yaitu desain model putaran spiral menurut Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu menggunakan empat komponen penelitian dalam setiap langkah (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi).

Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Srigading, Kec. Ngawen Kab. Blora. Waktu dalam penelitian ini pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 sesuai dengan materi dan jadwal pelajaran, sehingga tindakan dilaksanakan pada saat pembelajaran, yaitu pada tanggal 7 Oktober 2019 sampai 12 Oktober 2019. Subyek penelitian ini adalah siswa kelompok B di TK Pertiwi Srigading Kec. Ngawen Kab. Blora yang berjumlah 22 siswa.

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa angka. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan deskripsi kuantitatif untuk menganalisis hasil tindakan berupa penggunaan media kartu gambar untuk mengungkap peningkatan kemampuan membilang siswa kelompok B di TK Pertiwi Srigading Tahun Pelajaran 2019/2020.

Indikator penelitian kelas ditandai dengan adanya perubahan menuju ke arah perbaikan. Keberhasilan hasil diperoleh jika terjadi peningkatan kemampuan membilang sesudah diberikan tindakan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika kemampuan membilang siswa pada kelompok B telah mengalami peningkatan dan menunjukkan rata-rata mencapai 75%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu dimulai pada tanggal 7 Oktober 2019 sampai 9 Oktober 2019. Pada pertemuan pertama ini penulis telah menyiapkan rencana program pembelajaran harian beserta media kartu gambar yang akan digunakan dalam materi membilang angka 1-10.

Pada pertemuan kedua ini, kegiatan pendahuluan masih sama berdoa dan mengabsen siswa. Penulis menunjukkan kartu bergambar yang akan digunakan untuk membilang. Siswa tampak penasaran dan ingin tahu bagaimana cara menggunakan kartu bergambar. Penulis membagi siswa kedalam bentuk kelompok kemudian membagikan kartu bergambar kepada beberapa kelompok. Penulis membimbing siswa untuk membilang angka 1-10. Setelah selesai kartu bergambar diberikan pada kelompok yang belum mendapatkan (bergantian).

Pada pertemuan ketiga, penulis masih menggunakan media kartu bergambar dengan angka 11-20. Penulis mengintruksikan siswa untuk kembali ke kelompoknya masing-masing sesuai dengan pertemuan kedua.

Penulis membimbing siswa untuk membilang angka 11-20. Setelah semua mendapatkan giliran, penulis kemudian mengevaluasi menggunakan cheklist yang telah dibuat sebelumnya sama seperti pada pertemuan kedua.

Kemampuan membilang siswa pada Siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Kemampuan Membilang Siswa pada Siklus I.

Indikator Membilang Skor Presentase (%)
1-5 67 76,1
6-10 47 53,4
11-15 40 45,5
16-20 34 38,6

 

Kemampuan membilang siswa yang paling baik pada indikator membilang 1-5, yaitu mencapai 76,1%. Anak masih kesulitan dalam membilang angka 16-20 dengan presentase sebesar 38,6%.

Deskripsi Siklus II

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2019 sampai 12 Oktober 2019. Pada pertemuan pertama ini, penulis kembali menjelaskan tentang tema pembelajaran dan media pembelajaran yang akan digunakan. Sebelum masuk kegiatan inti, penulis memberikan pertanyaan tentang binatang yang ada disekitar rumah guna mengingat pembelajaran pada pertemuan yang lalu. Pada kegiatan inti, penulis membagi siswa dalam bentuk berpasangan. Setiap pasangan mendapatkan kartu bergambar dengan bilangan 1-5 da 6-10. Penulis dan siswa bermain bersama seperti pada siklus I.

Pada pertemuan kedua, siswa diintruksikan untuk berpasangan kembali sepeti pada pertemuan pertama dan membagikan kartu bergambar dengan bilangan 11-20 pada setiap pasangan. Kegiatan sama seperti pertemuan pertama, penulis membimbing setiap kelompok untuk membilang angka 11-20. Sedangkan pada pertemuan ketiga ini, penulis melakukan evaluasi kemampuan membilang anak 1-20 dengan menggunakan instrumen cheklist yang telah dibuat sebelumnya. Data hasil observasi pada Siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Kemampuan membilang siswa pada Siklus II.

Indikator Membilang Skor Presentase (%)
1-5 88 100
6-10 86 97,7
11-15 67 76,1
16-20 67 76,1

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, kemampuan membilang siswa pada setiap indikator sudah mencapai kriteria keberhasilan. Kemampuan siswa dalam membilang 1-5 mencapai 100% walaupun pada kemampuan membilang 6-10, 11-15 dan 16-20 mengalami penurunan tetapi masih memenuhi kriteria keberhasilan.

Pembahasan

Pada pratindakan, ada beberapa anak yang sama sekali hanya mampu menyebutkan satu nama bilangan pada tiap indikator kemampuan membilang. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah kurangnya media yang menarik dalam pembelajaran, sehingga ketika anak diajak bermain menggunakan media, anak sedikit kesulitan dan kebingungan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Piaget (Rita Eka Izzaty, 2008) yang mengungkapkan bahwa anak yang memperoleh informasi baru akan memasukkannya ke dalam skema dan akan memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan.

Penggunaan kartu gambar yang dikemas dan dimainkan secara menarik dan menyenangkan serta mengharuskan anak untuk terlibat langsung dalam pembelajaran akan dapat menarik perhatian anak. Anak akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini dikemas dengan permainan yang menarik dan dalam kegiatan bermain ternyata mampu meningkatkan kemampuan membilang anak yang terbukti dengan adanya peningkatan kemampuan anak mulai dari pratindakan hingga Siklus II.

Pada Siklus I rata-rata kemampuan membilang 1-20 sebesar 53,4% dan akhirnya mencapai kriteria keberhasilan pada Siklus II dengan rata-rata presentase sebesar 87,5%.

Beberapa temuan ditemukan oleh penulis pada penelitian ini. Berdasarkan data yang diambil dari beberapa anak mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan mengakibatkan kemampuan membilang anak kurang berkembang dengan baik. Hal ini terlihat dari Bryan dan Diva yang masih kesulitan dalam membilang dan menyusun kartu bergambar yang diberikan oleh penulis.

Hal berbeda terjadi pada Tyas, Raka dan Devina dari kegiatan membilang pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II presentase kemampuan membilang mereka menonjol daripada anak yang lain. Mereka sudah mampu membilang dengan lancar dan benar terutama pada indikator membilang 1-5 dan 6-10. Ketiga anak ini bisa dibilang lebih menonjol dari anak yang lain, mereka bukan hanya bisa membilang dengan benar dan tepat mulai dari 1-10 dan juga lebih cepat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis. Bahkan pada Siklus II pertemuan kedua membilang 11-20, mereka sudah mencapai kriteria keberhasilan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mudjito (2007) yang mengatakan bahwa anak yang telah melalui tahapan pengenalan membilang. Anak telah melalui masa penguasaan konsep dan masa transisi mereka mampu mengenal nama bilangan dengan membilang dengan tepat dan benar. Anak mampu menjelaskan konsep satu dengan satu kartu dan gambar yang ada di kartu.

PENUTUP

Kesimpulan

  1. Kemampuan membilang siswa pada kelompok B di TK Pertiwi Srigading Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan media kartu bergambar mengalami peningkatan, yaitu rata-rata kemampuan membilang pada Siklus I sebesar 53,4% meningkat pada Siklus II menjadi 87,5%.
  2. Penggunaan media kartu bergambar cocok digunakan untuk meningkatkan kemampuan membilang siswa pada kelompok B di TK Pertiwi Srigading. Pembiasaan media kartu gambar dapat membantu siswa dalam belajar membilang. Pada awal kegiatan, pembelajaran masih terdapat kendala karena kartu gambar yang digunakan masih bergantian dan pada Siklus II setiap kelompok mendapatkan satu set kartu gambar. Pada akhir pembelajaran, siswa sudah dapat mengikuti dengan baik sudah dapat memenuhi kriteria keberhasilan.

Saran

  1. Siswa diharapkan dapat membiasakan dengan media yang diberikan oleh guru dan memperhatikan cara penggunaan media pembelajaran tersebut agar proses pembelajaran berjalan dengan lancer.
  2. Pendidik dapat menggunakan media kartu bergambar sebagai alternatif media pembelajaran membilang. Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan secara berkelompok, namun setiap anak tetap mendapatkan masing-masing satu set kartu bergambar. Selain itu, guru hendaknya menggunakan metode yang berbeda dalam penggunaan kartu bergambar dalam pembelajaran membilang, agar waktu yang digunakan dapat optimal dan tidak mengganggu kegiatan yang lain.
  3. Bagi sekolah, sebaiknya media yang terdapat di sekolah digunakan dengan maksimal agar pembelajaran yang dilakukan di kelas tidak sebatas menggunakan LKA saja, padahal media yang dimiliki sekolah sangat banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Anggani, S. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Badru, Z, Asep H.H dan Cucu, E. 2009. Media dan Sumber Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Indriana, D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press.

Kumayah, Siti. 2011. Meningkatkan Kemampuan Berhitung melalui Permaianan Kartu Bergambar pada Anak Kelompo A di TK Putra Bakti Asemoro Surabaya. Jurnal Ilmiah S-1 PAUD Teratai PG PAUD FIP Unesa, Volume 2 Nomor 2. Diakses dari http://fip.unesa.ac.id/jurnal-ilmiah/paud-teratai/articel/248/2160 pada tanggal 25 16 September 2019 jam 20.06 WIB.

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Diakses dari http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/permen_58_2009-ttg-standart-PAUD.pdf pada tanggal 12 Januari 2014 jam 10.15 WIB.

Mudjito, AK. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

Rita, EI. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadiman, AS. 2006. Media Pendidikan, Pengertian Pemanfaatan dan Pengembangannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Santrock, JW. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid I. (Alih Bahasa: Juda Damanik & Acmad Chusairi). Jakarta: Erlangga.

Seefeldt, C dan Wasik, BA. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat dan Lima Tahun Masuk Sekolah. (Alih bahasa: Pius Nasar). Jakarta: Indeks.

Slamet, S. 2005. Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Yoni, A. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.