PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI Makna, kedudukan

dan fungsi peraturan perundang-undangan nasional MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE STAD

PADA SISWA KELAS VIII.C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

KABUPATEN DEMAK SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Muhkaris

Guru SMP Negeri 1 Karangawen Kab. Demak

 

ABSTRAK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil observasi peningkatan partisipasi aktif belajar siswa pada siklus II. Pada Siklus I siswa yang melakukan partisipasi aktif yang mencapai kriteria sedang sebanyak 19 siswa, dimana skor yang diperoleh masih dibawah 70. Sedangkan yang mencapai kriteria baik 13 siswa sudah mendapat skor minimal 70. Pada Siklus II yang mencapai kriteria sedang hanya 8 orang, dan yang mendapat kriteria baik 24 orang. Dari data tersebut bisa dilihat adanya peningkatan, dimana pada Siklus I yang mendapat kriteria sedang dari 19 menurun menjadi 8 siswa pada siklus II, sedangkan yang mendapat kriteria baik dari siklus I sebanyak 13 siswa, naik menjadi 24 siswa. Dari hasil tersebut dapat dikatakan partisipasi aktif siswa meningkat karena sudah memehuni kriteria yang telah ditentukan, dimana yang mengikuti partisipasi aktif minimal 23 siswa dengan memperoleh skor minimal 70. Peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dari tahap Siklus I rata -rata yang diperoleh 74,06 naik menjadi rata-rata 82,19 pada tahap siklus II. Dari rata-rata tersebut dapat diketahui terjadi peningkatan rata-rata 8,13 dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan dengan adanya perolehan nilai siswa rata-rata dari siklus I (74,06) meningkat cukup signifikan pada siklus II dengan nilai rata-rata (82,19).

Kata kunci: hasil belajar, partisipasi aktif, kooperatif, STAD

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut informasi para guru yang mengajar pada kelas VIII.C, kebanyakan guru yang mengajar pada kelas VIII.C selalu mengeluh, dikarenakan keadaan kelas yang selalu ribut, susah diatur, bahkan ketika guru menerangkan materi ada beberapa siswa yang tidur, juga pada waktu guru memberikan tugas ada beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan. Khususnya peneliti sebagai guru PPKn, dimana pada pelajaran ini nilai yang selalu diperoleh siswa setiap guru memberikan tugas selalu rendah, rata-rata nilai yang diperoleh siswa setiap diberi tugas mencapai rata-rata 65, bahkan ada anak yang tidak memperoleh nilai dikarenakan tidak mengerjakan tugasnya.

Alternatif penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk pemecahan masalah dalam mengatasi kebekuan dan kebuntuan pengajaran PPKn yang kurang diminati siswa. Dengan memberikan pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) merupakan pendekatan yang baik untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PPKn. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa bekerja sama-sama untuk mempelajari dan menyelesaikan suatu masalah. Keberhasilan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh pemilihan metode belajar yang ditentukan oleh guru.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, yaitu mengetahui pentingnya penerapan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses belajar mengajar khususnya didalam meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di kelas, maka peneliti memfokuskan penelitiannya dengan melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas VIII.C di SMP Negeri 1 Karangawen Demak.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah dan batasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut: (1). Bagaimana peningkatan partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran PPKn dengan pengunaan metode kooperatif tipe STAD pada kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Demak semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 ?, (2). Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dengan penggunaan metode kooperatif tipe STAD pada kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Demak semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: (1). Untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa kelas kelas VIII.C terhadap mata pelajaran PPKn melalui metode kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 1 Karangawen Demak semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.(2). Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.C terhadap mata pelajaran PPKn melalui metode kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 1 Karangawen Demak semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

Manfaat Penelitian

Memberikan sumbangan untuk meningkatkan hasil belajar pada umumnya dan pengajaran PPKn pada khususnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi penelitian selanjutnya.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Partisipasi aktif siswa

Menurut Tjokrowinoto partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya berfikir dan perasaan mereka bagi terciptanya tujuan-tujuan, bersama bertanggungjawab terhadap tujuan tersebut. Menurut Davis partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya (Suryobroto, 1997: 278-279). George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002: 149).

Ciri – ciri dalam kegiatan pembelajaran partisipasi adalah: (1). Pendidik menempatkan diri pada kedudukan tidak serba mengetahui terhadap semua bahan ajar.(2). Pendidik memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. (3). Pendidik melakukan motivasi terhadap peserta didik untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. (4). Pendidik menempatkan dirinya sebagai peserta didik. (5). Pendidik bersama peserta didik saling belajar. (6). Pendidik membantu peserta didik untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif. (7). Pendidik mengembangkan kegiatan pembelajaran berkelompok. (8). Pendidik mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat berprestasi. (9). Pendidik mendorong peserta didik untuk berupaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupanya.

Hasil belajar

Hasil belajar ditentukan oleh evaluasi. Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan pengukuran hasil belajar. Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Tingkat keberhasilan dapat dinyatakan dalam huruf, kata atau symbol (Dimyati Mudjiono, 2002: 200).

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor intern adalah suatu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang berupaya untuk meningkatkan kualitas warga negara dalam kehidupan politik, ekonomi, social, budaya dan hankam agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Diharapkan melalui PPKn setiap warga negara dapat memiliki kecerdasan, kreatif, interaktif dan kritis dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Pembelajaran STAD bertujuan memotivasi siswa untuk membantu kelompoknya dalam memahami materi. Kinerja guru yang mengunakan STAD mengacu pada belajar kelompok, menyajikan informasi akademik baru pada siswa dengan menggunakan prosentase verbal atau tes. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Kerangka berfikir

Pembelajaran metode kooperatif tipe STAD tersebut diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat diukur dari sejauh mana siswa menguasai, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, serta dapat menginterpretasikan informasi yang diperoleh selama proses pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1). Pembelajaran PPKn dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa. (2). Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Karangawen Demak, secara geografis terletak di Jl. Raya Karangawen. Sekolah ini sangat strategis karena berada di wilayah kota kecamatan sehingga dengan mudah diakses oleh kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2019/2020, pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan jadwal pelajaran PPKn kelas VIII.C.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.C, dengan jumlah siswa 32 orang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 17 laki-laki. Sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara secara langsung oleh salah satu guru pengampu mata pelajaran PPKn yang lain yaitu Bapak Imam Wahyu Wibowo, S.Pd, menunjukkan bahwa kelas tersebut aktivitas belajarnya masih rendah, hal ini akan berakibat pada kurang meningkatnya hasil belajar siswa.

Analisis Data Observasi

Data proses pembelajaran yang terdapat pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dianalisis secara deskriptif untuk tiap siklus. Penilaian dapat dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Data observasi yang telah diperoleh dihitung, kemudian disajikan secara deskriptif.

Prosedur Penelitian

Siklus I

Perencanaan

Pada siklus I diawali dengan membuat perencanaan tentang materi dan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan di kelas. Perencanaan ini disusun oleh peneliti. Kemudian menyusun rencana pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan tindakan antara lain sebagai berikut: (1). Membuat RPP dengan materi yang akan diajarkan (2). Membuat lembar observasi untuk mengamati partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. (3). Membuat soal tes, kuis dan LKS (4). Menyiapkan observer untuk mengamati proses perencanaan.

Tindakan

Tindakan pada pembelajaran PPKn menerapkan metode STAD, Langkah yang dilakukan pada waktu tindakan adalah membawa kesiapan siswa untuk masuk ke materi dengan menyesuaikan keadaan siswa pada pembelajaran yang akan disampaikan. Langkah tersebut dilakukan dalam perencanaan tindakan antara lain sebagai berikut: (1). Penyajian materi (2). Belajar kelompok (3). Kuis (4). Perhitungan skor perkembangan individu (5). Penghargaan kelompok, (6). Monitoring Tindakan

Refleksi

Refleksi yang dimaksud adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para partisipan yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Dalam tahap ini, peneliti bersama kolaborator (Guru PPKn lainnya) melakukan analisis dan memaknai hasil tindakan siklus 1. Menganalisis hasil pengamatan pada siklus pertama, antara lain dengan mengambil kesimpulan tentang kemampuan siswa setelah tindakan, menilai hasil belajar, keaktifan dan kreatifitas yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan teman dan bahan ajar. Apabila dalam hasil refleksi tersebut terdapat aspek-aspek yang belum tercapai atau berhasil, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan setelah refleksi pada siklus I.

Siklus II

Kegiatan pada siklus II bermaksud untuk perbaikan pada siklus yang pertama. Kegiatan pada siklus II dirancang dengan mengacu pada hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Tindakan pada siklus II sama dengan prosedur yang ada pada siklus I yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang berupa penyempurnaan dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi dalam siklus I. Hasil refleksi pada siklus II ini merupakan langkah penting untuk menentukan apakah siklus penelitian akan dihentikan atau diteruskan.

Kriteria Keberhasilan Tindakan

Dari semua siklus yang telah dilakukan maka dapat dikatakan berhasil apabila partiipasi aktif dan hasil belajar siswa meningkat. Peningkatan yang terjadi pada partisipasi aktif siswa, dapat dikatakan berhasil apabila minimal 23 anak dari jumlah siswa yang ada mencapai skor rata-rata 70 dari hasil lembar observasi, yang telah melakukan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan indikator pada pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan secara langsung dalam proses pembelajaran di kelas berdasarkan kriteria indikator. Sedangkan untuk hasil belajar siswa telah mencapai tingkat keberhasilan apabila nilai yang diperoleh meningkat (minimal 23 anak) dari jumlah siswa yang ada telah berhasil mencapai batas nilai kriteria minimum. ketuntasan belajar telah mencapai tingkat keberhasilan apabila nilai yang diperoleh minimal 75 mencapai batas nilai kriteria minimum ketuntasan belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar

Pada hasil analisis tes ini dipeoleh data yang berupa angka-angka mengenai jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa terhadap soal yang dikerjakan setelah diterapkannya model pembelajaran tipe STAD dalam proses pembelajaran PPKn. Data yang diperoleh melalui tes dihitung jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa dengan cara mengakumulasikan masing-masing skor pada setiap item soal yang dijawab siswa.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa kemudian dicari skor rata-rata siswa secara keseluruhan dalam satu kelas, ini dilakukan untuk mengetahui keadaan hasil belajar siswa pada siklus I secara keseluruhan.

Hasil perhitungan skor rata-rata siswa secara keseluruhan yang menjadi keterangan mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dalam siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh setelah siswa mengerjakan post tes siklus I, nilai rata-rata hasil post test siklus I sebesar 74,06 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 65.

Refleksi Siklus I

Pada tahap refleksi peneliti bersama guru sejawat mengevaluasi hasil dari tes dan lembar observasi. Berdasarkan pada lembar pengamatan untuk mengetahui partisipasi aktif siswa pada siklus 1, partisipasi aktif yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran di siklus I belum mengalami peningkatan karena jumlah siswa yang masuk dalam kriteria keberhasilan dalam melakukan aktivitas hanya sebanyak hanya sebanyak 13 siswa yang ikut berpartisipasi dengan memperolah minimal 70 dari hasil lembar pengamatan, sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria partisipasi aktif sebanyak 19 siswa, skor yang diperoleh dari lembar pengamatan masih dibawah 70. Jadi dalam pencapaian partisipasi aktif belum dapat dikatakan meningkat karena belum memenuhi kriteria yang telah ditentukan dimana siswa yang harus melakukan aktivitas belajarnya minimal 23 siswa dengan memperoleh skor dari lembar pengamatan minimal 70.

Berdasarkan dari hasil tindakan pada siklus I terjadi peningkatan mencapai rata-rata 74,06. Namun belum semua siswa mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh nilai ≥ 75 untuk masing-masing siswa, masih ada 17 siswa atau 54,13% yang belum mencapai kriteria ketuntasan, untuk itu masih perlu ditingkatkan lagi.

Pelaksanaan Siklus II

Perencanaan

Berdasarkan masalah yang terjadi pada siklus I, peneliti akan melakukan perbaikan-perbaikan dalam siklus II ini yaitu dengan:

  • Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II yang dapat lebih mengaktifkan siswa. Untuk melihat RPP lebih rinci disajikan pada lampiran.
  • Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti media pembelajaran agar dapat menarik minat dan perhatian siswa sehingga siswa mau memperhatikan dan tidak ramai sendiri.
  • Memotivasi siswa agar dapat meningkatkan kerja sama dalam kelompok.
  • Mendorong dan memancing siswa agar mau bertanya pada guru bila ada materi yang belum jelas dengan memberikan dorongan untuk bertanya dan memberikan kesempatan yang lebih banyak pada siswa untuk bertanya.

Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Agustus 2019 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dimulai dari jam 08.20-09.40 pada materi “Kedudukan perundang-undangan dalam sistem hukum nasional”.

Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 3 September 2019 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dimulai dari jam 08.20-09.40 pada materi “Sikap Positif terhadap UUD NKRI Tahun 1945“

Observasi dan Hasil Tindakan Siklus II

Partisipasi Aktif

Rekap Hasil Observasi Partisipasi aktif Pada Siklus II

Jumlah Nilai 2301
Rata-rata 71,91
Nilai tertinggi 87
Nilai terendah 60
Partisipasi Aktif 24
Belum Partisipasi Aktif 8

 

Pada siklus ini siswa jumlah siswa yang hadir yaitu berjumlah 32 siswa. Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa di dalam proses pembelajaran melalui metode kooperatif tipe STAD ternyata dapat meningkatkan adanya partisipasi aktif siswa, hal ini bisa dilihat pada tabel diatas yang menunjukan bahwa siswa yang aktif berperan serta dalam proses pembelajaran dengan jumlah siswa 24, dengan mendapatkan skor minimal 70 dari lembar pengamatan. Sedangkan yang belum beraktifitas berkurang menjadi 8 siswa, yang belum mencapai criteria keberhasilan, karena skor yang diperoleh dari lembar pengamatan masih kurang dari 70.

Hasil Belajar

Pada hasil analisis tes ini didapat data yang berupa angka-angka mengenai jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa terhadap soal tes yang dikerjakan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran PPKn. Data yang diperoleh melalui tes dihitung jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa dengan cara mengakumulasikan masing-masing skor pada setiap item soal yang dikerjakan siswa. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah 2630
Rata-rata 82,19
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 75
Tuntas 32 (100%)
Tidak tuntas

 

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa kemudian dicarilah skor rata-rata siswa secara keseluruhan dalam satu kelas, ini dilakukan untuk mengetahui keadaan hasil belajar siswa pada siklus II secara keseluruhan. Setelah diketahui skor rata-rata pada siklus II secara keseluruhan maka hasil perhitungan data pada siklus II tersebut dibandingkan dengan hasil perhitungan data siklus I. Adapun hasil perbandingan hasil belajar siswa pada tahap siklus II dengan Siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No Hasil Tes Siklus I Siklus II
1 Skor tertinggi 85 100
2 Skor terendah 65 75
  Rata-rata 74,06 82,19

 

 

 

 

 

Hasil Refleksi Siklus II

Pada tahap refleksi peneliti bersama guru mengevaluasi hasil dari tes dan observasi, dari hasil pengamatan dan refleksi di siklus II maka penerapan metode kooperatif tipe STAD bisa dibilang dapat meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa. Pada hasil partisipasi aktif siswa, semua indikator dalam partisipasi aktif siswa sudah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan yaitu minimal 23 siswa telah melakukan aktivitas dalam pembelajaran dan keaktifan siswa pada proses pembelajaran berlangsung bisa juga dilihat pada dokumentasi berupa foto-foto yang telah terlampir dalam lampiran, sedangkan pada hasil belajar semua siswa sudah mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh nilai ≥ 75 untuk masing-masing siswa pada siklus ke II yaitu mencapai rata-rata 82,19. Maka dari hasil pengamatan dan refleksi di siklus II maka penerapan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan Partisipasi aktif siswa dan Hasil belajar siswa. Keunggulan yang ada perlu dipertahankan untuk mendukung peningkatan strategi pembelajaran selanjutnya. Sedangkan beberapa kelemahan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya. Berdasarkan hasil tes dan hasil observasi dari silkus II yang telah terjadi peningkatan dari silkus I, peneliti dan guru sepakat bahwa penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus III.

Pembahasan

Partisipasi Aktif Siswa dalam Pembelajaran PPKn

Hasil penelitian tindakan siklus I dan II mengenai pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD menunjukkan adanya peningkatan terhadap partisipasi ktif siswa. Peningkatan terjadi pada observasi siklus II dimana dalam observasi ini yang diamati adalah Partisipasi aktif siswa. Dari hasil observasi diperoleh data aktivitas siswa sebagai berikut:

No Kriteria Jumlah siswa partisipasi aktif
Siklus I Siklus II
1 Kurang
2 Sedang 13 8
3 Baik 19 24
4 Baik sekali

 

Dari tabel diatas dapat dilihat adanya peningkatan frekuensi dari siklus I ke siklus II. Pada Siklus I siswa yang melakukan partisipasi aktif yang mencapai kriteria sedang sebanyak 13 siswa, dimana skor yang diperoleh masih dibawah 70. Sedangkan yang mencapai kriteria Baik 19 siswa mendapat skor dari lembar pengamatan minimal 70. Pada Siklus II yang mencapai kriteria sedang hanya 8 orang, dan yang mendapat kriteria baik 24 orang. Dari data tersebut bisa dilihat adanya peningkatan, dimana pada Siklus I yang mendapat kriteria sedang dari 13 menurun menjadi 8 siswa pada siklus II, sedangkan yang mendapat kriteria Baik dari siklus I sebanyak 19 siswa, naik menjadi 24 siswa. Dari hasil peningkatan tersebut maka dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah dapat dikatakan meningkat partisipasi aktif siswa karena sudah memehuni kriteria yang telah ditentukan, dimana yang mengikuti partisipasi aktif minimal 23 siswa dengan memperoleh skor minimal 70.

Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran PPKn

Penilaian yang dilakukan pada setiap siklus adalah dengan tes siklus I pada akhir pertemuan 2 dan tes iklus II pada akhir pertemuan 4 dimana materi tes adalah mengenai hakekat norma dalam masyarakat dan arti penting hukum sebagai penguat hasil penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi yang telah disampaikan atau diajarkan oleh peneliti dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa, dilihat dari tabel data nilai siswa pada tahap siklus I dari 32 siswa diperoleh nilai tes tertinggi 85 dengan presentase 9,38% atau 3 siswa, nilai 80 dengan presentase 21,88% atau 7 siswa, nilai 75 dengan presentase 18,75% atau 6 siswa, nilai 70 dengan persentase 40,63% atau 13 siswa, dan nilai 65 dengan persentase 9,38% atau 3 siswa.

Pada tahap siklus II dari 32 siswa diperoleh nilai tes tertinggi 100 dengan presentase 9,38% atau 3 siswa, nilai 95 dengan presentase 3,13% atau 1 siswa, nilai 90 dengan presentse 6,25% atau 2 siswa, nilai 85 dengan presentase 15,63% atau 5 siswa, nilai 80 dengan persentase 34,38% atau 11 siswa, dan nilai 75 dengan persentase 31,25% atau 10 siswa.

Setelah dilaksanakan penelitian mulai dari tahapan Siklus I, sampai pada Siklus II sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai solusi untuk meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PPKn, serta berdasarkan pemaparan data-data hasil penelitian diatas maka dapat diberikan penjelasan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PPKn dari Siklus I mencapai rata-rata 74,06 naik menjadi rata-rata 82,19 pada tahap siklus II. Dari rata-rata tersebut dapat diketahui terjadi peningkatan rata-rata 8,13 dari siklus I ke siklus II.

Tabel Hasil Belajar Siswa Kelas VIII.C

Hasil Belajar Siklus I Siklus II
Jumlah Nilai Kelas 2370 2630
Rata-rata Kelas 74,06 82,19
Tuntas 15 32
Tidak tuntas 17 0

 

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas VIII.C di SMP Negeri 1 Karangawen Demaki, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1). Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan Partisipasi aktif belajar PPKn siswa di kelas dilihat adanya peningkatan, dimana pada Siklus I yang mendapat kriteria sedang dari 19 menurun menjadi 8 siswa pada siklus II, sedangkan yang mendapat kriteria baik dari siklus I sebanyak 13 siswa, naik menjadi 24 siswa. Dari hasil peningkatan tersebut maka dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah dapat dikatakan meningkat partisipasi aktif siswa karena sudah memehuni kriteria yang telah ditentukan, dimana yang mengikuti partisipasi aktif minimal 23 siswa dengan memperoleh skor minimal 70. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran PPKn. (2). Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar belajar PPKn siswa di kelas. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari adanya perubahan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada pra tindakan dan setiap akhir siklus. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tahap siklus I 74,06 naik menjadi rata-rata 82,19 pada tahap siklus II. Dari rata-rata tersebut dapat diketahui terjadi peningkatan siklus I dan peningkatan rata-rata 8,13 dari siklus I ke siklus II.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maupun kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: (1). Di dalam proses belajar mengajar telah terbukti bahwa dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan Partisipasi Aktif siswa, diharapkan guru dapat mengembangkan metode STAD dalam proses belajar mengajar khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (2). Di dalam proses belajar mengajar telah terbukti bahwa dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan guru dapat mengembangkan metode STAD dalam proses belajar mengajar khususnya Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur. (2003). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengembangan Silabus Berbasis Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Umum SMU. Yogyakarta: Pasca Sarjana UNY.

Anas Sudijono. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anita Lie. (2002). Kooperatif learning: Mempraktekan kooperatif learning di Luar kelas. Jakarta:Grassindo.

Cholisin. (2004). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Yogyakarta: Fakultas Ilmu sosial dan Ekonomi UNY.

Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud dan PT Renika Cipta.

Muktakim. (2001). Psikologi Pendidikan. Semarang: FTIW.

Nana Sudjana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. (1993). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Roskarya.

Rochiati Wiriaatmadja. (2006). Metode penelitian tindakan kelas.             Bandung:

Pascasarjan UPI dan PT Remaja Rosdakarya.

Robert E. Slavin. (2009). Cooperatif Learning teori, riset dan praktik. Bandung: Nusa Media.

_____________ (1995). Cooperatif Learning, Theory, Research, and practice. London: Ally and Bacon

Siti Nurjanah. (2007). Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Campuran Melalui Model Pembelajaran Semester 1 SDN Perumas Krapyak 2001.

Slameto. (1998). Belajar dan Fakto-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunarso dkk. (2006). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn untuk perguruan tinggi.Yogyakarta: UNY Press.