PERAN KEPALA SEKOLAH

DALAM MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

DI SD NEGERI TLOGOSIH 2 KEBONAGUNG DEMAK

 

Indah Sukowati

Kepala SD Negeri Mangunrejo 2 Kebonagung Demak

 

ABSTRAK

Fokus penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah peran kepala sekolah sebagai leader dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah?, (2) bagaimanakah peran kepala sekolah sebagai inovator dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah?, (3) bagaimanakah peran Kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak sebagai motivator dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian dilakukan melalui tahapan: (1) tahap pra lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisa data. Instrumen penelitian berupa: (1) manusia, dan (2) bukan manusia. Teknik pengumpulan data penelitian adalah: (1) observasi, (2) wawancara mendalam, dan (3) dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data digunakan uji derajat kepercayaan (credibility) yang berupa triangulasi sumber, triangulasi metode dan bahan referensi. Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) reduksi data (reduction data), (2) penyajian data (data display), dan (3) penarikan kesimpulan (conclution drawing). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagai leader, kepala sekolah bisa memberikan petunjuk, mengerakkan orang lain agar secara sadar dan sukarela melaksanakan kewajibannya, memberikan teladan, dan membina, melakukan pengawasan. Sebagai inovator, kepala sekolah mampu mencari/menemukan, dan melaksanakan gagasan baru yang relevan. Sebagai motivator, kepala sekolah mampu memberikan motivasi kepada warga sekolah, memberi penghargaan, memberi hukuman (punishment) saat terjadi inkonsistensi pada saat pelaksanaan manajemen ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah.

Kata kunci: peran kepala sekolah, manajemen, pelaksanaan, pengawasan, ekstrakurikuler

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut Wahjosumidjo (2011: 81) kepala sekolah yang berhasil mewujudkan mutu sekolah apabila mereka memahami perannya dalam mengelola sekolah sebagai sebuah organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peran kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Melalui berbagai perannya kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemajuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas baik pada kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Dalam setiap tahunnya SD Negeri Tlogosih 2 selalu mendominasi juara lomba bidang non akademik untuk semua cabang lomba di tingkat kecamatan. Perlombaan-perlombaan yang diikuti SD Negeri Tlogosih 2 selalu unggul dan mencapai prestasi terbaik, atas prestasinya itu SD Tlogosih 2 ditunjuk dari UPTD kecamatan Kebonagung untuk mengikuti lomba di tingkat kabupaten dan mewakili kabupaten untuk mengikuti lomba di tingkat propinsi yaitu pada cabang lomba Karya Ilmiah Islami dan PMR mula menjadi juara I.

Berkaitan dengan keberhasilan yang telah dicapai oleh SD Negeri Tlogosih 2, terutama pada aspek kegiatan ekstrakurikuler tentunya tidak lepas dari berbagai faktor yang mendukung, salah satu diantaranya adalah sumber daya manusia, terutama peran kepala sekolah. Peran aktif kepala sekolah sebagai leader, inovator dan motivator dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler dianggap sebagai faktor dominan yang mempengaruhi keberhasilan SD Negeri Tlogosih 2 di berbagai kegiatan perlombaan.

Berdasarkan realita yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan kajian ilmiah lebih mendalam sehingga dapat diungkap temuan-temuan di lapangan tentang peran kepala sekolah dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak.

Fokus Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka fokus utama penelitian ini adalah peran kepala sekolah sebagai leader, inovator, dan motivator dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dan karya ilmiah di SD Negeri Tlogosih 2, Kebonagung, Demak.

Fokus tersebut dirinci menjadi sub fokus sebagai berikut:

  1. Bagaimana peran Kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak sebagai leader dalam kegiatan manajemen ekstrakurikuler Pramuka dan Karya ilmiah?
  2. Bagaimana peran Kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak sebagai inovator dalam kegiatan manajemen ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah?
  3. Bagaimana peran kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak sebagai motivator dalam kegiatan manajemen ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya adalah:

  1. Menganalisis dan mendiskripsikan peran kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak sebagai leader dalam kegiatan manajemen ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah.
  2. Menganalisis dan mendiskripsikan peran kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak sebagai inovator dalam kegiatan manajemen ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah.
  3. Menganalisis dan mendiskripsikan peran kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak sebagai motivator dalam kegiatan manajemen ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah.

Manfaat Penelitian

Secara teoritik manfaat dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu manajemen pendidikan, khsususnya tentang peran kepala sekolah dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler. Secara praktis bagi Dinas Pendidikan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait peran kepala sekolah dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

 

 

 

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan maksud memperoleh gambaran yang mendalam tentang peran kepala sekolah dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri Tlogosih 2, Kebonagung, Demak. Jenis penelitiannya adalah studi kasus di mana pada penelitian ini mempelajari secara intensif peran kepala SD Negeri Tlogosih 2 sebagai leader, inovator, dan motivator dalam kegiatan manajemen ekstrakurikuler pramuka dan karya ilmiah. Manajemen dalam penelitian ini meliputi penggerakkan dan pengawasan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi

Penelitian dilakukan di SD Negeri Tlogosih 2, yang beralamat di jalan Mintreng-Dempet Km. 02, Desa Tlogosih, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.

Waktu

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 11 bulan, yaitu pada bulan Agustus 2018-Juli 2019.

Desain/Langkah Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

  1. Tahap Pra Lapangan

Ada 6 kegiatan yang dilakukan dalam penelitian kualitatif pada tahap pralapangan yaitu: a. menyusun rancangan penelitian, b. memilih lapangan penelitian, c. mengurus izin penelitian, d. melakukan survei keadaan lapangan, e. memilih dan memanfaatkan informan, dan f. menyiapkan perlengkapan penelitian.

  1. Tahap Pekerjaan Lapangan

Prosedur pada tahap pekerjaan lapangan terbagai menjadi 3 tahapan yaitu: a. memahami latar penelitian dan persiapan diri, b. memasuki lapangan, dan c. berperan serta sambil mengumpulkan data.

  1. Tahap Analisis Data

Setelah data berhasil dihimpun observasi, wawancara, dan dokumentasi maka langkah berikutnya adalah mengelompokan data sesuai temanya kemudian dilanjutkan dengan analisis.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa: manusia melalui wawancara dengan: a. Kepala Sekolah, b. Komite Sekolah, c. Pembina Pramuka, d. Pembina Karya Ilmiah, e. Siswa,, f. Orang tua/wali murid, Bukan Manusia terdiri dari: a. Observasi, b. Dokumen, c. Foto-foto kegiatan, dan d. Rekaman

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian adalah: observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2007: 185), yang membagi langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan.

Pemeriksaan Keabsahan Data

Pada penelitian ini digunakan uji keabsahan data berupa Derajat Kepercayaan (credibility). Uji Derajat Kepercayaan (credibility) terhadap data hasil dilakukan oleh peneliti agar hasil penelitian tidak diragukan sebagai sebuah karya ilmiah. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu: 1. Triangulasi Sumber, 2. Triangulasi Metode, 3. Menggunakan bahan referensi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Peran Kepala Sekolah Sebagai Leader

Sebagai leader kepala sekolah harus bisa memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah, mampu menggerakkan warga sekolah agar secara sadar mengikuti ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah, memberikan teladan, membina dan melakukan pengawasan. Beberapa bukti bahwa kepala sekolah mampu memberi petunjuk dengan baik antara lain: a) apabila kepala sekolah sendiri belum jelas tentang suatu hal, Beliau akan mengonsultasikan dulu dengan pihak terkait, b) kepala sekolah berperan aktif memberikan masukkan kepada semua komponen rapat, dan c) aktif menyampaikan kepada guru Pembina dan guru kelas untuk saling berkoordinasi.

Kepala sekolah menggerakkan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah, terbukti dengan: a) mengacu pada rencana kerja yang telah disusun di awal tahun pelajaran, b) siswa mendapatkan nilai dari kegiatan dengan mempertimbangkan kehadiran, c) banyaknya piagam dan piala yang diraih oleh SD Negeri Tlogosih 2.

Sebagai leader memberikan pembinaan dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah. Pembinaan yang dilakukan meliputi: a) pembinaan moral, b) pembinaan mental, c) pembinaan fisik, dan d) pembinaan artistik. Pengawasan dilakukan dengan: a) memonitor kegiatan latihan, b) menyinkronkan antara perencanaan dengan penggerakan, c) jika dalam penggerakan terdapat kendala maka dengan pengawasan bisa segera diketahui dan bisa segera diatasi atau dicarikan solusinya.

Pengawasan merupakan tindakan lanjut dari perencanaan dan penggerakan. Pengawasan dilakukan dengan: a) memonitor kegiatan latihan, b) menyinkronkan antara perencanaan dengan penggerakan, c) jika dalam penggerakan terdapat kendala maka dengan pengawasan bisa segera diketahui dan bisa segera diatasi atau dicarikan solusinya.

 

Peran Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari/menemukan, dan melaksanakan gagasan baru yang relevan. Peran kepala sekolah sebagai inovator dipergunakan untuk menggali segala sumber daya yang dimiliki sekolah untuk kemajuan sekolah. Kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak membuat terobosan-terobosan atau gagasan baru dalam kegiatan Pramuka. Terobosan yang dilakukan antara lain: a) senantiasa memotivasi pelatih, mendatangkan pelatih dari Koramil, b) melibatkan orang tua dalam menyusun visi, misi Pramuka, dan c) melibatkan anak dari menyusun kegiatan.

Ekstrakurikuler Karya Ilmiah merupakan terobosan dalam pendidikan di sekolah dasar. Hal ini didasari fakta bahwa jarang sekali sekolah dasar yang mengadakan kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah. Kepala sekolah memiliki peran sebagai inovator berupa kemampuan melaksanakan gagasan baru yang relevan. Gagasan baru akan dilaksanakan jika sesuai dengan tujuan kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah.

Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Untuk menunjang kesuksesan sebuah sekolah utamanya dalam kegiatan Pramuka dan Karya Ilmiah, motivasi salah satu kuncinya. Kegiatan Pramuka dan Karya Ilmiah yang monoton akan membuat peserta menjadi cepat bosan. Kepala sekolah harus memiliki peran sebagai motivator kegiatan. Motivasi yang diberikan tidak hanya diberikan kepada para siswa saja tetapi juga kepada guru, pembina Pramuka dan juga orang tua.

Menjadi juara merupakan kebanggaan dan merupakan bukti nyata dari sebuah kerja keras. Sebagai motivator kepala sekolah harus bisa memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berjuang dengan baik untuk sekolah. Penghargaan diberikan untuk memacu semangat yang lain agar bisa juga berprestasi dalam bentuk apapun.

Ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah ini membutuhkan ketenangan berpikir. Jika terjadi inkonsistensi dalam pelaksanaannya maka hukuman yang perlu dilakukan bukan hukuman fisik tetapi tetap hukuman yang memacu mereka untuk tetap berkarya.

Pembahasan

Kepala sekolah sebagai leader harus memberikan petunjuk, mengerakkan orang lain agar secara sadar dan sukarela melaksanakan kewajibannya, memberikan teladan, dan membina, melakukan pengawasan. Hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa sebagai leader kepala harus mampu memberikan petunjuk dengan jelas sesuai dengan pendapat Mulyasa (2013: 97). Menurut Mulyasa (2013: 97) kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan.

Hasil penelitian yang ditemukan peneliti sesuai dengan teori yang dikemukakan Nurkolis (2003:119). Menurut Nurkolis (2003: 119) sebagai leader maka kepala sekolah harus mampu mengerakkan orang lain agar secara sadar dan sukarela melaksanakan kewajibannya secara baik sesuai dengan yang diharapkan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan.

Hasil penelitian ini sesuai pendapat Wahjosumidjo (2009: 97). Menurut Wahjosumidjo (2009: 97) bahwa salah satu indikator leader adalah menggerakan. Kepala sekolah sebagai Inovator mampu membuat terobosan-terobosan baru sesaui dengan teori yang dikemukan oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa (2013: 97), dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh warga sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

Temuan peneliti juga sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Nurkolis (2003:119). Menurut Nurkolis (2003: 119) sebagai inovator kepala sekolah melaksanakan pembaruan-pembaruan terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah yang dipimpin berdasarkan prediksi-prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Pendapat lain yaitu Mulyasa (2013: 97) bahwa kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan ini sesuai dengan temuan peneliti.

Kepala SD Tlogosih 2 Kebonagung Demak berperan sebagai motivator pada ekstrakurikuler Pramuka. Sebagai motivator, kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak mampu memberikan motivasi, memberi penghargaan dan memberikan hukuman bagi yang melakukan inkonsistensi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan Depdiknas dalam Andang (2014: 57).

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran Kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak dalam kegiatan manajemen ekstrakurikuler, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Peran kepala sekolah sebagai leader adalah bisa memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah, mampu menggerakkan warga sekolah agar secara sadar mengikuti ekstrakurikuler Pramuka dan Karya Ilmiah, memberikan teladan, membina dan melakukan pengawasan.
  2. Peran kepala sekolah sebagai inovator adalah berupa kemampuan memiliki dan melaksanakan ide baru yang relevan.
  3. Peran kepala SD Negeri Tlogosih 2 Kebonagung Demak sebagai motivator mampu memberikan motivasi, memberi penghargaan dan memberikan hukuman bagi yang melakukan

Peran yang menonjol dari ketiganya adalah peran kepala sekolah sebagai leader sedangkan yang masih perlu dikuatkan lagi adalah peran kepala sekolah sebagai inovator.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberi saran sebagai berikut:

  1. Bagi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan

Peran Kepala SD Negeri 1 Tlogosih 2 ini layak ditiru oleh para kepala sekolah lainnya sehingga Dinas Pendidikan bisa memfasilitasinya dengan mendatangkan Kepala SD Negeri Tlogosih 2 untuk berbagi pengalaman dengan kepala sekolah lainnya.

 

 

  1. Bagi Sekolah

Peran kepala SD Negeri Tlogosih 2 sebagai inovator masih sedikit inovasi yang dilakukan. Kepala sekolah bisa meminta masukkan dari banyak pihak dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah juga bisa melakukan studi banding dengan sekolah lain agar lebih banyak ide lagi yang tercetus.

  1. Bagi Guru

Kepala SD Tlogosih 2 Kebonagung Demak merupakan figur yang bertanggung jawab mampu memberikan teladan yang baik. Keteladanan yang diberikan hendaknya bisa memicu para guru untuk meniru untuk kemudian timbul motivasi agar sekolah lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jerome S. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogjakarta: Pustaka pelajar

Danim, Sudarwan. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Danim, Sudarwan 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK & SLB. Jakarta: BP. Cipta Karya.

Harsono. 2008. Model-Model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasibuan. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermino, Agustinus. 2014. Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi. Yogyakarya: Pustaka Pelajar.

Hermino, Agustinus. 2014. Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter. Bandung: Alfabeta

Ismaya, Bambang. 2015. Pengelolaan Pendidikan. 2015. Bandung: Refika Aditama

Jamal Ma’mur Asmani. 2012. Tips Aplikasi Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Diva Press,.

Kompri. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Muhaimin, dkk. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Mulyasa. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyasa. 2010. Jakarta. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi aksara

Mulyono. 2014. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Nurkolis. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo.

Nurkolis. 2018. Implementasi MBS Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Semarang: UPGRIS Press.

Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara

Pemerintah Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Sekretariat Negara.