PENINGKATAN HASIL BELAJAR SENI RUPA

PADA MATERI GAMBAR PESPEKTIF DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN FOTOGRAFI DI KELAS XII IPA.1

SMA NEGERI 3 DEMAK SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Rachmat Prabowo

SMA Negeri 3 Demak

 

Abstrak

PTK ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar seni rupa pada materi gambar pespektif di kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Demak Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan subyek penelitian sebanyak 38 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi kepada guru dan kepada siswa, kuesioner tanggapan siswa, dan hasil uji produk (unjuk kerja). Uji validitas data atau uji keabsahan data dilakukan dengan cara tringulasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Ter-dapat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran gambar perspektif dengan memanfaatkan media pembelajaran fotografi sebesar 52,57% (dari ketuntasan awal 47,7% menjadi 97,27%) dan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 14,68 (dari 70,16 menjadi 84,84), 2) Tingkat aktifitas siswa dalam pembelajaran gambar perspektif dengan memanfaatkan media pembelajaran fotografi pada kategori sangat aktif 52,42%, aktif 40%, dan cukup aktif 6,58%, 3) Tingkat persepsi siswa dalam pembelajaran gambar perspektif dengan memanfaatkan media pembelajaran fotografi pada kategori sangat setuju/sangat senang 76,32%, setuju/senang 21,05%, dan cukup setuju/cukup senang 2,63%, dan 3) Tingkat kinerja guru dalam pembelajaran gambar perspektif dengan memanfaatkan media pembelajaran fotografi pada kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir pembelajaran mencapai keoptimalan sebesar 94,11%.

 Kata Kunci: Hasil Belajar Seni Rupa, Gambar Pespektif, Media Pembelajaran Fotografi.

 

PENDAHULUAN

Hasil kreatifitas siswa pada ulangan harian (uji produk/unjuk kerja) dalam pembelajaran seni rupa Standar Kompetensi 2 (SK. 2) Mengekspresikan diri melalui berkarya seni rupa dan Kompetensi Dasar 2.1 (KD. 2.1) Menggambar perspektif, pokok bahasan gambar perspektif titik, garis, dan bidang di kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 nilai masih di bawah KKM (80).

Rendahnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran seni rupa pada pokok bahasan gambar perspektif benda kelas XII IPA.1 baru mencapai 72,88 (90,75%). Khususnya pada kelas XII IPA.1 yang memperoleh nilai rata-rata paling rendah 70,16 (87,7%), sebanyak 21 (55,26%) siswa belum mencapai KKM. Hal ini patut dicari penyebabnya. Setelah dilakukan pengamatan, penulis menduga ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, diantaranya belum optimalnya proses pembelajaran. Guru dalam mengajar, terutama yang berkaitan dengan metode yang digunakan masih cenderung monoton.

Permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa di atas harus segera diatasi dengan cara mengubah paradigma mengajar, diantaranya mengupayakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang relefan dan menunjang materi pelajaran sehingga dapat memotivasi serta mengaktifkan siswa secara optimal.

Apakah pemanfaatan media pembe-lajaran fotografi dapat meningkatkan hasil belajar seni rupa pada materi gambar pespektif di kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Demak Tahun Pelajaran 2015/2016 ? Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar seni rupa pada materi gambar pespektif di kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Demak Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui pemanfaatan media pembelajaran fotografi.

Manfaat penelitian ini bagi Siswa: (1). Membuat suasana belajar lebih menyenangkan, (2) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat terekam dengan baik, (3) Memberi ruang yang lebih luas kepada siswa untuk berani mengemukakan ide dan pendapatnya sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan (4). Meningkatkan prestasi belajar siswa. Manfaat bagi Peneliti/Guru: (1) Guru menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi, tidak menjenuhkan, lebih praktis, dan hemat waktu sehingga terjadi peningkatan proses dan mutu pembelajaran,(2). Membiasakan guru melakukan penelitian kecil yang sangat bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran serta pengembangan karier guru, dan (3) Sebagai acuan bagi guru dalam upaya menciptakan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. Manfaat bagi Sekolah: (1) Sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pada bidang studi seni rupa di SMA dan (2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi sekolah.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah antara guru dan siswa, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik atau murid dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Jadi, pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa, sumber belajar serta lingkungan, agar siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan ditandai dengan perubahan sikap / tingkah laku kearah yang lebih baik.

Dalam dunia seni rupa, berkembang suatu ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan hubungan persepsi, ruang, bentuk, warna, dan bahan yang berwuju dua dimensi atau tiga dimensi. Dengan demikian, berkarya seni rupa menghasilkan benda-benda seni untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Berdasarkan matranya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi benda seni dua dimensi dan benda seni tiga dimensi. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi benda-benda seni yang memiliki fungsi estetis (keindahan) dan benda-benda seni yang memilki fungsi terapan (pakai) (Scahari, 2006:120).

Kegiatan pembelajaran seni rupa di SMA diarahkan untuk memenuhi kebutuhan siswa akan nilai estetik dan praktis yang kasat mata melalui ide-ide kreatif, dari kegiatan ini diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan psikomotoriknya. Perealisasian tujuan tersebut diantaranya melalui kegiatan pengembangan kreativitas siswa yang terintegrasi dengan materi gambar perspektif.

Gambar merupakan bagian dari hasil karya seni rupa dua dimensi, gambar perspektif mengandung maksud sebagai upaya atau teknik menggambar agar objek atau benda yang digambar sesuai dengan hasil yang sebenarnya berdasarkan pandangan mata. Pengertian ini dikutip dari Suparyono (1981:7), “Kata perspektif berasal dari kata prospettiva (bahasa Itali) yang berarti gambar pandangan” dan Scahari (2006:96), “Gambar perspektif adalah gambar benda atau ruang berkesan tiga dimensi” serta Suhardiman (1987:63), “Ilmu perspektif: ilmu yang mempelajari cara menggambar benda sehingga kesan gambar sebagaimana kesan mata kita melihat benda tersebut dan terlihat pula adanya kesan jauh dan dekat”.

Fotografi merupakan jenis media grafis (visual). Fotografi berasal dari bahasa Inggris “Photography” yang berasal dari kata Yunani yaitu “Fos” yang artinya cahaya dan kata “Grafo” yang artinya melukis/menulis. Merujuk asal dan arti kata tersebut, fotografi adalah proses melukis/ menulis dengan menggunakan media cahaya (http://id.wikipedia.org/wiki/ Fotografi). Pendapat lain menyatakan bahwa fotografi berarti menggambar dengan cahaya, jadi esensi dari fotografi adalah memahami faktor pencahayaan dan efeknya pada foto yang dihasilkan (http://fotografi-dasar.blogspot.com/).

Merujuk pemahaman diatas, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer un-tuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang dapat dibuat atau dihasilkan. Dengan demikian, keseimbangan antara highlight dan shadow merupakan salah satu efek yang timbul dari pengaturan pencahayaan. Oleh karena itu, fotografi memiliki prinsip untuk menghasilkan gambar yang optimal.

Hasil belajar seni rupa adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar mata pelajaran seni rupa. Sesuai silabi yang berlaku, pada materi gambar perspektif hasil belajar seni rupa siswa dititikberatkan hanya pada ranah psikomotorik (unjuk kerja). Pelaksanaan evaluasi (unjuk kerja) dilakukan pada saat KMB berlangsung dan penilaian dilakukan setelah pembelajaran selesai.

Mendasarkan pada KKM yang telah ditetapkan SMA Negeri 3 Demak, siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai serendah-rendahnya 80. Namun pada fakta dilapangan rata-rata perolehan hasil belajar seni rupa pada materi gambar perspektif siswa kelas XII IPA.1 nilai rata-rata kelas baru mencapai 72,88 (masih di bawah KKM), khusus kelas XII IPA.1 memperoleh nilai rata-rata kelas 70,16 (terendah) dibanding kelas lainnya dan masih terdapat 21 (55,26%) siswa belum mencapai KKM.

Pencapaian perubahan atau pening-katan hasil belajar siswa terkait dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Memaksimalkan proses pembelajaran merupakan suatu keharusan bagi seorang guru, diantaranya dengan menerapkan prinsi-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006:30), sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran adalah: 1) Berpusat pada siswa, 2) Belajar dengan melakukan, 3) Mengembangkan kemampuan sosial, 4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah, 5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah,6) Mengembangkan kreatifitas siswa, 7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi, 8) Menumbuhkan ke-sadaran sebagai warga negara yang baik, 9) Belajar sepanjang hayat.

Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guna memperoleh hasil belajar yang optimal. Media sebagai salah satu bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi sangat membantu perealisasian prinsip-prinsip pembelajaran. Penggunaan alat bantu berupa media pembelajaran seperti fotografi mebuat komunikasi visual antara guru dan siswa menjadi lebih mudah sehingga hasil pembelajaran, khususnya pada materi gambar perspektif dapat optimal.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam PTK ini adalah: ”Pemanfaatan media pembelajaran fotografi dapat meningkatkan hasil belajar seni rupa pada materi gambar perspektif di kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 ”.

METODE

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2015 di SMA Negeri 3 Demak Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Demak Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 sejumlah 38 siswa. PTK ini dikatakan berhasil apabila 90% siswa dapat mencapai nilai KKM atau minimal meningkat 45,30% dan nilai rata-rata kelas minimal 80 atau minimal meningkat 9,84 poin. Sumber data dalam PTK ini adalah: (1). Siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Demak, untuk mendapatkan data awal hasil pembelajaran seni rupa pada materi gambar perspektif dan kelas XII IPA.1 untuk mendapatkan data akhir hasil pembelajaran, dan (2) Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran gambar perspektif di SMA Negeri 3 Demak Semester 1 Tahun pelajaran 2015/2016.

Teknik pengumpulan data dalam PTK ini terdiri dari dari: (1) Observasi, dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran gambar perspektif yang meliputi observasi setelah diadakan tindakan siklus pertama dan observasi setelah diadakan tindakan siklus kedua dan (2) Kuesioner, dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran gambar perspektif yang meliputi kuesioner setelah diadakan tindakan siklus pertama dan kuesioner setelah diadakan tindakan siklus kedua, dan (3) Tes hasil belajar (hasil unjuk kerja/uji produk), dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil pembelajaran gambar perspektif siswa yang meliputi data tes sebelum diadakan tindakan, data tes setelah diadakan tindakan siklus pertama, dan data tes setelah diadakan tindakan siklus kedua. Alat pengumpul data / instrumen penelitian dalam penelitia ini meliputi: (1) Instrumen 1 berupa lembar pengamatan kinerja guru, (2) Instrumen 2 berupa lembar pengamatan aktivitas siswa, (3) Instrumen 3 berupa lembar kuesioner tanggapan siswa, (4) Instrumen 4 berupa lembar soal / rubrik penilaian (uji produk).

Uji validitas data atau uji keabsahan data dapat ditempuh dengan cara menjamin kredibilitas data. Oleh karena itu, peneliti melakukan cara tringulasi se bagai salah satu upaya untuk meminimalkan subyektifitas. Jenis tringulasi yang dipilih adalah tringulasi peneliti, yakni pengumpulan data yang sama oleh dua atau lebih peneliti, dalam hal ini dua atau lebih peneliti mengamati proses pembelajaran yang sama dalam waktu yang sama pula.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil belajar siswa kelas XII IPA.1 dalam mengikuti pembelajaran seni rupa dengan pokok bahasan gambar perspektif, dari sejumlah 38 siswa baru 17 siswa (44,7%) yang telah mencapai KKM (memperoleh nialai 80 ke atas), 21 (55,26%) siswa memperoleh nilai di bawah 80, dan nilai rata-rata kelas baru mencapai 70,16.

Hasil Penelitian Siklus I

Pengamatan kinerja guru siklus I Pengamatan tindakan dilakukan oleh observer dengan mengikuti setiap tahapan dalam tindakan siklus I. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Data Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Siklus I

No.   Predikat Skor Perolehan Skor Maksimal Persentase%
         
1 Kegiatan Awal 21 25 84,00
2 Kegiatan Inti      
  a. Eksplorasi 13 15 86,66
  b. Elaborasi 17 20 85,00
  c. Konfirmasi 12 15 80,00
3   Kegiatan Akhir 8 10 80,00
    Jumlah/Rerata 71 85 83,53

 

Tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus I berdasarkan pengamatan teman sejawat kegiatan awal pembelajaran mencapai tingkat keoptimalan 84%, kegiatan inti eksplorasi 86,66%, elaborasi 85%, konfirmasi 80%, dan pada kegiatan akhir pembelajaran 80%. Total dari pencapaian keoptimalan kinerja guru sebesar 83,53%. Pengamatan aktifitas siswa Siklus I Pengamatan aktifitas siswa dilakukan oleh observer dengan mengikuti setiap tahapan dalam tindakan siklus I. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut

Tabel 2 Data Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I

Skor Predikat Frekuensi Persentase
5 Sangat aktif 86 22,63
4 Aktif 157 41,32
3 Cukup 93 24,47
2 Kurang aktif 44 11,58
1 Tidak aktif 0 0
    380 100

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada siklus I berdasarkan pengamatan teman sejawat masuk dalam kategori sangat aktif 22,63%, aktif 41,32%, cukup aktif 24,47%, kurang aktif 11,58%, dan tidak ada yang berkategori tidak aktif.

Hasil kuesioner siklus I

Hasil kueiseoner digali dari angket tentang proses pembelajaran berdasarkan persepsi siswa, didapatkan hasil sebagai berikut:

 

Tabel 3 Data Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I

  Kelas Interval Predikat Frekuensi Persentase%
1 42-50 Sangat setuju 15 39,47
2 34-41 Setuju 18 47,37
3 26-33 Cukup 5 13,16
4 18-25 Kurang setuju 0 0
5 10-17 Tidak setuju 0 0
  Jumlah   38 100

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I berdasarkan persepsi siswa masuk dalam kategori sangat setuju dengan proses pembelajaran yang dialami sebanyak 39,47%, setuju 47,37%, cukup setuju 13,16%, dan tidak ada yang kurang maupun tidak setuju.

Hasil uji produk siklus I

Hasil uji produk siklus I digali dari kualitas pekerjaan siswa dalam membuat gambar perspektif ruang interior dengan teknik satu titik lenyap, didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4 Data Nilai Harian Uji Produk Gambar Perspektif Siklus I

  Kelas Interval Frekuensi Persentase% Komuatif% Keterangan
           
1 85-89 11 28,94 28,94 Tuntas
2 80-84 16 42,10 71,04 Tuntas
3 75-79 4 10,53 81,57 Belum Tuntas
4 70-74 3 7,90 89,47 Belum Tuntas
5 65-69 3 7,90 97,37 Belum Tuntas
7 60-64 1 2,63 100 Belum Tuntas
  Jumlah 38 100    

Tabel di atas menunjukkan bahwa daari sejumlah 38 siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM sebanyak 71,04% dengan kisaran nilai antara 85-89 sebanyak 11 siswa (28,9%), kisaran nilai an-tara 80-84 sebanyak 16 siswa (42,1%), 11 siswa (28,9%) yang belum tuntas, dan nilai rata-rata kelas 79,48.

Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi tindakan siklus I dilaksanakan setelah berakhirnya pelaksanaan siklus I. Berdasarkan hasil tindakan siklus I yang terdiri dari pengamatan terhadap kinerja guru, pengamatan terhadap aktifitas siswa, dan persepsi siswa terhadap proses pembelajaran. Meskipun hasil siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik dalam proses maupun hasil uji produk (unjuk kerja) siswa, dimana pada pra siklus siwa yang mencapai KKM baru 17 (44,7%) dan yang belum tuntas seban-yak 21 (55,26%), pada tindakan siklus I diperoleh hasil 27 (71,05%) siswa telah tuntas dan 11 (28,95%) siswa belun tuntas. Jadi terdapat peningkatan hasil uji produk siswa pada siklus I sebesar 26,31%.

 

Sedangkan nilai rata-rata kelas pada pra siklus baru mencapai 70,16 pada siklus I meningkat menjadi 79,48, jadi terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 11,65%.

Berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I di atas, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas belum mencapai indikator yang ditetapkan. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan tindakan siklus berikutnya (siklus II) dengan rencana perbaikan untuk meningkat-kan kinerja guru, meningkatkan aktifitas dan persepsi siswa terhadap pembelajaran yang akan berimplikasi kepada penigka-tan hasil pembelajaran siklus II. Perbaikan tersebut dilakukan dengan cara merevisi/ menambah RPP materi gambar perspektif, khususnya pada metode dan langkah-langkah pembelajaran.

Hasil Penelitian Siklus II

Pengamatan kinerja guru siklus II Pengamatan tindakan dilakukan oleh teman sejawat dengan mengikuti setiap tahapan dalam tindakan siklus II. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Data Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Siklus II

No. Predikat Skor Perolehan Skor Maksimal Persentase (%)
1 Kegiatan Awal 24 25 96,66
2 Kegiatan Inti 14 15 93,33
  a. Eksplorasi
  b. Elaborasi 19 20 95,00
  c. Konfirmasi 14 15 93,33
3 Kegiatan Akhir 9 10 90,00
  Jumlah 80 85 94,11

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus II berdasarkan pengamatan teman sejawat kegiatan awal pembelajaran mencapai tingkat keoptimalan 96,66%, kegiatan inti eksplorasi 93,33%, elaborasi 95%, konfirmasi 93,33%, dan pada kegiatan akhir pembelajaran 90%. Total dari pencapaian keoptimalan kinerja guru sebesar 94,11%.

Pengamatan aktifitas siswa siklus II Pengamatan aktifitas siswa dilakukan oleh observer dengan mengikuti setiap tahapan dalam tindakan siklus II. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Data Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II

Skor Predikat Frekuensi Persentase (%)
5 Sangat aktif 203 53,42
4 Aktif 152 40,00
3 Cukup 25 6,58
2 Kurang aktif 0 0
1 Tidak aktif 0 0
    380 100

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada siklus II berdasarkan pengamatan teman sejawat masuk dalam kategori sangat aktif 52,42, aktif 40%, cukup aktif 6,58%, dan tidak ada yang ber-kategori kurang aktif maupun tidak aktif.

Hasil kuesioner siklus II

Hasil kueiseoner digali dari angket tentang proses pembelajaran berdasarkan persepsi siswa, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 7 Data Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II

No Kelas Interval Predikat Frekuensi Persentase
1 42-50 Sangat setuju 29 76,32
2 34-41 Setuju 8 21,05
3 26-33 Cukup 1 2,63
4 18-25 Kurang setuju 0 0
5 10-17 Tidak setuju 0 0
  Jumlah   38 100

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan persepsi siswa masuk dalam kategori sangat setuju dengan proses pembelajaran yang dialami sebanyak 76,32%, setuju 21,05%, cukup setuju 2,63%, dan tidak ada yang kurang maupun tidak setuju.

Hasil uji produk siklus II

Hasil uji produk siklus II digali dari kualitas pekerjaan siswa dalam membuat gambar perspektif eksterior dengan teknik dua titik lenyap, didapat hasil sebagai berikut

Tabel 8 Data Nilai Harian Uji Produk Gambar Perspektif Siklus II

No Kelas Interval Frekuensi Persentase Komuatif Keterangan
1 90-94 5 13,16 13,16 Tuntas
2 85-89 19 50,00 63,16 Tuntas
3 80-84 13 34,21 97,37 Tuntas
4 75-79 1 2,63 100 Belum Tuntas
  Jumlah 38 100    

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa daari sejumlah 38 siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM sebanyak 97,27% dengan kisaran nilai antara 90-94 sebanyak 5 siswa (13,16%), kisaran 85-89 se-banyak 19 siswa (50%), kisaran nilai antara 80-84 sebanyak 13 siswa (34,21%), 1 siswa (2,63%) belum tuntas, dan nilai rata-rata kelas 84,84.

Refleksi Tindakan Siklus II Refleksi tindakan siklus II dilaksanakan setelah berakhirnya pelaksanaan siklus II. Berdasarkan hasil tindakan siklus II yang terdiri dari pengamatan terhadap kinerja guru, pengamatan terhadap aktifitas siswa, dan persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang optimal berimplikasi kepada meningkatnya hasil uji produk (unjuk kerja) siswa, dimana pada siklus I sejumlah 11 (28,95%) siswa belun mencapai KKM, pada hasil siklus II siwa yang belum mencapai KKM tinggal 1 (2,63%) siswa. Jadi terdapat peningkatan hasil uji produk sebesar 26,32%, besaran peningkatan ini telah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Demikian juga terjadi pada nilai rata-rata kelas, pada siklus I baru mencapai 79,48 setelah dilakukan kegiatan siklus II naik menjadi 84,84. Jadi terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 5,36%.

Pembahasan

Data awal pembelajaran gambar pers-pektif menunjukkan rata-rata nilai siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Demak dalam kegiatan menggambar perspektif diperoleh hasil yang masih rendah, baru 44,7% siswa yang tuntas belajar, 55,26% siswa memperoleh nilai di bawah KKM, dan nilai rata-rata kelas baru mencapai 70,16. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mewujudkan produk gambar perspektif yang inti penyebabnya adalah pemahaman yang masih verbal dan kurang termotivasi.

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus I menunjukkan: (1) Kinerja guru pada kegiatan awal pembelajaran mencapai tingkat keoptimalan 84%, kegiatan inti eksplorasi 86,66%, elaborasi 85%, konfirmasi 80%, dan pada kegiatan akhir pembelajaran 80%. Rata-rata pencapaian keoptimalan kinerja guru sebesar 83,53%, Tingkat aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berkategori sangat aktif 22,63%, aktif 41,32%, cukup aktif 24,47%, dan kurang aktif 11,58%, (3) Tingkat persepsi siswa terhadap proses pembelajaran berpredikat sangat setuju 39,47%, setuju 47,37%, dan cukup setuju 13,16%, dan (4) Pencapaian KKM sebanyak 71,04% tuntas dengan kisaran nilai antara 85-89, belum tuntas 28,96%, dan nilai rata-rata kelas 79,48.

Perolehan hasil tersebut belum seperti yang diharapkan atau belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, terutama hasil produk pada aspek konstruksi dasar perspektif (garis cakrawala, garis bidang dasar, dan garis distansi) sebagian siswa masih belum membuat konstruksi dasar perspektif, aspek bentuk atau figur masih cenderung dekoratif (pembidangan) dengan batas yang kurang rasional, dan aspek tampilan (warna, kerapihan, finishing) kurang memenuhi unsur keindahan. Setelah dianalisis berdasarkan hasil uji produk siklus I, pernyataan sikap siswa dalam kuesioner, dan masukan dari observer seperti ketika guru melakukan penarikan garis pada peraga di papan tulis terlalu cepat dan kurang komunikatif, kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif seakan siswa jadi penonton, guru kurang memperhatikan siswa dalam beraktifitas, dan keefektifan waktu bagi siswa dalam mengerjakan uji produk kurang diperhatikan. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan siklus II sebagai perbaikan pada siklus I.

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II menunjukkan: (1) Kinerja guru pada kegiatan awal pembelajaran mencapai tingkat keoptimalan 96,66%, kegiatan inti eksplorasi 93,33%, elaborasi 95%, konfirmasi 93,33%, dan pada kegiatan akhir pembelajaran 90%. Rata-rata pencapaian keoptimalan kinerja guru sebesar 94,11%, (2) Tingkat aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berkategori sangat aktif 52,42%, aktif 40%, dan cukup aktif 6,58%, (3) Tingkat persepsi siswa terha-dap proses pembelajaran berkategori sangat setuju 76,32%, setuju 21,05%, dan cukup setuju 2,63%, dan (4) Pencapaian KKM sebanyak 97,27% tuntas dengan kisaran nilai antara 80-94, belum tuntas 2,63%, dan nilai rata-rata kelas 84,84.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan paradigma guru dalam mengajar mampu mewujudkan proses pembelajaran lebih berkualitas dengan ditunjukkan adanya peningkatan kinerja guru, peningkatan aktivitas siswa, dan peningkatan persepsi siswa yang terekam dari tindakan siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut berimplikasi kepada meningkatnya hasil belajar siswa, secara berurutan besaran tersebut adalah: (1) ketuntasan pra siklus 44,7% dan nilai rata-rata kelas 70,16, (2) ketuntasan siklus I 71,04 dan nilai rata-rata kelas 79,48, dan (3).ketuntasan siklus II 97,27% dan nilai rata-rata kelas 84,84. Fakta di atas membuktikan hasil PTK telah mencapai indikator yang ditetapkan, sebagaimana di jelaskan pada bab sebelumnya bahwa ”PTK ini dikatakan berhasil apabila 90% siswa dapat mencapai nilai KKM atau minimal meningkat 45,30% dan nilai rata-rata kelas minimal 80 atau minimal meningkat 9,84 poin”. Dengan demikian, rumusan hipotesis dapat diterima, jadi media pembelajaran fotografi terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar seni rupa pada kompetensi menggambar perspektif bagi siswa SMA.

Simpulan

Terdapat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran gambar perspektif dengan memanfaatkan media pembelajaran fotografi sebesar 52,57% (dari ketuntasan awal 47,7% menjadi 97,27%) dan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 14,68 (dari 70,16 menjadi 84,84).

  1. Tingkat aktifitas siswa dalam pembelajaran gambar perspektif dengan memanfaatkan media pembelajaran fotografi pada kategori sangat aktif 52,42%, aktif 40%, dan cukup aktif 6,58%.
  2. Tingkat persepsi siswa dalam pem-belajaran gambar perspektif dengan memanfaatkan media pembelajaran fotografi pada kategori sangat setuju/ sangat senang 76,32%, setuju/senang 21,05%, dan cukup setuju/cukup senang 2,63%.
  3. Tingkat kinerja guru dalam pembelajaran gambar perspektif dengan me-manfaatkan media pembelajaran fotografi pada kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir pembelajaran mencapai keoptimalan sebesar 94,11%.

Saran

  1. Diharapkan guru dalam mengajar memanfaatkan media pembelajaran, seperti pemanfaatan media fotografi yang telah terbukti menjadikan strategi pembelajaran lebih bervariasi, tidak menjenuhkan, praktis, dan hemat waktu.
  2. Diharapkan hasil penelitian ini dijadi-kan sebagai acuan bagi guru, khususnya guru seni rupa dalam menciptakan proses pembelajaran agar lebih berpusat pada siswa.
  3. Diharapkan hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan informasi bagi sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pada bidang studi seni rupa di SMA.

Daftar Pustaka

Ahira, Anne (2011). Peralatan Fotografi Sederhana. Tersedia pada http://www. anneahira.com/peralatan-fotografi. htm. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2011.

Cipto Subroto, Waspodo. (2010). Pengem-bangan Media Pembelajaran. Tersedia pada http://waspodots.blogspot.com. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2011.

Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdik-nas.

Engkoswara. (1984). Ilmu Mendidik Teoritis. Jakarta: Depdikbud.

Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.