PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PPKN

MATERI KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN MELALUI METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT)

PADA SISWA KELAS VII.A SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

KABUPATEN DEMAK SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Muhkaris

SMP Negeri 1 Karangawen Demak

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas di kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn melalui metode Team Game Tournament (TGT). Proses pembelajaran yang selama ini berlansung untuk mata pelajaran PPKn terjadi secara konvensional, hal ini mengakibatkan hasil pembelajaran belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama dua siklus dengan setiap siklus diadakan 3 kali pertemuan. Setiap kali pertemuan proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Team Game Tournament (TGT). Sebagai alat pengumpul data adalah lembar observasi yang diisi oleh observer, dengan langkah langkah perencanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi untuk setiap siklus. Model pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar PPKn peserta didik kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak. Peningkatan hasil belajar siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen terlihat pada hasil formatif mengalami peningkatan pada siklus I nilai rata-rata 67,44, siswa yang sudah tuntas sebanyak 15 orang (46,88%) sedang siswa yang belum tuntas mencapai 17 orang (53,12%), pada siklus II rata-rata mencapai 73,41, siswa tuntas sebanyak 23 orang (71,88%) dan yang tidak tuntas 9 orang (28,12%). Dengan demikian terjadi peningkatan yang sangat baik. Memperhatikan peningkatan pembelajaran tersebut maka dengan metode Team Game Tournament (TGT)dapat pula meningkatkan kualitas pembelajaran dan perilaku positif terhadap peserta didik SMP Negeri 1 Karangawen Demak.

Kata kunci: peningkatan kualitas pembelajaran, metode TGT

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Siswa di SMP Negeri 1 Karangawen khususnya siswa kelas VII.A, cenderung kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran hampir pada semua mata pelajaran terutama pada mata pelajaran PPKn dan prestasi belajar PPKn siswa tergolong rendah. Hasil Ulangan Formatif Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 menunjukkan bahwa siswa kelas VII.A memperoleh nilai rata-rata kelas yang berada di bawah batas tuntas yaitu 61,81. Sedangkan nilai batas tuntas klasikal mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak untuk siswa kelas VII adalah 70. Penyebab lain rendahnya prestasi belajar siswa adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai seperti tidak semua siswa mempunyai buku paket atau Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga siswa kesulitan mencari sumber belajar untuk mempelajari dan memahami pelajaran PPKn.

Penggunaan metode yang kurang tepat juga masih terjadi dan menjadi salah satu faktor utama penyebab rendahnya prestasi siswa, dimana guru masih sering menggunakan metode konvensional sehingga pembelajaran kurang menarik, siswa mudah bosan dan tidak aktif dalam pembelajaran karena kurang diberi kesempatan untuk mengapresiasikan pengetahuannya. Siswa hanya mengikuti apa yang diperintahkan guru, diam, mendengarkan dan mencatat apa yang diajarkan guru. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Hal ini mengakibatkan siswa tidak bisa berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Melihat kondisi tersebut di atas, maka dirasa perlu adanya suatu perubahan baru dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak agar siswa lebih aktif dan kreatif sehingga bisa berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Dalam usaha untuk meningkatkan keaktifan dan kekreatifan siswa dalam proses pembelajaran bisa dengan menggunakan salah satu model dari pembelajaran gotong royong atau cooperative learning. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran team game tournament (TGT), yaitu “Suatu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.” (Nadhirin, 2008, http://nadhirin.blogspot.com/2008/08/ metode-pembelajaran-efektif.html).

Melalui metode pembelajaran kooperatif model TGT ini diharapkan siswa akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran PPKn. Siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan bermain sambil belajar. Penggunaan model pembelajaran TGT dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk terlibat secara aktif dan tidak merasa cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran PPKn Materi Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan Melalui Metode Team Game Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 ”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah disampaikan di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut: (1). Bagaimana proses kegiatan pembelajaran dengan metode team game tournament (TGT) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn pada siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 ? (2). Bagaimana hasil peningkatan kualitas pembelajaran PPKn melalui Metode Team Game Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 ? (3). Seberapa besar pengaruh motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran PPKn melalui Metode Team Game Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah serta perumusan masalah di atas maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran PPKn siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 melalui metode team game tournament (TGT)”. Adapaun secara rinci tujuan penelitian dalam kegiatan ini sebagai berikut: (1). Mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran dengan metode team game tournament (TGT) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn pada siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019, (2). Mendeskripsikan hasil peningkatan kualitas pembelajaran PPKn melalui Metode Team Game Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, (3). Mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran PPKn melalui Metode Team Game Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis: Dapat menemukan teori atau pengetahuan baru tentang peningkatan kualitas pembelajaran PPKn melalui penggunaan metode team game tournament (TGT) dan Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
    1. Manfaat Praktis (a). Manfaat bagi siswa: 1. Memberikan suasana pembelajaran yang berbeda dengan yang selama ini dialami sehingga dapat menghilangkan rasa bosan dan jenuh pada diri siswa, 2. Siswa terlatih untuk dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas baik dengan sesama siswa maupun dengan guru, 3. Menghilangkan anggapan bahwa belajar kelompok itu cukup dikerjakan oleh satu atau dua orang saja sehingga memupuk tanggungjawab individu maupun kelompok (b). Manfaat bagi sekolah: Dapat mengetahui karakteristik siswa sehingga mampu mengupayakan tindakan yang relevan dengan kondisi siswa (c). Manfaat bagi peneliti: Memberikan masukan bagi calon guru dalam memilih dan menggunakan metode TGT sebagai metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn.

KAJIAN PUSTAKA

Kualitas Pembelajaran PPKn

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. (Muhibbin Syah, 2005:89). Berdasarkan penjelasan di atas, secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu alat dan cara dalam penyelenggaraan pendidikan yang secara langsung berhubungan dengan proses pengajaran yaitu mengajar.

Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar yang mencakup perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif. Keberhasilan proses belajar sangat ditentukan oleh beberapa komponen yaitu, guru, siswa, motivasi belajar, bahan belajar, suasana belajar, sarana dan prasarana, dan lain-lain. Komponen-komponen ini akan berkaitan satu sama lain sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran.

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas No 22 tahun 2006).

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. (M. N. Sumantri, 2001: 299).

PPKn atau Civic education yang diartikan sebagai mata pelajaran di sekolah merupakan pembelajaran yang tidak mencakup pengalaman belajar di sekolah tetapi juga diluar sekolah, sehingga PPKn memiliki ruang lingkup kajian yang luas. Rumusan definisi di bawah ini kiranya dapat melukiskan ruang lingkup Civic Education. Civic education includes and insolves those teaching, that type of teaching method; those student activities; those administrative and supervisory procedures which the school may ultilize purposively to make for better living together in the democratic way or (synonymously) to develop better in the behaviors. (Mahoney, 1995: 35 dalam Muhammad Nurman Sumantri, 2001: 283).

Kurikulum PPKn Menurut Kurikulum 2013

Mulai Tahun Pelajaran 2013/2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberlakukan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah pengembangan 2006. Menurut Pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selanjutnya Tujuan Pendidikan nasional sebagaimana telah dirumuskan dalam Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Model Pembelajaran Kooperatif Team Game Tournament (TGT)

Pembelajaran kooperatif metode team game tournament (TGT) adalah “Salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement”. (Nadhirin, 2008, http://nadhirin.blogspot.com/ 2008/08/metode-pembelajaran-efektif.html). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Tujuan utamanya adalah kerjasama antar sesama anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan menghadapi turnamen yang dipersiapkan antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh guru. Pertanggungjawaban individu dalam suatu tim tetap menjadi fokus utama sebagai dukungan anggota terhadap keberhasilan kelompok.

Kerangka Berpikir

Melalui model pembelajaran kooperatif metode TGT ini diharapkan kualitas pembelajaran PPKn yang rendah akan meningkat. Siswa yang semula pasif dan merasa bosan akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran PPKn. Penggunaan metode TGT dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk terlibat secara aktif dan tidak merasa cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran karena belajar disertai dengan permainan. Selain suasana pembelajaran berubah menjadi aktif dan menyenangkan, guru tidak lagi mengajar dengan metode konvensional. Guru menjadi mengajar dengan metode yang bervariasi

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Metode team game tournament (TGT) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn siswa Kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 ”.

METODE PENELITIAN

Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak. Penulis memerlukan waktu sekitar 4 bulan yaitu bulan Agustus 2018 sampai Nopember 2018. Adapun pelaksanaannya setelah mendapat ijin dari Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak. Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.A. Siswa tersebut berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 14 putra dan 18 putri.

Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: Observasi, Tes, Angket, Wawancara dan Analisis Dokumentasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Umum Pembelajaran

Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan identifikasi (observasi awal) yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada Selasa tanggal 7 Agustus 2018 di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak. Adapun hasil observasi awal tersebut adalah sebagai berikut: berdasarkan tes kemampuan awal yang dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2018 dengan RPP terlampir pada lampiran, juga menunjukkan bahwa prestasi belajar PPKn relatif rendah yang terlihat pada nilai rata-rata kelas sebesar 61,81. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran PPKn yang selama ini dilakukan belum mencapai tujuan yang diharapkan.

 

 

Siklus I

Perencanaan Tindakan I

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 Agustus 2018 di ruang Tata Usaha SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam mengajukan maupun menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan penjelasan guru. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran PPKn serta kesulitan dalam mengerjakan soal atau tugas yang diberikan guru. Kemudian disepakati bahwa setelah dilaksanakan tes kemampuan awal pada hari Selasa 14 Agustus 2018. Pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa tanggal 21 Agustus 2018, Selasa tanggal 28 Agustus 2018, dan Selasa tanggal 4 September 2018.

Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan tindakan pertama dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa tanggal 21 Agustus 2018, Selasa tanggal 28 Agustus 2018, dan evaluasi pada hari Selasa tanggal 4 September 2018 di ruang kelas VII.A. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.

Materi pada pelaksanaan tindakan pertama ini adalah pengertian dan Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan, pembatasan kemerdekaan dan konsekuensi kebebasan mengemukakan pendapat. Pada pertemuan pertama guru memberikan materi Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan menggunakan metode ceramah berbantuan peta konsep dan media gambar. Pertemuan ke dua guru membagi siswa menjadi 8 kelompok untuk melaksanakan diskusi secara kelompok tentang suatu kasus. Selanjutnya pada pertemuan ke tiga dilakukan kegiatan turnamen. Pertemuaan ke empat guru mengadakan tes siklus I materi Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan.

Observasi dan Interpretasi Tindakan I

Peneliti sebagai pengajar mengamati proses pembelajaran PPKn dibantu oleh Guru mata Pelajaran PPKn lain yaitu Bapak Imam Wahyu Wibowo, S.Pd. Pembelajaran dilaksanakan dengan kompetensi dasar Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan menggunakan metode team game tournament (TGT) di kelas VII.A. Peneliti mengambil posisi di depan kelas yaitu dibangku meja guru, dan pengamat berada di bangku meja belakang dengan harapan agar peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar PPKn pada hari itu. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran PPKn kompetensi dasar Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan dengan menggunakan metode TGT sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan pertama.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa yang terlampir pada lampiran dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal pilihan ganda dan esai materi “Kerjasama di semua bidang kehidupan” serta mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 43,75% (14 dari 32 siswa), sedangkan 18 siswa (56,25%) siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan, hal ini disebabkan mereka masih kesulitan memahami materi Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan.

Hasil Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar PPKn, pencapaian aspek tertinggi pada aspek tanggungjawab siswa dalam kelompok dan aspek terendahnya adalah keseriusan siswa dalam mengikuti turnamen. Berikut gambaran ketercapaian aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

  • Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat baru mencapai 60,5% dengan target 70%.
  • Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok) hanya tercapai 57,9%, masih jauh dari target 70%.
  • Keseriusan siswa dalam mengikuti turnamen baru mencapai 50% dengan target 70%.
  • Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan, ikut melakukan kegiatan kelompok dan selalu mengikuti petunjuk guru) hanya tercapai 55,3% saja, sedangkan target yang hendak dicapai adalah 70%.
  • Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok juga masih rendah karena hanya tercapai 57,9% dengan target 70%.
  • Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran sudah mencapai 60,3% dengan target 70%.
  • Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa sudah mendekati target yaitu sudah mencapai 63,3% sedangkan targetnya adalah 65%.
  • Tanggungjawab siswa dalam kelompok sudah terlihat baik dimana telah melebihi target 70%, yaitu mencapai 76,3%. Siswa yang sudah mampu mengerjakan soal pilihan ganda dan esai materi kerjasama di berbagai bidang kehidupan serta mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 46,88% (15 dari 32 siswa), sedangkan 53,12% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan, hal ini disebabkan mereka masih kesulitan memahami teori. Masih ada juga siswa yang belum bisa menyesuaikan diri dengan metode TGT yang diterapkan guru.

Hasil Tes

Hasil tes siklus I menunjukkan bahwa nilai tertingginya 81,00 nilai terendahnya 50,00 dan nilai rata-rata kelas yaitu 67,44. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 15 siswa (46,88% dari 32 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Siswa yang sudah tuntas belajar pada siklus I ini sudah mengalami peningkatan sebesar 15,62% dimana pada tes kemampuan awal baru mencapai 18,75% dan pada siklus I menjadi 46,88%. Adapun hasil tes siklus I siswa kelas VII.A secara keseluruhan terlampir pada lampiran.

Hasil Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tes di atas, maka dapat ditarik hasil refleksi sebagai berikut: (1) Hasil Observasi ; Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran, menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran PPKn berlangsung dengan metode TGT pada siklus I secara keseluruhan belum mampu meningkatkan semangat siswa dalam proses pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Baru sebagian saja yang memperlihatkan semangatnya selama proses pembelajaran. Guru juga masih belum maksimal dalam mengajar dikarenakan belum paham betul dengan kondisi siswa pada saat pembelajaran dengan metode TGT diterapkan. (2). Hasil Tes ; Hasil tes siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelasnya yaitu 67,44. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 15 siswa (46,88% dari 32 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Siswa yang sudah tuntas belajar pada siklus I ini sudah mengalami peningkatan sebesar 15,62% dimana pada tes kemampuan awal baru mencapai 18,75% dan pada siklus I menjadi 46,88%. Namun angka tersebut belum menunjukkan adanya ketercapaian target 70%.

Temuan Siklus I

Hasil observasi dan refleksi pada siklus I telah menunjukkan bagaimana tingkat keberhasilan metode TGT dalam peningkatan kualitas pembelajaran PPKn. Hasil pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa adanya peningkatan kualitas pembelajaran PPKn meskipun belum memenuhi target yang ditentukan. Semua aspek sudah memenuhi target, yaitu tanggung jawab siswa dalam tugas kelompok sudah melebihi target 70%, yaitu mencapai 83,35%.

Siklus II

Perencanaan Tindakan II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka dilakukan perencanaan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada siklus II ini materi yang diberikan adalah indikator yang belum mencapai ketuntasan pada siklus I. Peneliti membuat RPP untuk siklus II dengan materi yang berbeda dari materi pada siklus I, yaitu materi hakekat, dasar hukum,dan tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggungjawab. Jika pada siklus I siswa diberi tugas kelompok untuk mendiskusikan suatu kasus, pada siklus II ini siswa diberi lembar kerja siswa (LKS) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.

Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I dilaksanakan dalam 4 x 40 menit terdiri dari 4 kali pertemuan, yaitu pertama hari Selasa tanggal 2 Oktober 2018, Selasa tanggal 9 Oktober 2018, Selasa tanggal 16 Oktober 2018 dan Selasa tanggal 23 Oktober 2018. Materi pada pelaksanaan tindakan kedua ini adalah kerjasama di bidang kehidupan pertahanan dan keamanan.

Observasi Siklus II

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa yang terlampir pada lampiran, dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal pilihan ganda dan esai materi hakekat, dasar hukum, dan tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggungjawab serta mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 71,88% (23 dari 32 siswa), sedangkan 28,12% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan, hal ini disebabkan mereka masih kesulitan memahami teori hakekat, dasar hukum, dan tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggungjawab.

Hasil Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar PPKn, diperoleh gambaran aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut

  • Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat sudah melampaui target 70%, yaitu mencapai 78,13%. (25 siswa)
  • Tingginya motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok) yang jauh melampaui target 70%, yaitu mencapai 84,4%. (27 siswa)
  • Keseriusan siswa dalam mengikuti turnamen sudah melebihi target 70%, yaitu mancapai 84,4%.(27 siswa)
  • Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan, ikut melakukan kegiatan kelompok dan selalu mengikuti petunjuk guru) sudah mencapai 81,25% (26 siswa), sedangkan target yang hendak dicapai adalah 70%.
  • Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok cukup tinggi karena sudah mencapai 75% (24 siswa) dengan target 70%.
  • Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran juga sudah mencapai 75% (24 siswa) dengan target yang sama juga, yaitu 70%.
  • Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa sudah melebihi target dengan ketercapaian tertinggi diantara aspek yang lain, yaitu sudah mencapai 84,38% (27 siswa) sedangkan targetnya adalah 65%.
  • Tanggungjawab siswa dalam kelompok mengalami peningkatan dan melebihi target 70%, yaitu mencapai 84,38%.(27 siswa)

Siswa yang sudah mampu mengerjakan soal pilihan ganda dan esai materi hakekat, dasar hukum, dan tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggungjawab serta mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 81,25% (26 dari 32 siswa), sedangkan 18,75% (6 siswa) lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru. Semua siswa menunjukkan adanya peningkatan sikap antusiasisme mereka karena merasa lebih santai, menikmati dan lebih percaya diri dalam mengikuti pelajaran PPKn dari pada sebelumnya.

Hasil Tes

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 73,41 dengan nilai terendahnya 55 dan nilai tertingginya adalah 90. Siswa yang sudah mencapai batas tuntas 70 ataupun lebih sebanyak 23 orang (71,88% dari 32 siswa). Hasil tes siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dengan rata-rata kelas dari 67,44 menjadi 73,41 dan ketercapaian ketuntasan kelas dari 46,88% menjadi 71,88%. Maka dalam siklus II ini sudah mencapai target yang diharapkan. Adapun hasil tes siklus II siswa kelas VII.A secara keseluruhan terlampir dalam lampiran.

Hasil Refleksi

Hasil Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar PPKn, diperoleh gambaran aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Semua siswa menunjukkan adanya peningkatan sikap antusiasisme mereka karena merasa lebih santai, menikmati dan lebih percaya diri dalam mengikuti pelajaran PPKn dari pada sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian setiap indikator kualitas proses pembelajaran sudah melebihi target yang diharapkan.

Hasil Tes

Hasil pekerjaan siswa pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 73,41 dengan nilai terendahnya 55 dan nilai tertingginya adalah 90. Siswa yang sudah mencapai batas tuntas 70 ataupun lebih sebanyak 23 orang (71,88% dari 32 siswa). Hasil tes siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dengan rata-rata kelas dari 67,44 menjadi 73,41 dan ketercapaian ketuntasan kelas dari 46,88% menjadi 71,88%. Maka dalam siklus II ini sudah mencapai target yang diharapkan.

Berikut ini persepsi guru dan siswa atas pembelajaran PPKn menggunakan metode TGT pada siklus II dengan materi hakekat, dasar hukum, dan tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggungjawab.

Persepsi Guru

Pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan metode TGT pada siklus II oleh guru dirasa sudah mengalami peningkatan yang bagus. Baik siswa maupun guru yang semula pada siklus I masih dalam penyesuaian terhadap metode yang diterapkan, pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan lancar. Guru sudah bisa memahami kondisi konsentrasi siswa saat pembelajaran PPKn menggunakan metode TGT. Keaktifan dan antusiasme siswa sudah mengalami peningkatan karena pengajar mampu menciptakan suasana yang kondusif saat pembelajaran PPKn dengan metode TGT berlangsung.

Secara keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan metode TGT pada siklus II ini sudah memenuhi target yang diharapkan bahkan sudah melebihi target pada setiap aspeknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam siklus II ini pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan menggunakan metode TGT telah berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn.

Persepsi Siswa

Sesuai dengan angket tanggapan balikan terhadap metode TGT yang diisi oleh siswa setelah pelaksanaan siklus II, menunjukkan bahwa rata-rata siswa yang memberikan tanggapan positif terhadap metode TGT yang diterapkan pada pembelajaran PPKn sebesar 85,1% dari jumlah keseluruhan siswa. Siswa merasa bahwa metode TGT mampu membangun motivasi mereka untuk belajar PPKn.

Temuan Siklus II

Dalam pembelajaran siklus II, siswa sudah mulai terbiasa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode TGT. Hal nyata yang dapat dilihat sebagai hasil pelaksanaan tindakan siklus II adalah terjadinya peningkatan semua indikator keberhasilan. Bahkan pencapaian dari setiap indikator telah melebihi target atau batas yang ditentukan. Siswa sudah bersemangat dan menunjukkan keaktifannya selama proses pembelajaran PPKn berlangsung. Nilai siswa pun meningkat, nilai rata-rata kelas yang awalnya hanya memperoleh 61,81 pada siklus I naik melebihi target 60 menjadi 67,44 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 73,41. Jadi penerapan metode TGT pada pembelajaran PPKn siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

Tabel. Perbandingan keberhasilan tindakan untuk kualitas hasil belajar

No Aspek yang dinilai Target Pencapaian Target  
Siklus I Siklus II  
 
1. Nilai batas ketuntasan 70,00 67,44 73,41  
2. Ketuntasan kelas 70,00% 46,88% 71,88%  

 

Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Metode TGT

Penerapan metode Team Game Tournament (TGT) pada pembelajaran PPKn pada siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak menunjukkan adanya peningkatan ketercapaian indikator kinerja kualitas proses pembelajaran dan indikator kualitas hasil belajar siswa. Hasil akhir siklus II memperlihatkan kenaikan pencapaian target pada tiap aspeknya, bahkan pencapaian secara keseluruhan aspek sudah melampaui target yang ditentukan pada setiap aspeknya. Berikut ini penjelasan ketercapaian target pada setiap aspek kualitas pembelajaran.

  1. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat sudah melampaui target 70%, yaitu pada siklus I baru mencapai 60,5%, sedangkan pada siklus II telah mencapai 76,3%.
  2. Tingginya motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok) pada siklus I hanya mencapai 57,9%, sedangkan pada siklus II telah jauh melampaui target 70%, yaitu mencapai 84,2%.
  3. Keseriusan siswa dalam mengikuti turnamen pada siklus I baru mencapai 50%, namun pada siklus II sudah melebihi target 70%, yaitu mencapai 83,3%.
  4. Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan, ikut melakukan kegiatan kelompok dan selalu mengikuti petunjuk guru) pada siklus I hanya mencapai 55,3%, sedangkan pada siklus II dapat mencapai 81,6%, dan melebihi target yang hendak dicapai yaitu 70%.
  5. Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok pada siklus I hanya mencapai 57,9%, namun pada siklus II sudah cukup tinggi karena sudah mencapai 76,3% dengan target 70%.
  6. Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran pada siklus I telah mencapai 60,5% dan pada siklus II juga sudah mencapai 76,3% dengan target yang sama juga, yaitu 70%.
  7. Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa pada siklus I telah mencapai 63,3% dan pada siklus II sudah melebihi target dengan ketercapaian tertinggi dintara aspek yang lain, yaitu sudah mencapai 84,6% sedangkan targetnya adalah 65%.
  8. Tanggungjawab siswa dalam kelompok pada siklus I sudah melebihi target 70%, yaitu mencapai 76,3% sedangkan pada siklus II juga mengalami peningkatan lagi, yaitu mencapai 84,2%.

Ketercapaian nilai rata-rata kelas pada siklus I telah mengalami peningkatan, yaitu yang pada tes awal baru mencapai 61,81 pada siklus I menjadi 67,44 dengan ketuntasan belajar 46,88%. Hasil siklus I ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,41 dengan ketuntasan belajar 71,88% (23 dari 32 siswa), sedangkan 28,12% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru. Namun pada siklus II ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal sekolah sebesar 70%.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, setelah dievaluasi dan dianalisis dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif metode team game tournament (TGT) pada pembelajaran PPKn secara optimal dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak. Hal ini terlihat dari tingkat keberhasilan setiap aspek kualitas proses dan hasil pembelajaran yang mengalami peningkatan pada siklus II dan telah memenuhi bahkan melebihi masing-masing target yang diharapkan.

Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat pada siklus I mencapai 60,5%, sedangkan pada siklus II telah mencapai 76,3%. Tingginya motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok) pada siklus I hanya mencapai 57,9%, sedangkan pada siklus II mencapai 84,2%. Keseriusan siswa dalam mengikuti turnamen pada siklus I baru mencapai 50%, namun pada siklus II mencapai 83,3%. Partisipasi siswa dalam pembelajaran pada siklus I hanya mencapai 55,3%, sedangkan pada siklus II mencapai 81,6%. Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok pada siklus I hanya mencapai 57,9%, pada siklus II mencapai 76,3%. Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran pada siklus I mencapai 60,5% dan pada siklus II mencapai 76,3%. Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa pada siklus I telah mencapai 63,3% dan pada siklus II mencapai 84,%. Tanggungjawab siswa dalam kelompok pada siklus I sudah mencapai 76,3% sedangkan pada siklus II mencapai 84,2%.

Peningkatan kualitas hasil belajar ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas yang semula pada tes kemampuan awal hanya diperoleh nilai rata-rata sebesar 61,81 pada siklus I meningkat menjadi 67,44 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 73,41. Pada tes kemampuan awal siswa yang dapat mencapai batas tuntas hanya 18,75%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 41,88% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 71,88% yang berarti sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal sekolah sebesar 70,00%.

Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya sebagai berikut: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode team game tournament (TGT) dalam pembelajaran PPKn siswa kelas VII.A SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari proses (keaktifan) selama mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa menjadi aktif selama proses belajar mengajar, bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok dan berdiskusi, bertanya dan berpendapat, serta berperan aktif dalam turnamen. Sebanyak 26 siswa (80,85%), sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal sekolah sebesar 70,00%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

Guru

  1. Diharapkan kepada Guru SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi serta mengelola kelas sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat.
  2. Diharapkan kepada guru PPKn lainnya, disamping menerapkan metode TGT juga menerapkan metode lain yang serupa seperti metode Student Teams Achievement Devition (STAD) dalam pembelajaran PPKn dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
  3. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Siswa

  1. Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru dalam penerapan model pembelajaran TGT supaya motivasi belajar siswa meningkat sehingga mampu mempengaruhi kualitas pembelajaran siswa.
  2. Hendaknya siswa berperan aktif selama proses pembelajaran.
  3. Diharapkan untuk dapat mengikuti perkembangan lingkungan dan bersikap terbuka terhadap perubahan yang ada disekitarnya.

Peneliti

  1. Diharapkan kepada para peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut mengenai implementasi metode TGT dengan tempat dan subyek yang berbeda.
  2. Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis terlebih dahulu menganalisis kembali metode yang telah dirancang oleh peneliti untuk disesuaikan dengan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

Tentang Standar nasional pendidikan.

B.R. Hergenhahn and Matthew H. Olson. 1997. An Introduction To Theories Of Learning. United States Of America.

C.S.T Kansil dan Christine S.T. Kansil. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.

Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pendidikan Kewarganegaraan SD–SMP-SMA. Jakarta: Depdiknas.

________. 2007. Undang-undang Rl No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

  1. Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_________. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kasihani Kasbolah E. S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang

Lexy J. Moleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Miles, M. B & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjejep Rohendi. Jakarta: UI Pers

Muhammad Nurman Sumantri. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyani Sumantri     dan Johar Permana. 2001. Strategi     Belajar  Mengajar. Bandung: CV Maulana.

Nana Sudjana. 1991. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

_________. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Robert E. Slavin. 2008. Cooperative        Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

_______________. 2008. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice.

United States of America.

Rochiati Wiraatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto. 1988. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: CV. Rajawali.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sumarsono, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Raja Grafmdo Persada.