Peningkatan Hasil Belajar Dengan Metode Jigsaw
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA UDARA BERSIH
BAGI KEHIDUPAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN METODE JIGSAW PADA PESERTA DIDIK KELAS V
SD NEGERI BANDUNGREJO 1
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Hesti Untari
SDN Bandungrejo 1 Mranggen Demak
ABSTRAK
Berdasarkan pengamatan guru kelas V SDN Bandungrejo 1 tingkat pemahaman dan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah.Hal itu disebabkan kurangnya media yang tepat serta metode yang tepat.Sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas.Dengan adanya masalah ini peneliti mencoba mencari solusi dengan menggunakan metode jigsaw pada peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1. Dalam penelitian ini peneliti menempuh beberapa siklus yaitu siklus pertama yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2019 dan siklus kedua yang dilaksanakan pada tanggal 2 September 2019. Berdasarkan hasil dari siklus pertama hasil ulangan peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 masih rendah,untuk itu peneliti masih melanjutkan ke siklus kedua. Hasil peserta didik dikatakan rendah karena pada pra siklus dari 37 peserta didik hanya 14 peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan (70) hanya 37,8%. Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu bagaimana meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema kerukunan dalam bermasyarakat menggunakan metode jigsaw? Metode JIGSAW dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas V SD Negeri Bandungrejo 1 semester I tahun pelajaran 2019/2020 baik dari aspek ketuntasan belajar (KKM) maupun dari aspek ketuntassn KKM pada pra siklus ada 14 (37,8%) belum tuntas KKM ada 23 (62,2%), siklus 1 tuntas KKM ada 21 (56,7%) belum tuntas KKM 16 (43,3%) peserta didik, dan di siklus 2 tuntas KKM ada 30 (81,1%) belum tuntas KKM 7 (18,9%) peserta didik.
Kata kunci: hasil belajar, Jigsaw
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan peserta didik dapat ditentukan dari beberapa faktor antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor yang timbul dari dalam diri siswa, antara lain kemauan, rasa takut, tingkat intelektual dan sebagainya. Sedang faktor eksternal dapat berupa sikap guru, pendekatan pengajaran, metode, alat peraga, dan sumber-sumber lain. Kesemuanya itu akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Ketidaksukaan pada suatu mata pelajaran tertentu juga akan berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik.Sebagai kegiatan yang terprogram,pembelajaran perlu dipersiapkan dengan baik.Selain tenaga pendidik peserta didikpun perlu dipersiapkan dengan baik,mulai dari tenaga pendidik yang berpendidikan serta berpengalaman juga peserta didik yang siap untuk menerima pendidikan sesuai dengan kondisi serta kemampuannya. Selain itu sarana dan prasarana juga perlu dipersiapkan dengan baik. Berdasarkan pengamatan guru kelas V SDN Bandungrejo 1 tingkat pemahaman dan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah.Hal itu disebabkan kurangnya media yang tepat serta metode yang tepat.Sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas.
Dengan adanya masalah ini peneliti mencoba mencari solusi dengan menggunakan metode jigsaw pada peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1. Dalam penelitian ini peneliti menempuh beberapa siklus yaitu siklus pertama yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2019 dan siklus kedua yang dilaksanakan pada tanggal 2 September 2019. Berdasarkan hasil dari siklus pertama hasil ulangan peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 masih rendah,untuk itu peneliti masih melanjutkan ke siklus kedua. Hasil peserta didik dikatakan rendah karena pada pra siklus dari 37 peserta didik hanya 14 peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan (70) hanya 37,8%.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu bagaimana meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema kerukunan dalam bermasyarakat menggunakan metode jigsaw?
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan diadakannya penelitian perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia tema kerukunan dalam bermasyarakat dengan menerapkan metode jigsaw pada peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1. Target penelitian yang peniliti inginkan adalah rata-rata kelas ≥70 dan ketuntasan klasikal minimal 80%.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan pada tujuan peneliti,diharapkan peneliti berhasil menerapkan metode jigsaw pada peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 selain itu manfaat yang diharapkan peneliti bagi: (1). Peneliti ; Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1. (2). Sekolah (a). Sebagai sarana untuk mengetahui kelemahan penyelenggaraan pembelajaran dan sebagai upaya memperbaiki serta mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi dikelas,sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. (b). Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. (c). Meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran Basaha Indonesia. (3). Bagi Guru ; (a). Meningkatkan motivasi dan kreatifitas dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas. (b). meningkatkan kepekaan guru terhadap kondisi pembelajaran yang menguntungkan bagi peserta didik dan menindak lanjuti pemecahan masalah pembelajaran
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Gie (1999:61) menyatakan bahwa belajar adalah segenap rangkaian atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dirinya, berupa perubahan atau kemahiran yang sifatnya sedikit banyak permanen. Ahli lain, Hamalik (2000:21) memaparkan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman atau latihan. Senada dengan pendapat tersebut, Sudjana (2001:28), mendefinisikan belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh peserta didik selama belajar. Syaifuddin (1996:164) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah perolehan pengetahuan dan kecakapan baru yang dapat dioperasikan dalam bentuk indikator berupa nilai raport, indeks prestasi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya. Sementara itu, Purwanto (2009:187) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perbandingan antara skor hasil belajar dengan aturan tertenu. Dalam hal ini hasil belajar merupakan hasil setelah siswa melakukan tes hasil belajar. Dari berbagai uraian tentang definisi hasil belajar menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar, baik perubahan dalam hal pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap serta perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Seseorang telah belajar apabila terdapat perubahan tingkah laku melalui pengalaman atau latihan pada dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut, menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Perubahan tersebut terjadi akibat interaksi dengan lingkungannya, tidak terjadi karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau perubahan karena obat-obatan. Kecuali itu perubahan tersebut relatif bersifat lama atau permanen dan menetap.
Hakikat Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang menganung rangkaian perbuatan guru dan peserta didik. Proses belajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satukesatuan kegiatan yang tek terpisahkanantara peserta didik dan yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang (Usman, 2006:4). Sedangkan pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kraetivitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Metode jigsaw
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana peserta didik, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.
Setiap peserta didik yang ada di “kelompok awal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran. Para peserta didik kemudian bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan bagian yang lain, dan setelah menguasai materi lainnya ini mereka akan pulang ke kelompok awal mereka dan menginformasikan materi tersebut ke anggota lainnya.
Semua peserta didik dalam “kelompok awal” telah membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan pemahaman. Mereka kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw” – dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda. Dalam kelompok-kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang baru.
Kerangka Berfikir
Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar dan mengajar. Adapun kemampuan peserta didik yang berbeda-beda membuat guru harus mengerti karakter beberapa peserta didik dalam mengajar. Sehingga peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil belajar sesuai yang diinginkan yaitu memenuhi standar KKM. Sehingga guru perlu menerapkan metode yang lebih efektif sehingga peserta didik mengalami peningkatan dalam hasil belajar. Maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran dengan cara menerapkan metode jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 pada tahun pelajaran 2019/2020.
Hipotesis Penelitian
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan sementara bahwa dengan menggunakan metode Jigsaw hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia dengan KI 3 (pengtahuan) Kompetensi Dasar 3.2 Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Sedangkan KI 4 (Ketrampilan) Kompetensi dasar 4.2 Menyajikan hasil kalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. pada peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 tahun pelajaran 2019/2020 akan meningkat.
METODE PENELITIAN
Subjek, tempat dan waktu Penelitian, Pihak yang membantu Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Bandungrejo 1 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2019/2020, sebagai subjek penelitian adalah peserta didik kelas V semester I yang berjumlah 35 peserta didik terdiri dari 20 laki-laki dan 17 perempuan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu: Tanggal 26 Agustus 2019 pelaksanaan siklus I, Tanggal 02 September 2019 pelaksanaan siklus II
Sumber data penelitian ini: 1) peserta didik, 2) guru kelas, dan teman sejawat. Data yang diperoleh berupa (1) daftar nilai, 2) catatan harian, 3) hasil observasi dan saran dari observer yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah tindakan penelitian, dan 4) dokumentasi selama tindakan diberikan.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes dan non tes.
Alat pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan. Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes uraian. Teknik non tes, alatnya dapat berbentuk pedoman, indikator keberhasilan, dan lembar observasi.
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dalam bentuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik khusus pada pemahaman terhadap materi pembelajaran. Indikator kinerja dalam penelitian ini: 1) adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata ulangan harian, 2) adanya peningkatan pencapaian KKM peserta didik. Selain itu indikator keberhasilan juga diukur dari prosentase motivasi dan hasi belajar peserta didik. Berikut tabel indikator keberhasilan penelitian PTK ini.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini ditempuh dalam dua siklus karena pada siklus pertama peserta didik belum menunjukan tingkat pemahaman yang mencapai standar KKM (70). Kriteria yang harus dicapai peserta didik yaitu nilai peserta didik ≥70, persentase ketuntasan klasikal ≥80%. Sehingga pada penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I, siklus II.Masing-masing siklus terdiri dari langkah-langkah yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan perbaikan pembelajaran, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.
Siklus I
Perencanaan
Secara garis besar, langkah-langkah perbaikan pembelajaran antara lain: (1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah mengenai materi pelajaran (2). Menentukan jenis bentuk metode dan bahan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran yang disiapkan terlebih dahulu. (3) Menyusun skenario penggunaan metode dan alat peraga. (4) Menganalisis dan menyiapkan materi pelajaran yang telah disesuaikan dengan metode dan alat peraga.(5) Menyiapkan lembar kerja peserta didik sesuai dengan tingkat kebutuhan peserta didik. (6) Menyusun daftar pertanyaan yang akan dimunculkan pada saat pembelajaran. (7) Kegiatan inti maupun untuk evaluasi dan kegiatan akhir.(8) Menyiapkan alat peraga untuk menunjang pembelajaran.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
Melaksanankan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode JIGSAW dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru memberi pertanyaan berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.(2) Guru menjelaskan materi Bahasa Indonesia tentang 3.2 Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Sedangkan KI 4 (Ketrampilan) Kompetensi dasar 4.2 Menyajikan hasil kalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana..(3) Guru meminta peserta didik untuk mencoba Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.(4) Peserta didik saling berdiskusi (5) Guru meminta semua peserta didik dalam “kelompok awal”membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan pemahaman.(6) Peserta didik kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw”dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda.(7) Peserta didik dalam kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang baru.(8) Setelah menguasai materi baru ini, semua peserta didik kembali ke “kelompok awal” dan setiap anggota berbagi pengetahuan yang baru mereka pelajari dalam kelompok “jigsaw.” (9) Setelah yakin peserta didik mampu memahami unsur-unsur iklan dalam pelajaran Bahasa Indonesia,guru memberi pertanyaan kepada anggota kelompok.(10) Peserta didik bersama guru membuat rangkuman tentang unsur-unsur yang ada pada iklan serta pengertian iklan.(11) Guru memberikan evaluasi pda kegiatan akhir pembelajaran.(12) Guru mengoreksi dan menilai hasil tes peserta didik.(13) Guru menganalisis hasil test untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik.
Pengamatan
Pada proses perbaikan pembelajaran berlangsung diamati oleh supervisor dengan resume penemuan:
- Guru: (a) Mengorganisasikan kelas sesuai kebutuhan pembelajaran. (b) Usaha menarik perhatian peserta didik. (c). Kemampuan melakukan apersepsi yang relevan. (d). Menjelaskan materi secara rinci.(e) Mengevaluasi kemampuan peserta didik pada hasil belajar peserta didik.
- Peserta didik: (a) keterkaitan peserta didik terhadap materi,metode dan media serta pengorganisasian kelas.(b) Partisipasi dalam bertanya dan menjawab pertanyaan (c) keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Refleksi
Setelah melakukan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tema Udara Bersih Bagi Kehidupan sub tema Pentingnya Udara Brsih Bagi Pernapasan pada pelajaran ke 1 yaitu tentang Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.,ternyata peserta didik pada tingkat pemahaman peserta didik masih kurang. Berdasarkan hasil diatas peneliti melanjutkan ke siklus ke II untuk memperbaiki hasil peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 yang belum mencapai ketuntasan klasikal maupun rata-rata yang telah ditetapkan.
Siklus II
Perencanaan
(1).Identifikasi dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I. (2). Merancang kembali pembelajaran dengan menambah metode pada siklus I dan metode latihan. (3). Merancang model pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw. (4). Merancang prasarana pembelajaran yang menarik untuk peserta didik.(5) Menganalisis dan menyiapkan materi pembelajaran yang khusus untuk peserta didik yang belum tuntas.(6).Menyiapkan lembar kerja peserta didik sesuai dengan kebutuhan peserta didik.(7).Mengevaluasi hasil test peserta didik.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan strategi pemanfaatan metode jigsaw pada peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1). Memberikan apersepsi dan moyivasi pada kegiatan awal. (2). Guru menjelaskan materi Bahasa Indonesia tentang 3.2 Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Sedangkan KI 4 (Ketrampilan) Kompetensi dasar 4.2 Menyajikan hasil kalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana..(3). Guru meminta peserta didik untuk mencoba Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.(4). Peserta didik saling berdiskusi (5). Guru meminta semua peserta didik dalam “kelompok awal”membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan pemahaman. (6).Peserta didik kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw”dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda.(7). Peserta didik dalam kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang baru. (8). Setelah menguasai materi baru ini, semua peserta didik kembali ke “kelompok awal” dan setiap anggota berbagi pengetahuan yang baru mereka pelajari dalam kelompok “jigsaw.” (9) Setelah yakin peserta didik mampu memahami unsur-unsur iklan dalam pelajaran Bahasa Indonesia,guru memberi pertanyaan kepada anggota kelompok.(10) Peserta didik bersama guru membuat rangkuman tentang unsur-unsur yang ada pada iklan serta pengertian iklan.(11). Guru memberikan evaluasi pda kegiatan akhir pembelajaran.(12). Guru mengoreksi dan menilai hasil tes peserta didik. (13). Guru menganalisis hasil test untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik.
Pengamatan
(1). Observasi/pengamatan mengamati proses pembelajaran dengan metode jigsaw dan tanya jawab. (2). Observasi/pengamatan mencatat semua temuan saat pembelajaran berlangsung. (3). Observasi/pengamatan mencatat semua temuan saat kegiatan akhir/evaluasi.
Pelaksanaan perbaikan dengan refleksi pembelajaran yang diamati oleh teman sejawat dengan refleksi atau observasi sebagai berikut: Aspek – aspek yang diobservasi dari guru antara lain; (a) Penguasaan guru terhadap materi. (b) Pengelolaan kelas.(c) Penggunaan metode.(d) Penggunaan media. (e) Pemberian contoh.(f) Pemberian latihan.(g) Pemberian motivasi. (h) Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dan mengerjakan soal latihan. (i) Pencapaian target peserta didik. Aspek-aspek yang dinilai dari peserta didik/temuan dalam pembelajaran yaitu; (a) Perhatian peserta didik kepada guru ketika mengajar (b) Minat dan respon peserta didik dalam pembelajaran. (c) Daya tarik peserta didik terhadap metode dan media yang digunakan.(d) Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. (e) Peserta didik lebih berani menjawab pertanyaan dari guru.(f) Peserta didik lebih aktif dalam melakukan pekerjaan saat diskusi.
Refleksi
Refleksi dimaksudkan untuk mencatat semua temuan dalam pembelajaran baik kelemahan maupun kelebihan yang ada pada perbaikan . Sesuai dengan masalah yang dihadapi peniliti yaitu rendahnya motivasi dan hasil belajar yang rendah pada peserta didik kelas V SDN Bandungrejo 1 pada pelajaran Bahasa Indonesia peneliti menggunakan metode jigsaw agar peserta didik bertanggung jawab.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal Peserta Didik
Kondisi awal peserta didik adalah aktivitas peserta didik kurang semangat dalam pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik malas membaca buku, peserta didik kurang berminat terhadap pembelajaran matematika yang dilakukan dengan metode ceramah dan tugas, dan nilai hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika masih rendah apabila dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lainnya. Guru dalam pembelajaran belum memanfaatkan metod JIGSAW, sehingga kurang menarik perhatian.
Hasil belajar peserta didik pelajaran bahasa indonesia. Masih ada peserta didik yang mendapatkan nilai kurang dari KKM sebanyak 23 peserta didik. Dan yang sudah tuntas KKM yaitu hanya 14 peserta didik. Pada rentang nilai tertinggi 70 – 80 hanya diperoleh 10 peserta didik. Peserta didik dengan jumlah terbanyak terdapat pada rentang nilai 50 – 60 yaitu sebaanyak 12 (32,4%) dari jumlah peserta didik seluruhnya 37, sedangkan peserta didik dengan jumlah paling sedikit pada reentang nilai 90-100 yaitu 3 pserta didik.
Kesenjangan nilai tertinggi dan nilai terrendah cukup signifikan yaitu antara 90 dan 20. Dan nilai rata-rata yang diperoleh dari pra siklus ini masih dibawah KKM yaitu hanya dengan jumlah nilai keseluruhan . Rendahnya hasil belajar peserta didik di pra siklus ini dimungkinkan bahwa masih banyak peserta didik yang mengalami kebingungan. Berdasarkan pengalaman guru, analisis maupun rumusan masalah maka peneliti selaku guru mengadakan penelitian tindakan kelas dengan mengadakan dua siklus, dengan fokus penggunaan metode yang berbeda dari sebelumnya dan dengan dibantu penggunaan media sebagai penghantar proses pembelajaran.
Deskripsi Siklus 1
Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode JIGSAW
Persiapan Pembelajaran
Pada siklus 1 melalui metode JIGSAW pada pembelajaran Bahasa Indonesia, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kurikulum 2013 yang digunakan di kelas V SD Negeri Bandungrejo 1. Adapun langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) menentukan standar kompetensi 2) menentukan kompetensi dasar 3) menentukan indikator 4) menentukan tujuan yang hendak dicapai 5) menentukan materi yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai 7) menentukan metode yang akan digunakan untuk menyampaikan pembelajaran yaitu metode JIGSAW; dan 8) menentukan alat evaluasi yaitu soal-soal tes tertulis.
Pelaksanaan Pembelajaran
Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat dilaksanakan pada hari Senin, 26 Agustus 2019, dengan jumlah peserta didik yang hadir yaitu 37 anak. Sebelum pembelajaran, guru melakukan apersepsi pertanyaan awal untuk menguji kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Setelah itu peserta didik diminta untuk membaca kembali buku teks pelajaran Bahasa Indonesia.. Setelah dirasa cukup siap untuk mengikuti proses pembelajaran guru.
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil pembelajaran siklus 1 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang telah tuntas KKM mencapai 56,7% sedangkan yang belum tuntas KKM menunjukkan hasil yaitu 43,3%. Dari tabel diatas terlihat rentang nilai pada 30 40 berjumlah 6 anak lalu 50 – 60 berjumlah 10 peserta didik, rentang nilai 70 – 80 berjumlah 12 anak dan rentang nilai 90 – 100 ada 9 anak.
Berdasarkan hasil dari siklus 1 dan peneliti melakukan refleksi setelah pembelajaran siklus 1 ini, maka peneliti merancang pembelajaran dengan siklus yang kedua.
Refleksi Siklus 1
Berdasarkan refleksi dan hasil temuan-temuan oberserasi teman sejawat dan pengamatan selama proses pembelajaran dapat dikemukakan bahwa beberapa kekurangan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk kegiatan siklus berikutnya.Kelemahan pada siklus 1 antara lain: 1) proses pembelajaran masih dituntun oleh guru sehingga guru masih dominan di dalam proses pembelajaran, 2) peserta didik masih ada yang kurang kerja sama dalam kegiatan kelompok, 3) pembagian kelompok kurang heterogen, tidak melihat aspek tingkat intelegen dari peserta didik, dimana ada beberapa kelompok terdapat anak-anak yang pintar semua dan kelompok yang mempunyai intelegen kurang berada dalam satu kelompok. 4) Nilai rata-rata kelas baru mencapai 69.
Deskripsi Siklus 2
Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode JIGSAW
Persiapan Pembelajaran
Pada siklus 2 dilaksanakan untuk materi Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana., dengan memperhatikan masukan dari teman sejawat berdasarkan pengamatan dan analisis hasil siklus 1, yang dituangkan dalam bentuk refleksi. Peneliti menyusun RPP dengan memperhatikan kekurangan serta kelemahan dalam siklus 1. Media yang digunakan masih sama seperti siklus 1, yaitu metod JIGSAW. Di siklus 2 ini di fokuskan pada pembagian kelompok sesuai tingkat kecerdasan dan pembagian tersebut harus merata, dimana dalam satu kelompok diberikan satu atau dua anak yang memiliki nilai bagus pada hasil evaluasi di siklus 1.
Pelaksanaan Pembelajaran
Tindakan dalam siklus 2 pembelajaran matematika materi Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. melalui metode JIGSAW pada 02 September 2019. Kegiatan siklus 2 ini dilakukan dengan Langkah-langkah pembelajaran pada dasarnya sama dengan siklus 1, tetapi ada penyempurnaan berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 dengan berdiskusi teman sejawat maka, pada siklus 2 ini fokus pembelajaran secara inquiry dimana peserta didik mencari dan menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan yang disajikan peneliti selaku guru. Pada siklus 2 ini guru hanya sebagai fasilisator dan moderator jalannya proses pembelajaran. Diharapkan pada siklus 2 ini peserta didik belajar menyelesaikan persoalan sendiri. Dengan tujuan jika pengetahuan dibangun dan diselesaikan oleh peserta didik sendiri, maka pengetahuan tersebut akan bertahan lama dalam memory otak peserta didik. Dengan sendirinya peserta didik secara mandiri membangun pengetahuan dengan mencari solusi dari permasallahan yang ada. Sama hal dengan siklus 1.
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 2
Ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia. Dimana prosentase tuntas KKM sudah mencapai 88,5% sedangkan yang belum tuntas KKM hanya 18,9%. Di siklus 2 ini sudah tidak peserta didik yang mendapatkan nilai kurang dari 30. Dan jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai antar 90 – 100 juga meningkat menjadi 13 anak
Dengan meningkatnya jumlah rata-rata kelas di siklus 2 ini yaitu dari 69 (siklus 1) menjadi (siklus 2) penelitian ini dapat dikategorikan dalam kriteria Baik hal ini sesuai dengan tabel indikator keberhasilan.
Refleksi Siklus 2
Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 menurut masukan dari teman sejawat dan berdasarkan analisis dari hasil penelitian sudah berjalan dengan optimal. Kekurangan dari pembelajaran ini adalah masih ada 7 peserta didik yang belum tuntas, karena keterbatasan daya tangkap maka ketujuh peserta didik tersebut belum tuntas KKM. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka guru memberikan tugas dirumah dengan memberikan soal/tugas disesuaikan kemampuan ketiga peserta didik tersebut.. Adapun kelebihannya adalah hasil belajar peserta didik meningkat, peserta didik lebih tertarik guru menggunakan media pembelajaran, aktivitas belajar peserta didik meningkat.
Pembahasan Hasil Penelitian
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar membuat peserta didik semangat mengikuti proses pembelajaran. Setelah pesera didik aktif dalam pembelajaran pada akhirnya mereka mau belajar mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan oleh guru. Dan ini akan berdampak terhadap hasil tes evaluasi secara tertulis.
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan rencana, pengamat pada akhir pembelajaran mengadakan evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus I menunjukan adanya peningkatan. Pada jumlah peserta didik yang dapat menuntaskan penguasaan materi pelajaran. Perbandingan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pelajaran Bahasa Indonesia dari prasiklus sampai siklus I tampak meningkat. Pada pra siklus ada 14 peserta didik dari 37 peserta didik atau 37,8% yang tuntas, setelah perbaikan siklus I meningkat menjadi 21 atau 56,7% peserta didik dari 37. Namun masih ditemui kejanggalan yaitu hanya beberapa peserta didik saja yang mendominasi dalam pengisisan lembar kerja maupun selebihnya hanya pasif, karena peneliti menetapkan rata-rata klasikal 80%, maka peniliti melanjutkan pada siklus II.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pada proses pembelajaran sebelum perbaikan pembelajaran, dalam pembahasan ini peneliti dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang Mengkalsifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek apa, di dalam, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana., sebelum diadakannya perbaikan pembelajaran kurang berhasil. Karena setelah diadakan refleksi oleh peneliti dan dikonsultasikan oleh pembimbing kemudian diidentifikasi dan dianalisis diketahui kekurangan dan kelemahan pada proses pembelajaran tersebut sebagai berikut: (a). Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.(b). Peserta didik tidak diberi kesempatan untuk berperan aktif. (c). Belum dilaksanakannya strategi pembelajaran yang efektif dan kooperatif.
Sedangkan setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan melalui PTK, kemudian diidentifikasi,dianalisis dan direfleksi serta dikonsultasikan dengan pembimbing,ada beberapa hal yang perlu diperbaiki,diantaranya: (a). Guru perlu metode dan strategi pembelajaran, dari metode ceramah dan tanya jawab di tambah dengan metode jigsaw.(b). Dengan menererapkan metode jigsaw peserta didik lebih aktif dan bertanggung jawab.
Dengan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II,ternyata hasil tes peserta didik semakin meningkat.hal ini terbukti dengan peserta didik mencapai nilai ketuntasan ≥70 sebanyak 30 peserta didik dari 37 peserta didik atau 81,1% pada ketuntasan klasikal.. Dengan demikian hasil penelitian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran dalam dua siklus, memperoleh hasil yang memuaskan dan sangat bermanfaat bagi peneliti untuk dapat digunakan pada masa mendatang.
Simpulan
Metode JIGSAW dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas V SD Negeri Bandungrejo 1 semester I tahun pelajaran 2019/2020 baik dari aspek ketuntasan belajar (KKM) maupun dari aspek ketuntassn KKM pada pra siklus ada 14 (37,8%) belum tuntas KKM ada 23 (62,2%), siklus 1 tuntas KKM ada 21 (56,7%) belum tuntas KKM 16 (43,3%) peserta didik, dan di siklus 2 tuntas KKM ada 30 (81,1%) belum tuntas KKM 7 (18,9%) peserta didik.
Pada pra siklus jumlah nilai yang diperoleh yaitu 2150 dengan rata-rata kelas 58, kemudian dengan perlakuan metod Jigsaw jumlah nilai meningkat menjadi 2480 dengan rata-rata kelas 67. Di tahap siklus 2 perbaikan metode Jigsa yang digunakan juga memberikan dampak pada jumlah nilai yaitu meningkat dari siklus 1 sebesar 2950 dengan rata-rata kelas 80.
Saran
(1). Guru hendaknya lebih mengembangkan kreativitas dalam mengajar termasuk dalam memilih metode yang efektif untuk proses pembelajaran. (2). Guru hendaknya menggunakan media yang menarik dan tepat agar peserta didik termotivasi dalam mengikuti pelajaran agar peserta didik tidak merasa bosan.(3). Gunakan metode jigsaw agar peserta didik lebih aktif dan bertanggung jawab.(4). Dalam setiap proses pembelajaran sebaiknya guru memahami karakter peserta didik yang bersifat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki peserta didik. Sebab dengan memahami itu semua akan lebih mudah memilih metode yang tepat untuk peserta didik dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta. Rineka Cipta
Baharuddin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.
- Hamzah, Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Dekdikbud,1995 Pembelajaran Bahasa Indonesia(online)(12 November 2014)
http// endose:wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasa Indonesia
Gilstrap dan Martin (1975) pembelajaran Bahasa Indonesia(online)
(12 November 2014)
http// endose:wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasa Indonesia
Metode Jigsaw (online) (12 November 2014)
http//eaneptember blogspot.com/2013/06/pengertian metode jigsaw.htm/
Parera, Jos.Daniel.Linguistik Edukasional: Pendekatan,Konsep, dan Teori Pengajaran Bahasa.Jakarta: Erlangga
Sardiman(2006) pengertian motivasi (online)(12 November 2014)
http/neyynuraeni.blogspot.com/2013/02/pengertian-motivasi-fungsi-serta-jenis.htm/
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syaodih, Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Pt Remaja Rusdakarya.