PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAM GROUP TOURNAMENT) SISWA KELAS VI SEMESTER I SD N 3 NGRAHO

KECAMATAN KEDUNGTUBAN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2015 – 2016

 

Prayekti Kusumasari

SD N 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode demonstrasi model TGT? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model TGT terhadap motiviasi belajar siswa? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi model TGT. (b) Ingin mengetahui pengaruh motiviasi belajar siswa setelah diterapkan metode demonstrasi model TGT. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observiasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah demonstrasi model TGT dapat berpengaruh positif terhadap motiviasi belajar Siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016 serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika.

Kata kunci: TGT, Matematika

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.

Pembelajaran matematika tidak juga tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktiviitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Metode Kooperatif Model TGT Pada Siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Metode Kooperatif Model TGT Pada Siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016?”

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1.     Untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pokok penjumlahan bilangan bulat Pada Siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016.

2.     Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya Metode Kooperatif Model TGT Pada Siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016.

3.     Ingin mengetahui pengaruh motiviasi belajar siswa setelah diterapkan metode Metode Kooperatif Model TGT Pada Siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1.     Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.

2.     Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3.     Siswa, dapat meningkatkan motiviiasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

4.     Meningkatkan belajar siswa pada pelajaran matematika.

5.     Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai.

KAJIAN TEORI

Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14). Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120). Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode TGT sebagai berikut:

1.     Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motiviasi belajar, jenis kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.

2.     Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.

3.     Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut.

4.     Siswa memainkan pertandingan-pertandingan akademik dalam tournament mingguan dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain. Pertandingan indiviidual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.

5.     Hasil pertandingan selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.

6.     Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.

7.     Gagasan utama dibalik model TGT adalah untuk memotiviasi para siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan menyenangkan.

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar secara harfiah terdiri dari dua rangkaian kata yaitu prestasi dan belajar. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Poerwadarminto menjelaskan bahwa, “ Prestasi adalah hasil yang dicapai ” ( 1985: 108 ) secara lebih jelasnya prestasi adalah hasil atau kemampuan yang telah diperoleh seseorang. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar adalah usaha yang dilakukan untuk menambah kemampuan.

Faktor‑Faktor yang mempengaruhi Belajar.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kemampuan anak dalam menyerap Pelajaran tidaklah sama antara satu dengan lainnya. Itulah sebenarnya masuk diantara hal yang menyebabkan perbedaan hasil belajar anak. Disamping itu prestasi belajar anak tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan sekolah saja akan tetapi lingkungan dimana dia akan tinggal juga turut menentukan hasil pelajaran. Secara global faktor‑faktor yang mempengaruhi siswa menurut Muffibbin Syah ( 1995..132 ), terdiri dari:

1.     Faktor Internal ( faktor dari dalam siswa ) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

2.     Faktor Eksternal ( faktor dari luar siswa ) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3.     Faktor pendekatan belajar ( approach to learning ) yakni jelas upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi‑materi pelajaran.

Hipotesis Tindakan

Pada awal penelitian tindakan kelas ini hipotesis penelitian yang diajukan yaitu:

a.     Penerapan metode TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan kelancaran membaca pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban tahun pelajaran 2015/ 2016.

b.     Penerapan metode TGT (Team Games Tournament) dapat mengubah perilaku siswa dalam belajar Matematika materi soal cerita hitung campuran di kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban semester I tahun pelajaran 2015/ 2016.

 

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

1.     Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016

2.     Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – April semester I tahun pelajaran 2015 – 2016.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas Siswa kelas SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016

Data Dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:

a.     Data Primer

Nilai Ulangan Harian (Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2)

b.     Data Sekunder

1.    Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.

2.    Hasil Wawancara

3.    Soal-soal tes.

TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

a.     Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini:

1.     Tes

Tes

2.     Non Tes

1)    Pengamatan

2)    Wawancara

b.     Alat Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.     Butir soal

b.     Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

c.     Pedoman Wawancara

VALIDITAS DATA

Validitas data dalam penelitian ini meliputi antara lain:

1)    Kisi-kisi butir soal tes

2)    Teknik triangulasi yang meliputi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.

·         Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban dan kolaborasi dengan pengamat (observer).

·         Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran Matematika.

ANALISIS DATA

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Teknik statistk deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. Misalnya: membandingkan rerata nlai kemampuan cara pengerjaan soal cerita pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

Indikator Kinerja

Peningkatan kemampuan siswa dalam pengerjaan soal cerita hitung campuran. Siswa yang memperoleh nilai 70 (KKM sekolah) lebih dari 65 %, nilai rata-rata dalam pengerjaan soal cerita hitung campuran meningkat menjadi >70.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Nilai ulangan harian kondisi awal dapat dideskripsikan bahwa 12 siswa atau sekitar 75 % belum tuntas dalam belajar, hanya 4 siswa atau sekitar 25 % sudah tuntas karena sudah mencapai KKM sekolah dengan nilai 70. Jadi, dengan indikasi tersebut siswa kelas VI, pada kondisi awal masih banyak yang belum dapat menyelesaikan soal cerita hitung campuran.

Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran menurut tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa siswa yang diam ada 4 atau sekitar 25 %, kurang aktif ada 8 atau sekitar 50 %, dan aktif hanya 4 atau sekitar 25 %. Peneliti juga memperjelas dengan menampilkan grafik keaktifan siswa pada kondisi awal.

 

 

Siklus I

Rekapitulasi nilai ulangan harian siklus I dapat dideskripsikan bahwa 7 siswa atau sekitar 43, 75 % belum tuntas dalam belajar, baru 9 siswa atau sekitar 56, 25 % sudah tuntas karena sudah mencapai KKM sekolah dengan nilai 70. Jadi, dengan indikasi tersebut siswa kelas VI, pada siklus I masih banyak yang belum dapat menyelesaikan soal cerita hitung campuran.

Nilai ulangan harian siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut nilai terendah 30, nilai tertinggi 90, nilai rerata 64, 38 dan ketuntasan belanjar baru mencapai adalah 56, 25 %.

Keaktifan siswa dalam pelaksanaan Siklus I sudah ada peningkatan dengan penerapan metode Soimah. Pada tabel 4.5 dapat dideskripsikan bahwa siswa yang hanya diam 2 siswa atau sekitar 12, 5 %, siswa kurang aktif 3 siswa atau sekitar 18,75%, sedangkan yang sudah aktif dalam pembelajaran adalah 11 siswa atau sekitar 68,75%.

Siklus II

Rekapitulasi nilai ulangan harian siklus II dapat dideskripsikan bahwa 2 siswa atau sekitar 12,50 % belum tuntas dalam belajar, sedangkan 14 siswa atau sekitar 87,50 % sudah tuntas karena sudah mencapai KKM sekolah (nilai 70). Jadi, dengan indikasi tersebut siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban pada siklus II penelitian tindakan kelas sudah mememnuhi indikator keinerja.

Nilai ulangan harian siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut nilai terendah 60, nilai tertinggi 100, nilai rerata 75 dan ketuntasan belanjar baru mencapai adalah 87,50 %.

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dideskripsikan bahwa 1 siswa diam, 2 siswa kurang aktif dan 13 siswa sktif.

PENUTUP

Kesimpulan    

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Pembelajaran dengan kooperatif model TGT memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (56, 25 %) siklus II (87, 50 %).

2.     Penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motiviasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancar dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran kooperatif model TGT sehingga mereka menjadi termotiviasi untuk belajar.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1.     Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model TGT memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model kooperatif model TGT dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.     Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3.     Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan Siswa kelas VI SD Negeri 3 Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaaten Blora Tahun Pelajaran 2015 – 2016

4.     Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dimiyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta.

KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evialuasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

Salvin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochutes; Allyn and Bacon Publisher.

Sumadi, Suryabrata. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)

Syah Muhibbin,. 2006. Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

Wiranataputra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta; Universitas Terbuka.