PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS I, II, DAN III

MENYUSUN RPP TEMATIK MELALUI WORKSHOP

DAN SUPERVISI KLINIS DI DABIN II UPT DINDIKPORA

KECAMATAN BANJARMANGU SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Budiyono

Pengawas Sekolah UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu

 

ABSTRAK

Pelaksanaan pembelajaran merupakan salah satu kunci suksesnya peningkatan mutu pendidikan. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dapat dilihat mulai dari persiapan menyusun RPP. Lengkap dan sempurnanya RPP yang disusun akan kegiatan pembelajarannya tentu akan baik pula. Menurut peneliti, workshop efektif untuk meningkatkan kemampuan guru Kelas 1, 2 dan 3 dalam menyusun RPP Tematik, guru mendapatkan bimbingan secara teknis dan pengetahuan konseptual dan faktual. Penelitian tindakan sekolah ini sebagai upaya penulis meningkatkan kemampuan guru kelas 1, 2, dan 3 dalam merancang pembelajaran khususnya kemampuan menyusun RPP Tematik di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu pada semerter 1 Tahun Pelajaran 2016/2017, melalui workshop dan Supervisi Klinis selama 2. Penulis melakukan pembimbingan secara klasikal, kelompok kecil, dan secara individual. Berdasarkan hasil penelitian selama 2 siklus, workshop dan supervisi klinis ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan pada setiap akhir siklus. Komitmen Guru dalam mengikuti workshop dari 69,17% menjadi 91,67%. Kualitas RPP Tematik dari kondisi awal sebelum tindakan sebesar 62%, setelah tindakan siklus I menjadi 69%, dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 76%. Sedangkan penilaian RPP Tematik per sekolah per guru dari kondisi awal yang memperoleh nilai dan nilai B dan A sebesar 12,5%, setelah tindakan siklus I menjadi 37,5%, dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 91,67%.. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa workshop dan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru kelas 1, 2, dan 3 dalam menyusun rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik

Kata Kunci: Kemampuan Guru , RPP Tematik, Workshop, Supervisi Klinis

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persiapan mengajar yang baik mendorong guru melakukan pembelajaran yang baik pula. Ini sejalan dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.

Sebelum menyusun RPP Seorang guru harus menyusun silabus terlebih dahulu karena RPP dijabarkan dari silabus. RPP disusun untuk mengarahkan Pembelajaran di kelas agar Kompetensi Dasar tercapai.

Kenyataan di sekolah, kemampuan guru menyusun Perencanaan Pembelajaran Tematik belum optimal seperti yang diatur dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, tentang Standar Proses. Kualitas RPP masih belum baik, bahkan masih banyak guru menggunakan RPP dari beberapa penerbit dan ada pula yang hanya kopi paste milik orang lain.

Jumlah Sekolah Dasar di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Tahun Pelajaran 2016/2017 ada 8 satuan pendidikan, jumlah guru kelas 1, 2, dan 3 ada 24 orang. Namun kualitas RPPnya masih cukup memprihatinkan. RPP belum memfasilitasi anak untuk berkembang secara optimal

Rerata nilai RPP Tematik guru kelas 1, 2, dan 3 baru berkualitas C (cukup) dengan skor nilai 62. Dari 11 aspek baru 3 yang memperoleh nilai baik. Itu dikarenakan KI dan KD cukup mengopi dari Permendiknas atau Permendikbud tentang Standar Isi. Empat aspek penilaian RPP Tematik mendapat nilai kualitasc cukup dan 4 aspek masih memiliki nilai kualitas kurang (D).

Guru kelas 1, 2, dan 3 di 8 sekolah yang mendapat nilai kualitas baik (B) baru 12,5%. Dan selebihnya sebanyak 87,5 % guru masih memperoleh nilai kualitas cukup (C). Dengan kondisi yang ada, penulis mencoba meningkatkan kemampuan guru dalam hal pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik melalui Workshop dan Supervisi Klinis. Dengan Workshop dan Supervisi Klinis penulis berharap dapat meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP Tematik.

Penulis melakukan Workshop dan Supervisi Klinis untuk penelitian ini hanya terfokus pada 8 SD di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu yang merupakan daerah binaan kami.

Dalam kegiatan penelitian ini penulis fokus pada Peningkatan kemampuan guru kelas 1, 2, dan 3 guru kelas 1 dalam menyusun RPP Tematik, agar lebih berhasil guna dan efektif.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah: 1) Bagaimana Peningkatan Kemampuan Guru Kelas 1, 2, dan 3 dalam Menyusun RPP Tematik melalui Workshop dan Supervisi Klinis di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?”. 2) Bagaimana Komitmen guru kelas 1, 2, dan 3 dalam mengikuti workshop penyusunan RPP Tematik dan supervisi klinis di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Tujuan pada Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah: 1) untuk meningkatkan Kemampuan Guru Kelas 1, 2, dan 3 dalam Menyusun RPP Tematik melalui Workshop dan Supervisi Klinis di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. 2) Untuk mendeskripsikan Komitmen guru kelas 1, 2, dan 3 dalam mengikuti workshop penyusunan RPP Tematik dan supervisi klinis di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?

LANDASAN TEORI

Kemampuan Guru

Kemampuan guru yang dipersyaratkan oleh peraturan tersebut di atas harus benar-benar dipahami semua guru. Karena setiap dimensi kompetensi memiliki kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Kemampuaan guru adalah perilaku yang ditunjukkan oleh individu guru dalam mengerjakan suatu tugas yang dibebankan. Kinerja adalah ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menghasilkan sesuatu.

Dari teori-teori yang ada dapat dirumuskan bahwa kemampuan guru adalah perilaku nyata guru yang dapat diamati dalam tugasnya sebagai guru. Perilaku guru sebagaimana dimaksud berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengelolaan pengajaran dan pengembangan profesi meliputi kegiatan-kegiatan: (1) Mampu menyusun program atau praktek, (2) mampu menyajikan program pengajaran, (3) mampu melaksanakan evaluasi belajar, (4) mampu melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek, (5) mampu menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, (6) mampu membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan, (7) mampu mengembangkan kurikulum.

RPP Tematik

RPP secara garis besar dibedakan menjadi 2, yautu RPP mata pelajaran dan RPP Tematik. RPP mata pelajaran mendasarkan pada muatan mata pelajaran. RPP Tematik disusun dengan mengakomondasikan pembelajaran tematik atau RPP tematik. RPP tematik meripakan suatu rencana pembelajaran tematik terpadu yang telah dikembangkan dengan terinci dari subuah tema

Dengan berlakunya kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa RPP merupakan persiapan mengajar yang disusun oleh guru agar pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih efektif sehingga anak berkembang secara optimal.

Workshop

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan workshop adalah pertemuan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman diantara sejumlah peserta yang mempunyai keahlian atau profesi yang sama, guna meningkatkan pengetahuan atau memecahkan suatu masalah.”

Kata workshop berasal dari Bahasa Inggris yang apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti bengkel. Definisi workshop adalah sebuah kegiatan atau acara yang dilakukan, dimana beberapa orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu berkumpul untuk membahas masalah tertentu dan mengajari para peserta. Workshop bisa juga diartikan sebagai latihan dimana peserta bekerja secara individu maupun secara kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan tugas yang sebenarnya untuk mendapatkan pengalaman. Singkatnya, workshop merupakan gabungan antara teori dan praktek.

Supervisi Klinis

Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal belajar dan mengajar (Sahertian, 2000: 17). Sementara Mulyasa (2006: 111) menegaskan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah.

Teknik supervisi dapat dibedakan menjadi dua macam. Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang dilkasanakan untuk seorang guru secara individu dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu guru (Aqib Zaenal, 2007: 198).

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. supervisi klinis adalah proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses pembimbing dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ‘ Kemampun Guru Kelas I, II, dan III dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, akan meningkat setelah dilakukan workshop dan supervisi klinis.

METODE PENELITIAN

Subjek dan Setting Penelitian

1.     Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru SD Negeri kelas I, II, dan III di Dabin II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, sejumlah 24 orang.

2.    Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dilaksanakan selama 6 bulan, mulai bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Desember 2016.

3.    Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Dabin II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.

Teknik dan Analisis Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan secara langsung oleh peneliti berkolaborasi dengan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, observasi, wawancara dan penilaian produk guru berupa RPP Tematik.

Setelah seluruh data penelitian berhasil dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan analisis data tersebut. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif sangat sederhana yaitu dengan menentukan persentase (%) guru dalam mengikuti workshop dan penilaian produk RPP Tematik. Untuk penilaian dalam mengikuti workshop menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase (%) = Jumlah guru yang mengikuti workshop dengan benar

                                    Jumlah total subjek penelitian

Berdasarkan tingkat persentase (%) yang diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: kurang, cukup, baik, dan amat baik.

Penilaian produk RPP dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase (%) = Jumlah nilai perolehan penilaian RPP

 Jumlah maksimal penilaian RPP

Berdasarkan tingkat persentase (%) yang diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu RPP Tematik yang nilaianya: kurang, cukup, baik, dan amat baik.

Prosedur dan Indikator Kinerja.

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu diawali dari refleksi awal kemudian dilanjutkan siklus pertama dan kedua. Dengan setiap siklus meliputi empat tahap secara berkesinambungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Kedua siklus itu ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP Tematik. Desain penelitian tindakan sekolah (PTS) ini mengikuti model Kewin yang ditafsirkan oleh Kemmis and Taggart (1994) dalam Mulyasa (2009: 190)

Keseluruhan data yang terkumpul, selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:

1.     Terjadi peningkatan komitmen guru mengikuti workshop sebesar 18 orang guru atau sebesar 75% dalam menyusun Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik

2.     Terjadi peningkatan kualitas Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik yang dibuat oleh guru dengan ketuntasan 75 %

3.     Meningkatnya pemahaman guru akan arti pentingnya Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik demi perbaikan proses pembelajaran dengan ketuntasan 75%

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Peningkatan mutu pendidikan diawali dengan peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang baik ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah guru yang mengampunya. Guru yang baik seharusnya melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan melakukan tindak lanjut pembelajaran. Dalam merancang pelaksanaan pembelajaran, guru harus merancang dengan RPPnya sehingga pembelajaran yang akan dilakukan berhasil optimal.

Kenyataan di sekolah menyebutkan, bahwa masih banyak guru yang belum menyusun RPP dengan baik ssuai standar proses. Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya belum dirancang dengan baik. Masih ada guru yang menggunakan RPP bukan susunannya sendiri, bahkan mungkin dibuat oleh orang yang tidak kompeten dalam merancang pembelajaran. Banyak guru yang memfoto kopi atau mengadopsinya milik orang lain.

Sekolah Dasar yang ada di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara dapat dikemukakan bahwa RPP Tematik yang dimiliki pada awal semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 memiliki kualitas seperti tertera pada tabel 4.1. berikut ini:

Tabel Kualitas RPP Tematik Guru Kelas I, II, dan III Dabin II Dilihat dari Aspek Penilaian

No.

Aspek Penilaian

Hasil penilaian dalam %

Sebutan

Ket

1

Identitas

80

B

A = 86 -100

2

Standar Kompetensi

80

B

B = 71 – 85

3

Kompetensi Dasar

80

B

C = 56 – 70

4

Indikator Capaian

62

C

D < 56

5

Tujuan Pembelajaran

52

D

 

6

Materi Pembelajaran

23

D

 

7

Metode Pembelajaran

55

D

 

8

Nilai Karakter

68

C

 

9

Kegiatan Inti

64

C

 

10

Sumber Belajar

70

C

 

11

Teknik Penilaian

48

D

 

Rerata

62

C

 

 

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada data awal Nilai penyusunan RPP Tematik oleh guru masih berkualitas rendah. Terbukti baru memiliki kualitas rata-rata 62%, masih ada 4 aspek berkualitas D yaitu tentang penyusunan tujuan pembelajaran (52%), penyusunan materi pembelajaran (23%), metode pembelajaran (55%) dan teknik penilaian (48%).

Khusus untuk 3 aspek sudah berkualitas baik yaitu identitas RPP (80%), Standar Kompetensi (80%), dan Kompetensi Dasar (80%). Ketiga aspek merupakan komponen wajib yang ada dalam standar isi, sehingga guru tinggal menyalin ke dalam RRP Tematiknya. Maka analisis kategorial dari data kuantitatif dapat dideskripsikan secara kualitatif masuk pada kategori cukup.

Apabila ditinjau per sekolah masih ada ada 87,5 % atau 21 dari 24 guru yang nilai kualitas RPPnya masih cukup (C ). Dari jumlah guru 24 orang baru 3 orang atau 12,5 % yang kualitas RPPnya baik. Untuk lebih rincinya dapat terlihat dalam table sebagai berikut:

Tabel Kualitas RPP Tematik Per Sekolah Per Guru

No.

Sekolah

Guru Kelas I-III

Nilai Sebutan

Ket

A

B

C

 

1

SDN 1 Prendengan

3

3

 

2

SDN 2 Prendengan

3

3

 

3

SDN Sijeruk

3

1

2

 

4

SDN 1 Kalilunjar

3

3

 

5

SDN 2 Kalilunjar

3

1

2

 

6

SDN 2 Kendaga

3

1

2

 

7

SDN Beji

3

3

 

8

SDN Majatengah

3

3

 

Jumlah

24

3

21

 

Prosentase

 

0

12.5

87.5

 

   

Hasil data awal terhadap kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, berdasarkan dokumen RPP Tematik yang sudah ada, belum optimal dan masih perlu ditingkatkan.

Pembahasan Hasil Penelitian.

Dari hasil refleksi akhir dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan guru kelas I, II, dan III dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Hal ini jelas terlihat mulai dari kondisi awal, perubahan peningkatan pada siklus I, dan peningkatan pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini:

1.     Komitmen guru mengikuti workshop penyusunan RPP Tematik.

2.     Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik

3.     Kualitas RPP Tematik Per Sekolah Per Guru

Tabel Rekapitulasi hasil pengamatan komitmen guru mengikuti workshop Siklus I dan siklus II.

No

Indikator Yang Diamati

Peningkatan antar Siklus dalam %

Siklus I

Siklus II

Peningkatan

1.

Kesanggupan mengikuti workshop

79.17

91.67

12.50

2.

Ketekunan melaksanakan workshop

70.83

87.50

16.67

3.

Semangat mengikuti workshop

75.00

100.00

25.00

4.

Aktif mengikuti workshop

58.33

79.17

20.83

5.

Kesanggupan menindaklanjuti hasil workshop

62.50

100.00

37.50

Prosentase

69.17

91.67

22.50

 

Dari tabel tersebut nampak bahwa terjadi peningkatan komitmen guru dalam menyusun RPP Tematik pada Guru se- Dabin II, dari kondisi siklus I sebesar 69,17%, setelah tindakan siklus II menjadi 91,67%, sehingga terjadi peningkaant sebesar 22,50 %.

Dari tabel dan Grafik tersebut di atas nampak bahwa komitmen guru dalam menyusun RPP Tematik pada Guru se- Daerah Binaan II, setelah tindakan siklus II mencapai 91,67%, data ini sudah melampau indikator keberhasilan sebesar 75%.

Untuk kualitas penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik mulai dari kondisi awal, setelah tindakan siklus I dan siklus II dapat dipaparkan dalam table berikut ini:

Tabel Kualitas RPP Tematik dari Aspek Penilaian Antar Siklus

No.

Aspek Penilaian

Hasil penilaian dalam %

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai

Sebutan

Nilai

Sebutan

Nilai

Sebutan

1

Identitas

80

B

80

B

80

B

2

Standar Kompetensi

80

B

80

B

80

B

3

Kompetensi Dasar

80

B

80

B

80

B

4

Indikator Capaian

62

C

67

C

81

B

5

Tujuan Pembelajaran

52

D

63

C

79

B

6

Materi Pembelajaran

23

D

57

C

77

B

7

Metode Pembelajaran

55

D

64

C

71

B

8

Nilai Karakter

68

C

71

B

76

B

9

Kegiatan Inti

64

C

67

C

79

B

10

Sumber Belajar

70

C

70

C

75

B

11

Teknik Penilaian

48

D

58

C

68

C

Rerata

62

C

69

C

76

B

 

Dari tabel di atas terlihat bahwa kualitas RPP Tematik yng disusun oleh Guru Kelas I sampai dengan Guru Kelas III Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu yang semula pada pra Siklus 62%, setelah dilakukan tindakan pada Siklus I menjadi 69% dan akhirnya setelah Siklus II menjadi 76%. Ini membuktikan terjadi peningkatan kualitas penyusunan RPP Tematik oleh guru menjadi berkualitas lebih baik yaitu naik sebesar 14% dari kondisi awal.

Untuk kualitas sebutan, yang semula RPP Tematik berkualitas C, setelah dilakukan tindakan dua kali menjadi berkualitas B. Dari semula ada 4 aspek berkualitas D, 4 aspek berkualitas C dan 3 aspek berkualitas B, menjadi 10 aspek berkualitas baik yaitu identitas RPP (80%), Standar Kompetensi (80%), Kompetensi Dasar (80%), Indikator Capaian (81%), Tujuan Pembelajaran (79%), Materi Pembelajaran (77%), Metode Pembelajaran (71%), aspek Nilai Karakter (76%), Kegiatan Inti (79%), dan aspek sumber belajar (75%). dan tinggal 1 aspek berkualitas C yaitu teknik penilaian.

Selanjutnya untuk kualitas RPP per sekolah per guru dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Gambar Kualitas RPP per sekolah per guru dari data awal sampai siklus II

NO

SEBUTAN

REKAP NILAI RPP PER SEKOLAH PER GURU DALAM PROSEN

PRASIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

1

A

0

0

16.67

2

B

12.5

37.50

75.00

3

C

87.5

62.50

8.33

 

 

100

100

100

 

Dari table di atas, jelas terlihat bahwa peningkatan kualitas RPP Tematik yang semula belum ada yang bernilai A, setelah siklus II ada 16,67%. Nilai B yang semula 12,5 % menjadi 75,00% dan yang bernilai C yang semula 87,5 %, setelah Siklus II tinggal 8,33 %.

Dari ketiga pembahasan tersebut di atas membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan 2 kali yaitu melalui workshop dan supervisi klinis dapat meningkatkan kualitas RPP Tematik Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

 

 

 

P E N U T U P

Simpulan

1.     Workshop dan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan RPP Tematik.

2.     Komitmen guru kelas 1, 2, dan 3 dalam mengikuti workshop penyusunan RPP Tematik di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 bernilai baik.

Saran

1.     Bagi sekolah:

Agar senantiasa menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatis, efektif dan menyenangkan, yang didukung dengan perangkat pembelajaran yang baik sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan

2.     Bagi Kepala Sekolah:

Dalam melakukan tugasnya, Kepala Sekolah, terutama melakukan supervisi kelas perlu diciptakan suasana sejuk dan menyenangkan.

3.     Bagi guru:

Berusaha terus meningkatkan wawasan dan kesadaran guru akan tugasnya, terutama dalam hal menyusun RPP Tematik, sehingga termotivasi meningkatkan kinerjanya.

4.     Bagi peserta didik:

Menambah belajarnya melalui pembelajaran yang baik sehingga mampu mengembangkan potensinya untuk meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal dan Rohmanto E. 2007. Membangun Profesional Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

            Jakarta: Depdiknas.

 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

 2007. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.

            . 2009. Dimensi Supervisi Akademik. Jakarta: Dirjen PMPTK.

 2016. Permendibud RI No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Jakarata: Depdiknas.

Glickman, C.D. (1990).Supervision of Instruction: A Developmet approech (2nd.) Boston: Allyn and Bacon.

Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.