PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU KELAS VI MELALUI LESSON STUDY DI DABIN II UPT DINDIKPORA

KECAMATAN PEJAWARAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sukirman

Pengawas Sekolah UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran

 

ABSTRAK

Proses pembelajaran merupakan inti dari pendidkan formal. Merancang dan melaksanakan pembelajaran merupan tugas utama seorang guru. Kemampuan guru melakukan pembelajaran digunakan sebagai tolak ukur penentu kualitas pendidikan. Guru harus melakukan persiapan yang baik untuk kegiatan pembelajaran yang dikelolanya. Menurut peneliti, Lesson Study sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, karena guru akan mendapatkan pengalaman dan bimbingan secara teknis dan pengetahuan konseptual dalam kegiatan perencanaan (plan). Guru juga akan mendapatkan pengalaman mengajar melalui guru model yang disepakati dalam praktik pelaksanaan pembelajaran (do). Dan melalui refleksi (see) guru dapat menyempurnakan proses pembelajaran.yang selanjutnya dapat diimplementasikan di kelasnya. Penelitian tindakan sekolah ini sebagai upaya penulis meningkatkan kemampuan guru kelas VI dalam melaksanakan pembelajaran di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran, melalui Lesson Study selama 2 Siklus. Berdasarkan hasil penelitian selama 2 siklus, Lesson Study ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan pada setiap akhir siklus.. Kualitas RPP guru kelas VI dari kondisi awal sebelum tindakan sebesar 63%, setelah tindakan siklus I menjadi 77%, dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 85%. Sedangkan penilaian proses pembelajaran guru dari kondisi awal memperoleh nilai sebesar 63%, setelah tindakan siklus I menjadi 78%, dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 87%. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Lesson Study dapat meningkatkan kemampuan guru kelas VI dalam mengajar.

Kata Kunci: Kemampuan Guru Mengajar, Lesson Study.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dinyatakan bahwa Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Dari pernyataan di atas guru wajib menyusun RPP sebelum melaksanakan proses pembelajaran. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun berdasarkan KD atau sub tema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.

Namun kenyataan yang ada di sekolah, tidak semua guru mampu melaksanakan pembelajaran seperti yang diatur dalam permendikbud nomor 22 tahun 2016, tentang standar proses. Selama ini masih banyak guru yang mengajar menggunakan gaya lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan peserta didik dan zamannya.

Dari 14 Sekolah Dasar di Daerah Binaan II sejumlah 14 orang guru kelas VI dalam menyusun RPP dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran belumlah optimal. Kondisi ini tentunya tidak boleh dibiarkan. Karena proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru harus dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi anak, lingkungan dan tingkat kesulitan materi.

Rerata nilai RPP guru baru C (cukup) dengan skor nilai 63. Dari 11 aspek baru 4 yang memperoleh nilai baik (B). Itu dikarenakan hanya mengopi dari Permendiknas tentang Standar Isi. 4 aspek penilaian RPP mendapat nilai cukup (C) dan 3 aspek masih memiliki nilai kurang (D).

Rerata nilai pembelajaran masih 63 %. Pembelajaran yang dilakukan guru kelas VI juga belum optimal. Dari 14 guru Kelas 6,12 orang masih mendapat nilai C, dan baru 2 orang yang bernilai baik.

Menyadari kondisi yang ada, penulis mencoba mengurai keterbatasan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan melakukan kegiatan Lesson Study. Dengan kegiatan tersebut penulis berharap dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran terutama bagi guru kelas VI se-Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran.

Penulis melakukan tindakan Lesson Study untuk penelitian ini hanya di empat belas SD se- Dabin II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran yang merupakan daerah binaan kami. Penulis menyadari bahwa semua guru di sekolah butuh pendampingan dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun kegiatan penelitian ini difokuskan pada guru kelas VI agar lebih berhasil guna dan efektif.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah:

1.     Bagaimana peningkatan kemampuan guru kelas VI dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui Lesson Study di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?”

2.     Bagaimana Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru Kelas VI melalui Lesson Study di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?”

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1.     Untuk meningkatkan kemampuan guru kelas VI dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui Lesson Study di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017”

2.     Untuk menigkatkan Kemampuan Mengajar Guru Kelas VI melalui Lesson Study di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?”

LANDASAN TEORI

Kemampuan Guru

Setiap guru harus memiliki kemampuan atau kompetensi sebagai guru. Setiap dimensi kompetensi memiliki kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Kemampuaan guru atau sering diartikan dengan kompetensi guru, dapat dilihat dari kinerjanya. Kinerja adalah perilaku yang ditunjukkan oleh individu dalam mengerjakan suatu tugas yang dibebankan. Kinerja adalah ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menghasilkan sesuatu. Kinerja juga dapat diartikan penampilan hasil karya personel, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi.

Kemampuan Guru Mengajar

Dalam bidang pendidikan, kinerja personil dalam konteks ini adalah guru selalu menjadi perhatian karena guru merupakan faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar dan berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Supriadi (1998) mengartikan kinerja guru adalah usaha guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pengajaran. Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Raka Joni (1991) mengartikan kinerja guru adalah kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar.

Kinerja guru ditunjukkan dalam aktifitas kerjanya. Aktifitas di sini secara langsung dapat dikaitkan dengan tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan guru dalam melaksanakan tugasnya. Tugas dan kegiatan pokok guru adalah melaksanakan pengajaran. Tugas ini dapat dicapai dengan baik apabila seorang guru mengetahui secara jelas maksud dan tujuan pengajaran yang akan dilaksanakan, serta mengelola pengajran itu sebaik mungkin. Pengelolaan pengajaran yang menjadi tugas guru meliputi: (1) Menyusun rencana program pengajaran; (2) Menyajikan dan melaksanakan program pengajaran; (3) Melakukan evaluasi belajar; (4) Melakukan analisis hasil evaluasi belajar; dan (5) Menyusun program perbaikan.

Tugas guru sebelum mengajar adalah bagaimana merencanakan suatu sistem pengajaran yang baik. Tugas guru saat mengajar adalah menciptakan suatu kondisi pengajaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Sedangakan tugas guru setelah mengajar adalah bagaimana menentukan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukan dan mengadakan perbaikan. Ketiga tugas besar ini saling berhubungan dalam mencapai efektifitas dan efisien pengajaran.

Lesson Study

Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan langkahlangkah pokok merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut untuk bahan penyempurnaan dalam rencana pembelajaran berikutnya. Fokus utama pelaksanaan lesson study adalah aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa aktivitas siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas.(http://www.smabpi2bandung.sch.id/index.php/component/k2/item/39-pengertian-dan-tahapan-tahapan-pembelajaran-lesson-study).

Lesson Study dilakukan dalam beberapa tahapan. Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu: (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ‘ Kemampun Mengajar Guru Kelas VI di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran, akan meningkat setelah dilakukan Lesson Study

METODE PENELITIAN

Subjek dan Setting Penelitian

Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru SD Negeri kelas VI di Dabin II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara, sejumlah 14 orang.

Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dilaksanakan selama 6 bulan, mulai bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Desember 2016.

Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara.

Teknik dan Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi guru dalam mengajar. Pengumpulan data penelitian dilakukan secara langsung oleh peneliti berkolaborasi dengan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, observasi, wawancara dan penilaian produk guru berupa RPP serta penilaian pengamatan pembelajaran.

Setelah seluruh data penelitian berhasil dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan analisis data tersebut. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif sangat sederhana yaitu dengan menentukan persentase (%) produk RPP dan prosentase penilaian pengamatan pembelajaran. Untuk penilaian dalam pengamatan pembelajaran menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase (%) = Jumlah nilai perolehan penilaian pembelajaran

      Jumlah maksimal penilaian pembelajaran

Berdasarkan tingkat persentase (%) yang diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: kurang, cukup, baik, dan amat baik.

Penilaian produk RPP dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase (%) = Jumlah nilai perolehan penilaian RPP

 Jumlah maksimal penilaian RPP

Berdasarkan tingkat persentase (%) yang diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu RPP yang nilaianya: kurang, cukup, baik, dan amat baik.

Prosedur dan Indikator Kinerja.

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu diawali dari refleksi awal kemudian dilanjutkan siklus pertama dan kedua. Dengan setiap siklus meliputi empat tahap secara berkesinambungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Kedua siklus itu ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP Tematik. Desain penelitian tindakan sekolah (PTS) ini mengikuti model Kewin yang ditafsirkan oleh Kemmis and Taggart (1994) dalam Mulyasa (2009: 190)

Keseluruhan data yang terkumpul, selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:

1.     Terjadi peningkatan kualitas Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dengan ketuntasan 80%

2.     Terjadi peningkatan kemampuan mengajar guru kelas VI demi perbaikan proses pembelajaran dengan ketuntasan 80%

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Guru yang baik memiliki kemampuan menggajar yang dapat memfasilitasi peserta didik berkembang secara optimal. Guru seharusnya melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan melakukan tindak lanjut pembelajaran. Dalam perencanaan pelaksanaan pembelajarannya, harus dirancang dengan tepat sehingga pembelajaran yang akan dilakukan berhasil dengan baik.

Pembelajaran berlangsung dengan suasana yang menyenangkan, tetapi tujuan pembelajaran tercapai sehingga anak menguasai kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran hidup artinya ada interaksi positif antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan sekitar.

Dari 14 Sekolah Dasar yang ada di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara dapat dikemukakan bahwa RPP yang dimiliki guru Kelas VI pada awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 sebelum tindakan memiliki kualitas seperti tertera pada tabel berikut ini:

Tabel Kualitas RPP Guru Kelas VI Awal Semester 1 Tahun 2016/2017

No.

Aspek Penilaian

Hasil penilaian dalam %

Sebutan

Ket

1

Identitas

80

B

A = 86 -100

2

Standar Kompetensi

80

B

B = 71 – 85

3

Kompetensi Dasar

80

B

C = 56 – 70

4

Indikator Capaian

60

C

D = 0 – 56

5

Tujuan Pembelajaran

49

D

 

6

Materi Pembelajaran

40

D

 

7

Metode Pembelajaran

74

B

 

8

Nilai Karakter

67

C

 

9

Kegiatan Inti

57

C

 

10

Sumber Belajar

70

C

 

11

Teknik Penilaian

40

D

 

Rerata

63

C

 

 

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada data awal penyusunan RPP oleh guru masih berkualitas sangat rendah. Terbukti baru memiliki kualitas rata-rata 63%, masih ada 3 aspek berkualitas D yaitu tentang penyusunan tujuan pembelajaran (49%), penyusunan materi pembelajaran (40%) dan teknik penilaian (40%).

Khusus untuk 4 aspek yang sudah berkualitas baik yaitu identitas RPP (80%), Standar Kompetensi (80%), dan Kompetensi Dasar (80%). Ketiga aspek merupakan komponen wajib yang ada dalam standar isi, sehingga guru tinggal menyalin ke dalam RRP-nya. Untuk metode pembelajaran juga sudah berkatagori baik (74%) ini adalah imbas dari pelatihan Kurikulum 2013 yang telah diikuti guru. Maka analisis kategorial dari data kuantitatif dapat dideskripsikan secara kualitatif masuk pada kategori cukup.

Kualitas mengajarnya guru kelas VI memiliki nilai rata-rata 63 %. Baru 1 orang dari 14 orang yang nilai kualitas mengajarnya Baik (B ). 8 orang berniali cukup (C) dan masih ada seorang yang bernilai mengajar kurang. Untuk lebih rincinya dapat terlihat dalam table sebagai berikut:

Tabel Kualitas Mengajar Guru Kelas VI

NO

NAMA

NILAI

SEBUTAN

KET

1

AKHMAD SEDIANA, S.Pd.SD.

64

C

A = 86 s.d 100

2

TEGUH, S.Pd.SD.

60

C

B = 76 s.d 85

3

TUYANA, S.Pd.SD.

62

C

C = 56 s.d 75

4

TARWAN, S.Pd.SD.

60

C

D = 0 s.d. 55

5

FUAD ZAIN, S.Pd.SD

65

C

 

6

SLAMET RIYADI, S.Pd.SD

65

C

 

7

ZAINAL MUSOFIK, S.Pd.SD

77

B

 

8

SAEFUDIN, S.Pd.SD.

53

D

 

9

UMIYATI, S.Pd.SD.

62

C

 

10

AKHWAN HERMANTO, S.Pd.SD

60

C

 

11

MUGIONO, S.Pd.SD.

61

C

 

12

MUSTAKIM, S.Pd.SD.

62

C

 

13

ZAINAL ARIFIN, S.Pd.SD.

55

D

 

14

SRI WAHYUNI, S.Pd.SD.

76

B

 

Jumlah

883

 

Rerata

63

C

 

    Hasil data awal terhadap kemampuan mengajar guru kelas VI sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, berdasarkan dokumen RPP yang sudah ada dan penilaian pembelajaran yang dilakukan peneliti, belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan.

Pembahasan Hasil Penelitian.

Selanjutnya hasil refleksi akhir dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan mengajar guru kelas VI. Hal ini jelas terlihat mulai dari kondisi awal, perubahan peningkatan pada siklus I, dan peningkatan pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini:

1.     Kemampuan guru penyusunan RPP.

2.     Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran.

Kemampuan guru menyusun RPP dapat dilihat pada table berikut:

Tabel Kualitas RPP Guru Kelas VI Antar Siklus

No.

Aspek Penilaian

Hasil penilaian dalam %

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai

Sebutan

Nilai

Sebutan

Nilai

Sebutan

1

Identitas

80

B

80

B

80

B

2

Standar Kompetensi

80

B

80

B

80

B

3

Kompetensi Dasar

80

B

80

B

80

B

4

Indikator Capaian

60

C

67

C

80

B

5

Tujuan Pembelajaran

49

D

73

B

83

B

6

Materi Pembelajaran

40

D

80

B

96

A

7

Metode Pembelajaran

74

B

87

A

96

A

8

Nilai Karakter

67

C

81

B

91

A

9

Kegiatan Inti

57

C

67

C

76

B

10

Sumber Belajar

70

C

74

B

83

B

11

Teknik Penilaian

40

D

80

B

91

A

Rerata

63

C

77

B

85

B

 

Dari tabel di atas terlihat bahwa kualitas RPP yang disusun oleh Guru Kelas VI Dabin II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran yang semula pada pra Siklus 63%, setelah dilakukan tindakan pada Siklus I menjadi 77% dan akhirnya setelh Siklus II menjadi 85%. Ini membuktikan terjadi peningkatan kualitas penyusunan RPP oleh guru menjadi berkualitas lebih baik yaitu naik sebesar 22% dari kondisi awal.

Untuk kualitas sebutan, yang semula RPP berkualitas C, setelah dilakukan tindakan dua kali menjadi berkualitas B. Dari semula ada 3 aspek berkualitas D, 4 aspek berkualitas C dan 4 aspek berkualitas B, menjadi 8 aspek berkualitas baik yaitu identitas RPP (80%), Standar Kompetensi (80%), Kompetensi Dasar (80%), Indikator Capaian (81%), Tujuan Pembelajaran (83%), aspek Nilai Karakter (75%), Kegiatan Inti (76%), dan aspek sumber belajar (83%). dan 3 aspek berkualitas amat baik (A) yaitu Materi Pembelajaran (96%), metode pembelajaran (96%) dan teknik penilaian (91%).

 

 

 

Selanjutnya untuk kualitas RPP per guru dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

NO

NAMA

PRA SIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

PENINGKATAN

1

AKHMAD SEDIANA, S.Pd.SD.

64

71

89

25

2

TEGUH, S.Pd.SD.

62

71

89

27

3

TUYANA, S.Pd.SD.

62

87

89

27

4

TARWAN, S.Pd.SD.

64

73

75

11

5

FUAD ZAIN, S.Pd.SD

65

71

75

9

6

SLAMET RIYADI, S.Pd.SD

65

71

75

9

7

ZAINAL MUSOFIK, S.Pd.SD

73

87

87

15

8

SAEFUDIN, S.Pd.SD.

56

73

87

31

9

UMIYATI, S.Pd.SD.

60

73

87

27

10

AKHWAN HERMANTO, S.Pd.SD

60

73

85

25

11

MUGIONO, S.Pd.SD.

60

87

85

25

12

MUSTAKIM, S.Pd.SD.

56

87

85

29

13

ZAINAL ARIFIN, S.Pd.SD.

67

71

91

24

14

SRI WAHYUNI, S.Pd.SD.

73

87

91

18

Jumlah

887

1,082

1,191

304

Rerata

63

77

85

22

Sebutan

C

B

B

 

Tabel Kualitas RPP per guru dari data awal sampai siklus II

 

Dari tabel di atas, jelas terlihat bahwa peningkatan kualitas RPP yang semula sebesar 63%, setelah siklus II ada 85%. Jadi ada peningkatan kualitas 22%. Guru yang mendapat nilai berkualitas cukup (C) yang semula sebelum tindakan ada 12 orang dan setelah Siklus II sudah tidak ada, semuanya berkualitas Baik dan Amat Baik.

Kemampuan mengajar guru dari pra Siklus, Siklus I dan Siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Kemampuan Mengajar Guru dari Data Awal Sampai Siklus II

NO

NAMA

PRA SIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

PENING KATAN

1

AKHMAD SEDIANA, S.Pd.SD.

64

73

84

19

2

TEGUH, S.Pd.SD.

60

73

84

24

3

TUYANA, S.Pd.SD.

62

84

92

30

4

TARWAN, S.Pd.SD.

60

76

86

26

5

FUAD ZAIN, S.Pd.SD

65

73

84

19

6

SLAMET RIYADI, S.Pd.SD

65

73

84

19

7

ZAINAL MUSOFIK, S.Pd.SD

77

84

92

15

8

SAEFUDIN, S.Pd.SD.

53

76

86

33

9

UMIYATI, S.Pd.SD.

62

76

86

24

10

AKHWAN HERMANTO, S.Pd.SD

60

76

86

26

11

MUGIONO, S.Pd.SD.

61

84

92

31

12

MUSTAKIM, S.Pd.SD.

62

84

92

30

13

ZAINAL ARIFIN, S.Pd.SD.

55

73

84

29

14

SRI WAHYUNI, S.Pd.SD.

76

84

92

16

Jumlah

883

1,091

1,221

339

Rerata

63

78

87

24

Sebutan

C

B

A

 

 

Dari tabel di atas, jelas terlihat bahwa peningkatan kemampuan mengajar guru yang semula sebesar 63%, setelah siklus II menjadi 87%. Jadi ada peningkatan kualitas 24%. Guru yang semula mendapat nilai rata-rata berkualitas cukup (C) setelah Siklus II menjadi rata-rata berkualitas Baik (B).

Dari pembahasan tersebut di atas membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan 2 kali yaitu melalui Lesson Study dapat meningkatkan kemampuan mengajar guru di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

P E N U T U P

Simpulan

1.     Lesson Study dapat meningkatkan kemampuan guru membuat RPP Guru Kelas VI di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.

2.     Lesson Study dapat meningkatkan kemampuan mengajar guru Kelas VI di Daerah Binaan II UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.

Saran

1.     Bagi sekolah:

Agar senantiasa menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatis, efektif dan menyenangkan, yang didukung dengan perangkat pembelajaran yang baik sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan

2.     Bagi Kepala Sekolah:

Dalam melakukan tugasnya Kepala Sekolah, terutama pembinaan penyusunan perangkat pembelajaran dan proses mengajar perlu diciptakan suasana yang menyenangkan bagi guru.

3.     Bagi guru:

Senantiasa meningkatkan wawasan dan kesadaran guru akan tugasnya, terutama proses pembelajaran, sehingga termotivasi meningkatkan kinerjanya.

 

4.     Bagi peserta didik:

Meningkatkan belajarnya dengan memperoleh dan mengalami pembelajaran yang baik sehingga mampu mengembangkan potensinya untuk meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta: Rajawali Ekspress

Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

            Jakarta: Depdiknas.

 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

 2005. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.

 2008. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas.

 2009. Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta..

 2016. Permendibud RI No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Jakarata: Depdiknas.

Glickman, C.D. (1990).Supervision of Instruction: A Developmet approech (2nd.) Boston: Allyn and Bacon.

http://www.smabpi2bandung.sch.id/index.php/component/k2/item/39-pengertian-dan-tahapan-tahapan-pembelajaran-lesson-study

https://akhmadsudrajat.wordpress.Com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-pembelajaran

Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.