Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Kooperatif STAD
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD
PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN 2 NGILEN TAHUN 2015/2016
Sukarsih
SDN 2 Ngilen
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar Matematika khususnya pada materi soal cerita hitung campuran. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meingkatkan hasil belajar Matematika materi soal cerita hitung campuran melalui pembelajaran kooperatif STAD di kelas V SDN 2 Ngilen semester I tahun pelajaran 2015/ 2016. Penelitian ini diaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2015, bertempat di kelas V SDN 2 Ngilen Kecamatan Kunduran. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang terdiri dari tiga kali pertemuan dalam satu siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan siswa, daftar nilai dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif tejadi suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat, yaitu dari hasil siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan, pada siklus 1 jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas adalah 9 siswa atau 56,25%, nilai tidak tuntas pada siklus 1 adalah 7 siswa atau 43,75 %, sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan nilai tuntas yaitu menjadi 14 siswa atau 87,50 % terjadi peningkatan 32,25 %. Disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi soal cerita hitung campuran.
Kata kunci: Hasil belajar, IPA alat pencernaan manusia , STAD.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah berusaha secara terus menerus dan terprogram mengadakan pembenahan diri dalam hal sarana dan prasarana, pelayanan administrasi dan informasi serta kualitas pembelajaran secara utuh. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik atau metode mengajar serta model pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Tujuan guru mengajar adalah untuk mengadakan perubahan dalam tingkah laku anak didik. Perubahan dilakukan seorang guru dengan menggunakan suatu strategi mengajar untuk mencapai tujuan dengan memilih metode dan pendekatan yang tepat.
Permasalahan pembelajaran IPA di SD N 2 Ngilen Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora adalah keaktifan siswa dalam proses belajar sangat rendah. Sebagian besar siswa bersifat pasif, bahkan kurang memperhatikan pembelajaran yang disajikan guru. Atas dasar pengalaman mengajar sehari-hari menunjukkan kondisi yang tidak berubah walaupun berbagai upaya sudah dilakukan guru, misalnya memberikan bahan diskusi, memberi tugas rumah, mengusahakan anak untuk bersifat aktif mengajukan pertanyaan atau jawaban dan sebagainya. Kelas yang paling dirasakan guru sangat pasif dalam mengikuti pembelajaran IPA adalah di Kelas V yang berjumlah 16 orang, sekitar 40% siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru, sekitar 35% berbisik dan bergurau, sekitar 25% bercakap-cakap dengan temannya dan tidak memperhatikan pembelajaran. Pencapaian hasil belajar ulangan harian, dari 16 siswa hanya 3 siswa atau 17%, yang mencapai KKM sekolah (70), sedangkan yang belum mencapai KKM sekolah sebanyak 13 siswa atau 83 %.
Pengelolaan pembelajaran kooperatif adalah strategi yang dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu akan terjadi interaksi positif antarsiswa. Upaya lain yang dilakukan adalah guru harus menciptakan sistem sosial dalam lingkungan belajar yang dicirikan dengan prosedur demokrasi dan ilmiah. Tanggung jawab guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif untuk menyelesaikan masalah yang muncul pada saat itu.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD), karena model STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan guru belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD ini. Di samping itu model pembelajaran kooperatif model STAD sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan kerja sama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan membantu teman. Selain itu model pembelajaran kooperatif STAD lebih efektif dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan peneliti ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar IPA Kelas V semester I dengan materi pokok cara pembuatan magnet ?
2. Apakah dengan penerapan pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V semester I SD N 2 Ngilen Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V semester I SD N 2 Ngilen Kecamatan Kunduran pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif STAD.
2. Penerapan pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V semester I SD N 2 Ngilen Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya bagi:
a. Guru
1. Meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif model STAD.
2. Sebagai bahan referensi untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif STAD pada pokok bahasan yang lain.
b. Siswa
1. Menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2. Mengatasi kejenuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Melatih siswa berkolaborasi dengan siswa lain.
c. Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perbaikan kualitas pembelajaran di kelas.
KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan terpenting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Sedangkan menurut Gagne dalam Whandi (2007) Belajar di defenisikan “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalamanâ€.
Begitu pula menurut Slameto (2003:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam iteraksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, dimana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.
Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baikâ€. Sedangkan menurut Arikunto (1993:12) mengemukankan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mangandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajarâ€. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikapâ€.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut Winkel dalam Sunarto (2009) yang menyatakan bahwa hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Namun Menurut Anni (2004: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Adapun Menurut Sudjana (1990: 22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil. Dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok.
Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
STAD (Student Team Achievemant Devision) merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. STAD ini dikembangkan oleh Slavin sebagai cooperative Learning.
Model pembelajaran STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas Joha Hopkins (2007) adalah metode kooperatif yang paling sederhana.
Menurut Nur (2002) dalam La Iru dan La Ode S A (2012: 55) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantuâ€.
Menurut Bennet (1991) dalam Sukidin, Basrowi dan Suranto (2012: 161) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif tife STAD adalah kerja kelompok dengan unsur dasar, yaitu: (1) Ketergantungan positif, (2) akuntabilitas individual, (3) interaksi tatap muka, (4) keterampilan sosial, dan (5) procesingâ€.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan bagan di atas maka peneliti menyusun kerangka berpikir sebagai berikut:
1. Guru melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievemant Devision STAD apat meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang gaya belajar siswa kelas V semester I di SDN 2 Ngilen, tahun pelajaran 2015/ 2016.
2. Guru melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievemant Devision STAD apat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V semester I di SDN 2 Ngilen, tahun pelajaran 2015/ 2016.
3. belajar IPA tentang Guru melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievemant Devision STAD apat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester I di SDN 2 Ngilen, tahun pelajaran 2015/ 2016.
HIPOTESIS
Hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah melalui model pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok alat pernapasan manusia di kelas V Semester I tahun pelajaran 2015/2016.
METODOLOGI PENELITIAN
B. Seting Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 5 bulan, dari bulan Agustus sampai Desember tahun 2015. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring, evaluasi dan refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, serta penggandaan dan pengiriman laporan penelitian.
Penilitian ini peneliti mengambil lokasi di SD Negeri 2 Ngilen Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora kelas V dengan jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Data Primer
Nilai Ulangan Harian (Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2)
b. Data Sekunder
1. Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.
2. Hasil Wawancara
3. Soal-soal tes.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Tes
Tes
2. Non Tes
1) Pengamatan
2) Wawancara
b. Alat Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Butir soal
b) Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
c) Pedoman Wawancara
E. Validitas Data
Validitas data dalam penelitian ini meliputi antara lain:
1) Kisi-kisi butir soal tes
2) Teknik triangulasi yang meliputi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.
· Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas V SD N 2 Ngilen dan kolaborasi dengan pengamat (observer).
· Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran IPA.
F. Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini nalisis data dilakukan dengan mnggunakan analisis diskriptif, yaitu:
Mengalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nialai ulangan pada setiap siklus. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis seara diskriptif komparatif, dengan cara membandingkan niali ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja mnggunakan angka kuantitatif.
Menganalisis observasi teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi setiap siklus menggunakan huruf data kualitatif.
G. Indikator Kinerja
Peningkatan kemampuan siswa dalam pengerjaan soal cerita hitung campuran. Siswa yang memperoleh nilai 70 (KKM sekolah) lebih dari 65 %, nilai rata-rata dalam pengerjaan soal cerita hitung campuran meningkat menjadi >70.
H. Prosedur Penelitan
Teknik yang digunakan untuk menumpulkan data yang kemudian dianalisis meliputi pengamatan, wawancara, kajian dokumen, dan tes formatif.
Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen.
Kajian dokumenjuga dilakukanterhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun oleh guru, buku atau materi pelajaran. Hasil tulisan atau karangan siswa dan nilai yang diberikan guru.
Pemberian tes formatif dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hsail yang diperoleh siswasetelah melaksanakan kegiatan pembelajaran tindakan dilaksanakan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran pra siklus daari jumlah 16 siswa, guru memberikan tes formatif, yang mecapai nilai ketuntasan belajar hanya 4 siswa atau sekitar 25 % sudah mencapai nilai 100 sebanyak 1 siswa, nilai 90 sebanyak 2 siswa, dan nilai 85 sebanyak 1 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa atau 75 %, dengan perolehan nilai masing-masing, 20 sebanyak 1 siswa (6.25 %), 25 sebanyak 2 siswa (12.5 %), 45 sebanyak 4 siswa (25 %), 55 sebanyak 2 siswa (12.5%), 65 sebanyak 3 siswa (18.75%). Nilai rata-rata pada pembeljaran pra siklus adalah 48, 75.
Siklus I
Dari hasil nilai ulangan harian siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut. Nilai 7 siswa atau sekitar 43, 75 % belum tuntas dalam belajar, 9 siswa atau sekitar 56, 25 % sudah tuntas terendah 30, nilai tertinggi 100, nilai rerata 64, 38 dan ketuntasan belanjar baru mencapai adalah 56, 25 %.
Siklus II
nilai ulangan harian siklus II dapat dideskripsikan bahwa 2 siswa atau sekitar 12,50 % belum tuntas dalam belajar, sedangkan 14 siswa atau sekitar 87,50 % sudah tuntas karena sudah mencapai KKM sekolah (nilai 70), nilai terendah 60, nilai tertinggi 100, nilai rerata 75,.
PENUTUP
Simpulan
Penerapan pembelajaran kooperatif model STAD pada IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 2 Ngilen Kecamatan Kunduran.
Penerapan pembelajaran kooperatif model STAD pada IPA dapat meningkatkan keaktifan siswa SDN 2 Ngilen Kecamatan Kunduran dalam kegiatan belajar mengajar, tumbuhnya kreatifitas siswa dalam menyusun skenario sosiodrama sekaligus menyelesaikan soal cerita hitung campuran, menjadikan siswa terampil dalam mengerjakan soal cerita hitung campuran, menanamkan rasa saling menghargai dan menghormati serta membangun kepercayaan diri siswa.
Saran – Saran
Atas dasar simpulan pada penelitian ini dapatlah dikemukakan saran-saran seperti berikut.
1) Mengingat karakteristik mata pelajaran IPA dalam aplikasinya menjadi momok atau sesuatu yang sulit pada diri siswa sangat tepat bila diterapkan pembelajaran kooperatif model STAD dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga akan timbul suatu paradigma baru bagi siswa bahwa IPA itu tidak sulit tetapi menyenangkan. Dengan kondisi ini secara logika hasil belajar siswa dalam IPA akan meningkat dan bukan menjadi momok lagi bagi siswa, guru bahkan sekolah.
2) Penerapan pembelajaran kooperatif model STAD kegiatan belajar mengajar hendaknya menjadi satu alternatif dalam menyelesaiakan suatu permasalahan yang terjadi di kelas.
3) Mengingat penerapan metode Sosiodrama tentang penyelesaian soal cerita hitung campuran bagi siswa kelas V SDN 2 Ngilen Kecamatan Kunduran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa maka hasil penelitian ini akan diseminasikan dengan teman sejawat melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).
DAFTAR PUSTAKA
Asih Widi Wisudawati, M.Pd & Eka Sulistyowati, M.A., M.Iwm. (2014). Dalam Restu Damayanti (Eds). Metodologi Pembelajaran IPA 507.2. Edisi Pertama. Jakarta. PT Bumi Aksara (Metodologi Pembelajaran IPA)
Cartono. (2006). Penilaian Hasil Belajar Berbasis Standar. Bandung: Prisma Press Podaktama.
Daryanto. (2013). gg Bekal Ketrampilan Dasar Bagi Guru. Bandung: CV YRAMA WIDYA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA. SD/MI. Jakarta: Depdiknas
Dr. H. Martinis Yamin, M.Pd. (Ed). (2011). Profesionalisme Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta. Gaung Persada Press Jakarta.
Dr. Halimah Lely, M.Pd. (2006) Ketrampilan Dasar Mengajar. Bandung.
Dr. M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran , Prospect. Bandung, 2009.
Dr. rer. nat. H. Rayandra Asyhar, M.Si (2011), Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, GP. Press, Jakarta.
Dr. Toto, M.Pd. (2009) Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Upi Bandung.
http://mastugino.blogspot.com/2013/06/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran.html. diakses pada tanggal 17 Juni 2015 pada pukul 15.00
http://save4your.blogspot.com/2011/06/pengertian-ilmu-pengetahuan-alam-dan.htmldiakses pada tanggal 10 Oktober 2015 pada pukul 20.48
http://zakwaan-priaji.blogspot.com/2013/07/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html. diakses pada tanggal 17 Nopember 2015 pada pukul 16.59
La Iru, La Ode. (2012) Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Bantul, DIY: Multi Presindo
Prof. Abdorrakhman Gintings, M.Ed. M.Si. Ph.D. (2012). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. (Edisi Revisi). Bandung. Humaniora.
Prof.Dr.H. Surya Muhamad. (2004) Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Kalam Mulia
Rositawati S, Muharam Aris, (2008) ) Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru.
Suhartanti Dwi, Isnani, Yulinda (2008) Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sukidin, Basrowi, Suranto. (2012). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Wardani, L.G.A.K, et al. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta. Universitas Terbuka.
Yayat, Sri A, Lilis (2008) Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.