PENINGKATAN HASIL BELAJAR Bahasa Indonesia

TENTANG MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN SKRAMBEL PADA SISWA KELAS III

SDN Kemawi SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

SEMESTER 1 tahun 2015/2016

 

Rahayu Prihatini

SDN Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Identifikasi masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di kelas III SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang pada kompetensi dasar Membaca pemahaman, dari 31 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 12 siswa (38,71%). Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 70. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan pembelajaran menggunakan teknik pembelajaran Skrambel. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas). Penelitian dilakukan di SD Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang pada bulan Agustus -September 2015. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 31 siswa. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Pembelajaran menggunakan Teknik pembelajaran Skrambel dapat meningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang. Pada kondisi awal (Kondisi Awal) diperoleh 62,42. Pada siklus I adalah 69,35. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,94. Pada siklus II, nilai rata-rata adalah 77,42. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 8,06; (2) Pembelajaran menggunakan Teknik pembelajaran Skrambel dapat meningkatan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kemawi Sumowono Kabupaten Semarang. Pada kondisi awal (Kondisi Awal) siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 38,71%. Pada siklus I ketuntasan belajar klasikal 64,52%. Peningkatan ketuntasan meningkat sebesar 25,81%. Pada siklus II, ketuntasan belajar klasikal 83,87% > 80%. Peningkatan ketuntasan meningkat sebesar 19,35% dan pembelajaran siklus II sudah berhasil.

Kata kunci: Teknik Skrambel, hasil belajar, ketuntasan belajar

 

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa di SD yang memegang peranan penting adalah pembelajaran membaca. Anak yang tidak memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pelajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi pembelajaran mata pelajaran lain. Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut maka cara guru mengajar harus benar. Salah satunya dengan menggunakan teknik membaca yang akan diajarkan untuk siswa.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdikbud, 2006:260). Apalagi pada era dan peradaban informasi seperti saat ini, kemampuan berkomunikasi perlu dikuasai oleh orang-orang yang ingin berhasil dalam kehidupan.

Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar bertujuan untuk mendidik para siswa memiliki keterampilan berbahasa yang baik dan benar. Dalam belajar bahasa Indonesia, meskipun sebagai bahasa Ibu, para siswa menemui banyak kesulitan, khususnya dalam keterampilan membaca. Dikatakan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan.

Pembelajaran bahasa Indonesia memegang peranan penting terutama pembelajaran membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan. Kemampuan membaca menjadi dasar utama bagi pembelajaran. Mengingat pentingnya membaca, maka cara guru dalam pembelajaran juga harus benar.

Pengajaran membaca merupakan salah satu aspek pokok dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dalam kegiatan membaca siswa dituntut aktif menggali informasi dari bahan bacaan. Berkaitan dengan tersebut, dalam proses membaca yang baik terdapat pengenalan dan arti kata, mengingat dan reaksi terhadap ide-ide baru, serta respons kritis dan kreatif yang terjalin secara bersamaan. Hal ini membutuhkan kemampuan membaca pemahaman oleh siswa dari bacaan tersebut.

Keterampilan membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Membaca merupakan jembatan bagi siapa saja yang ingin meraih kesuksesan. Membaca merupakan suatu kemampuan yang interaktif dan terpadu. Memperoleh keterampilan membaca yang layak bukanlah hal yang mudah. Apabila seseorang sudah memiliki keterampilan membaca yang memadai, sangat mungkin seseorang dengan mudah meraih kesuksesan belajar.

Dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi di lapangan aktifitas guru masih sangat minim. Berdasarkan observasi yang dilakukan kegiatan guru dalam pembelajaran atau dalam menyampaikan materi pelajaran masih sangat monoton dan guru masih menggunakan metode lama. Dalam proses pembelajaran banyak diwarnai dengan ceramah. Bimbingan guru kepada peserta didiknya masih sangat kurang sekali, sehingga guru tersebut tidak mengetahui perkembangan peserta didiknya dalam membaca. Hanya sebagian siswa saja yang bisa membaca dan memahami isi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik.

Kondisi nyata dalam penelitian ini, berdasarkan perolehan tes untuk materi membaca pemahaman “Kenangan Waktu Kecil”, dari 31 orang siswa, yang mendapat nilai ≥ 70 adalah 12 orang siswa atau 34,29% siswa tuntas.

Keberagaman permasalahan pembelajaran dapat diminimalkan dan diantisipasi dengan peran guru dalam memilih metode dan menentukan strategi pembelajaran. Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam pencapaian hasil belajar adalah teknik pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Misalnya interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar,dll. Kemampuan siswa satu dengan siswa yang lain akan berbeda baik dari kemampuan pemahaman siswa, konsentrasi belajar, motivasi, minat belajar, prestasi maupun dalam segi keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Abdul Majid (2011:12) perencanaan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan, dan mengembangkan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah melalui teknik pembelajaran Skrambel. Skrambel adalah salah satu permainan bahasa pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan (Suparno dalam Rijal, 2016: 6). Dengan bermain peserta didik akan memperoleh kegembiraan atau kesenangan, selain itu keterampilan tertentu akan diperolehnya dengantidak sengaja. Dalam setiap permainan terdapat unsur rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan. Secara tidak langsung permainan juga dapat memupuk berbagai sifat yang positif misalnya:solidaritas, sportivitas, kreativitas, dan rasa percaya diri.

Dari kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan Teknik pembelajaran Skrambel pada siswa kelas III SDN Kemawi Sumowono Kabupaten Semarang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1.     Apakah dengan teknik pembelajaran Skrambel dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Membaca pemahaman siswa kelas III SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang ?

2.     Apakah dengan teknik pembelajaran Skrambel dapat meningkatkan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia tentang Membaca pemahaman siswa kelas III SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1.     Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Membaca pemahaman dengan Teknik pembelajaran Skrambel di kelas III SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang.

2.     Meningkatkan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia tentang Membaca pemahaman dengan Teknik pembelajaran Skrambel di kelas III SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini untuk menambah khasanah penelitian tentang membaca pemahaman bagi siswa SD.

 

 

Manfaat Praktis

a.     Bagi Siswa

1)    Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi membaca pemahaman.

2)    Memperoleh suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.

b.     Bagi Guru

1)    Memberikan alternatif bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2)    Mengembangkan kemampuan guru dalam merancang teknik pembelajaran yang menyenangkan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran lain.

c.     Bagi Sekolah

1)    Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif meningkatkan kualitas pengajaran sekolah.

2)    Mengoptimalkan penggunaan metode dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Hasil Belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (http://id.wikipedia.org).                   Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik (Winataputra, 2007:18).

Hamalik (2005) menjelaskan tentang beberapa teori pembelajaran:

a.     Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada siswa di sekolah, yang terkandung konsep-konsep: (1) pembelajaran merupakan persiapan masa depan, (2) merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, (3) penguasaan pengetahuan.

b.     Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. Implikasinya ini adalah: (1) pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, (2) pembelajaran berarti suatu proses pewarisan, (3) bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan.

c.     Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Implikasinya ialah: (1) pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik, (2) kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan, (3) peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup.

d.     Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut pandangan bahwa pendidikan itu berorientasi kepada kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Implikasinya adalah: (1) tujuan pembelajaran, (2) pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja, (3) peserta didik sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk bekerja.

Dalam proses pembelajaran, dalam periode waktu tertentu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menyerap pelajaran. Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan kepada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema-skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori (Purwanto, 2009: 42).

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Catharina, 2009: 4). Aspek-aspek yang diperoleh sebagai perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari.

Dari beberapa pendapat di atas, hasil belajar dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk perubahan perilaku yang meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yang disebabkan karena telah menguasai bahan yang diajarkan sesuai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar dan dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian. Tes ini disusun dan dikembangkan dari pengetahuan, pemahaman, atau aplikasi suatu konsep yang dipelajari oleh siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Teknik Scramble

Istilah Scramble berasal dari bahasa Inggris yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, perebutan, pertarungan, perjuangan. Teknik Scramble biasanya dipakai oleh anak-anak sebagai permainan yang pada dasarnya merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemilihan kosakata-kosakata dan huruf-huruf yang tersedia. Teknik permainan ini pada prinsipnya menghendaki siswa supaya melakukan penyusunan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunannya (Mana, 2014: 9).

Istilah “Skrambel” berasal dari bahasa Inggris yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “perebutan, pertarungan, perjuangan.Teknik “skrambel” biasanya dipakai oleh anak-anak sebagai permainan yang pada dasarnya merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemilikan kosakata-kosakata dan huruf- huruf yang tersedia.

Teknik permainan ini pada prinsipnya menghendaki peserta didik supaya melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunannya.

 Kerangka Berfikir

Kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia materi Membaca pemahaman yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar. Dengan Teknik pembelajaran Skrambel diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Membaca pemahaman dengan mudah, membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Siswa Sekolah Dasar diharapkan dapat menguasai kemampuan membaca. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa SD dalam mempelajari semua mata pelajaran yang lain. Pada siswa kelas III kemampuan membaca yang harus dikuasai adalah membaca pemahaman dengan disuarakan. Berdasarkan hasil observasi, kemampuan membaca di kelas III SDN Kemawi mengalami permasalahan yaitu dari 31 siswa, hanya 12 anak yang mampu membaca sesuai kriteria KKM 70 dan 19 siswa masih belum mampu membaca sesuai standar KKM. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah  metode pembelajaran membaca di kelas III kurang bervariasi. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan teknik pembelajaran Skrambel.

Skrambel adalah salah satu permainan bahasa pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan (Suparno dalam Rijal, 2016: 6). Dengan bermain peserta didik akan memperoleh kegembiraan atau kesenangan,selain itu keterampilan tertentu akan diperolehnya dengantidak sengaja. Dalam setiap permainan terdapat unsur rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan. Secara tidak langsung permainan juga dapat memupuk berbagai sifat yang positif misalnya:solidaritas, sportivitas, kreativitas, dan rasa percaya diri.

MetodE PENelitian

Setting Penelitian

Tempat penelitian ini terletak di Sekolah Dasar Negeri Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang. Waktu penelitian yaitu semester 1 tahun ajaran 2015/2016 pada bulan Agustus hingga September 2015.

Sumber Data

Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertanyaan (Sumadi Suryabrata, 2008:84) Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Kemawi, Guru kelas, dan Siswa Kelas III.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahan peneliti, data tersebut biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu sekolahan tersebut atau perguruan tinggi, dan sebagainya (Sumadi Suryabrata, 2008:85). Data sekunder ini digunakan sebagai data pendukung dari data primer, misal data tentang siswa, nilai mata pelajaran siswa, dan data-data lain.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dan tes.

a. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kerja siswa, daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengukur pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini berupa soal isian yang yang dikerjakan secara individual setelah mempelajari suatu materi.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah lembar observasi lembar kerja siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses pelaksanaan tindakan kelas. Adapun dalam penelitian ini digunakan tes tertulis untuk mengumpulkan data tentang kemampuan Bahasa Indonesia kompetensi dasar Membaca pemahaman.

Validasi Data

Untuk menguji keabsahan atau kebenaran data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi digunakan trianggulasi data, dengan memanfaatkan penggunaan metode dan sumber data. Untuk menguji kebenaran dengan trianggulasi data ada beberapa strategi, sebagai berikut:

a.     Trianggulasi dengan sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi melalui waktu dan alat yang berbeda.

b.     Pengecekan derajat kepercayaan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data dengan cara membandingkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

c.     Membandingkan apa yang dikatakan orang dalam situasi penelitian dengan dikatakan di luar penelitian.

d.     Pengecekan derajat kepercayaan dengan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2011: 145).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Membaca pemahaman dilaksanakan belum menggunakan Teknik pembelajaran Skrambel, yaitu guru hanya memberi contoh membaca pemahaman dengan membaca buku ajar dan menulis di papan tulis kelas. Dalam pembelajaran ini, untuk mengukur hasil belajar siswa diadakan evaluasi, yaitu satu persatu anak-anak bercerita tentang kemampuannya menmbaca dan menulis permulaan.

Pada awalnya rerata nilai yang diperoleh masih kurang, siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 12 siswa (38,71%) dan masih ada 19 siswa (61,29%) belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70.

 

 

 

Deskripsi Siklus 1

Persentase Pencapaian Indikator Keberhasilan Hasil belajar Bahasa Indonesia KD Membaca pemahaman Siswa Kelas III – Siklus I

No

Standar Pencapaian IK

Jumlah siswa

Persentase

Angka

PIK

1

<70

Belum tercapai

11

35,48%

2

≥ 70

Sudah tercapai

20

64,52%

 

31

100%

Refleksi dari hasil penelitian siklus 1, bahwa pada awalnya rerata nilai yang diperoleh 62,42, siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 38,71%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan Teknik pembelajaran Skrambel ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus I adalah 69,35 dengan ketuntasan belajar klasikal 64,52% (20 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70.

Deskripsi Siklus 2

Persentase Pencapaian Indikator Keberhasilan Hasil belajar Bahasa Indonesia KD Membaca pemahaman Siswa Kelas III – Siklus II

No

Standar Pencapaian IK

Jumlah siswa

Persentase

Angka

PIK

1

<70

Belum tercapai

5

16,13%

2

≥ 70

Sudah tercapai

26

83,87%

 

31

100%

 

Refleksi hasil penelitian siklus 2 dapat diketahui bahwa pada nilai rata-rata siklus I adalah 69,35 dengan ketuntasan belajar klasikal 64,52% (20 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Setelah dilakukan pembelajaran dengan Teknik pembelajaran Skrambel siklus 2, ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus II adalah 77,42 dengan ketuntasan belajar klasikal 83,87% (26 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antarsiklus

Pembahasan didasarkan pada hasil refleksi pada setiap siklus dari kegiatan pembelajaran menggunakan Teknik pembelajaran Skrambel.

Siklus I

Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus I, nilai rata-rata kondisi awal (Kondisi Awal) diperoleh 62,42, siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 38,71%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan Teknik pembelajaran Skrambel ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus I adalah 69,35 dengan ketuntasan belajar klasikal 64,52% (20 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,94 dan ketuntasan meningkat sebesar 25,81%. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada Kondisi Awal dan siklus I.

Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus I ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 64,52% belum mencapai 80%.

Siklus II

Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus II, nilai rata-rata siklus I adalah 69,35 dengan ketuntasan belajar klasikal 64,52% (20 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Setelah dilakukan pembelajaran dengan Teknik pembelajaran Skrambel siklus 2, ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus II adalah 77,42 dengan ketuntasan belajar klasikal 83,87% (26 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 8,06 dan ketuntasan meningkat sebesar 19,35%. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II.

Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 83,87% sudah mencapai dan lebih dari 80%.

Peningkatan Hasil Belajar

      Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Kondisi Awal I, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada daftar skor hasil tes. Dan berikut ini, disajikan skor hasil tes.

Nilai rata-rata Kelas Perbaikan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa dengan menggunakan Teknik pembelajaran Skrambel dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia kompetensi dasar Membaca pemahaman pada siswa kelas III SDN Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1)    Pembelajaran menggunakan Teknik pembelajaran Skrambel dapat meningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang. Pada kondisi awal (Kondisi Awal) diperoleh 62,42. Pada siklus I adalah 69,35. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,94. Pada siklus II, nilai rata-rata adalah 77,42. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 8,06.

2)    Pembelajaran menggunakan Teknik pembelajaran Skrambel dapat meningkatan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang. Pada kondisi awal (Kondisi Awal) siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 38,71%. Pada siklus I ketuntasan belajar klasikal 64,52%. Peningkatan ketuntasan meningkat sebesar 25,81%. Pada siklus II, ketuntasan belajar klasikal 83,87% > 80%. Peningkatan ketuntasan meningkat sebesar 19,35% dan pembelajaran siklus II sudah berhasil.

Implikasi

Teknik pembelajaran Skrambel dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Maka metode tersebut bisa menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran.

Saran

Menurut hasil kesimpulan di atas, maka disarankan:

1.    Dengan menggunakan Teknik pembelajaran Skrambel, akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran guru perlu membuat teknik pembelajaran yang inovatif, salah satunya adalah Skrambel. Namun tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan lewat media permainan skrambel. Teknik skrambel sebaiknya digunakan sebagai selingan teknik pembelajaran agar siswa tidak jemu.

2.    Orang tua siswa juga perlu memberikan latihan membaca bagi anak-anak dengan latihan membaca pemahaman dengan melakukan diskusi bacaan anak.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Akhadiah, Sabarti dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta; Erlangga.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widiya.

Catharina, Tri Anni & Achmad Rifa’i. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES.

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.

Depdiknas. 2003. KTSP. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Farida, Rahim. 2007.Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.Jakarta:Bumi Aksara.

Hairudin, dkk. 2008. Bahan Ajar Cetak Pembelajaran Bahasa Indonesia Jakarta: Dirjen Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.