PENINGKATAN KETUNTASAN DAN HASIL BELAJAR PKN

TENTANG POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS DAN AKTIF MELALUI METODE BERTANYA (QUESTIONING)

PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SD NEGERI KEMAWI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Tahun Pelajaran 2016/2017

 

Joko Susilo

SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif belum maksimal. Dari hasil ulangan PKn ternyata hanya 8 (44,44%) dari 18 siswa Kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yang memperoleh nilai tuntas 70. Adapun nilai rata-rata PKn adalah 62,78. Rata-rata nilai tersebut belum mencapai syarat ketuntasan klasikal yaitu 70. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan metode bertanya (Questioning). Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di SD Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang pada bulan Maret-April 2017 Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa Kelas VI yang berjumlah 18 siswa. Hasil penelitian: (1) Nilai hasil belajar pada prasiklus diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 62,78. Pada Siklus I diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 68,06. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar 5,28. Pada siklus II hasil belajar menunjukkan rata-rata 78,33. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 10,28; (2) Hasil observsi terhadap ketuntasan belajar siswa pada prasiklus menunjukkan pada tingkat 44,44%. Pada siklus I ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 61,11%. Terjadi peningkatan sebesar metode pembelajaran16,67%. Pada siklus II, ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 88,89% > 75%. Peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 27,78%. Berdasarkan indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar klasikal adalah 75% maka ketuntasan dan hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode bertanya (Questioning) dapat meningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar PKn kelas Kelas VI semester 2 SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Kata kunci: hasil belajar, ketuntasan belajar, metode bertanya (Questioning).

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia terutama generasi muda. Menurut Slameto (2010) bahwa di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan (Yusufhadi, 2010). Salah satu pembelajaran di kelas II SD adalah adalah PKn.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipandang sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Standar Isi PKn, 2007: 14). Oleh karena itu, tidak tepat bila dalam pembelajaran guru hanya menitikberatkan pada pengukuran pengetahuan saja, tetapi harus mengarahkan pada penanaman aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.

Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, ketuntasan siswa sangat dibutuhkan agar kondisi kelas dapat hidup. Kelas yang hidup ditandai adanya interaksi belajar mengajar yang dilakukan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun dengan lingkungannya. Interaksi yang baik antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan lingkungan akan membuat pelajaran menjadi menyenangkan. Menyenangkan karena interaksi tersebut terjadi karena guru menggunakan berbagai macam metode, media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa terlibat secara intelektual, emosional, maupun fisik dalam pembelajaran.

Suasana pembelajaran yang seperti itulah yang diharapkan terjadi pada setiap mata pelajaran, namun tidak demikian yang terjadi pada mata pelajaran PKn kelas VI SD N Kemawi. Guru kelas menganalisis bahwa siswa kurang berketuntasan dalam mengikuti pelajaran PKn. Hal ini ditandai dengan: (1) keadaan kelas yang pasif, siswa cenderung diam saat guru mengajar, (2) siswa yang diberi pertanyaan lebih banyak diam daripada menjawab pertanyaan guru, (3) saat belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan guru yang mengajar.

Kondisi kelas yang demikian mungkin dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan guru yang cenderung konvensional, dengan cara: (a) mengajar banyak ceramah, (b) tidak menggunakan alat peraga/alat bantu yang dapat merangsang siswa untuk berketuntasan dalam belajar.

Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan dengan dikuasainya materi pelajaran oleh siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran ”Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif” dinyatakan dalam nilai. Dari hasil ulangan PKn ternyata hanya 7 (31,82%) dari metode pembelajaran18 siswa Kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yang memperoleh nilai tuntas 70. Adapun nilai rata-rata PKn Kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang adalah 66,36. Rata-rata nilai tersebut belum mencapai syarat ketuntasan klasikal yaitu 70. Pencapaian nilai di bawah target tersebut menunjukkan pembelajaran belum berhasil.

Salah satu upaya yang dilakukan guru di Kelas VI di SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yaitu dengan cara menggunakan metode bertanya (Questioning). Guru sebagai pengajar dan pendidik harus dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran dan mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode bertanya (Questioning) merupakan turunan dari metode tanya jawab dengan memperhatikan teknik bertanya yang efektif untuk pendalaman materi pelajaran. Metode tanya jawab adalah adalah metode pembelajaran dengan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah dan Zain ,2010). Metode tanya jawab ini dapat melatih siswa untuk mengemukan pendapat dalam diskusi sehingga dapat menciptakan kondisi belajar menjadi menyenangkan. Hal ini juga akan berdampak kepada peningkatan motivasi belajar siswa juga peningkatan hasil belajar siswa.

Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula terpusat pada guru beralih berpusat pada murid, metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori dan pembelajaran ang semual semual tradisional diganti dengan yang modern (metode pembelajaran yang inovatif). Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa.

Dengan adanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode bertanya (Questioning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka agar lebih terfokus dalam menangani masalah di atas, diantaranya sebagai berikut:

1.         Apakah hasil belajar PKn tentang “Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif” dapat ditingkatkan melalui metode bertanya (Questioning) pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang?

2.         Apakah ketuntasan belajar PKn tentang “Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif” dapat ditingkatkan melalui metode bertanya (Questioning) pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah , maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ;

1.       Meningkatkan hasil belajar PKn tentang “Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif” melalui metode bertanya (Questioning) pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

2.         Meningkatkan ketuntasan belajar PKn tentang “Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif” melalui metode bertanya (Questioning) pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau secara teoritis maupun secara praktis.

1.    Manfaat Teoritis

a.     Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya.

b.     Hasil penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan ilmu pendidikan, khususnya dalam pembentukan suasana belajar yang berbeda dengan menggunakan Metode Bertanya (Questioning).

2.    Manfaat Praktis

a.   Bagi Siswa

1)   Meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar PKn khususnya pada materi tentang “Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif”.

2)   Siswa dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan ide, pertanyaan maupun saran.

b. Bagi Guru Mata Pelajaran

1)   Guru dapat menerapkan metode pembelajaran PKn dengan metode bertanya (Questioning) ebagai suatu alternatif yang menarik terhadap ketuntasan dan hasil belajar.

2)   Dapat memotivasi untuk lebih meningkatkan keterampilan memilih metode pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran.

c.     Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah penggetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah yang membuat sktivitas belajar siswa menurun, dan bisa menerapkan metode bertanya (Questioning).

KAJIAN TOERI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Metode Bertanya (Questioning)

Metode bertanya (Questioning) merupakan pengembangan dan pendalaman dari metode tanya jawab yaitu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (dalam Aina Mulyana, 2015: 120) yang mengartikan bahwa “metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.” 

Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Sudirman (dalam Aina Mulyana, 2015: 119) menyatakan bahwa metode bertanya (Questioning) ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya.

8

 

Sementara itu, dalam Petunjuk Teknis Kurikulum 1994 (dalam Aina Mulyana, 2015: 26) dinyatakatan bahwa “metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar atau menyajikan materi melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut.

Penggunaan metode ini dengan baik dan tepat, akan dapat merangsang minat dan motivasi siswa dalam belajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode tanya jawab adalah: (1) Materi menarik dan menantang serta memiliki nilai aplikasi tinggi, (2) Pertanyaan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), (3) Jawaban pertanyaan itu diperoleh dari penyempurnaan jawaban-jawaban siswa, (4) Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik (Depdikbud, 1996:26).

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode tanya jawab adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara pengajuan-pengajuan pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Pengertian Belajar

Belajar merupakan ketuntasan sehari-hari bagi seorang pelajar yang semula tidak tahu dan tidak bisa menjadi tahu dan bisa melakukan sesuatu. Dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 disebutkan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang akibat pengolahan atas pengalaman yang diperoleh dan praktik yang dilakukan siswa.

Beberapa psikolog dalam Rifa’i dan Catharina (2009: 82) mengemukakan beberapa pengertian belajar:

1)    Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan ketuntasan dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

2)    Morgan et.al. menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.

3)    Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Menurut Gagne dalam Rifa’i dan Catharina (2009: 82) belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat pelbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud yaitu peserta didik, rangsangan, memori, dan respon. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku itu menjadi indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar.

Slameto (2003) mengemukakan belajar adalah suatu ketuntasan usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan pada seseorang yang dilakukan secara sadar sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami dan tampak pada perubahan tingkah lakunya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

 

Kerangka Pikir

Pemahaman siswa dalam pelajaran PKn yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian ketuntasan dan hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan Metode Bertanya (Questioning) yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi PKn dengan mudah, mengembangkan kemampuan akademik, siswa dapat bekerjasama, saling membantu antara teman terutama yang mengalami kesulitan belajar. Selain itu guru kelas juga bertambah pengetahuan dan kreativitas dalam merancang pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran sesuai tingkat kesulitas materi belajar.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kualitas pembelajaran PKn melalui penggunaan Metode Bertanya (Questioning) pada siswa Kelas VI di SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Lokasi

Lokasi yang penelitian adalah di SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas yaitu:

PraSiklus    : 5 April 2017

Siklus I       : 12 April 2017

Siklus II     : 19 April 2017

Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.     Guru kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

2.     Siswa Kelas VI semester 2 SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yang berjumlah 18 siswa.

Sumber Data

Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertanyaan (Sumadi Suryabrata, 2008:84) Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Kemawi, Guru pengampu mata pelajaran, dan siswa kelas VI.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahan peneliti, data tersebut biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu sekolahan tersebut atau perguruan tinggi, dan sebagainya (Sumadi Suryabrata, 2008:85). Data sekunder ini digunakan sebagai data pendukung dari data primer, misal data tentang siswa, nilai mata pelajaran siswa, dan data-data lain.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes jenis tes tertulis untuk mengetahui ketuntasan dan hasil belajar siswa yang dilakukan sebanyak tiga kali yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Alat Pengumpulan Data

Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah lembar tes tertulis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal pembelajaran PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif merupakan pembelajaran yang dilaksanakan sebelum menggunakan metode bertanya (Questioning). Pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang kurang mendalam.

Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan evaluasi yang dilaksanakan akhir pembelajaran materi pelajaran tentang Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif.

Persentase Pencapaian Indikator Keberhasilan Hasil belajar PKn Siswa Kelas VI – Prasiklus

No

Standar Pencapaian IK

Jumlah

siswa

Persentase

Angka

PIK

1

<70

Belum tercapai

10

55,56%

2

≥ 70

Sudah tercapai

8

44,44%

 

18

100%

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 18 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 8 anak (44,44%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 ada 10 anak (55,56%). Nilai rata-rata siswa 62,78. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas VI di SD N Kemawi pada mata pelajaran PKn masih belum optimal, oleh karena itu penulis melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Deskripsi Tiap Siklus

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Berdasarkan hasil evaluasi di akhir siklus diperoleh hasil analisis data seperti yang tersaji pada tabel berikut.

Persentase Pencapaian Indikator Keberhasilan Hasil belajar PKn Siswa Kelas VI – Siklus I

No

Standar Pencapaian IK

Jumlah

siswa

Persentase

Angka

PIK

1

<70

Belum tercapai

7

38,89%

2

≥ 70

Sudah tercapai

11

61,11%

 

18

100%

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari metode 18 siswa, yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 11 anak (61,11%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 ada 7 anak (38,89%). Nilai rata-rata siswa 68,08. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas VI di SD N Kemawi pada mata pelajaran PKn belum maksimal, oleh karena itu penulis perlu melakukan penelitian siklus II untuk meningkatkan ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pertemuan. Berdasarkan hasil evaluasi di akhir siklus diperoleh hasil analisis data seperti yang tersaji pada tabel berikut.

Persentase Pencapaian Indikator Keberhasilan Hasil belajar PKn Siswa Kelas VI – Siklus II

No

Standar Pencapaian IK

Jumlah

siswa

Persentase

Angka

PIK

1

<70

Belum tercapai

2

11,11%

2

≥ 70

Sudah tercapai

16

88,89%

 

18

100%

 

       Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 18 siswa, yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 16 anak (88,89%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 ada 2 anak (11,11%). Nilai rata-rata siswa 78,33. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas VI di SD N Kemawi pada mata pelajaran PKn sudah maksimal, oleh karena itu penelitian siklus II untuk meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa sudah berhasil.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Pembahasan lebih banyak didasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode bertanya (Questioning).

Siklus I

Berdasarkan nilai hasil belajar, pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 62,78 dengan ketuntasan belajar klasikal 44,44%. Pada siklus I nilai rata-rata menjadi 68,06 dengan ketuntasan belajar klasikal 61,11% (11 siswa) tuntas belajar dengan mendapat nilai ³ 70. Peningkatan rata-rata nilai sebesar 5,28 dan peningkatan pencapaian KKM sebesar metode pembelajaran16,67%.

Berdasarkan pertimbangan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75% maka ketuntasan dan hasil belajar siklus I ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal belum tercapai. Maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II

Pada siklus I hasil belajar diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 68,06 dan ketuntasan belajar kelas 61,11%. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata menjadi 78,33 dengan ketuntasan belajar klasikal 88,89% (16 siswa) tuntas belajar dengan mendapat nilai ³ 70. Peningkatan rata-rata nilai sebesar 10,28 dan peningkatan pencapaian KKM sebesar 27,78%.

Berdasarkan pertimbangan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75% maka ketuntasan dan hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai. Maka penelitian ini sudah berhasil.

Peningkatan Ketuntasan dan Hasil Belajar

Secara keseluruhan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar hasil evaluasi tiap siklus terlihat pada diagram sebagai berikut:

Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata

Diagram Peningkatan Ketuntasan Balajar

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan metode bertanya (Questioning) dapat meningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar PKn siswa Kelas VI semester 2 SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode bertanya (Questioning) dapat meningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar PKn Kelas VI semester 2 SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, dengan rincian sebagai berikut.

1.     Nilai hasil belajar pada prasiklus diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 62,78. Pada Siklus I diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 68,06. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar 5,28. Pada siklus II hasil belajar menunjukkan rata-rata 78,33. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 10,28.

2.     Hasil observsi terhadap ketuntasan belajar siswa pada prasiklus menunjukkan pada tingkat 44,44%. Pada siklus I ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 61,11%. Terjadi peningkatan sebesar metode pembelajaran16,67%. Pada siklus II, ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 88,89% > 75%. Peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 27,78%. Berdasarkan indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar klasikal adalah 75% maka ketuntasan dan hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai.

Implikasi

Metode bertanya (Questioning) ini memberikan kesempatan siswa memperdalam materi pelajaran melalui pertanyaan secara menarik tentang Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif. Siswa juga diberi kesempatan untuk mendiskusikan masalah. Dengan adanya diskusi, saling kerjasama dalam pasangan membuat siswa merasa senang dan lebih bersemangat dalam belajar.

Saran

Menurut hasil kesimpulan di atas, maka disarankan:

1.    Metode bertanya (Questioning) dapat meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Maka pendekatan tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pembelajaran yang lainnya.

2.    Sebaiknya guru melaksanakan refleksi tentang kelemahan penggunaan metode bertanya (Questioning) dalam pembelajaran, yaitu: (a) siswa sering merasa takut, maka guru perlu mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab, (b) guru perlu membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa, (c) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang, (d) Guru masih tetap mendominasi proses belajar mengajar. Biasanya guru kurang terbuka, dalam arti ingin jawaban siswa selalu sesuai dengan keinginannya, (e) Siswa yang tidak biasa atau salah menjawab pada waktu itu belum tentu ia bodoh, siapa tahu karena disebabkan oleh tergesa-gesa menjawab, kurang waktu untuk memikirkan jawaban, atau kurang mempelajari materi yang sedang atau telah dibahas pada waktu lain.

3.    Bagi para guru kelas, dalam pembelajaran menggunakan Metode Bertanya (Questioning) perlu mempertimbangkan lebih jauh sebelum menggunakan Metode Bertanya (Questioning): (1) Materi menarik dan menantang serta memiliki nilai aplikasi tinggi, (2) Pertanyaan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), (3) Jawaban pertanyaan itu diperoleh dari penyempurnaan jawaban-jawaban siswa, (4) Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik.

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widiya.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri, Saiful. 2015. Penerapan Teknik Bertanya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Sejarah Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Darul Khairat Pontianak. SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 2, No. 1, Juni 2015. Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP-PGRI Pontianak

Basrudin. 2013. Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 Tahun 2013. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor: 20 Tahun 2003.

Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta.

Djamarah dan Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Erman, Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-UPI.

Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.

Kardi, S. 1997. Pengajaran Langsung. Surabaya: Unesa University Press.

Moleong, Lexy J. 2011. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.

Mulyana, Aina. 2015. Metode Tanya Jawab dan Prinsip Penerapannya. https://ainamulyana.blogspot.com/2015/04/metode-tanya-jawab-dan-prinsip.html

Nur, M dan Wikandari PR. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: Unesa University Press.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rifa,i, Achmad & Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES.

Sunarso dan Anis Kusumawardani. 2008. Pendidikan kewarganegaraan 6: untuk SD/MI kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Umroti, Nikmatul. 2009. Pengaruh Penerapan Metode Bertanya (Questioning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Madrasah Tsanawiyah Darussalam Sidodadi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Yusuf, Hadi. 2010. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.