PENINGKATAN HASIL BELAJAR HIDUP SEHAT

MELALUI MEDIA TONGKAT BERJALAN PADA SISWA KELAS II

SDN 2 NGAWEN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Murtiningsih

Guru SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar hidup sehat melalui media tongkat berjalan pada siswa kelas II SDN 2 Ngawen semester 1. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 2 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 66,67 dengan persentase ketuntasan belajar 40,75%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 75,5 dengan persentase ketuntasan belajar 74%, dan pada siklus II diperoleh rata-rata 85 dengan persentase ketuntasan belajar 92,5%.Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembela-jaran hidup sehat dengan menggunakan Media tongkat berjalan. Pada Pembelajaran hidup sehat dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas II SDN 2 Ngawen Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata kunci: Hasil Belajar, Tongkat Berjalan

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pembelajaran tentang hidup sehat pada siswa kelas II SDN 2 Ngawen tahun 2018/2019 semester 1 penulis mengajar di kelas II beberapa kali penulis mendapati siswa kurang bersemangat saat pembelajaran terutama hidup sehat, hal ini bisa dibuktikan ketika guru mengajar anak pada bermain sendiri dengan teman sebangku atau bahkan pindah tempat sehingga tidak konsentrasi dalam menerima pelajaran. Bahkan ada yang saling melempar kertas dan menggambar gurunya.

Maka dari itu penulis mempunyai rencana untuk memperbaiki situasi, kondisi dan hasil belajar siswa melalui alat pengajar sederhana yang oleh penulis diberi nama alat peraga Tongkat berjalan. Tongkat berjalan adalah alat peraga yang dapat membantu menambah semangat siswa dalam berperilaku hidup sehat menjadi sangat menyenangkan melalui bernyanyi dalam memegang tongkat. Dengan alat ini penulis yakin bahwa masalah motivasi dan hasil belajar ini bisa diatasi.

Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Hidup Sehat Melalui Media Tongkat Berjalan pada Kelas II SDN 2 Ngawen Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019”.

RUMUSAN MASALAH

  1. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar penilaian sikap pada materi hidup sehat dengan alat peraga Tongkat Berjalan siswa kelas II SDN 2 Ngawen
  2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar penilaian keterampilan pada materi hidup sehat dengan alat peraga Tongkat Berjalan siswa kelas II SDN 2 Ngawen?
  3. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar penilaian pengetahuan pada materi hidup sehat dengan alat peraga Tongkat Berjalan siswa kelas II SDN 2 Ngawen?

TUJUAN PENELITIAN

  1. Meningkatkan hasil belajar penilaian sikap pada materi hidup sehat dengan alat peraga Tongkat Berjalan siswa kelas II SDN 2 Ngawen.
  2. Meningkatkan hasil belajar penilaian keterampilan pada materi hidup sehat dengan alat peraga Tongkat Berjalan siswa kelas II SDN 2 Ngawen.
  3. Meningkatkan hasil belajar penilaian pengetahuan pada materi hidup sehat dengan alat peraga Tongkat Berjalan siswa kelas II SDN 2 Ngawen.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan inovasi pembelajaran. Selain itu dapat memberikan manfaat bagi:

  1. Bagi Siswa

Dengan penerapan alat peraga Tongkat Berjalan siswa dapat menerima pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan keaktifan dalam memahami materi serta siswa lebih termotivasi dan berminat pada proses pembelajaran.

  1. Bagi Guru

Menumbuhkan kreativitas dalam proses pembelajaran khususnya dalam menerapkan dan media pembelajaran yang bermakna sehingga guru dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

  1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu usaha perbaikan dalam meningkatkan hasil belajar, serta dapat meningkatkan kinerja guru dan kinerja sekolah dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

KAJIAN PUSTAKA

KERANGKA TEORI

Pengertian belajar

.Morgan dalam Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2009: 14) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

Sardiman (2011: 20) mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Nana Sudjana (2009: 28) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Berdasarkan konsep di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan individu secara terus-menerus (kontinu) secara sadar serta berdasarkan pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari seorang individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Hasil belajar

Anni, dkk (2007: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Bloom dalam Poerwanti (2008: 1-23) menge-lompokan kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Berdasarkan definisi tentang hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang individu setelah melakukan kegiatan belajar yang terwujud pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hakikat Kurikulum 2013

Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif juga mengacu pada kurikulum 2006 dimana terdapat beberapa permasalahan, antara lain: (1) konten kurikulum yang masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (2) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (3) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (4) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci, sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (6) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (7) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah pelantara atau pengantar. Mengenai istilah suatu media yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar, ada beberapa ahli yang menyebutnya dengan istilah media pembelajaran, ada juga yang menyebut dengan media pendidikan. Pada dasarnya semua istilah itu mengadung konsep/pengertian yang sama, namun berbeda dalam pengunaan istilah saja. Media merupakan parantara suatu hal dengan hal yang lainnya.

Terdapat tiga ciri media yaitu ciri fiksatif, ciri manipulatif dan ciri distributif yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.

  • Ciri fiksatif (fixative property). Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dan dapat digunakan setiap saat.
  • Ciri manipulatif (manipulative property). Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambartime-lapse recording.
  • Ciri distributif (distributive purpose). Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Dapat disimpulkan bahwa ciri media itu antara lain adalah mampu merekam kejadian, memakan waktu yang lama, serta dapat di transformasikan melalui ruang dan dapat disajikan

Media Tongkat Berjalan

Untuk langkah-langkah penerapan pembelajaran menggunakan media tongkat berjalan bisa dilihat pada poin-poin berikut:

  • Pendidik mempersiapkan tongkat yang panjangnya sekitar 20 cm.
  • Pendidik menyampaikan materi yang hendak dipelajari, dan memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempelajari dan membaca materi.
  • Peserta didik melakukan diskusi untuk membahas permasalahan dari sebuah wacana yang diberikan.
  • Setelah siswa melakukan kegiatan diskusi dan mempelajari materi, guru mengintruksikan siswa untuk menutup buku.
  • Pendidik mengambil sebuah tongkat dan memberikannya kepada salah seorang peserta didik, setelah itu pendidik memberikan suatu pertanyaan dan bagi peserta didik yang sedang memegang tongkat tersebut mesti menjawab pertanyaan dari guru. demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat pertanyaan.
  • Guru membuat kesimpulan.
  • Kegiatan evaluasi/penilaian.

HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media tongkat berjalan maka dan hasil belajar siswa kelas II SDN 2 Ngawen pada pembelajaran tematik materi Hidup Sehat akan meningkat.

 

 

 

 

METODE PENELITIAN

SETTING PENELITING

  • Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada semester 1 yang dimulai dari bulan September hingga bulan November 2018.

  • Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di kelas II SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

SUBYEK PENELITIAN                 

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas II SDN 2 Ngawen tahun pelajaran 2018/2019, dengan jumlah siswa 27 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 13 anak, dan siswa perempuan 14 anak.

PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

SUMBER DATA

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto. 2002: 107) Dalam penelitian tindakan kelas ini, sumber datanya terdiri atas:

  1. Person yaitu ; sumber data yang berasal dari siswa dan guru kelas II SDN 2 Ngawen.
  2. Place yaitu: sumber data yang menyajikan tampilanberupa keadaan diam dan bergerak. Sumber data diam seperti ruangan kelas, kelengkapan media dll. Sedangkan sumber data bergerak yaitu aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran Hidup Sehat yang menggunakan media tongkat berjalan.

METODE PENGUMPULAN DATA

  1. Metode Observasi.

Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Hidup Sehat yang menggunakan media tongkat berjalan. Observasi juga dilakukan kepada guru yang sedang mengajar Hidup Sehat yang menggunakan media tongkat berjalan lembar pengamatan.

  1. Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa LKS, daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan meng-gambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto.

  1. Tes

Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dikerjakan siswa secara individual setelah mempelajari suatu materi. Tes ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran melalui LKS dan tes akhir pembelajaran pada siklus I dan II.

VALIDASI DATA

Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.

INDIKATOR KEBERHASILAN

Pembelajaran Hidup Sehat yang menggunakan media tongkat berjalan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN 2 dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:

  1. Hasil belajar penilaian sikap siswa dalam pembelajaran Hidup sehat dengan menggunakan media tongkat berjalan meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik sekali.
  2. Keterampilan guru dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar penilaian keterampilan siswa pada materi hidup sehat dengan alat peraga Tongkat Berjalan meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik sekali.
  3. 80% siswa kelas II SDN 2 Ngawen mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 65 dalam pembelajaran hidup sehat dengan alat peraga Tongkat Berjalan.

HASIL PENELITIAN

Diskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Berdasarkan hasil belajar yang diberikan oleh guru pada pembelajaran prasiklus diperoleh nilai ketuntasan siswa kelas II SD Negeri 2 Ngawen mata pelajaran Hidup Sehat hasilnya siswa yang tuntas secara klasikal adalah sebanyak 11 siswa atau 40,75% dari 26 Siswa dan ada siswa yang belum tuntas pada pembelajaran ini adalah 16 siswa atau 59,25%. Nilai tertinggi yang dari pembelajaran ini yaitu 90 sedangkan nilai terendah 40. Ini membuktikan bahwa ketuntasan klasikal dapat dipresentasikan dibawah 65%, maka itu perlu adanya perhatian yang serius oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar.

Data hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 2 Ngawen Semester 1 mata pelajaran Hidup Sehat dituangkan kedalam diagram batang sebagai berikut:

Hasil Tes Prasiklus

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru dapat diketahui bahwa kelas II SD Negeri 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, walapun guru sudah menerapkan pembelajaran hasil yang ditunjukan masih rendah. Secara umum metode yang digunakan adalah ceramah, Tanya jawab dan pemberian tugas saja. Pembelajaran seperti ini belum sepenuhnya berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap kopetensi dasar. Berdasarkan pengalaman serta pengamatan yang dilakukan guru, guru atau peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran yang lain atau bervariasi yaitu dengan Media Tongkat berjalan diharapkan dengan mengunakan model pembelajaran ini dapat memotivasi siswa dalam belajar, memahami serta menumbuhkan berfikir kritis dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Adapun perbaikan untuk siklus berikutnya adalah: 1) hendaknya guru lebih memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan kegiatan sendiri dalam memecahkan masalah ; 2) hendaknya guru lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. 3) hendaknya guru lebih memberikan motivasi belajar dan pengarahan kepada siswa tentang Media Tongkat berjalan, sehingga pembelajarannya tidak membingungkan bagi siswa; 4) hendaknya guru memaksimalkan peran guru dalam memberikan bimbingan kegiatan permainan dalam pembelajaran.

Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus II maka guru harus dapat meningkatkan keterampilan dalam mengajar sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu guru harus dapat memaksimalkan media pembelajaran yang menarik dan bervariasi sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena hasil penelitian sudah mencapai indikator yang diharapkan, maka penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhenti pada siklus II.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar Hidup Sehat dengan menggunakan Media Tongkat berjalan pada siswa kelas II SDN 2 Ngawen, Peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 66,67 dengan persentase ketuntasan belajar 40,75%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 75,5 dengan persentase ketuntasan belajar 74%, dan pada siklus II diperoleh rata-rata 85 dengan persentase ketuntasan belajar 92,5%.

Media Tongkat berjalan efektif digunakan dalam pembelajaran Hidup Sehat. Tahapan-tahapan yang sesuai yaitu tahap pembelajaran dengan menggunakan media tongkat berjalan pada siswa kelas II SDN 2 Ngawen dengan faktor pendukung, dampaknya yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dapat memenuhi nilai KKM sekolah dengan 70% siswa mengalami ketuntasan belajar dan terjadi perubahan pembelajaran dari siklus I ke Siklus II seperti perhatian siswa,tertib pada saat pembentukan kelompok, semangat,jujur dalam mengerjakan tes, berusaha memecahkan masalah, Aktif dalam pembelajaran dengan media tongkat berjalan, mengemukakan pendapat, berani mempresentasikan hasil, dan sportif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.s

Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asma N. 2006. Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

  1. Basuki. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana

Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

  1. S. Winataputra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universtas Terbuka.

Ibrahim, M.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA University Press.

Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Sugandi, A. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Tri Anni, C,. dkk.2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

.—————-2007. Didaktika Jurnal Penelitian Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran. Samarinda: FKIP Universitas Mulawarman