PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN

SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA KELAS V

SDK KEWAGUNUNG DESA SEUSINA

KECAMATAN KEWAPANTE KABUPATEN SIKKA

Maria A.F. Mbari

Desi Maria El Puang

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Nusa Nipa

ABSTRAK

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang perubahan sifat benda melalui penggunaan metode eksperimen pada siswa kelas V SDK Kewagunung Desa Seusina Kecamatan Kewapante Kabupaten Sikka. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan Refleksi. Teknik penggumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar IPA menggunakan metode eksperimen meningkat setiap siklusnya dimana pada siklus I sebesar 83.3% dan pada siklus II sebesar 100%. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa berupa keberanian mengemukakan dan menjelaskan materi diskusi kepada pasangan dalam kelompok pada proses pembelajaran siklus II sebanyak 12 orang (100%) atau mengalami peningkatan sebesar 8.4% dibanding siklus I, yaitu hanya sebesar 91.6%, sedangkan kepada seluruh kelas (kelompok besar) pada proses pembelajaran siklus II sebanyak 10 orang (83.3%) atau mengalami peningkatan sebesar 8.3% dibanding siklus I, yaitu hanya sebesar 75%. Rata-rata pemahaman siswa tentang konsep Ilmu Pengetahuan Alam meningkat secara signifikan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan melalui kegiatan siklus. Hal Ini dapat terlihat dari suasana belajar di kelas yang lebih kondusif, prestasi belajar meningkat. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mampu mengembangkan sikap ingin tahu,sikap kritis, sikap objektif, sikap berani mempertahankan kebenaran dan sikap rela menghargai pendapat orang lain baik dalam tataran teoritik maupun praktis.Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA pada materi tentang perubahan sifat benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDK Kewagunung Desa Seusina Kecamatan Kewapante Kabupaten Sikka.

Kata kunci: hasil belajar, metode eksperimen, perubahan sifat benda

PENDAHULUAN

Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak seperti orang tua, sekolah dan pemerintah yang terlibat dalam pendidikan terutama siswa dan guru. Guru sekolah dasar merupakan orang yang sangat berperan dalam menciptakan sumber daya manusia ke arah yang baik agar dapat bersaing pada era globalisasi. Untuk itu guru haruslah memiliki kompetensi yang profesional sebagai seorang pendidik yang dimana dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkompenten perlu memahami setiap cara, strategi, metode dan media yang harus digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memahami apa yang disampaikan guru.

Banyaknya mata pelajaran dengan materi yang bervariasi untuk siswa kelas V SD menuntut guru haruslah lihai dalam menentukkan pola pembelajaran yang sesuai dengan materi pembeajaran yang hendak diajarkan. Dalam pembelajaran IPA tentang perubahan sifat benda, guru dituntut haruslah membelajarkan siswa dengan pola pembelajaran yang mewajibkan siswa untuk menguji dan menemukan dari berbagai perubahan sifat benda.

Sesuai dengan hal di atas maka pada kesempatan ini peneliti menggunakan metode pembelajaran eksperimen yang dimana dalam proses pembelajarannya siswa melakukan uji coba akan materi yang diajarkan, sehingga dengan pengalaman langsung yang diperoleh siswa dapat lebih memahami tentang materi yang sedang dipelajari. Menurut Bahri Djamarah (2002:95) metode eksperimen merupakan cara penyajian materi pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mangalami sesuatu yang dipelajari.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat pembelajaran di kelas V SDK Kewagunung mata pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda menemukkan adanya masalah pembelajaran yang sangat perlu diperbaiki, dimana pada saat peneliti melakukan tes hasil belajar kepada siswa hanya 10 orang siswa dari 29 orang siswa yang tuntas sesuai dengan KKM yang berlaku di sekolah. Hal ini disebabkan oleh karena pola pembalajaran guru yang masih terpusat pada guru dan lebih mementingkan ceramah dibandingkan dengan pengalaman langsung siswa

METODOLOGI

Subjek dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas V SDK Kewagunung dengan jumlah 29 orang dengan perincinan laki-laki 15 orang dan perempuan 14 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi dan (4) tahap refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi atau pengamatan langsungterhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran disekolah; teknik test hasil belajar berupa pengumpulan data berupa hasil tes belajar siswa dimana dalam mengumpulkannya perlu diadakan tes hasil belajar terlebih dahulu; dan studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi dokumentasi merupakan pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku dan sebagainya. Dalam menganalisis data hasil penelitian ini peneliti menggunakan analisi deskriptif kualitatif. Penelitian ini dikatakan berhasil jika sebanyak 80% siswa yang tuntas sesuai dengan KKM yang berlaku di SDK Kewagunung dimana seorang siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai minimal 65.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang perubahan sifat benda kelas V di SDK Kewagunung dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen berjalan dengan baik dan kondusif karena guru telah berusaha dengan baik untuk membimbing siswa melakukan ujicoba, diskusi sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam implementasinya, penyampaian materi pembelajaran dengan model ini menggunakan metode ceramah secara singkat pada awal kegiatan pembelajaran demi memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Penggunaan metode pembelajaran eksperimen dalam proses pembelajaran IPA tentang perubahan sifat benda kelas V SDK Kewagunung terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang perubahan sifat benda. Selain itu, siswa juga menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran IPA. Hal ini terlihat dalam daftar absensi siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa yang cenderung pasif berubah menjadi lebih berani mengujicoba, mengemukakan pendapat sendiri dan terlihat aktif dalam proses pembelajaran pasca digunakannya metode pembelajaran eksperimen. Berikut ini diuraikan tentang hasil yang dicapai dalam mengimplementasikan metode eksperimen pada setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini.

Hasil penelitian siklus I

Hasil penelitian siklus I berupa hasil penilaian ulangan atau post tes sebagai hasil tes. Hasil non tes berupa hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran siklus I berlangsung. Hasil tes dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan sekaligus dapat menarik kesimpulan perubahan prestasi belajar siswa antara sebelum pembelajaran IPA di kelas V dengan metode eksperimen dan sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

Terungkap bahwa dari 12 orang siswa kelas V SDK Kewagunung ternyata terdapat 8 orang (66,66%) belum mencapai batas ketuntasan yang berarti belum mencapai Kompetensi Dasar memahami konsep IPA dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65.0.

Siswa yang belum tuntas menguasai kompetensi dasar atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA yang ditetapkan sekolah yaitu 65.0, adalah sebanyak 2 orang siswa (16.6%). Sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah sebanyak 10 orang (83.3%). Dengan demikian, dilihat dari sudut ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari 66.6% menjadi 83.3%.

Hasil Nontes yang dimaksud di sini adalah pengamatan atau observasi yang dilakukan terhadap partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yang dijaring lewat lembar observasi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran mulai dari pembentukan kelompok siswa.

Ketika kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran eksperimen berlangsung, dari 12 orang siswa yang ada ternyata yang berani untuk menjelaskan materi atau mengemukakan pendapatnya kepada pasangan dalam kelompok berempat atau kelompok kecil adalah sebanyak 11 orang (91.6%). Sedangkan ketika diberi kesempatan untuk menjelaskan materi yang telah didiskusikan dengan pasangan dalam kelompok berempat kepada seluruh kelas ternyata hanya ada 9 orang (75%) yang tampil atau mencoba walaupun itu tidak begitu sempurna.

Hasil Penelitian Siklus II

Hasil refleksi siklus I menjadi dasar perubahan pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus II. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II sedikit mengalami perubahan khususnya yang berhubungan dengan informasi awal, pertanyaan-pertanyaan penuntun dan dimasukkannya pemberian penghargaan (reward).

Proses pembelajaran pada siklus II sebagian besar sama dengan siklus I hanya mengalami penekanan pada aspek-aspek yang menjadi kelemahan pada saat berlangsungnya pembelajaran siklus I. Pada umumnya prosedur tindakan pada siklus II dapat diterapkan secara konsisten, yakni mencakup semua revisi terhadap proses pembelajaran siklus I. Informasi awal tentang kompetensi dasar, indikator pembelajaran, materi pokok, dan komponen-komponen pengamatan yang berhubungan dengan materi pelajaran dijelaskan secara detail sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang arah pembelajaran. Kegaduhan siswa juga berkurang dan hampir semua siswa terlibat aktif dalam kelompok untuk membahas konsep yang dipelajari karena dituntun oleh pertanyaan-pertanyaan yang telah didesain oleh guru yang mengarah pada kompetensi dasar yang hendak dicapai. Aktivitas siswa yang membangun pengetahuan sendiri sesuai hasil pengamatan dalam bentuk kerja kelompok dan pasangan cukup tinggi walaupun belum sempurna tetapi minimal parameter konsep-konsep berhasil ditemukan oleh siswa sendiri dan bukan diberitahukan guru.

Dapat dilihat bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen setelah direvisi dari pembelajaran siklus I berupa penjelasan yang detail tentang urutan pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan penuntun, dan pemberian penghargaan (reward) dapat memicu tingkat partisipasi siswa untuk berani tampil menyampaikan materi yang telah didiskusikan bersama pasangannya dalam kelompok berempat (kecil) serta kepada seluruh kelas (besar). Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa berupa keberanian mengemukakan dan menjelaskan materi diskusi kepada pasangan dalam kelompok pada proses pembelajaran siklus II sebanyak 12 orang (100%) atau mengalami peningkatan sebesar 8.4% dibanding siklus I, yaitu hanya sebesar 91.6%, sedangkan kepada seluruh kelas (kelompok besar) pada proses pembelajaran siklus II sebanyak 10 orang (83.3%) atau mengalami peningkatan sebesar 8.3% dibanding siklus I, yaitu hanya sebesar 75%.

Revisi terhadap kelemahan-kelemahan pada pembelajaran siklus I menunjukkan perubahan yang cukup signifikan pada tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Hasil evaluasi (Post Tes) untuk tingkat pemahaman/penguasaan siswa terhadap materi pelajaran pada akhir pembelajaran siklus II adalah dalam klasifikasi tinggi, yaitu 12 orang (100%) siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan demikian, secara matematis terjadi peningkatan prestasi siswa terhadap materi pelajaran pada akhir proses pembelajaran siklus II dibanding pada pembelajaran siklus I yaitu sebesar 100% atau mengalami peningkatan sebesar 16.7%.

Berdasarkan hasil tindakan pembelajaran pada dua siklus terungkap, bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) disertai dengan teknik-teknik penyiapan pertanyaan-pertanyaan penuntun yang mengarahkan siswa untuk menemukan materi sendiri berdasar media dan alat peraga yang tersedia, menempatkan siswa sebagai penerima informasi yang aktif dalam proses pembelajaran dapat menngkatkan aktivitas siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan meningkatkan prestasi belajar siswa secara utuh terhadap materi pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda di Kelas V SDK Kewagunung. Dengan menggunakan metode pembelajaran termasuk metode eksperimen yang relevan dan pemberian penghargaan (reward) dalam proses pembelajaran menjadikan materi pembelajaran yang bersifat teoritis abstarak menjadi kongkrit, mendorong siswa untuk mencari dan menemukan serta mengkonstruksi pengetahuan sendiri berdasarkan pengalaman nyata akibat interaksi dengan objek pembelajaran yang dimanipulasi lewat alat peraga dan media pembelajaran yang relevan. Dan juga melalui penggunaan metode eksperimen yang dilengkapi dengan media pembelajaran dan alat peraga yang relevan dengan konsep-konsep IPA yang bersifat teoritis abstarak menarik perhatian dan minat siswa untuk aktif secara intelektual emosional mencari dan menemukan materi pelajaran berupa pengertian, konsep, arti konsep dan hubungan konsep yang abstrak dengan situasi kehidupan nyata tanpa diberitahukan oleh guru.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan metode ekperimen pada mata pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai ketuntasan belajar IPA setiap siklusnya dimana pada siklus I sebesar 83.3% dan pada siklus II sebesar 100%. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa berupa keberanian mengemukakan dan menjelaskan materi diskusi kepada pasangan dalam kelompok pada proses pembelajaran siklus II sebanyak 12 orang (100%) atau mengalami peningkatan sebesar 8.4% dibanding siklus I, yaitu hanya sebesar 91.6%, sedangkan kepada seluruh kelas (kelompok besar) pada proses pembelajaran siklus II sebanyak 10 orang (83.3%) atau mengalami peningkatan sebesar 8.3% dibanding siklus I, yaitu hanya sebesar 75%. Rata-rata pemahaman siswa tentang konsep Ilmu Pengetahuan Alam meningkat secara signifikan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan melalui kegiatan siklus. Hal Ini dapat terlihat dari suasana belajar di kelas yang lebih kondusif, prestasi belajar meningkat. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mampu mengembangkan sikap ingin tahu,sikap kritis, sikap objektif, sikap berani mempertahankan kebenaran dan sikap rela menghargai pendapat orang lain baik dalam tataran teoritik maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Amri Sofan, Iif Ahmadi Khoiru . 2010. Proses Pembelajaran Kreatifdan Inovatif dalam Kelas . Jakarta: Prestasi Pustaka

Arikunto Suharsini,2010,Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Djamarah,1996.Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Usaha Nasional:Surabaya

____________2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta.

____________. 2002. StrategiBelajarMengajar.Jakarta:RinekaCipta.

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta

Hamalik Oemar, 2008, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito

Rusyan, T. (1996). Metode Pembelajaran. Jakarta: Amanah Duta

Sudjana,Nana.1991.CaraBelajarSiswaAktif dan ProsesBelajar.Bandung: SinaeBaru

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikdasmen.

Suryosubroto. (1995). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD.

Slameto, 2003, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta:PT Rineka Cipta

Winkel, 1991, PrestasiBelajarPendidikan.Jakarta:Gramedia