Peningkatan Hasil Belajar IPA tentang tumbuhan Hijau Membuat Makanan
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG TUMBUHAN HIJAU MEMBUAT MAKANAN MELALUI METODE EKSPERIMEN
SISWA KELAS 5 SEMESTER I SD NEGERI TRIMULYO 01 JUWANA PATI TAHUN 2012/2013
Murtini
SD Negeri Trimulyo 01 Juwana Pati
ABSTRACT
This research aims to find out whether the application of experimental methods can improve the results of learning IPA on green plants make food grade 5 students of the semester I SD Negeri Trimulyo 01 Juwana Starch in 2012/2013. This type of research is research action class. Subjects are examined is the grade 5 students of the semester I SD Negeri Trimulyo 01 District Juwana Pati in 2012/2013. Model of the PTK used Kemmis and Target model with two cycles and steps starting from the planning, implementation and observation, and reflection. Analytical techniques used Statistics task force that the distribution frequency, and maximum-minimum score and percentage. The results showed that the application of experimental methods can improve the learning results of the IPA the grade 5 students of the semester I SD Negeri Trimulyo 01 District Juwana Pati. It appears on (1) the number of students who completed the study before the application of experimental methods in 52%, after applying the experimental method in the cycle I amounted to 76% and cycle II by gold 90.5% i.e. ketuntasan increase occurred by 24% and 14.5%. (2) the average class Score in the study of experimental methods before applying of 64, after applying the experimental method in the cycle I of 74,8 and cycle II of 83,3 so an increase in the average value of kelas10 .8 and 20 (3) minimum and maximum score Score in the study before applying the method of experimentation is 40 and 90, after experiments on the method of menerapakan cycle I was 40 and 90 and on cycle II is 60 and 100. This means minimal score increase. So the application of experimental methods can increase the liveliness, and the results of learning SCIENCE grade 5 semesetr I SD Negeri Trimulyo 01 District Juwana Pati.
Keywords: results of experimental Method, improve the results of learning
PENDAHULUAN
Guru sebagai pelaku pendidikan mempunyai tugas sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia agar terbebas dari buta tekno-logi. Terkait dengan hal tersebut, dalam kurikulum sekolah Dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diberikan kepada siswa sebagai dasar untuk belajar tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi-materi sesuai dengan apa yang ada dalam kurikulum merupakan modal penting keberhasilan siswa (Nuryani Rustaman, 2011: 17)
Untuk meningkatkan mutu pendi-dikan diperlukan inovasi – inovasi perang-kat pembelajaran. Faktor – faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran antara lain adalah keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran, kelengkapan sarana dan prasarana serta ketersediaaan dana yang memadai. Bahkan pada saat sekarang ini keterlibatan atau peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
Guru sebagai ujung tombak dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat berperan di masa yang akan datang dituntut untuk menjadi guru yang profesional. Hal ini berarti bahwa guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran dan mampu menyajikannnya secara tepat tetapi juga diharapkan mampu melihat dan menilai kinerjanya sendiri. Kemampuan ini berkaitan erat dengan penelitian, yang dalam konteks ini ruang lingkupnya di kelas, yaitu penelitian di kelasnya sendiri.
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru dikatakan berhasil apabila materi yang disampaikan dapat diterima, dikuasai, serta dapat dipahami oleh siswa. Tidak hanya terbatas pada seberapa banyak materi yang telah dikuasainya, tetapi ada hal lain yang tidak kalah penting untuk dikuasai yaitu bagaimana menggunakan suatu pendekat-an tertentu dalam suatu proses pembela-jaran.
Penulis sebagai guru yang meng-ajar di kelas 5 SD N Trimulyo 01 Keca-matan Juwana, Kabupaten Pati menyadari ada satu permasalahan terhadap pem-belajaran IPA yang dilakukan, karena setelah guru menganalisa hasil evaluasi tes tertulis materi cara tumbuhan hijau membuat makanan dengan bentuk soal yang terdiri atas pilihan ganda dan uraian ditemukan bahwa dari 21 siswa hanya 11 siswa (52%) yang mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 pada Mata Pelajaran IPA, sedangkan 10 siswa (48%) belum mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Mata Pelajaran IPA. Hal ini perlu mendapat perhatian dari guru karena yang terjadi pada siswa sangat berhubungan dengan kinerja guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Dari data hasil evaluasi dengan hasil yang kurang memuaskan penulis melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerap-kan metode eksperimen untuk meningkat-kan hasil belajar IPA tentang tumbuhan hijau membuat makanan.
Dari hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi cara tumbuhan hijau membuat makanan, ternyata banyak siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Oleh sebab itu guru menyadari bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki. Dari hasil refleksi tentang apa yang terjadi di dalam kelas, timbul masalah yang teridentifikasi sebagai berikut: Siswa tidak bersemangat mengikuti pembelajaran kare-na menganggap materi yang disampaikan guru bisa dibaca sendiri dari buku-buku pelajaran. Siswa tidak tertarik mengikuti pembelajaran karena guru tidak menggu-nakan alat peraga yang sesuai. Guru hanya memberi contoh dengan gambar-gambar. Siswa kurang motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran karena guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
Untuk mengatasi masalah pada pembelajaran IPA tentang materi tumbuh-an hijau membuat makanan pada siswa kelas 5 SD Negeri Trimulyo kecamatan Juwana, penulis berusaha untuk mene-mukan penyebab mengapa siswa kurang antusias menanggapi penjelasan guru tentang materi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Maka ditemukan beberapa faktor penyebab siswa kurang berminat dalam menerima pelajaran sehingga tingkat penguasaan materi rendah adalah: Guru kurang tepat memilih alat peraga yang dapat menarik minat belajar siswa. Guru kurang jelas mene-rangkan materi cara tumbuhan hijau membuat makanan karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya pada siswa sesuai dengan materi pembelajaran yang telah diajarkan.
Alternatif pemecahan masalah yang dihadapi guru dalam menyampaikan materi tumbuhan hijau membuat makanan pada siswa kelas 5 dapat ditempuh dengan berbagai alternatif pemecahan masalah berikut: Guru hendaknya menggunakan alat peraga nyata yang mudah di dapat siswa dari lingkungan sekitar siswa. Guru menjelaskan materi pembelajaran meng-gunakan metode eksperimen/percobaan secara jelas kepada siswa.sehingga siswa termotivasi untuk belajar menemukan sendiri, Guru hendaknya memberikan ke-sempatan kepada semua siswa dalam setiap kelompok untuk melakukan percoba-an serta guru mereview siswa tentang hal-hal yang belum jelas berhubungan dengan materi yang telah diajarkan.
Berdasarkan analisis masalah-ma-salah yang menjadikan penyebab ketidak berhasilan siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA tentang materi cara tumbuhan hijau membuat makanan, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah “Apakah melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 5 SD Negeri Trimulyo 01 kecamatan Juwana kabupaten Pati ? “
Tujuan yang akan dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran, juga merupakan pengalaman peneliti seba-gai guru di SD sebagai berikut: Mendis-kripsikan dampak penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA tentang tumbuhan hijau membuat makanan pada siswa kelas 5 SD Negeri Trimulyo 01 kecamatan Juwana kabupaten Pati.
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat bagi: Dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang cara tumbuhan hijau membuat makanan pada siswa kelas 5 SD Negeri Trimulyo 01 dengan menerapkan metode eksperi-men/percobaan akan lebif aktif, berani bertanya, berani menyampaikan pendapat dan senang, sehingga penguasaan materi dapat meningkat dan hasilnya akan memuaskan. Dapat meningkatkan kreativi-tas mengajar Dapat meningkatkan kreativi-tas belajar siswa. Dapat memperkaya pengalaman menerapkan pendekatan kete-rampilan proses dalam pembelajaran IPA. Dapat menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui perbaikan pembelajaran di kelas.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran IPA di SD merupa-kan interaksi antara siswa dengan ling-kungan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Guru berkewajiban untuk meningkatkan penga-laman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA. Tujuan ini tidak terlepas dari hakikat IPA sebagai produk, proses dan sikap ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA perlu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
Asy’ari, Muslicah (2006:25) mema-parkan beberapa prinsip pembelajaran IPA di SD sebagai berikut:
1. Empat Pilar Pendidikan Global
Meliputi learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together. Learning to know, artinya dengan meningkatkan interaksi siswa dengan lingkungan fisik dan sosialnya diharapkan siswa mampu membangun pemahaman dan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Learning to do, artinya pembelajaran IPA tidak hanya menjadikan siswa sebagai pendengar melainkan siswa diberdayakan agar mau dan mampu untuk memperkaya pengalaman belajarnya. Learning to be, artinya dari hasil interaksi dengan ling-kungan siswa diharapkan dapat membang-un rasa percaya diri yang pada akhirnya membentuk jati dirinya. Learning to live together, artinya dengan adanya kesem-patan berinteraksi dengan berbagai indivi-du akan membangun pemahaman sikap positif dan toleransi terhadap sesama.
2. Prinsip Inkuiri
Prinsip ini perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA karena pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sedang alam sekitar penuh dengan fakta atau fenomena yang dapat merangsang siswa ingin tahu lebih banyak.
Masnur Muslichah, dalam Istiqo-mah, Lailatul (2009:32) berpendapat bah-wa inquiri diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan ketrampilan yang diperolah siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
3. Prinsip Konstruktivisme
Dalam pembelajaran IPA sebaiknya guru dalam mengajar tidak memindahkan pengetahuan kepada siswa. Melainkan perlu dibangun oleh siswa dengan cara mengkaitkan pengetahuan awal yang mereka miliki dengan struktur kognitifnya.
4. Prinsip Salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, masyarakat).
IPA memiliki prinsip-prinsip yang dibutuhkan untuk pengembangan teknolo-gi.
5. Prinsip pemecahan masalah
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhadapan dengan berbagai macam masalah. Disisi lain, salah satu alat ukur kecerdasan siswa banyak ditentukan oleh kemampuannya siswa dalam memecahkan masalahnya sendiri.
6. Prinsip pembelajaran bermuatan nilai
Masyarakat dan lingkungan sekitar memiliki nilai-nilai yang terpelihara dan perlu dihargai. Oleh karena itu, pembela-jaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi nilai-nilai lingkungan sekitar.
7. Prinsip Pakem (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan)
Prinsip ini pada dasarnya merupa-kan prinsip pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif untuk melakukan kegiatan baik aktif berfikir maupun kegiatan yang bersifat motorik.
Ketujuh prinsip itu perlu dikem-bangkan dalam pembelajaran IPA yang kontekstual di SD. Hal ini bertujuan agar pembelajaran IPA lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa maksimal.
Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, dalam Munandar, 2009). Pada dasarnya setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dapat didefinisikan dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat (Munandar, 2009).
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Pelenbang (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut: (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi cara tumbuhan hijau membuat makanan yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan ke-giatan siswa saat guru melakukan percoba-an. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatan. (4) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan hasil percobaan dan membuat simpulan, selajutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplika-sikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerap-an pembel;ajaran dengan metode eksperi-men akan membantu siswa untuk mema-hami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutara-kan secara lisan, tulisan maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
Metode eksperimen menurut Al Farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.
Kelebihan metode eksperimen Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan eksperimennya sendiri daripa-da hanya menerima kata guru atau buku. nak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil eksperimen yang diharapkan dapat ber-manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kelemahan Metode Eksperimen Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:217) eksperimen(1) pene-muan sesuatu; (2) usaha bendak berbuat atau melakukan sesuatu; (3) dalam keadaan ditemukan; (4) tempat dan sebagainya untuk eksperimen. Sedangkan langkah-langkah metode eksperimen:
a. Menyiapkan alat dan bahan eksperi-men.
b. Guru memberi petunjuk yang jelas bagaimana melakukan eksperimen.
c. Siswa melakukan eksperimen.
d. Siswa mencatat dari apa yang dilihat.
e. Membuat kesimpulan.
f. Penerapan.
g. Pengumpulan peralatan.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudja-na, 2004: 22). Sedangkan menurut Tri Anni (2004: 4), hasil belajar merupakan per-ubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan prilaku di peroleh adalah berupa penguasaan konsep.
Belajar merupakan proses per-ubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehing-ga terjadi perubahan yang bersifat perman-en dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu penyebab rendahnya nilai murid pada mata pelajaran tertentu umumnya sangat dipengaruhi oleh ketidaktepatan metode pembelajaran yang digunakan guru sehingga rasa jenuh, kurang aktif,dan kurang antusias untuk belajar timbul pada diri siswa, terlebih lagi dalam mata pelajaran IPA yang sangat membutuhkan pemahaman mendalam dan bukan sekedar menghafal untuk dapat memahami sari pelajaran yang diajarkan, hal ini berujung pada hasil belajar siswa yang rendah. Berdasarkan hasil pengamat-an peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat bahwa permasalahan tersebut juga ditemukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Trimulyo 01. Sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi dan wawasannya dalam kreativitas belajar, dan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pembelajaran dengan metode eksperimen.
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus dapat melibatkan siswa. Pembelajar-an lebih bermakna jika ada peran aktif siswa yang ditunjang dengan kemampuan dan keterampilan guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Siswa akan merasa tertarik dan memusatkan perhatian terhadap materi pembelajaran jika terdapat alat peraga dan media pembelajaran yang menarik. Dengan tumbuhnya minat belajar siswa, membuat siswa tidak cepat bosan dan belajar dengan senang. Selain itu dapat membuat siswa lebih kreatif dan berani mengemukakan argumennya. De-ngan menerapkan metode Eksperimen di-harapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran IPA tentang cara tumbuhan hijau membuat makanan pada siswa kelas 5 SD Negeri Trimulyo 01 kecamatan Juwana kabupaten Pati.
Dengan menggunakan metode eksperimen diharapkan dapat meningkat-kan hasil belajar IPA tentang cara tumbuhan hijau membuat makanan pada siswa kelas 5 SD Negeri Trimulyo 01 Kecamatan Juwana kabupaten Pati.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Trimulyo 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. SD ini merupakan SD yang terletak di jalan pantura desa Trimulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Siswa siswi SD Negeri Trimulyo 01 adalah berasal dari satu desa yang mata pencaharian penduduknya sebagaian besar buruh nelayan. Pada ulangan formatif dengan materi cara tumbuhan hijau membuat makanan hasil nilai belajarnya masih kurang (di bawah KKM).
Dengan penggunaan metode cera-mah yang dilakukan guru selama ini pada mata pelajaran IPA, maka siswa-siswi di SD Negeri Trimulyo 01 kurang dalam memahami materi. Maka dengan menerap-kan metode eksperimen adalah pendekatan yang tepat dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Trimulyo 01, karena siswa-siswi dapat melakukan dan mengeluarkan pendapat secara langsung.
Hasil observasi awal di SD Negeri Trimulyo 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu kepada siswa, guru lebih aktif dari pada siswa, sehingga siswa dalam pembelajaran tidak bermakna dan mengakibatkan hasil belajar rendah. Melihat kondisi pembelajaran yang masih kurang tersebut maka berdampak pada hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA. Hal ini diindikasikan pada pendekatan yang diberikan guru pada saat proses pembelajaran.
Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang nantinya akan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini akan dilaksanakan dua siklus dengan tiga kali pertemuan pada setiap siklusnya, dan tiap pertemuan masing-masing 2 x 35 menit. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi .
Siklus pertama pertemuan 1 dilak-sanakan pada tanggal 5 September 2012 dari peserta didik kelas 5 yang berjumlah 21 siswa, membahas materi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Pada pertemuan 2 tanggal 12 September 2012, dilakukan dengan tujuan untuk perbaikan hasil agar maksimal, dan pertemuan 3 pada tanggal 19 September 2012 dilakukan untuk mengejakan evaluasi. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 26 September 2012, pertemuan 2 dilaksana-kan pada tanggal 3 Oktober 2012 dan pertemuan 3 dilaksakan pada tanggal 10 Oktober 2012. Berdasarkan hasil yang te-lah diperoleh sebelum pelaksanaan siklus, siswa yang memahami dan menguasai materi cara tumbuhan hijau membuat makanan pada pembelajaran IPA hanya 52%, maka peneliti berusaha mengadakan perbaikan yang dilaksanakan selama 2 siklus dan peneliti deskripsikan sebagai berikut:
Sebelum penerapan melalui metode eksperimen pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan cara tumbuhan hijau membuat makanan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata kelas dan peningkatan ketuntasan belajar yang dapat dijelaskan sebagai berikut: pada pra siklus hanya mencapai rat-rata 64 dan tingkat ketuntasan persentase 52%.
Pada kegiatan siklus I penerapan metode eksperimen dengan pembagian kelompok tanpa memandang tingkat kecerdasan dan belum semua melibatkan siswa nilai rata-rata meningkat menjadi 74,8 dengan tingkat ketuntasan 76%
Pada siklus II penerapan metode eksperimen dengan pembagian kelompok berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan melibatkan seluruh siswa nilai rata-rata 83,3 dan tingkat ketuntasan 90,5%. Masing-masing kenaikan antar siklus yaitu: dari pra siklus ke siklus I rata-rata kelas meningkat 10,8 dan tingkat ketuntasan menjadi 22% , sedangkan dari siklus I ke siklus II rata-rata kelas meningkat 8,5 dan tingkat ketuntasan meningkat 14,4%. Jadi kenaikan hasil belajar siswa dari pra siklus hingga siklus II yaitu 38,5% .
Penerapan pembelajaran tersebut dalam pelajaran IPA tentang cara tumbuh-an hijau membuat makanan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Trimulyo 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Keberhasilan belajar terle-tak pada respon seseorang untuk melakukan kreativitas dalam mentranspor-masi informasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode eksperimen pada siswa kelas 5 Semester I SD Negeri Trimulyo 01 tahun 2012/2013 dengan materi cara tumbuhan hijau membuat makanan, dapat dinyatakan berhasil karena persentase dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami kenaikan yang signifitas dan besarnya persentase tingkat ketuntasan berturut-turut dari pra siklus mencapai 52%, siklus I mencapai 76%, siklus II mencapai 90,5%.
Berdasarkan hasil penelitian terse-but maka perlulah kiranya penerapan metode eksperimen sebagai strategi pembelajaran di sekolah, untuk mening-katkan hasil belajar IPA tentang tumbuhan hijau membuat makanan khususnya dan semua mata pelajaran yang lain pada umumnya. Bagi lembaga pendidikan, hendaknya menunjang baik fasilitas mau-pun strategi pembelajaran, salah satunya adalah penerapan metode eksperimen. Bagi Guru, agar menerapkan metode eksperimen ini dapat didayagunakan secara optimal, sebelum pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu melakukan identifikasi awal tentang kelemahan dalam pembelajaran sehingga dapat diterapkan metode dan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar IPA tentang tumbuhan hijau membuat makanan. Bagi siswa hendaknya selalu aktif dalam pelaksanaan metode eksperimen agar hasil belajar IPA meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arista, 2012, Skripsi Penelitian Tindakan Kelas, Pati: Universitas Terbuka.
Basuki Wibowo, 2003, Penelitian Tindakan kelas, Jakarta: Departemen Pendidikan nasional.
Gagne, 1994, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dikti Depdiknas.
Herian Agus, 2012, Skripsi Penelitian Tindakan Kelas, Pati, Universitas Terbuka
Iskandar, 1996/1997 Pendidikan IPA, Jakarta: Dikti Depdiknas.
Kamus besar Bahasa Indonesia, 2002, Jakarta, dkti Depdiknas
Purnels, 1983, Pendidikan IPA SD, Jakarta, Dikti Depdiknas.
Roosilowati Erwin, 2006, Worksop Pengembangan Media pembelajaran Sekolah Dasar, Jateng LPMP.
Schoenherr 1996, yang dikutip oleh Pelendeng 2003 Metode Eksperiment Al farisi 2005 Metode eksperiment
Sudiono 2003 Psikologi pendidikan, Jakarta, Universitas terbuka.
Wardani I.G.A.K, 2004, Ketrampilan Dasar Menulis, Jakarta, Universitas terbuka.
Webster’s 1981, Pendidikan IPA SD, Jakarta: Dikti Depdiknas.