Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Dengan Metode Karya Wisata
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KEMAMPUAN KOGNITIF
ASPEK MENUMBUHKAN RASA INGIN TAHU
DENGAN METODE KARYA WISATA PADA ANAK DIDIK
KELOMPOK A2 TK ISLAM AL FALAH KECAMATAN BATURETNO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Suparman
TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar kemampuan kognitif aspek rasa ingin tahu. Berdasarkan hasil observasi ketuntasan belajar dari 15 anak baru tercapai 5 anak atau 33,3%. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah proses pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisata untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu dengan metode karya wisata pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018?†dan “Seberapa banyak peningkatan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu setelah diberikan metode karya wisata pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018?†Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisata untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018 dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu setelah diberikan metode karya wisata pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu sampai dengan siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Pada kondisi prasiklus hasil belajar dari 15 anak terdapat 5 anak (33,3%) memperoleh ketuntasan, sedangkan pada siklus II nilai ketuntasan diperoleh 13 anak (86,7%). Dengan demikian maka metode karyawisatadapat meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: kemampuan kognitif, rasa ingin tahu, metode karyawisata.
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan sebagai dasar pendidikan selanjutnya. Seperti dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pemberian rangsangan pendidikan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia anak. anak yang berusia 4-5 tahun berbeda dengan rangsangan yang diberikan pada anak usia 5-6 tahun. Selain didasarkan pada tingkat usia anak, pemberian rangsangan pendidikan juga harus didasarkan pada bidang pengembangan. Terdapat 6 bidang pengembangan di Taman Kanak-kanak yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014). Pada penelitian ini guru meneliti tentang bidang pengembangan kognitif yang difokuskan pada rasa ingin tahu anak. Kognitif merupakan salah satu bidang pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dan aktivitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya (Depdiknas, 2007:3).
Kondisi pembelajaran kognitif tentang rasa ingin tahu anak masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi dari 15 anak 4 anak (26,7%) masih dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru atau mendapat sebutan belum berkembang (BB), 6 anak (40%) dapat melakukan tetapi masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru atau mendapat sebutan mulai berkembang (MB), 3 anak (20%) dapat melakukan sendiri tanpa harus diingatkan atau mendapat sebutan berkembang sesuai harapan (BSH) dan 2 anak (13,3%) dapat melakukan sendiri dan sudah dapat membantu teman atau mendapat sebutan berkembang sangat baik (BSB). Banyak faktor penyebab kurangnya kemampuan kognitif anak kelompok A2 saat ini. Namun penulis menyadari bahwa penulis selaku guru di kelas ini merasa menjadi salah satu faktor penyebab kekurangmampuan anak dalam bidang kognitif. Hal ini penulis sadari karena memang guru belum pernah menggunakan metode-metode yang bervariatif sehingga kemungkinan anak jauh dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Hasil belajar yang diharapkan pada kurikulum 2013 PAUD pada bidang kognitif adalah perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berpikir dalam konteks bermain. Kegiatan untuk mengembangkan kemampuan kognitif dilakukan dengan kegiatan bermain tentunya yang menyenangkan bagi anak-anak.
Penelitian tentang kognitif dilakukan juga oleh beberapa peneliti diantaranya Kasinem dengan judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Mengurutkan Pola Warna dengan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Bola Warna pada Anak Didik Kelompok B TK Eko Dwijo Rini Kecamatan Giritontro Kabupaten Wonogiri Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018â€. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu sampai dengan siklus II terjadi peningkatan yang signifikan. Kondisi prasiklus dari 20 anak, 2 anak (10%) mendapat nilai Belum Berkembang (BB), 9 anak (45%) mendapat nilai Mulai Berkembang (MB), 7 anak (35%) mendapat nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 2 anak (10%) mendapat nilai Berkembang Sangat Baik (BSB). Pada siklus II dari 20 anak, 0 anak (0%) mendapat nilai Belum Berkembang (BB), 3 anak (15%) mendapat nilai Mulai Berkembang (MB), 9 anak (45%) mendapat nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 8 anak (40%) mendapat nilai Berkembang Sangat Baik (BSB). Pada siklus II sudah tidak ada anak yang mendapat nilai BBKesamaan penelitian adalah keduanya meneliti tentang kemampuan kognitif.
Berdasarkan refleksi rendahnya kemampuan kognitif pada kelompok A2 TK Islam Al Falah Baturetno, guru berkeinginan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan salah satu metode guna meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A2 TK Islam Al Falah Baturetno yaitu dengan menggunakan metode karyawisata. Harapan guru dengan penggunaan metode ini anak akan antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga kemampuan kognitif anak dapat meningkat. Untuk itu maka dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Aspek Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu dengan Metode Karyawisata pada Anak Didik Kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisata untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu dengan metode karya wisata pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018?
2. Seberapa banyak peningkatan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisatapada anak didik kelompokA2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisata untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakanmetode karya wisata pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018.
LANDASAN TEORI
Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu
Menurut pendapat Nawawi dalam Susanto (2013:5) menjelaskan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajarai materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Dimyati dan Mujiono (2013:3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Bagi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Depdiknas (2007:3) kemampuan kognitif merupakan salah satu bidang pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengembangan kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif berbagai pemecahan masalah, pengembangan logika matematika, pengembangan pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkam, kemampuan mengenal pola dan sebagainya. Sujiono (2004:1.3) kognitif adalah suatu proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian peristiwa. Menurut Henman dalam Sujiono (2004:1.4) kognitif adalah intelektual ditambah dengan pengetahuan.
Rasa Ingin Tahu
Suminah (2015:15) menjelaskan bahwa sikap ingin tahu ditengarai dengan kebiasaan anak yang selalu tertarik dan mencoba pada sesuatu yang baru atau yang belum biasa dia lihat (eksploratif), aktif bertanya, berusaha mencoba atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan jawaban.
Nasoetion dalam Hadi dan Permata (2010:3) rasa ingin tahu merupakan suatu dorongan atau hasrat untuk lebih mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang atau tidak kita ketahui. Sikap rasa ingin tahu diperlukan siswa untuk mendorong agar siswa tertarik mempelajari dan menggali informasi dalam kegiatan belajar mengajar
Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah suatau metode dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenytaan yang ada secara langsung, meliputi manusia, hewan tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya (Winda Gunarti, Lilis Suryani dan Azizah Muis, 2010:37). melalui mengamati secara langsung anak memperoleh kesanyang sesuai dengan pengamatannya. Pengamatan ini diperoleh melalui panca indra yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga) pengecapan (lidah), pembau (hidung), dan perabaan (kulit). Berkarya wisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena dapat membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal, memperluas perolehan informasi dan memperkaya lingkup program kegiatan belajar anak usia dini yang tidak mungkin dihadirkan di kelas, seperti melihat bermacam-macam hewan dan proses pertumbuhan.
Kerangka Berpikir
Keaktifan anak dan hasil belajar anak pada prasiklus masih rendah. Metode yang digunakan guru dan kegiatan yang dipilih guru belum dapat membangkitkan keaktifan anak.
Kenyataan ini membuat guru untuk berupaya meningkatkan rendahnya kemampuan anak. Guru meneliti apa yang menjadi penyebab. Pada pelaksanaan siklus I anak diajak guru untuk karya wisata di lingkungan dalam sekolah. Metode dan kegiatan ini sudah dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar anak.
Selanjutnya guru melaksanakan penelitian pada siklus II. Pada siklus II guru masih menggunakan metode karya wisata dengan mengunjungi tempat di luar lingkungan sekolah. Melalui kegiatan ini keaktifan anak dan hasil belajar anak dapat meningkat.
Hipotesis Tindakan
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018 lebih efektif dan meningkat.
2. Terdapat peningkatan peningkatan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitianini dilakukan selama 6 bulan, dimulai bulan Januari sampai dengan Juni 2018. Tempat penelitian dilaksanakan di TK Islam Al Falah Baturetno, Kabupaten Wonogiri pada anak didik kelompok A1 semester II tahun pelajaran 2017/2018.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah anak didik kelompok A1 TK Islam Al Falah Baturetno Kabupaten Wonogiri pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 sejumlah 15 anak. Anak didik kelompok A1 TK Islam Al Falah Baturetno adalah anak-anak yang berada pada rentang usia 4-5 tahun. Anak-anak tersebut senang dengan kegiatan bermain sehingga guru diharapkan dapat memilih kegiatan yang dapat menarik perhatian anak. Obyek dari penelitian ini adalah hasil belajar anak tentang menunjukkan rasa ingin tahu pada saat karya wisata.
Sumber Data
Sumber data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah guru dan anak didik, meliputi nilai hasil tes, hasil pengamatan selama proses pembelajaran sedangkan data sekunder berasal dari teman sejawat yang ikut menjadi observer dan pengamat.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan melalui tes, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi.
Validasi Data
Instrumen validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) perbaikan, penilaian rasa ingin tahu anak, lembar observasi proses kegiatan.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai antar siklus dan indikator kinerja.
Indikator Kinerja
Penelitian ini menargetkan proses pembelajaran didasarkan dengan prosentase banyaknya anak didik yang dapat mencapai minimal 75% aktifatau kategori baik dalam mengikuti kegiatan karya wisata. Hasil belajar anak diperoleh dari sikap rasa ingin tahu anak dan kemampuan berbicara anak pada saat berkunjung. Pada penelitian ini hasil belajar yang diharapkan minimal 80% anak didik memiliki kemampuan hasil belajar minimal Berkembang Sesuai Harian (BSH).
Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan menggunakan tindakan daur ulang seperti yang disampaikan oleh Suharsimi Arikunto (2015:42) dengan menggunakan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Prasiklus
Penelitian yang dilakukan pada prasiklus dilakukan terhadap keaktifan anak dalam menunjukkan rasa ingin tahu. Kondisi proses pembelajaran pada kelompok A2 sebelum diadakan perbaikan atau prasiklus dapat diketahui hasil bahwa pada prasiklus dari 15 anak terdapat3 anak atau 20% yang aktif mengikuti kegiatan karyawisata, sedangkan yang belum aktif sebanyak 12 anak atau 80%. Pada prasiklus ini keaktifan anak dalam pembelajaran berada pada kategori kurang yaitu 0-25%.
Pengamatan prasiklus dilakukan untuk memperoleh data awal pada penelitian sebelum diadakan perbaikan. Pengamatan dilakukan terhadap kemampuan anak dalam keberanian menunjukkan sikap ingin tahu dan keberanian berbicara. Kedua aspek tersebut dijumlahkan dan selanjutnya dicocokkan dengan rubrik dan kriteria nilai. Hasil pengamatan prasiklus dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar pada prasiklus baru tercapai 33,3% atau 5 anak sedangkan belum tuntas sebanyak 10 anak atau sebesar 66,7%
Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Senin, 12 Maret 2018, pertemuan kedua pada hari Selasa, 13 Maret 2018. Tema yang digunakan pada penelitian ini adalah pekerjaan. Bidang pengembangan pada penelitian ini adalah kognitif dengan kompetensi dasar 2.2 yaitu menunjukkan rasa ingin tahu.
Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan percakapan dengan penjaga taman. Kegiatan pada saat anak bertanya kepada penjaga penjaga taman TK. Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan diperoleh hasil tentang keaktifan anak dan hasil belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran diperoleh hasil bahwa pada siklus I dari 15 anak terdapat anak yang aktif mengikuti kegiatan sebanyak 6 anak atau 40%, sedangkan yang belum aktifmengikuti kegiatan sebanyak 9anak atau 60%. Pada siklus I keaktifan anak berada pada kategori cukup yaitu 26-50%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap hasil belajar pada saat anak bercakap-cakap dengan penjaga taman diperoleh hasil bahwa pada siklus I ketuntasan belajar baru tercapai 60% atau 9 anak sedangkan belum tuntas sebanyak 6 anak atau sebesar 40%.
Berdasarkanpengamatan yang dilakukan dan berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan terhadap keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan dan hasil belajar anak maka hasil yang dicapai belum mencapai indikator yang sudah ditentukan sehingga penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.
Deskripsi Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Rabu, 21 Maret 2018, pertemuan kedua pada hari Kamis, 22 Maret 2018. Tema yang digunakan pada penelitian ini adalah pekerjaan. Bidang pengembangan pada penelitian ini adalah kognitif dengan kompetensi dasar 2.2 yaitu menunjukkan rasa ingin tahu.
Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan percakapan dengan pengusaha pabrik kerupuk. Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan diperoleh hasil tentang keaktifan anak dan hasil belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran diperoleh hasil bahwa pada siklus II dari 15 anak terdapat anak yang aktif mengikuti kegiatan sebanyak 12 anak atau 80% sedangkan yang belum aktif sebanyak 3 anak atau 20%. Pada siklus II ini keaktifan anak berada pada kategori sangat baik yaitu 76-100%.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan anak pada saat melakukan percakapan dengan pengusaha pabrik kerupuk hasil belajar anak diperoleh hasil bahwa pada siklus II ketuntasan belajar tercapai 86,7% atau 13 anak sedangkan belum tuntas sebanyak 2 anak atau sebesar 13,3%.
Berdasarkanhasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa keaktifan anak pada siklus II mencapai 80%. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator kinerja yang ditentukan yaitu 75% sudah dapat tercapai Demikian juga dengan hasil belajar yang diperoleh yaitu 86,7% juga sudahdapat mencapai indikator kinerja yang ditentukan yaitu 80%. Sehingga penelitian ini dihentikan sampai dengan siklus II karena penelitian ini sudah dapat mencapai indikator yang ditentukan.
PEMBAHASAN
Prasiklus ke siklus I
Pengamatan yang telah dilakukan oleh guru selama prasiklus menunjukkan bahwa anak yang aktif mengikuti kegiatan baru beberapa anak saja. Sebagian besar anak belum aktif mengikuti kegiatan yang diberikan oleh guru sedangkan pada siklus I keaktifan anak dalam pembelajaran sudah mulai menunjukkan peningkatan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada prasiklus anak yang aktif hanya sebanyak 3 anak atau 20% sedangkan pada siklus I sebanyak 6 anak atau 40%. Sehingga pada siklus I sudah terjadi peningkatan sebesar 20%. Kriteria keaktifan anak baru mencapai kriteria cukup. Pengamatan yang telah dilakukan guru terhadap hasil belajar anak pada prasiklus dan siklus I belum memperoleh hasil yang sesuai dengan indikator kinerja. Hasil yang diperoleh bahwa hasil belajar pada prasiklus ketuntasan belajar sebanyak 5 anak atau 33,3% sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar sebanyak 9 anak atau 60%. Dengan demikian ketuntasan belajar baru tercapai 60%. Hasil ini belum sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan pada penelitian ini.
Siklus I ke Siklus II
Pengamatan yang telah dilakukan oleh guru selama siklus I terhadap keaktifan anak dalam pembelajaran sudah mulai bertambah. Pada Siklus II hampir semua anak aktif mengikuti kegiatan. Hasil yang diperoleh bahwa pada siklus I anak yang aktif sebanyak 6 anak atau 40% sedangkan pada siklus II sebanyak 12 anak atau 80%. Dengan demikian pada siklus II sudah ada peningkatan hingga tercapai 80%. Kriteria keaktifan anak sudah mencapai kriteria sangat baik. Pengamatan yang telah dilakukan guru terhadap hasil belajar anak pada siklus I belum memperoleh hasil yang sesuai dengan indikator kinerja. Pada siklus II ini ketuntasan belajar dapat mencapai indikator kinerja yang ditentukan pada penelitian ini. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada siklus I nilai ketuntasan diperoleh 60%. Pada siklus II nilai ketuntasan diperoleh 86,7%. Dengan demikian pada siklus II ini sudah dapat mencapai indikator yang ditentukan yaitu 80%.
Prasiklus ke Siklus I ke Siklus II
Pengamatan yang telah dilakukan oleh guru selama prasiklus, siklus I dan siklus II terhadap keaktifan anak dalam pembelajaran semakin bertambah. Hasil menunjukkan bahwa pada prasiklus anak yang aktif sebanyak 3 anak (20%), siklus I anak yang aktif sebanyak 6 anak (40%) sedangkan pada siklus II sebanyak 12 anak (80%).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan guru terhadap hasil belajar anak pada prasiklus, siklus I dan siklus IIterdapat peningkatan pada setiap siklus. Berikut data hasil belajar anak pada prasiklus, siklus I dan siklus II dapat diperoleh hasil bahwa hasil belajar pada prasiklus ketuntasan belajar sebanyak 5 anak (33,3%), pada siklus I ketuntasan belajar sebanyak 9 anak (60%) sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar sebanyak 13 anak (86,7%) sehingga ketuntasan belajar telah mencapai atau melebihi indikator kinerja yang diharapkan pada penelitian ini yaitu 80%.
PENUTUP
Simpulan
Penelitian yang dilakukan guru pada kelompok A2 TK Islam Al Falah Baturetno tahun 2017/2018 pada semester 2 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018 berjalan lancar dan sesuai dengan RPPH yang direncanakan. Pembelajaran lebih efektif dan meningkat yang ditandai dengan bertambahnya anak yang aktif mengikuti proses pembelajaran dari kategori cukup menjadi kategori sangat baik.
2. Peningkatan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 53,4%.
Pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa dengan penggunaan metode karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif aspek menumbuhkan rasa ingin tahu pada anak didik kelompok A2 TK Islam Al Falah Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2017/2018.
Saran
1. Guru
a. Guru sebaiknya menciptakan kegiatan yang diminati anak
b. Guru sebaiknya dapat memilih metode yang tepat untuk menyampaikan kegiatan pembelajaran.
c. Guru sebaiknya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan.
d. Guru sebaiknya mampu membaca keinginan anak terhadap kegiatan yang disenangi anak.
Sekolah
a. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan usia anak TK.
b. Sekolah hendaknya memberikan fasilitas untuk mewujudkan pembelajaran yang menarik perhatian anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Kognitif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas
Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Ilmu.
Enah Suminah,dkk. 2015. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hadi, Permata. 2010. Kamu Bisa Jadi Ilmuwan. Jakarta:Perca.
Sujiono Yuliani, dkk. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Winda Gunarti, Lilis Suryani, dan Azizah Muis. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta. Universitas Terbuka.