PENINGKATAN HASIL BELAJAR KLASIFIKASI PRODUK

MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE PBL BAGI SISWA KELAS XII KI A SMK NEGERI 2 SUKOHARJO PADA SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Siram Raheni

SMK Negeri 2 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar Menyusun Klasifikasi Produk melalui metode kooperatif tipe PBL bagi siswa Kelas XII KI A pada Semester 2 SMK Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian ini mengambil lokasi di SMK Negeri 2 Sukoharjo. Subjek penelitian adalah siswa Kelas XII KI A pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 35 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 1 Januari 2019 sampai dengan tanggal Juni 2019. Teknik pengumpulan data dengan observasi, angket, wawancara, dokumentasi, dan. Analisis data dengan menggunakan analisis diskriptif kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus 2 kali pertemuan. Hasil yang dicapai adalah pada prasiklus diperoleh kualitas proses pembelajaran kriteria Baik dan dicapai 15 siswa atau 52,50% tidak tuntas dan 13 siswa atau 37% tuntas. Rata-rata yang dicapai adalah 64,54. Siklus I terdapat kualitas proses pembelajaran adalah 70% kriteria Baik dari jumlah siswa dan ketuntasan siswa dalam belajar sebanyak 21 siswa atau 60% tuntas, sedangkan 14 siswa atau 40% siswa tidak tuntas, rata-rata yang dicapai adalah 71,43 kurang dari indikator keberhasilan sebesar 80,00. Siklus II adalah kualitas proses pembeljaran mencapai 85% Baik dihitung dari jumlah siswa dan ketuntasan siswa sebanyak 33 siswa atau 94% tuntas dan terdapat 2 siswa yang tidak tuntas atau 6%. Ketuntasan 96% yang berada di atas 85% dan rata-rata kelas diperoleh hasil 80,17 melebihi indikator keberhasilan yaitu 80,00, hasil ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode Kooperatif Tipe PBL telah berhasil.

Kata Kunci: Hasil Belajar; Klasifikasi Produk; Kooperatif PBL

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu bentuk transaksi yang harus dipelajari dan diajarkan di sekolah adalah Klasifikasi Produk Perusahaan Jasa. Mata pelajaran ini tidak begitu diminati oleh siswa, hal ini terlihat dari setiap proses pembelajaran, banyak siswa yang tidak antusis dalam mengikuti pelajaran. Anggapan mata pelajaran ini sebagai salah satu pelajaran yang sulit pun tidak bisa lepas dari anggapan para siswa, sehingga berpengaruh terhadap nilai ulangan harian yang dilakukan setiap kali selesai pemberian materi.

Demikian pula yang terjadi di SMK Negeri 2 Sukoharjo, siswa kelas XII KI A. Rata-rata hasil ulangan harian pada mata pelajaran ini masih di bawah KKM yang ditentukan yaitu 75. Berdasarkan atas hasil penilaian awal, pada standar kompetensi Klasifikasi Produk, nilai tertinggi adalah 85, nilai terendah 45.

Siswa yang belum tuntas dalam pelajaran ini sebanyak 22 siswa atau 63% dannilai rata-ratanya adalah 64,54.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar Klasifikasi Produk melalui metode kooperatif tipe PBL bagi siswa Kelas XII KI A SMK Negeri 2 Sukoharjo pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar Klasifikasi Produk melalui metode kooperatif tipe PBL bagi siswa Kelas XII KI A SMK Negeri 2 Sukoharjo pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Pengertian Belajar

Definisi belajar tergantung pada sudut pandang para ahli yang mendefinisikannya. Adapun definisi para ahli antara lain adalah sebagai berikut: Winkel (1991:36) menjelaskan bahwa, “Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”. Conny Semiawan (1992:2) mengatakan bahwa, “Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antara individu dan individu dan lingkungan”. Nasution (1992: 3) berpendapat bahwa, “Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri yang berlajar baik aktual maupun potensial.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif atau pengetahuan dan pemahaman konsep (PPK), afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran Kooperatif Tipe PBL

PBL (Problem Base Learning) dikembangkan oleh J. Duch 1994 instruksi pada siswa untuk selalu belajar. Menciptakan kolaborasi yang solid dalam suatu grup untuk memecahkan masalah yang ada. Materi masalah yang dibuat guru untuk siswa bermanfaat menumbuhkan kecakapan dalam analisis inisiatif dan kritis yang mana nantinya akan terbenam pada pola pikir peserta didik.

Sanjaya (2006: 214): PBL adalah susunan kegiatan pembelajaran yang bertumpu pada pemecahan masalah dengan cara ilmiah. Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran PBL: (1) Konsp Dasar (Basic Concept); (2) Pendefinisian Masalah (Defining The Problem); (3) Pembelajaran Mandiri (Self Learning); (4) Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge); (5) Penilaian (Assessment). Ciri-ciri Model Pembelajaran PBL: (1) Mengutarakan Masalah; (2) Berpusat pada sangkut pautterhadap setiap disiplin ilmu.; (3) Penyelidikan Original; (4) Membentuk hasil dan mepresntasikannya; (5) Melatih kolaborasi dan kerja sama.

Kerangka Berpikir

Kondisi awal pada pembelajaran Klasifikasi Produk, hasil evaluasi siswa menunjukkan hasil belajar yang rendah. Akibat dari kondisi ini, situasi pembelajaran menjadi kaku, guru hanya terpancang pada materi dan siswa hanya menjalankan tugas dari guru saja, sehingga anak tidak kreatif dalam pembelajaran.

Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran Klasifikasi Produk dengan menggunakan metode kooperatif model PBL. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan dan uraian tersebut di atas diduga: Terdapat peningkatan kualitas proses dan hasil belajar Klasifikasi Produk melalui metode kooperatif tipe PBL bagi siswa Kelas XII KI A SMK Negeri 2 Sukoharjo pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan tempat penelitian di Kelas XII KI A di SMK Negeri 2 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019.

 Jadwal Penelitian

Kegiatan Penelitian

Bulan Jan. Febr. Maret April Mei Juni

Persiapan Penelitian

  1. Koordinasi peneliti dengan Kepala Sekolah dan Kolaborator
  2. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan
  3. Menyusun proposal penelitian
  4. Mengjukan izin Penelitian

Pelaksanaan Tindakan

  1. Siklus 1

–    perencanaan

–    tindakan

–    observasi

–    refleksi

 

  1. Siklus 2

–    perencanaan

–    tindakan

–    observasi

–    refleksi

Analisis Data dan Pelaporan

  1. Analisis data (hasil tindakan siklus 1&2)
  2. Penyusunan Laporan dan Pengesahan
  3. Penggandaan dan Pendokumentasian

Pelaksanaan Seminar

Publikasi atau Penjurnalan

Subjek Penelitian

Penentuan subjek merupakan langkah awal dalam melaksanakan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian tindakan kelas ini mengambil subyek penelitian di Kelas XII KI A SMK Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 35 siswa. Dengan perkataan lain, Kelas XII KI A ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara itu guru yang dijadikan subjek penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu teman sejawat (observer) yang juga guru kelas di SMK Negeri 2 Sukoharjo yaitu Bapak Waluyo, S.Pd.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu:

  1. Metode Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1981:136). Dengan metode observasi dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan secara langsung terhadap bentuk pembinaan penanggulangan masalah kemalasan siswa yang dilakukan pihak sekolah.

  1. Metode Interview

Interview sering juga disebut wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara Arikunto, (2002:133).

  1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data dari dokumentasi-dokumentasi yang tersedia. Menurut Surahmat (1990:134)

 

 

 

Metode Analisis Data

Metode ini digunakan untuk memberi interpretasi terhadap data yang telah diseleksi baik data yang diperoleh melalui observasi, interview, angket, maupun dokumentasi. Setelah datanya terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan kuantitatif.

Validasi Data

Validasi proses perbaikan pembelajaran dilakukan dengan Teknik tiangulasi data yang meliputi triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan yaitu: Pada setiap siklus terdiri atas 4 tahapan dengan minimal 2 x pertemuan dan setiap kali pertemuan minimal 2 x 45 menit.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Pembelajaran Klasifikasi Produk materi Klasifikasi Produk. Dengan metode ini banyak siswa yang merasa mata pelajaran produktif Klasifikasi Produk merupakan pelajaran yang dianggap susah dan membosankan karena siswa dihadapkan pada angka-angka dan berhitung.

Hasil siklus I adalah sebanyak 21 siswa atau 60% tuntas, sedangkan 14 siswa atau 40% siswa tidak tuntas. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Tetapi tingkat ketuntasan ini masih di bawah 85%, maka diadakan lagi perbaikan pembelajaran dengan siklus II.

Hasil yang dicapai pada siklus II adalah sebanyak 33 siswa atau 94% tuntas dan terdapat 2 siswa yang tidak tuntas atau 6%. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan 96% yang berada di atas 85% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode Kooperatif Tipe PBL telah berhasil.

PENUTUP

SIimpulan

Setelah keseluruhan pelaksanaan perbaikan pembelajaran selesai melalui siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Kualitas proses pembelajaran yang telah dirumuskan minimal 75% berkriteria baik. Pada penelitian ini terdapat kualitas proses pembelajaran telah mencapai 85% pada siklus II yang berarti telah berhasil. 85% dari 35 siswa berarti telah mencapai 30 yang bisa mencapai kriteria Baik.
  2. Hasil siklus I diilihat dari ketuntasan siswa masih di bawah indicator keberhasilan sebesar 85%. Sedangkan rata-rata yang dicapai adalah 71,43 masih kurang dari indikator keberhasilan sebesar 80,00, maka siklus I dianggap belum berhasil. Hasil yang dicapai pada siklus II ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan 96% yang berada di atas 85%. Sedangkan dilihat dari rata-rata kelas diperoleh hasil 80,17 melebihi indikator keberhasilan yaitu 80,00, hasil ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode Kooperatif Tipe PBL telah berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997, Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara

_______________. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta.

Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung, CV. Wacana Prima

Fatkhurrohman, Pupuh.2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung, Refika Aditama.

Mahmud, Dimyati. 1989. Psychologi Pendidikan. Yogyakarta, FIP-IKIP.

Nasution. 2000. Pengembangan kurikulum. Bandung, Citra Aditya Bakti

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta, Grasindo.

Slameto. 2003. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rinneka Cipta.