PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS III A

DI SDN 2 NGAWEN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Damini

SDN 2 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III semester I SDN 2 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Dimana Hasil penelitian ini menunjukkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), dapat meningkatkan proses pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihat dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di mana Keterampilan guru dengan menerapkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I mendapat skor sebanyak 28 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mendapat skor sebanyak 37 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan keterampilan guru. Aktivitas siswa pada pelajaran matematika dengan menerapkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 20,73 dengan rata-rata 2,59 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 25,96 dengan rata-rata 3,25 dan masuk dalam kreteria baik. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan menerapkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas I pada siklus I yaitu 73,5 dan pada siklus II yaitu 91. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 16 siswa sebanyak 65% dan pada siklus II yaitu 38 siswa sebanyak 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Kata kunci: Kualitas, Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Supinah dan Agus D.W:2009).

Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Aqib, 2009: 16).

Permendiknas RI nomor 22 tahun 2006, menyebutkan bahwa dalam setiap pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Selanjutnya dalam Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007 dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi pengajaran sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran (Supinah dan Agus D.W: 2009).

Identifikasi Masalah

1. Guru umumnya dalam melaksanakan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, belum melakukan variasi, dalam mengelola kelas masih kurang dan dalam pembelajaran belum ada pembagian kelompok kecil atau perorangan.

2. Siswa dalam pembelajaran kurang aktif, siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran

3. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM yaitu 70.

Rumusan Masalah

a. Apakah Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas III semester I di SDN 2 Ngawen pada tahun pelajaran 2014/2015?

b. Apakah Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III semester I di SDN 2 Ngawen pada tahun pelajaran 2014/2015?

Pemecahan Masalah

Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Model pembelajaran berdasarkan masalah mampu mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, mengembangkan keterampilan berpikir siswa, sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika materi pecahan. Selain itu, proses pembelajaran yang sebelumnya masih berorientasi pada pola pembelajaran yang lebih banyak didominasi oleh guru, maka melalui model pembelajaran berdasarkan masalah ini peran guru lebih pada pengorganisasian siswa dalam belajar dan guru juga mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

1) Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.

2) Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.

3) Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta).

4) Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).

2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).

3. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).

Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa

2) Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika

3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

b. Bagi Guru

1) Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan mengembangkan program pembelajaran serta melaksanakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2) Guru menjadi lebih kreatif karena guru dituntut untuk melakukan upaya inovatif sebagai implementtasi dari model pembelajaran yang dipakainya.

3) Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dari siswa.

4) Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Dengan menerapkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menunjuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri atas kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3. Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Hakikat Matematika Di Sekolah Dasar

Secara umum, tujuan diberikannya matematika di sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional dan kritis. Tujuan lain adalah mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Penekanan tujuan umum pendidikan matematika di sekolah adalah penataan nalar dan pembentukan sikap siswa, serta keterampilan dalam penerapan matematika (Masthoni: 2009).

Tujuan pembelajaran matematika di SD (BNSP, 2008: 44) adalah:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merncang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)

Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua teori

Pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan di mana para siswa bekerja. Deutsch (1949) dalam Slavin (2008) mengidentifikasikan tiga struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) kooperatif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi konstribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain.

2) kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya.

3) individualistik, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsenkuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya.

Kerangka Berfikir

Penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Matematika. Hal tersebut merupakan perwujudan dari upaya mengurai permasalahan pembelajaran Matematika, baik dari segi guru dan segi siswa. Dari segi guru, cara mengajar guru yang kurang inovatif, penggunaan media kurang sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika yang berakibat pada rendahnya hasil belajar Matematika. Melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) maka keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas III SDN 2 Ngawen pada pembelajaran matematika akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada semester I yang dimulai dari bulan Juli hingga bulan Oktober 2014

Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di kelas III SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas III SDN 2 Ngawen tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 40 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 18 anak, dan siswa perempuan 22 anak.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data Pelaksanan Tindakan Siklus I

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No

Indikator

Jumlah siswa yang mendapat skor

Jumlah skor

Rata-rata

Persen

tase (%)

Kriteria

1

2

3

4

1

Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

8

12

8

12

104

2.6

65

B

2

Memperhatikan apersepsi

6

14

10

10

104

2.6

65

B

3

Memperhatikan penjelasan guru

6

12

16

6

102

2.55

63.75

B

4

Terlibat aktif dalam diskusi

4

16

18

2

98

2.45

61.25

C

5

Kesiapan siswa dalam games yang berbentuk turnamen

8

10

16

6

100

2.5

62.5

B

6

Menyimpulkan materi

7

11

14

8

103

2.58

64.5

B

7

Melakukan refleksi

4

10

18

8

110

2.75

68.75

B

8

Melakukan evaluasi

4

10

20

6

108

2.7

67.5

B

Jumlah

20.73

518.25

 

Rata-rata

2.59

64.78

 

Kriteria

B

 

Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I di atas, diperoleh jumlah keseluruhan yaitu 20,73 dengan persentase 518,25%. Sehingga diperoleh rata-rata 2,59 dengan persentase 64,78%. Hasil observasi aktivitas siswa untuk siklus I masuk dalam kriteria baik/B.

Paparan Hasil Belajar Siklus I

Hasil tes pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Tes Pembelajaran Matematika Siklus 1

No

Nilai

Frekuensi

xi.fi

Persentase (%)

Katagori

1.

100

4

400

10 %

Tuntas

2

90

6

540

15 %

3.

80

10

800

25 %

4

70

6

420

15 %

5.

60

8

480

20 %

Tidak Tuntas

6

50

6

300

15 %

Jumlah

40 siswa

2940

100%

Rata-rata Kelas

73,5

KKM

≥70

Nilai Tertinggi

100

Nilai Terendah

50

Tuntas

26 siswa

65 %

Tidak Tuntas

14 siswa

35 %

No

Indikator

Tingkat Kemampuan

Jumlah

Kriteria

1

2

3

4

1

Pengkondisian kelas

Ö

4

A

2

Melakukan apersepsi

Ö

4

A

3

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Ö

3

B

4

Menyampaikan materi

Ö

4

A

5

Membimbing siswa dalam pembentukan kelompok

Ö

3

B

6

Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi

Ö

4

A

7

Memimbing siswa dalam games yang berbentuk turnamen

Ö

4

A

8

Memberi penghargaan dan penguatan

Ö

4

A

9

Ketepatan mengelola waktu

Ö

4

A

10

Menutup pelajaran

Ö

3

A

Jumlah Skor

37

A

Rata-rata

3,7

Data hasil tes pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Dari hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus II, diperoleh jumlah skor dari semua indikator yaitu 37 dan rata-rata 3,7 dengan kriteria sangat baik/A.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III

Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus II di atas, diperoleh jumlah keseluruhan yaitu 25,96 dengan persentase 649,39%. Sehingga diperoleh rata-rata 3,25 dengan persentase 81,17%. Hasil observasi aktivitas siswa untuk siklus II masuk dalam kriteria sangat baik/A.

Paparan Hasil Belajar Siklus II

Data hasil tes pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

No

Siklus ke-

Jumlah Skor

Rata-rata skor

Presentase

Kriteria

1.

Siklus I

20,73

2.59

64.78

B

2.

Siklus II

22,25

2.85

81.17

A

Hasil Belajar

Secara keseluruhan, hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament ) pada tiap siklus, akan diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Siklus Ke-

Nilai Rata-rata

Persentase Ketuntasan Belajar (%)

Prasiklus

58

25

Siklus I

73.5

65

Siklus II

91

95

Dengan perolehan hasil tersebut, guru telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini, sehingga guru mengakhiri penelitian ini sampai siklus II.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament ) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada siswa kelas III semester I di SDN 2 Ngawen peneliti dapat menarik kesimpulan:

1. Aktivitas siswa pada pelajaran Matematika dengan menerapkan model TGT (Teams Games Tournament ) mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 20,73 dengan rata-rata 2,59 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 25,96 dengan rata-rata 3,25 dan masuk dalam kreteria baik. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament ) dapat meningkatkan aktivitas siswa.

2. Hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan menerapkan model TGT (Teams Games Tournament ) mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas I pada siklus I yaitu 73,5 dan pada siklus II yaitu 91. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 16 siswa sebanyak 65% dan pada siklus II yaitu 38 siswa sebanyak 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Saran

Berdasarkan penelitian dengan menerapkan model TGT (Teams Games Tournament) pembelajaran matematika siswa kelas III semester I di SDN 2 Ngawen, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi Guru, menggunakan model pembelajaran TGT bagi siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran masih banyak metode atau model lainnya yang dapat di gunakan untuk menunjang keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament ) yang menuntut keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menjadi meningkat. Hal ini bisa diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas: PJJ UNNES

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asma N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

Adi.S,Sriyadi Dwijo ,dkk.2011.Fokus Tematik.Solo: CV.Sindunata.

Anni, catharina tri.2006.Psikologi belajar. Semarang UPT MKK UNNES.

Dedidwitagama.wordpress.com/…/laporan-penelitian-tindakan-kelas-pkn/

Hamalik,Dr.Oemar.Psikologi BelajarMengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH06b4/8d6063a0.dir/doc.pdf Oleh Penenaken Bangun,Dosen STKIP.Riama.Medan.

Http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/observasi-sebagai-alat-evaluasi.html

Karim, A. Muchtar, dan Djamus Widagdo. 1999. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas Terbuka

Kartadinata,Sunaryo.Prof.2002.Bimbingan di Sekolah Dasar.Bandung: CV.Maulana.

Mudjito.2009.Model pembelajaran Tematik Kelas 1 Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.

Mudjito.2009.Pedoman Penilaian Hasil Belajar Dan Kalender Pendidikan di Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.

Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.nomor 22 tahun 2006.Depdiknas.

Pitadjeng. 2005. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Semarang: UNNES

Poerwanti,Endang,dkk.2008.Asesmen Pembelajaran SD.Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi: Depdiknas.

Sardiman A.M.2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Sugandi.Achmad.Drs.20007.Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKU UNNES.

Trianto,M.Pd.2010.Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.Jakarta:Prestasi pustaka.