PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SDN NGRAMBITAN

KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sumarno

SDN Ngrambitan

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa Siswa Kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui metode scramble Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora yang berjumlah 28 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat diketahui bahwa prestasi siswa selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya yaitu ketuntasan siswa pada awal 23,33%, siklus I sebesar 50% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 93%. Dilihat dari nilai rata-rata siswa mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 59,5 nilai rata-rata siklus I adalah 69,33 dan nilai rata-rata siklus II adalah 81. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Scramble dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan materi volume kubus dan balok pada siswa Kelas VI Semester 2 SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Volume Balok dan Kubus, Metode Scramble


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kreatif, serta kemampuan be-kerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Pelajaran matematika menurut sebagian siswa kelas VI sangat sulit sehingga siswa kurang mampu untuk memahami materi yang diajarkan guru, terlebih lagi guru dalam pelaksanaan pembeljaran selalu menerapkan model ceramah selain memberikan soal dan memberikan tugas rumah. Guru juga kurang memperhatikan siswa yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata kelas padahal mereka membutuhkan lebih perhatian dibandingkan dengan siswa yang aktif dan mempunyai nilai di atas rata-rata kelas.

Berdasarkan hasil evaluasi pembe-lajaran matematika pada pra siklus tentang menghitung volume kubus dan balok pada siswa kelas VI semester 2 SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh nilai rata-rata siswa 59,5 dengan ketuntasan hanya 23,33% yang mempunyai nilai di atas kriteria ketuntasan minimum 60. Pada pra siklus, sebelum pelajaran matematika dimulai siswa sudah tampak tidak bersemangat. Saat pelajaran dimulai siswa cenderung pasif dan lebih asyik dengan temannya dan ada juga yang mengantuk saat guru menjelaskan materi.

Melihat kondisi pembelajaran pada pra siklus maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Materi Volume Kubus Dan Balok Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Pada Siswa Kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana penerapan metode scram-bel pada pembelajaran matematika dalam meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 tentang menghitung volume kubus dan balok ?

b. Apakah penerapan model pembelajar-an kooperatif tipe scrambel dalam meningkatkan hasil belajar matematika tentang menghitung volume kubus dan balok pada Siswa Kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi menja-di dua kategori yaitu tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Meningkatkan hasil belajar mate-matika pada siswa Siswa Kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui metode scramble.

b. Tujuan Khusus

Meningkatkan hasil belajar mate-matika tentang menghitung volume kubus dan balok pada siswa Siswa Kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan metode scramble.

Manfaat Penelitian

a. Bagi siswa

Dapat mengurangi kebosanan me-reka terhadap cara belajar yang monoton, sehingga suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, dan dengan suasana belajar yang menyenangkan maka motivasi dan minat belajar matematika menjadi lebih baik

b. Bagi guru

Meningkatkan kreatifitas guru da-lam mengajar dan menunjukkan nilai profesionalitas seorang guru sehingga diharapkan dapat pula memacu kreatifitas dari guru–guru yang lain.

c. Bagi Sekolah

Meningkatkan mutu/kualitas seko-lah dan mampu menunjukkan prestasiyang baik dan mampu bersaing dengan sekolah lain sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan mutu pendidikan nasional.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dirancang berdasarkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial. Karena satu sama lain saling membutuhkan, maka harus ada interaksi antar sesama agar manusia yang berbeda terhindar dari kesalahpahaman antar sesamanya.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis menggabungkan interaksi antara sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Didalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri, agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksanakan dan interaksi siswa akan lebih intensif.

Metode Scramble

Istilah scramble berasal dari baha-sa inggris yang ditejemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perebutan, perta-rungan, perjuangan. Seperti yang diung-kapkan oleh Fadmawati (2009), pembela-jaran kooperatif metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal, sedangkan Soeparno (1998:60) berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.

Metode pembelajaran scramble adalah metode pembelajaran dengan membagikan lembar kerja yang harus diisi oleh siswa. Sintaksnya adalah mengikuti langkah langkah berikut. Pertama, buatlah kartu soal sesuai materi bahan ajar, kemudian buat kartu jawaban dengan diacak nomornya. Setelah itu sajikan materi dan kemudian membagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok. Terakhir siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. Dengan metode Scramble, peneliti dapat membuat beberapa paket soal dan jawaban berupa kartu – kartu. Agar lebih menarik, kartu – kartu soal dan kartu kartu jawaban dapat dibuat dalam jumlah dan warna/gambar yang berbeda, misalnya dalam 1 paket terdiri dari 15 kartu soal dan 20 kartu jawaban sehingga siswa dapat terpacu untuk berpikir secara logis dan kreatif. Buat pula kartu isian untuk setiap siswa agar mereka dapat menuliskan jawaban mereka pada kartu tersebut. Di bawah ini disajikan contoh kartu soal, kartu jawaban dan kartu isian.

Hasil Belajar

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Namun tidak semua perubahan pasti merupakan peristiwa belajar. Yang dimaksud perubahan dalam belajar adalah perubahan yang relatif konstan dan berbekas tidak langsung hilang.

Batasan perubahan dalam belajar yaitu: 1) Belajar merupakan proses mencapai tujuan, dan bukan hasil atau tujuan, 2) Proses terjadi melalui interaksi dengan lingkungan, 3) Dalam belajar diperlukan tujuan, bahan pelajaran, perencanaan yang matang, dan kegiatan, di mana guru banyak terlibat langsung, dan 4) Perubahan harus menunjukkan perubahan tingkah laku.

Purwanto (2007: 102-106) menjelaskan bahwa berhasil tidaknya belajar bergantung pada macam-macam faktor, baik faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut sebagai faktor individual dan faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Yang termasuk faktor individual adalah kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Faktor sosial antara lain keluarga/rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Pembelajaran Matematika di SD

Istilah mathematics (Inggris), ma-thematik (Jerman), mathematique (Peran-cis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “rela-ting to learning”. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Jadi berdasarkan etimologis (Elea Tinggih dalam Erman Suherman, 2003 dalam aadesanjaya.blogspot.com), perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada ming-gu tiga bulan yaitu pada awal bulan Januari 2015 hingga Minggu terakhir Maret 2015

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora.

Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengambil subyek penelitian yaitu Siswa Kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Proses Belajar Mengajar dapat berjalan dengan menyenangkan jika pendidik kreatif dalam memodifikasi meto-de pembelajaran yang digunakan sehingga siswa lebih bersemangat dan tidak jenuh untuk mengikuti pelajaran.

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dan merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN), untuk itu pendidik harus bekerja keras agar siswa dapat belajar dengan baik dan mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari hasil evaluasi pada pra siklus, nilai ulangan harian siswa masih sangat rendah yaitu 59,5 dengan ketuntasan 23,33% yang mencapai nilai di atas KKM 60. Siswa selalu mengeluh bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit bahkan ada yang membenci pelajaran ini dan saat guru menerangkan materi di depan kelas siswa asyik bicara sendiri. Dari kondisi tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan metode scramble yang dapat melatih siswa untuk mengerjakan soal dalam batas waktu tertentu.

Pembelajaran siklus I, peneliti telah mulai dengan metode scramble. Pada awal pembelajaran siswa masih bingung dan belum terbiasa dengan metode baru. Guru selaku peneliti mencoba menerangkan metode scramble dengan sabar dan siswa memperhatikan penjelasan guru secara seksama. Pelaksanaan metode scramble pada siklus I berjalan cukup lama karena peneliti belum memberikan batasan waktu dalam mengerjakan soal. Setelah selesai berdiskusi perwakilan setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi dan pada akhir kegiatan siswa diberikan soal ulangan untuk mengevaluasi sejauh mana siswa dapat menerima materi tentang menghitung volume kubus dan balok. Dari hasil evaluasi ternyata nilai rata-rata siswa mengalami kenaikan menjadi 69,33 dengan ketuntasan sebesar 50% yang mempunyai nilai di atas KKM (60).

Berdasarkan evaluasi pada siklus I, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pelaksanaan hampir sama dengan siklus I tetapi pada siklus II ini siswa diminta untuk mengerjakan hasil diskusi di depan kelas kemudian di cocokan bersama-sama. Pembelajaran pada siklus II ini berjalan lebih efektif dan efisien karena peneliti memberikan batasan waktu pada setiap kegiatannya sehingga masih ada waktu untuk sharing hasil diskusi. Siswa lebih aktif dan peneliti selaku guru juga dapat membimbing siswa dalam belajar sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan kondusif. Hasil evaluasi pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 81 dengan ketuntasan 93,33% yang mempunyai nilai di atas KKM 60. Jika dilihat hasil belajar siswa ternyata metode scramble dapat digunakan dalam pembelajaran matematika tentang menghitung volume kubus dan balok.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil peneliian dan pembahasan yang telah diuraikan pada kesimpulan sebagai berikut:

a. Penerapan metode scrambel dilakukan dengan membagi siswa ke dalam bentuk kelompok dimana setiap kelompok diberikan kartu soal, kartu jawaban dan kartu isian. Pembelajaran berjalan lancar dan semua siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Metode scrambel dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015tentang menghi-tung volume kubus dan balok. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus akhir yaitu 81 dengan ketuntasan 93,33% yang mempunyai nilai di atas KKM 60.

Saran

Pembelajaran dengan metode scramble tidak hanya dapat dilakukan didalam ruang kelas saja, tetapi dapat pula dilakukan di luar ruang kelas sehingga suasana yang tercipta dapat membuat siswa lebih menikmati pelajaran yang diberikan. Kartu – kartu soal dan kartu – kartu jawaban dapat dibuat dengan lebih menarik lagi, misalnya dengan gambar – gambar dan warna – warna yang lebih beragam. Ingatkan siswa untuk tetap memiliki kompetensi yang positif, karena dengan metode Scramble memungkinkan siswa untuk mencontek jawaban orang lain. Guru sebaiknya dapat meningkatkan kompetensinya-kompetensinya dengan menampilkan cara mengajar yang beragam sehingga tidak membosankan bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anita. 2010. Model Pembelajaran Scramble. http://www.pustaka.ut.ac.id

Dahlan. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung: CV.Diponegoro

Karim, Muhtar A. 2000. Pintar Belajar Matematika. Surakarta: Tiga Serangkai.

Lestari. 2009. Pembelajaran Kooperatif. www.ai lestari.blogspot.com

Mulyadi, HP. (2009). Materi Pelatihan Penyusunan PTK, Semarang: Depdiknas LPMP

Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Oktory Fadmawati, Retno. 2009. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Scramble Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa di SMPN 1 Jumiring. Skripsi. Tidak dipublikasikan: FKIP UMS

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina, 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suherman. 2003. Model Pembelajaran. http://www.Ras-eko.Blogspot.com.

Susilana, R, HatimahI dan Muraedi. 2006. Penelitian Pendidikan (Edisi Kesatu). Bandung: UPI Press.

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta: Gajah Mada

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

 

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.