Peningkatan Hasil Belajar Melalui Cooperative Script
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN
MELALUI COOPERATIVE SCRIPT BAGI SISWA KELAS VI
SD NEGERI 1 TARUB KECAMATAN TAWANGHARJO
KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Indarukmi
Guru SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PPKn melalui penerapan metode cooperative script, bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian dilakukan di Kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan yang beralamat semester II tahun ajaran 2017/2018. Subyek penelitian yang berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan tes ulangan harian. Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua siswa telah dinyatakan tuntas dengan nilai melebihi Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yaitu 70, dan siswa yang telah menunjukkan motivasi untuk belajar lebih dari 85%. Kesimpulan hasil penelitian bahwa melalui metode pembelajaran Cooperative Script, dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar PPKn siswa di kelas VI Semester II SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo. Peningkatan motivasi belajar sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan terjadi peningkatan sebesar 48,00%. Hasil belajar PPKN meningkat dari nilai rata-rata 68,64 menjadi 82,28, dan setelah dilakukan tindakan siswa yang tuntas mencapai 100,00%.
Kata kunci: cooperative script, motivasi belajar, hasil belajar, PPKN
PENDAHULUAN
Kelas VI, semester II, merupakan saat yang menentukan kelulusan siswa, keterbatasan waktu siswa untuk belajar, perlu disikapi dengan tepat agar waktu yang tersedia tersebut dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar dengan maksimal. Berdasarkan hasil belajar dan pengamatan terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, khususnya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) pada semester I hasilnya belum memuaskan, sebagian besar siswa harus mengikuti remidi agar dapat mencapai ketuntasan belajar.
Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, setiap mengikuti pembelajaran siswa tidak menunjukkan semangat yang tinggi, hanya sebagian kecil siswa yang berani menyampaikan pendapat, dan siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Setiap kali diberikan kesempatan untuk bertanya, hanya beberapa siswa yang memanfaatkan kesempatan tersebut, demikian pula saat diberikan tugas, hanya siswa tertentu yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
Kenyataan tersebut membuktikan bahwa pembelajaran PKn yang dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah tidak dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan aktif, dan siswa tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan baik, sehingga hasil belajar tidak maksimal. Dari segi pencapaian materi dan waktu, menggunakan metode ceramah memang lebih tepat, karena materi materi yang disampaikan dapat disesuaikan dengan durasi waktu yang disediakan, namun hal ini berdampak bukruk terhadap pemahaman siswa, dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kenyataan tersebut dipertegas dengan hasil pengamatan dan ulangan harian prasiklus yang dilaksanakan pada awal semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo, dari 25 (duapuluh) lima siswa, siswa yang dapat mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa (48%), sedangkan 13 (52%) belum dapat mencapai ketuntasan minimal, rata-rata kelas masih dibawah KKM yaitu sebesar 68,64 (KKM 70), Hasil pengamatan tentang motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran 11 (sebelas) siswa tau 44% menunjukkan termotivasi untuk belajar, sedangkan 14 (empat belas) siswa atau 66% siswa, tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Mengingat waktu yang semakin terbatas, maka permasalahan kondisi kelas tersebut perlu mendapat perhatian serius, caranya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih aktif mengikuti pembelajaran, yaitu menerapkan metode pembelajaran Cooperativee Script. Cooperativee Script merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Melalui pembelajaran tersebut siswa dituntut untuk aktif mendengarkan, teliti dan cermat dalam menerima informasi dari teman lain. Siswa dituntut untuk menyampaikan informasi berupa materi pembelajaran kepada teman lain, sehingga siswa harus dituntut untuk memahami materi pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa rendahnya motivasi dan hasil belajar PPKn siswa kelas VI SD Negeri 1 Kecamatan Tawangharjo disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang tidak mendorong siswa untuk belajar secara aktif, untuk itu perlu dilakukan langkah perbaikan melalui pembelajaran cooperativee script. Mengingat penerapan pembelajaran tersebut merupakan langkah untuk memperbaiki kondisi kelas, maka tindakan tersebut sangat tepat jika dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas, sekaligus sebagai kegiatan pengembangan profesionalisme guru. Sesuai dengan karaktersistik permasalahan, dan upaya tindakan yang akan dilakukan, maka tindakan perbaikan, dalam bentuk penelitian tindakan kelas ini mengambil judul: Peningkatan Hasil Belajar PPKn Melalui Cooperativee Script bagi Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah melalui penerapam metode cooperative script dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PPKn bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PPKn melalui penerapan metode cooperative script, bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Sudjana (2008: 22) hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar tersebut merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Suprijono (2011: 7) hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus mencakup segala aspek yang diajarkan oleh pendidik, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran PPKn
PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Ruminiati (2007: 1.15) menyatakan bahwa pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak sedikit yang salah menafsirkan bahwa PKN dengan PKn merupakan hal yang sama. Padahal keduanya memiliki definisi dan fungsi yang berbeda dalam pembelajaran.
PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi pancasila dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara (Ittihad, 2007: 1.37).
Metode Pembelajaran Cooperative Script
Cooperative script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran cooperative script menurut Hadi (2007: 18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas. Model pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi.
Model pembelajaran cooperative script baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakininya benar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.
Motivasi Belajar Siswa
Menurut Soeharto (2013: 110) ”Motivasi adalah sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhannya”. Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan dan dorongan yang ada dalam diri seseorang. Seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu bila dirasakan kebutuhan yang ada pada dirinya menuntut pemenuhan. Selama kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka selama itu pula yang bersangkutan belum merasa adanya kepuasan pada dirinya. Rasa belum puas inilah yang senantiasa mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil belajar dan pengamatan terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, khususnya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo semester I tahun pelajaran 2018/2019, hasilnya belum memuaskan, sebagian besar siswa harus mengikuti remidi agar dapat mencapai ketuntasan belajar. Kenyataan tersebut dipertegas dengan hasil pengamatan dan ulangan harian prasiklus yang dilaksanakan pada awal semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo, dari 25 (duapuluh) lima siswa, siswa yang dapat mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa (48%), sedangkan 13 (52%) belum dapat mencapai ketuntasan minimal, rata-rata kelas masih dibawah KKM yaitu sebesar 68,64 (KKM 70).
Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang muncul sebagai dampak penerapan metode pembelajaran yang terpusat pada guru. Dari 25 siswa, siswa yang menunjukkan termotivasi mengikuti pembelajaran sebanyak 11 (sebelas) siswa tau 44%, sedangkan 14 (empat belas) siswa atau 66% siswa, tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Permasalahan kondisi kelas tersebut perlu segera mendapat perhatian, mengingat waktu pembelajaran bagi kelas VI sangat terbatas, caranya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih aktif mengikuti pembelajaran, yaitu menerapkan metode pembelajaran Cooperative Script. Melui metode pembelajaran tersebut sangat dimungkinkan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, yang mana motivasi belajar tersebut secara langsung akan berdampak pada hasil belajar yang lebih baik.
Hipotesis Tindakan
- Melalui metode pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PPKn bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
- Melalui metode pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar PPKn bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian, dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada semester II Tahun Pelajaran 2018/2019, tepatnya mulai bulan Januari 2019 sampai dengan bulan Mei 2019. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan berjumlah 25 siswa (dua puluh lima).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data, adalah analisis perbandingan. Hal ini sesuai dengan bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Teknik perbandingan yaitu suatu teknik analisis data dengan membandingkan penilaian hasil belajar dan hasil observasi motivasi belajar, sebelum tindakan dilakukan dengan hasil stelah dilakukan tindakan, analisis perbandingan ini dilakukan sejak dilakukan tindakan I (siklus I) sampai tindakan berakhir, sebagai bahan refleksi untuk tindakan berikutnya.
Indikator Keberhasilan
Indikator hasil belajar pengetahuan PPKN ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran PPKN Kelas VI SD Negeri SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai ≥ 70, dan seluruh siswa dinyatakan tuntas, selain itu nilai motivasi belajar siswa yang dicapai rata-rata lebih dari 85%.
Prosedur Kerja
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap kondisi dimana teori pembelajaran dilakukan (Madya, 2004: 87). Sesuai dengan pengertian PTK tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar PPKN siswa klas VI SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 setelah dilakukan pembelajaran cooperative script.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Prasiklus
Pada kegiatan prasiklus, motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PPKn. Hal ini terlihat dari rata-rata jumlah motivasi belajar siswa sebanyak 11 siswa (44%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa masih belum termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Tidak termotivasinya siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kegiatan prasiklus ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang dirasa kurang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar, keberanian siswa memgemukakan pendapat, tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas, kurang mempunyai inisiatif, kurang berani untuk bertanya, dan siswa tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu sangat tepat bila diambil tindakan yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang berbeda.
Demikian dengan hasil belajar, melalui metode ceramah hasil belajar siswa cenderung sangat kurang, dari 25 siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar baru 12 siswa (48%), sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mencapai 13 (52%), sehingga boleh dikatakan bahwa sebagian siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 68,64. dilihat dari keberhasilan kelas, pelaksanaan pembelajaran belum berhasil mencapai Nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70.
Siklus I
Setelah dilakukan tindakan berupa metode pembelajaran cooperative script, terjadi perubahan motivasi belajar siswa, dimana siswa yang termotivasi mulai bertambah, hal ini dapat terlihat dari jumlah motivasi belajar siswa per indikator, dimana rata-rata jumlah motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PPKn sebanyak 17 siswa (68%). Demikian pula ditinjau dari hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat. Dari 25 siswa 19 siswa atau sebesar 76% telah mencapai ketuntasan, sedangkan 6 siswa (24%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa melalui metode pembelajaran cooperative script secara individu motivasi belajar siswa dan hasil belajar siwa dapat meningkat, demikian pula dengan rata-rata kelas telah mengalami peningkatan, walaupun peningkatan tersebut belum dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Siklus II
Setelah dilakukan tindakan ke II, motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran terlihat meningkat menjadi 23,00 siswa (92%). Demikian pula ditinjau dari hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat. Dari 25 siswa keseluruhan telah mencapai ketuntasan (100%). Sedangkan dari segi ketuntasan belajar dan rata rata kelas, jumlah siswa yang tuntas semakin bertambah hingga seluruh siswa mencapai ketuntasan. Sedangkan rata-rata kelas mencapai 82,28, hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar.
Perbandingan Motivasi belajar
Perbandingan motivasi belajar siswa dari prasiklus dengan siklus I dan dari siklus I dengan siklus II, perbandingan hasil belajar prasiklus dengan siklus I, siklus I dengan siklus II, dan prasiklus dengan siklus II adalah sebagai berikut. Perbandingan motivasi belajar prasiklus dengan siklus I dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, motivasi belajar siswa meningkat menjadi 68% (peningkatan sebesar 24% dari nilai rata-rata 44%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran cooperative script, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator. Indikator yang peningkatannya paling besar terlihat pada keaktifan dalam mengikuti pembelajaran.
Perbandingan motivasi belajar siswa dari siklus I dengan siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, motivasi belajar siswa meningkat menjadi 92% (peningkatan sebesar 24% dari nilai rata-rata 68%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran cooperative script, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator. Perbandingan motivasi belajar siswa dari prasiklus dengan siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, motivasi belajar siswa meningkat menjadi 92% (peningkatan sebesar 48% dari nilai rata-rata 44%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran cooperative script, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator.
Perbandingan Hasil Belajar PPKN
Perbandingan skor hasil belajar PPKN memberikan gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I, siklus I kesiklus II, dan dari prasiklus ke siklus II, perbandingan masing-masing siklus adalah sebagai berikut. Perbandingan skor hasil belajar PPKN memberikan gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa yang dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa melalui metode pembelajaran cooperative script pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 68,64 menjadi 73,88, meningkatnya jumlah ketuntasan belajar dari 12 siswa menjadi 19 siswa dan menurunnya jumlah siswa yang belum tuntas dari 13 siswa menjadi 6 siswa.
Perbandingan skor hasil belajar PPKN siklus I dengan siklus II dapat diketahui bahwa melalui metode pembelajaran cooperative script pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 73,88 menjadi 82,28, meningkatnya jumlah ketuntasan belajar dari 19 siswa menjadi 25 siswa dan menurunnya jumlah siswa yang belum tuntas dari 6 siswa menjadi 0 siswa. Perbandingan skor hasil belajar PPKN dari prasiklus dengan siklus II dapat diketahui bahwa melalui metode pembelajaran cooperative script pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 68,64 menjadi 82,28, meningkatnya jumlah ketuntasan belajar dari 12 siswa menjadi 25 siswa dan menurunnya jumlah siswa yang belum tuntas dari 13 siswa menjadi 0 siswa.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran Cooperative Script, dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar PPKn siswa di kelas VI Semester II SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo. Peningkatan motivasi belajar prasiklus sebesar 44,00%, setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, meningkat menjadi 68,00% (peningkatan sebesar 24,00%). Motivasi belajar siswa siklus I sebesar 68,00%, pada siklus II meningakt menjadi 92,00% (terjadi peningkatan sebesar 24,00%). Dengan demikian motivasi belajar sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan sebanyak 2 (dua) kali tindakan terjadi peningkatan motivasi belajar dari 44,00% menjadi 92,00% atau terjadi peningkatan sebesar 48,00%.
Hasil belajar PPKN di SD Negeri 1 Tarub Kecamatan Tawangharjo pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 68,64 dan jumlah ketuntasan sebanyak 12 siswa (48,00%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 73,88 dengan jumlah ketuntasan 19 siswa (76,00%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 5,24 dan jumlah ketuntasan meningkat 7 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 82,28 dan jumlah ketuntasan sebanyak 25 siswa (100,00%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 8,40 dan jumlah ketuntasan meningkat 6 siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Ittihad, Amin Zainul. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Madya, S. 2004, Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas. Jakarta
Soeharto, Karti. 2013. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Surabaya Intellectual Club.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.