PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIF

TIPE DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA POWER POINT

PADA SISWA KELAS VIII.C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

KABUPATEN DEMAK SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Wahyuningtyas Dwi Margiyani

SMP Negeri 1 Karangawen Demak

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses penerapan model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning pada mata pelajaran IPA tentang sistem peredaran darah manusia pada peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 ? Tujuan penelitian tindakan kelas ini terdiri atas : (1). Mendeskripsikan proses pembelajaran peserta didik pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia melalui model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning dengan media power point pada peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019, (2). Mendeskripsikan hasil peningkatan belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia melalui model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning dengan media power point pada peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019, (3). Mendeskripsikan perubahan perilaku peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dalam pembelajaran IPA setelah mendapat pembelajaran menggunakan model konstruktif tipe discovey learning dengan menggunakan media gambar dan power point. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2018/2019 pada pelajaran IPA tentang sistem peredaran darah manusia, penulis dapat menarik suatu simpulan sebagai berikut. (1). Dengan penerapan penggunaan penerapan pendekatan pembelajaran konstruktif tipe discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas VIII.C SMPN 1 Karangawen Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 dalam pembelajaran IPA tentang sistem peredaran darah manusia. (2). Dengan menggunakan media gambar dan powerpoint tentang materi sistem peredaran darah manusia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA khususnya materi sistem peredaran darah manusia. (3). Dengan pendekatan konstruktif tipe discovery learning dapat merubah perilaku peserta didik dan dapat meningkat melalui aktivitas-aktivitas : a). Pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab. b). Pengaktifan peserta didik dalam tanya jawab. c). Pengaktifan peserta didik dalam berdiskusi. d). Pemanfaatan alat peraga yang memadai.e) Penerapan metode kontruktif tipe discovery learning. (4). Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut : (a). Prasiklus peserta didik yang tuntas sebanyak 14 peserta didik dan yang belum tuntas sebanyak 18 peserta didik. (b). Perbaikan siklus I peserta didik yang tuntas mencapai 24 peserta didik dan yang belum tuntas mencapai 8 peserta didik. (c). Perbaikan siklus II peserta didik yang tuntas mencapai 31 peserta didik dari 32 peserta didik. (d). Ketuntasan klaksikal yang tercapai pada siklus I sebesar 75,00% dan siklus II sebesar 96,88%.

Kata kunci : hasil belajar, konstruktive Discovery Learning, Metode Power Point

 

 

PENDAHULUAN

Keberhasilan belajar khususnya pembelajaran IPA dapat diukur dari keberhasilan peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan ini dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, dan prestasi belajar. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi maka prestasi belajar semakin meningkat sehingga meningkatkan pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

Pada dasarnya pembelajaran aktif adalah suatu pendekatan yang mampu membangkitkan semangat peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran aktif yang dipakai untuk mengatasinya adalah dengan pendekatan konstruktif tipe discovery learning. Strategi pembelajaran discovery learning adalah pembelajaran dengan penemuan, dimana peserta didik didorong untuk belajar aktif, melakukan proses penguasaan konsep dan prinsip-prinsip. Dan pendidik mendorong peserta untuk memperoleh pangalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan konsep sendiri.

Dari hasil pengamatan pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak ditemukan kelemahan prestasi belajar IPA yang masih rendah. Fakta ini ditunjukan oleh nilai IPA pada materi sistem peredaran darah manusia hanya 14 peserta didik dari 32 peserta didik yang mendapat nilai diatas KKM, masih ada 18 peserta didik atau sekitar 56,25% yang belum tuntas. Itu artinya masih ada 18 peserta didik yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Selain faktor dari peserta didik faktor dari guru juga mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Pada kondisi awal (prasiklus) guru mengajar materi “Sistem peredaran darah manusia” di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak ini mengajar dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, serta contoh-contoh soal namun belum dilengkapi dengan dukungan media belajar yang sesuai.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: (1). Bagaimana proses penerapan model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning pada mata pelajaran IPA tentang sistem peredaran darah manusia pada peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 ? (2). Bagaimana hasil peningkatan yang diperoleh dalam pembelajaran mata pelajaran IPA tentang sistem peredaran darah manusia melalui pendekatan konstruktif tipe discovery learning dengan menggunakan media power point pada peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 ? (3). Bagaimana perubahan perilaku peserta didik dalam pembelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia setelah mendapat pembelajaran melalui model pembelajaran konstruktif discovery learning dengan media power point pada peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini terdiri atas : (1). Mendeskripsikan proses pembelajaran peserta didik pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia melalui model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning dengan media power point pada peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019, (2). Mendeskripsikan hasil peningkatan belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia melalui model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning dengan media power point pada peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019, (3). Mendeskripsikan perubahan perilaku peserta didik kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dalam pembelajaran IPA setelah mendapat pembelajaran menggunakan model konstruktif tipe discovey learning dengan menggunakan media gambar dan power point.

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis : Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mata pelajaran IPA dalam mendukung teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Manfaat Praktis ; (a). Bagi Guru : (1). Dapat memberikan masukan/ide kepada guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar (2). Dengan pendekatan konstruktif tipe discovery learning dapat membantu guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran (3). Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan pembelajaran yang efektif (4). Mendapatkan kesempatan untuk berperan dalam menyumbangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri. (b). Bagi Peserta didik : (1). Dapat meningkatkan keaktifan peserta didik mengikuti pembelajaran IPA. (2). Menyelesaikan kesulitan dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi sistem peredaran darah manusia. (3). Dapat meningkatan prestasi belajar pada pembelajaran IPA pada materi sistem peredaran darah manusia. (4). Adanya keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. (c). Bagi Sekolah : (1). Sebagai sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran IPA pada khususnya dan pembelajaran lain pada umumnya.(2). Meningkatkan prestasi pendidikan dan mutu sekolah (3). Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan proses pembelajaran di sekolah.

KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar peserta didik di sekolah dan lingkungan sekitarnya (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012 : 1). Menurut Sudjana (1996, dalam Asep Jihad dan Abdul haris, 2012 : 2), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada individu belajar.

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar berasal dari dua kata, yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil mengandung arti suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar (Purwanto, 2013: 44-45).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini ialah hasil belajar kognitif dan afektif peserta didik dalam pembelajaran matematika. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada penelitian ini adalah berupa tes dan non tes.

Indikator Hasil Belajar

Menurut Sudjana (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012 : 20-21) terdapat dua kriteria yang bersifat umum untuk mengetahui keberhasilan hasil belajar. Pertama, kriteria dari sudut prosesnya menekankan pada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga peserta didik sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Kedua,, kriteria dari hasilnya dari segi hasil atau produk yang dicapai oleh peserta didik.

Di samping kriteria-kriteria diatas, terdapat juga faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, yaitu faktor internal, faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, yang meliputi faktor jasmani dan psikologis, dan faktor eksternal, faktor yang ada di luar diri individu tersebut, yang meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Model Pembelajaran Konstruktif

Dasar pengembangan model pembelajaran konstruktif adalah dari gagasan Piaget dan Vigotsky, yang mengemukakan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi bila konsep-konsep telah dipahami sebelumnya, diolah melalui proses ketidakseimbangan dalam upaya mencari ataupun menemukan informasi baru. (Teori Vigotsky). Empat prinsip teori Vigotsky adalah: 1. Penekanan pada hakikat sosial dan pembelajaran peserta, yaitu peserta belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. 2. Model pemilikan konsep akan lebih baik jika konsep yang akan diajarkan tersebut berada pada zona perkembangan yang terdekat dengan peserta didik. 3. Pemagangan kognitif, dimana untuk meningkatkan hasil belajar, maka peserta yang belajar dalam suatu jenis pekerjaan tertentu dalam belajarnya didampingi oleh pekerja yang sudah berpengalaman, dengan tujuan menjadi model dan mampu memberikan umpan balik kepada peserta yang belajar. 4. Pemberian tugas yang komplek, sulit realistik, dimana peserta diberi bantuan untuk menyelesaikannya.

Metode Discovery Learning

Pembelajaran penemuan merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan konstruktivis modern. Pada pembelajaran penemuan, peserta didik didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong peserta didik agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.

Pembelajaran Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery learning, mulai dari strategi sampai dengan jalan dan hasil penemuan ditentukan oleh peserta didik sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Maier (Winddiharto:2004) yang menyatakan bahwa, apa yang ditemukan, jalan, atau proses semata-mata ditemukan oleh peserta didik sendiri.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning adalah suatu model pembelajaran untuk mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang diperoleh akan bertahan lama dalam ingatan, dan peserta didik tidak akan mudah melupakannya. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.

Peranan Guru dalam Pembelajaran Discovery Learning

Dahar (1989) mengemukakan beberapa peranan guru dalam pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut: (1). Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para peserta didik (2). Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para peserta didik untuk memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu dapat mengarah pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan, misalnya dengan menggunakan fakta-fakta yang berlawanan. (3). Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan simbolik. (4). Bila peserta didik memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan mengungkapkan terlebuh dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi ia hendaknya memberikan saran-saran bilamana diperlukan. Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat. (5). Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara garis besar tujuan belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-generalisasi dengan menemukan generalisai-generalisasi itu.

Media Power Point

Ada berbagai macam cara dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa, diantaranya adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengikuti perkembangan zaman dan juga tuntutan tujuan pembelajaran, guru dituntut kreatif dalam meningkatkan sarana proses pembelajaran salah satunya adalah penggunaan Microsoft powerpoint dalam pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA dengan metode discovery learning dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Dimana peserta didik didorong untuk belajar aktif melakukan proses penguasaan konsep dan prinsip-prinsip. Sehingga mendorong peserta didik untuk memperoleh pengalaman nyata dan melakukan percobaan sehingga mereka mampu menemukan konsep sendiri

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak Semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 32 peserta didik yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak.

Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu: (a). Pengamatan/Observasi dilaksanakan pada hari Senin, 12 September 2018 dan Selasa, 13 September 2018. (b). Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 19 September 2018, dan pertemuan kedua pada hari Selasa 20 September 2018 Tes evaluasi Siklus I dilaksanakan hari Senin, 26 September 2018 (c). Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 19 Oktober 2018, dan pertemuan kedua pada hari Selasa 20 Oktober 2018. Tes Evaluasi Siklus II dilaksanakan hari Senin, 26 Oktober 2018

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran guru dibantu teman sejawat yaitu guru mata pelajaran Matematika bernama Bapak Tri Prasetyo, S.Pd dan mendapat ijin atau dukungan dari kepala sekolah.

Indikator Keberhasilan

Terjadinya peningkatkan kemampuan kognitif serta hasil belajar siswa pada pokok materi sistem peredaran darah manusia pada kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak dengan penerapan model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning meningkat yaitu nilai rata-rata yang diperoleh 70 dan siswa yang mendapat 70 minimal 85% dari jumlah keseluruhan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak untuk kegiatan Prasiklus/pembelajaran awal dilaksanakan pada hari Senin 12 September 2018, dan Selasa, 13 September 2018. Dari 32 Siswa ternyata hanya 14 Siswa (43,75%) yang mampu mencapai nilai diatas KKM pada pelajaran IPA dengan materi sistem sistem peredaran darah manusia dengan nilai rata-rata kelas 66,25.

Dari analisis data evaluasi prasiklus yang diperoleh peserta didik, diketahui nilai rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Hasil tersebut masih dibawah rata-rata nilai yang diinginkan yaitu 70. Jumlah Siswa tuntas hanya 14 Siswa atau 43,75%. Dari hasil analisis tes prasiklus tersebut, maka perlu diadakan tindak lanjut yaitu perbaikan pembelajaran umtuk meningkatkan hasil belajar IPA pada pembelajaran sistem sistem peredaran darah manusia.

Deskripsi Siklus I

Dari analisa data evaluasi siklus I yang diperoleh peserta didik, nilai terendah Siswa adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 90. Jumlah Siswa tuntas hanya 24 Siswa atau 75,00% sedangkan masih ada 8 Siswa yang belum tuntas atau sekitar 25,00%. Dari hasil analisa siklus I tersebut, maka perlu diadakan tindak lanjut yaitu perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang sistem peredaran darah manusia.

Refleksi Siklus I

Dari hasil temuan pada perbaikan siklus I diketahui adanya peningkatan taraf seraf pada peserta didik. Dari 32 ada 24 Siswa (75,00%) yang mendapat nilai 70 ke atas, ini meningkat dari sebelum siklus I hanya 14 Siswa (43,75%). Ketuntasan yang dicapai baru 75,00% meskipun demikian sudah terjadi peningkatan meskipun masih ada 8 Siswa yang belum tuntas KKM.

Deskripsi siklus II

Dari analisa data evaluasi siklus II yang diperoleh Siswa, nilai terendah ada 1 Siswa yang mendapatkan nilai 60 dan nilai tertinggi adalah 100 ada 2 Siswa yang memperoleh nilai tertinggi ini. Nilai rata-rata kemampuan Siswa dalam menyelesaikan soal adalah 80,78 ini artinya rata-rata kelas sudah melebihi nilai KKM yang ditentukan sekolah. Jumlah Siswa tuntas 31 Siswa atau 96,88%.

Dari hasil analisa siklus II tersebut, maka tidak perlu diadakan tindak lanjut perbaikan pembelajaran pada pembelajaran sistem peredaran darah manusia.

Refleksi Siklus II

Dari hasil temuan pada perbaikan siklus II diketahui adanya peningkatan hasil belajar Siswa hal ini dapat dilihat dari data hasil evaluasi Siswa dari 31 Siswa 32 Siswa sudah mencapai KKM atau sekitar 96,88% taraf seraf pada Siswa.

Berdasarkan refleksi pada siklus II dan data hasil evaluasi maka pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning sudah berhasil mencapai target yang diinginkan, sehingga tidak perlu ada perbaikan pembelajaran.

Pembahasan dari setiap siklus

Siklus I

Pembelajaran pada siklus I masih banyak hal-hal yang belum dilaksanakan oleh guru secara optimal seperti metode mengajar yang kurang variatif. Pelaksanaan diskusi kelompok masing kurang menarik minat Siswa. Hal ini disebabkan kurang jelasnya penjelasan/instruksi guru kepada Siswa dalam menyelesaikan tugas.

Hasil analisis penilaian menunjukkan masih rendahnya pemahaman Siswa terhadap materi pembelajaran IPA pokok bahasan tentang sistem peredaran darah manusia. Meskipun demikian sudah terjadi peningkatan hasil belajar Siswa dari 32 Siswa yang mendapat nilai tuntas baru 24 Siswa dan 8 Siswa belum mencapai nilai tuntas.Kenaikan ini dikarenakan peneliti menerapkan model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning.

Siklus II

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II guru merancang pembelajaran dengan persiapan yang lebih matang. Alat peraga yang digunakan berupa media gambar sistem peredaran darah dan media power point serta guru menggunakan model pembelajaran konstruktif discovery learning pada proses belajar mengajar.

Analisis penilaian hasil lebih baik dari pada perbaikan pembelajaran siklus I. Keberhasilan pembelajaran ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran konstruktif tipe discovery learning, dan penugasan dalam diskusi. Dalam pembelajaran konstruktif tipe discovery learning, mulai dari strategi sampai dengan jalan dan hasil penemuan ditentukan oleh Siswa sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Maier (Winddiharto:2004) yang menyatakan bahwa, apa yang ditemukan, jalan, atau proses semata-mata ditemukan oleh Siswa sendiri.

Sebagai bukti bahwa pembelajaran itu berhasil adalah adanya hasil evaluasi yang mencapai nilai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Pada pembelajaran IPA ini 31 Siswa tuntas. Nilai rata-rata kelas mencapai 80,78. Hal ini terbukti dari perolehan tes formatif yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.

Simpulan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas VIII.C SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2018/2019 pada pelajaran IPA tentang sistem peredaran darah manusia, penulis dapat menarik suatu simpulan sebagai berikut. (1). Dengan penerapan penggunaan penerapan pendekatan pembelajaran konstruktif tipe discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas VIII.C SMPN 1 Karangawen Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 dalam pembelajaran IPA tentang sistem peredaran darah manusia. (2). Dengan menggunakan media gambar dan powerpoint tentang materi sistem peredaran darah manusia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA khususnya materi sistem peredaran darah manusia. (3). Dengan pendekatan konstruktif tipe discovery learning dapat merubah perilaku peserta didik dan dapat meningkat melalui aktivitas-aktivitas : a). Pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab. b). Pengaktifan peserta didik dalam tanya jawab. c). Pengaktifan peserta didik dalam berdiskusi. d). Pemanfaatan alat peraga yang memadai.e) Penerapan metode kontruktif tipe discovery learning. (4). Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut : (a). Prasiklus peserta didik yang tuntas sebanyak 14 peserta didik dan yang belum tuntas sebanyak 18 peserta didik. (b). Perbaikan siklus I peserta didik yang tuntas mencapai 24 peserta didik dan yang belum tuntas mencapai 8 peserta didik. (c). Perbaikan siklus II peserta didik yang tuntas mencapai 31 peserta didik dari 32 peserta didik. (d). Ketuntasan klaksikal yang tercapai pada siklus I sebesar 75,00% dan siklus II sebesar 96,88%.

Saran

Setelah menyimpulkan hasil dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, penulis juga tidak lupa memberikan beberapa saran kepada rekan-rekan khususnya guru mata pelajaran IPA, pihak sekolah, dan peneliti lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abu Muhammad Ibnu. 2008. Prestasi Belajar. http://spesialis- torch.com/ content/view/ 120/29/ http://spesialis-torch. com/ content/ view/120/29/

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Buzan, Tony. 2010. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia.

Gunautari. 2013. Sistem Peredaran Darah

https://ginautari.wordpress.com/2013/11/01/ catatan-ipa-smp-sistem-peredaran-darah pada-manusia/

Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ristya, W. 2007. Iklim Kelas dan Prestasi Belajar.

http://fai.elcom.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=112

Roestiyah.2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rohani, Ahmad. 2012. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2007: Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sugiarto. Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Soekowati, July Tri. 2006. Pengembangan Bahan Ajar Sains Biologi dengan Pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Tesis. Surabaya: UNIPA

Sudjana, Nana. 2010. Penelitian dan Peniliaian Pendidikan. Bandung, Sinar Baru Algensindo.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Renanda Media Goup.

Suryosubroto. 2012. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.