UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU

MELALUI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI BUMIREJO 2

KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK

Tuti Winarni

SD Negeri Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak

ABSTRAKSI

Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan. Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, serta menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Selain kinerja, motivasi guru dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya juga merupakan hal penting bagi upaya meningkatkan proses pembelajaran yang akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) subyek penelitiannya adalah guru dan kepala sekolah. Penelitian ini di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018. Dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, evaluasi dan refleksi. Pengumpulan data melalui pengamatan dan tes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini selain menggunakan obervasi juga menggunakan penilaian langsung. Hasil penelitian menerangkan bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat dilaksanakan secara efektif di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun 2017/2018, selain itu pelaksanaan supervisi kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun 2017/2018.

Kata Kunci : Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru.

 

PENDAHULUAN

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sector pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil tergantung pada banyak hal, terutama mutu gurunya (H. AR. Tilaar, 2000:104).

Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, serta menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, dan pemberian insentif yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik.

Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Malayau Hasibuan, 2002:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Tugas kepala sekolah selaku pemimpin adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu sendiri.

Selain kinerja, motivasi guru dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya juga merupakan hal penting bagi upaya meningkatkan proses pembelajaran yang akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Motivasi kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong semangat kerja (Pandji Anoraga,
2005:35). Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik.

Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk mendidik/mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar karena dorongan/motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan kinerjanya.

Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien” (Ibrahim Bafadal, 2004: 46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional (Made Pidarta, 2002:380).

Kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru, guru yang puas dengan pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat kinerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah, hal ini mengakibatkan kinerja guru menurun.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak ditemukan bahwa masih banyak kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah. Secara umum persoalan tersebut meliputi: kualitas supervisi dari kepala sekolah yang masih tergolong rendah. Padahal tujuan supervisi untuk membantu guru-guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan itu dengan membina serta mengembangkan metode-metode dan prosedur pengajaran yang lebih baik. Selain itu banyak guru kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap menurunnya produktivitas/kinerja guru. Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah untuk memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya.

Terkait dengan upaya peningkatan kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Demak selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja para guru melalui perhatian terhadap kegiatan-kegiatan supervisi kepala sekolah, perhatian terhadap kesejahteraan guru dan upaya meningkatkan motivasi kerja guru di Sekolah Dasar di Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Karena diketahui bahwa perhatian terhadap aspek-aspek tersebut sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja guru selama ini.

Supervisi kepala sekolah sebagai suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah diharapkan dapat membantu pencapaian tugas dan pekerjaan guru dan pegawai sekolah untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara efektif (M. Ngalim Purwanto, 2004:32). Selain itu melalui supervisi diharapkan dapat mengembangkan efektivitas kinerja guru dalam kaitannya dengan tugas-tugas utama pendidikan (Jones dalam Mulyasa, 2004: 155).

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru Melalui Supervisi Kepala Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018 ”.

KAJIAN PUSTAKA

Kinerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990:503) kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh lembaga administrasi negara (www.suaramerdeka.com.) merumuskan kinerja merupakan terjemahan bebas dari istilah Performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.

Menurut Henry Simamora (2001:327) kinerja adalah tingkat pencapaian standar pekerjaan. Sementara Hadari Nawawi (2005:235) menegaskan bahwa kinerja yang diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik / material maupun non material.

Menurut Hani Handoko (2000:86) memberikan pengertian kinerja sama dengan performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang berkenaan dengan profesi guru, Hani Handoko (2000:22) memberikan pengertian kinerja sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar-mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru di atas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas.

Motivasi

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong semangat kerja (Panji Anoraga, 2005:35). Menurut Malayu Hasibuan (2002:65), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.

Menurut G.R. Terry dalam Malayu Hasibuan (2002:145), motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Sedangkan menurut Moh. As’ad (2000: 45), otivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi merupakan pemberian atau penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama bekerja secara efektif dan terintegrasi dan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan. Motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang atau pegawai untuk melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi maupun tujuan individual.

Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang yang menyebabkan ia melakukan sesuatu tindakan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong pekerja melakukan usaha menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat tercapai suatu tujuan.

Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (M. Ngalim Purwanto, 2004:32). Sedangkan Jones dalam Mulyasa, E. (2004:155), supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan tugas-tugas utama pendidikan.

Menurut Carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Peid Sahertian, 2000:17). Supervisi merupakan aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan uraian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : (1). Pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen tahun pelajaran 2017/2018 dapat di laksanakan dengan baik. (2). Pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen tahun pelajaran 2017/2018.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia/Tim Penguatan Kepala Sekolah di Lorin Solo, 2011).

Penelitian tindakan sekolah merupakan penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008:11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan ini ialah pendekatan kualitatif. Artinya penelitian ini dilakukan karena ditemukan permasalahan rendahnya motivasi dan kinerja guru. Permasalahan ini ditindaklanjuti dengan cara melaksanakan supervise kepala sekolah. Kegiatan tersebut diamati kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali pada siklus-siklus berikutnya.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan model Stephen Kemmis dan Mc. Taggart (1988) yang diadopsi oleh Syamsuddin dan Damaianti, 2006: 203-206) yang kemudian diadaptasikan dalam penelitian ini. Model ini menggunakan sistem empat komponen
penelitian yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar pemecahan masalah. Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan; 3) Pengamatan; dan 4) Refleksi.

SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Sumber Data

Sumber data primer dari guru yang menjadi subyek penelitian, sedangkan data sekunder didapatkan dari hasil pengamatan oleh observer. Dalam penelitian ini diperoleh data kualitatif dengan instrument terdiri dari : angket dan lembar pengamatan /jurnal harian.

Observasi

Sutopo, (2006: 76) Observasi berperan partisipasif dilakukan peneliti untuk mengamati dan menggali informasi mengenahi perilaku dan kondisi dan lingkungan peneliti menurut kondisi sesungguhnya. saat penelitian berlangsung maupun sesudahnya. Obseravasi partisipasif yang dilakukan peneliti saat penelitian berlangsung maupun sesudahnya. Observasi dilakukan sebelum, saat, dan sesudah penelitian terutama untuk mengamati kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas.

Wawancara

Syamsudin dan Damaianti (2006: 239), pengumpulan data untuk PTS, kecuali melalui observasi juga dengan melakukan wawancara. Orang-orang yang diwawancarai adalah guru, siswa dan wali murid. Wawancara ini dilakukan sebelum dan sesudah penelitian..

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengumpulan hasil angket dan merekap catatan jurnal hasil pengamatan terhadap peningkatan kompetensi guru setiap kegiatan supervisi terjadwal dan pembinaan. Selanjutnya data yang sudah dikumpulkan, dianalisis sederhana dengan membandingkan hasil setiap tahapan pembinaan dengan tabel atau diagram yang menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru merumuskan silabus.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah guru-guru di SDN Bumirejo 2, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak yang berjumlah 10 orang, yang terdiri dari laki-laki 3 orang dan perempuan 7 orang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei pada semester II tahun pelajaran 2017/2018.

DISKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal (Pra Siklus)

Dalam penelitian ini sebelum dilakukan tindakan, peneliti perlu terlebih dahulu mengetahui kondisi awal yang ada terkait dengan penilaian terhadap motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun 2017/2018.

Berdasarkan penilaian motivasi pada kondisi awal (pra siklus) dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian motivasi yang cukup baik ada 7 orang atau mencapai 70% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian motivasi yang kurang baik terdapat 3 guru atau 30% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian motivasi guru pada kondisi awal (pra siklus) menunjukkan nilai 30 atau masuk dalam kategori kurang baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018 sebelum adanya tindakan supervis kepala sekolah masih sangat rendah.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kondisi awal terkait dengan penilaian motivasi guru yang masih rendah, maka perlu mendapatkan tindakan untuk dapat meningkatkan motivasi guru. Salah satu upaya yang diterapkan di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018 yaitu dengan melaksanakan supervisi kepala sekolah.

Siklus I

Dalam siklus I dilaksanakan sebagai bentuk upaya untuk dapat mengatasi masalah rendahnya motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018. Dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah pada siklus I dilakukan dengan menggunakan teknik supervisi perorangan seperti : 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antar kelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13) pertemuan guru.

Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah setiap saat pada kelas-kelas terkait motivasi dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan supervisi juga dilakukan dengan melakukan diskusi dan memberikan arahan kepada guru terkait dengan permasalahan yang dijumpai pada saat supervisi. Seperti ada kelas yang terlihat sangat ramai dan gaduh. Pada saat itu pula kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru untuk mengatasinya. Selain itu juga apabila terdapat kelas yang ditinggalkan oleh gurunya kepala sekolah juga harus mengarahkan kepada guru piket untuk segera mengatasinya.

Dari hasil pelaksanaan supervisi kepala sekolah tersebut diharapkan kepala sekolah akan dapat melakukan penilaian atau evaluasi terhadap motivasi dan kinerja guru yang sesungguhnya. Supervisi dilakukan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Dalam setiap pelaksanaan supervisi kepala sekolah memberikan penilaian terhadap aspek motivasi dan kinerja sesuai dengan yang telah direncanakan untuk mengetahui penilaian motivasi dan kinerja setiap guru dalam proses pembelajaran.

Dengan adanya pelaksanaan supervisi pada siklus I dalam penelitian ini, dapat diketahui hasil observasi kepala sekolah terhadap hasil penilaian motivasi dan kinerja guru pada siklus I.

Berdasarkan penilaian motivasi pada siklus I dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian motivasi yang cukup baik ada 6 orang atau mencapai 60% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian motivasi yang baik terdapat 4 guru atau 40% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian motivasi guru pada sklus I menunjukkan nilai 60 atau masuk dalam kategori cukup baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018 pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak yang dilakukan dengan supervisi perorangan maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi kerja guru. Terbukti terdapat peningkatan motivasi guru yang dilihat dari penilaian rata-rata motivasi guru semula pada kondisi pra siklus menunjukkan rata-rata penilaian yang kurang baik meningkat menjadi cukup baik.

Meskipun demikian peningkatan motivasi guru setelah dilaksanakn supervisi kepala sekolah pada siklus I belum mampu mencapai target peningkatan motivasi kerja guru sesuai yang ditetapkan yaitu 90% guru mempunyai penilaian motivasi yang baik. Untuk itu dalam pelaksanaan siklus I ini perlu dilakukan evaluasi dan refleksi.

Sementera itu dengan adanya pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang telah dilakukan pada siklus I dapat menunjukkan peningkatan kinerja guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun 2017/2018.

Berdasarkan penilaian kinerja guru pada siklus I dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian kinerja yang cukup baik ada 6 orang atau mencapai 60% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian kinerja yang baik terdapat 4 guru atau 40% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat diketahui bahwa rata-rata penilaian kinerja guru pada siklus I menunjukkan nilai 60 atau masuk dalam kategori cukup baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kinerja guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya supervisi kepala sekolah. Dari yang semula mempunyai rata-rata penilaian 30 meningkat menjadi 60.

Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan siklus I pada penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Dimana semula motivasi guru rata-rata termasuk dalam penilaian kurang baik meningkat menjadi cukup baik dengan penilaian rata-rata semula 30 meningkat menjadi 60. Sedangkan untuk kinerja guru yang semula rata-rata penilaian kurang baik meningkat menjadi rata-rata mempunyai penilaian cukup baik dengan skor rata-rata yang semula 30 meningkat menjadi 60. Meskipun demikian peningkatan motivasi dan kinerja guru pada siklus ini belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 70% guru mempunyai penilaian motivasi dan kinerja yang baik.

Dari hasil pelaksanaan supervisi kepala sekolah pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki agar mampu menghasilkan aktivitas supervisi kepala sekolah yang efektif. Dimana dalam pelaksanaan supervisi pada siklus I belum dilaksanakan secara matang mengingat perencanaan yang dilakukan masih terbatas pada perencanaan yang sederhana. Perencanaan kegiatan supervisi yang dilaksanakan pada siklus I belum dilakukan secara trstruktur dengan baik. Selain itu kurangnya koordinasi antara kepala sekolah dengan guru dalam pelaksanaan supervisi. Kepala sekolah kurang dapat memanfaatkan fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah guna mendukung kegiatan supervisi.

Sebagai bentuk refleksi dalam penelitian ini, masih dibutuhkan perencanaan yang lebih matang untuk menghasilkan supervisi kepala sekolah yang lebih efektif. Selain itu diperlukan adanya koordinasi antara kepala sekolah dengan guru guna meningkatkan efektifitas pelaksanaan supervisi ini. Untuk itu dalam pelaksanaan supervisi ini perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Dalam siklus II dilaksanakan sebagai bentuk refleksi dari pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang telah dilakukan pada siklus I dalam rangka meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018. Dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah pada siklus II pada dasarnya sama dengan apa yang telah dilaksanakan pada siklus I dengan menggunakan teknik supervisi perorangan seperti : 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antar kelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13) pertemuan guru.

Meskipun demikian dalam pelaksanaan supervisi pada siklus II ini dilakukan perencanaan yang lebih matang dengan melibatkan guru dan melakukan koordinasi antara kepala sekolah dengan guru dalam rangka upaya meningkatkan motivasi dan kinerja guru. Kepala sekolah lebih serius dalam melakukan kegiatan supervisi. Kepala sekolah secara rutin melakukan kunjungan ke masing-masing kelas, melakukan diskusi dengan guru kelas, menanyakan tentang keadaan dan perkembangan kelas yang diasuh masing-masing guru, kepala sekolah juga melibatkan guru-guru dalam aktivitas diluar kelas, dan kepala sekolah juga memberikan kesempatan kepada guru untuk berupaya mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar. Kepala sekolah juga memberikan arahan kepada setiap guru untuk memanfaatkan segala fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah guna mendukung proses belajar yang lebih baik.

Dalam pelaksanaan supervisi pada siklus II ini, kepala sekolah juga menanyakan kepada anak didik dan wali murid tentang kondisi belajar yang ada di kelas masing-masing, selain itu kepala sekolah juga selalu berupaya untuk memberikan dukungan baik fisik maupun mental terhadap semua guru maupun peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kepala sekolah selalu memberikan kesempatan kepada para guru untuk menyempaikan aspirasi atau pendapatnya dalam upaya mengembangkan proses belajar di sekolah.

Dengan adanya kegiatan supervisi pada siklus II ini, maka dapat diketahui hasil penilaian terhadap motivasi dan kinerja guru di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun 2017/2018.

Berdasarkan penilaian motivasi pada siklus II dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian motivasi yang cukup baik ada 2 orang atau 20% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian motivasi yang baik terdapat 8 guru atau 80% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian motivasi guru pada siklus II menunjukkan nilai 80 atau masuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018 pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang dilakukan secara lebik terstruktur terbukti dapat meningkatkan motivasi guru di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Dengan hasil penelitian ini terbukti bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan motivasi guru, kondisi ini dapat dilihat dari penilaian rata-rata motivasi guru semula pada kondisi siklus I menunjukkan rata-rata penilaian yang cukup baik meningkat menjadi baik dan yang semula mempunyai rata-rata penilaian 60 meningkat menjadi 80.

Dari hasil pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang telah dilakukan pada siklus II menunjukkan bahwa terdapat 8 guru atau 80% dari seluruh guru yang diamati dalam penelitian yang sudah mampu menunjukkan motivasi yang baik. Dengan demikian dapat diketahu bahwa target pencapaian dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sudah tercapai. Dimana lebih dari 70% guru telah mampu mendapatkan penilaian motivasi yang baik.

Sementera itu dengan adanya pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang telah dilakukan pada siklus II juga menunjukkan peningkatan kinerja guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun 2017/2018.

Berdasarkan penilaian kinerja guru pada siklus II dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian kinerja yang cukup baik ada 2 orang atau mencapai 20% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian kinerja yang baik terdapat 8 guru atau 80% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian kinerja guru pada siklus II menunjukkan nilai 80 atau masuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kinerja guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya supervisi kepala sekolah yang dilakukan lebih terstruktur pada siklus II ini. Peningkatan penilaian kinerja guru dapat dilihat dari yang semula mempunyai rata-rata penilaian 60 meningkat menjadi 80.

Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan siklus II pada penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Dimana semula motivasi guru rata-rata pada siklus II ini telah menunjukkan penilaian yang baik. Sementarai itu kinerja guru dalam siklus II ini juga menunjukkan peningkatan yang cukp signifikan dimana dari hasil penilaian kinerja guru pada siklusII ini menunjukkan bahwa penilaian kinerja guru menunjukkan penilaian yang baik.

Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekilah yang dilaksanakan secara terencana dan terstruktur akan dapat menghasilkan proses supervisi yang lebih baik. Hal ini terbukti bahwa dengan perencanaan yang lebih matang dan pelaksanaan yang lebih terintergrasi antara guru dan pihak-pihak lain yang terkait dengan segala aktivitas yang ada di sekolah baik di dalam kelas maupun diluar kelas akan dapat menghasilkan proses supervisi yang baik. Dengan proses supervisi yang baik mampu meningkatkan motivasi dan kinerja guru. Dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan pada siklus II ini terbukti mampu meningkatkan motivasi guru dan kinerja guru yang baik. Dimana dengan pelaksanaan supervisi tersebut telah tercapai target pencapaian tindakan dimaka lebih dari 70% guru telah menunjukkan motivasi dan kinerja yang baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1). Pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat dilaksanakan secara efektif di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun 2017/2018. (2). Pelaksanaan supervisi kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Bumirejo 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun 2017/2018. (3). Pelaksanaan supervisi kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Bumirejo 2 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun 2017/2018.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1). Pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat selalu dilaksanakan dalam rangka meningkatkan motivasi dan kinerja guru. (2). Supervisi kepala sekolah hendaknya dilaksanakan dengan perencanaan yang baik sehingga pelaksanaan supervisi kepala sekolah tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan mampu mencapai tujuan supervisi yang telah direcanakan. Perlunya dukungan akan kesadaran kepala sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai pusat pengendalian kualitas pembelajaran di sekolah yang dapat dilaksanakan dengan pelaksanaan supervisi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sanusi (1991) Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan, Bandung, IKIP Bandung.

Amitai, Etzioni (1969) The Semiprofesion and Their Organization, Teacher Nurses and Social        Workers,New York:Free Press.h.v.

Cece Wijaya, Tabrani R (1994).Kemampuan dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya.

Djaman Satori dkk. (2007) Profesi Keguruan, Jakarta, Universitas Terbuka.

Dimyati dan Mudjiano (2006) Belajar dan Pembelajaran Jakarta, Pt.Rineka Cipta.

Ella Yulaelawati (2004) Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung, Pakar Raya.

E.Mulyasa (2008) Menjadi Guru Profesional, Bandung PT Remaja Rosdakarya.

Hopkins, David (1993) A Teacher’s Guide to Classroom Research, Philadelphia, Open University Press.

H Nawawi, (1988) Administrasi Pendidikan Indonesia, Jakarta, Mas Agung.

Nana Sudjana (2008) Supervisi Akademik, Jakarta, LPP Binamirta.

Nana Sudjana (2008) Kompetensi Pengawas Sekolah,Jakarta, LPP Binamirta.

Ngalim Purwanto(1999) Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta, Remaja Rosda Karya.

Suharsini Arikunto dkk (2004) Dasar-dasar Supervisis. Jakarta, Rineka CiptaYudhi Munadi (2008) Media Pembelajaran, Jakarta, Gaung Perkasa.