PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT PENAFASAN MANUSIA

MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI SISWA KELAS V SEMESTER 1

SDN 1 SINGGET KECAMATAN JATI KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sutiyono

SDN 1 Singget, Jati, Blora

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi alat pernafasan manusia melalui media gambar. Pada kelas V di SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora tahun pelajaran 2016/2017, jumah siswa 29 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran bahwa pada pra siklus nilai terendah 40, nilai tertinggi 80, dan nilai rata-rata kelas adalah 60, sedangkan ketuntasan belajar adalah 34%. Pada siklus 1 nilai terendah 60, nilai tertinggi 90, dan nilai rata-rata kelas 73, sedangkan ketuntasan belajar 76%. Kemudian pada siklus 2 nilai terendah 70, nilai tertinggi 90, dan nilai rata-rata kelas naik menjadi 77 dan ketuntasan belajar mencapai 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar terhadap mata pelajaran IPA materi alat pernafasan manusia siswa kelas V semester 1 SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora dengan menggunakan media gambar.

Kata-kata kunci: peningkatan hasil belajar dan media gambar.

 

LATAR BELAKANG

Masalah utama pada pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Sementara perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang pesat saat ini membuat penguasaan pengetahuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat perlu untuk dipahami dan dikuasai dengan baik oleh siswa. Dewasa ini dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah lazim berpikir cepat, logis, serta mempergunakan teknologi yang lebih cepat dan praktis untuk memudahkan menyelesaikan pekerjaan.

Pembelajaran IPA terfokus pada guru, sehingga siswa cenderung pasif. Guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu masih terdapat metode konvensional yang diterapkan, membuat suasana pembelajaran di kelas monoton. Metode pembelajaran yang sering dilaksanakan, biasanya ceramah, guru yang menjelaskan materi pembelajaran.

Untuk menjelaskan IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat tidak mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA tersebut. Menurut H. W. Fowler: “IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund: “IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”. Dalam definisi ini IPA mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai suatu proses untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dari definisi tersebut syarat-syarat IPA adalah obyektif, sistematik, mengandung metode tertentu yaitu metode ilmiah.

Betapa pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran untuk memperoleh prestasi yang baik dalam kehidupan bermasyarakat yang dipenuhi dengan munculnya teknologi-tenologi modern. Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh peran serta guru.

Permasalahan tentang rendahnya hasil belajar IPA juga terjadi pada siswa kelas V SDN 1 Singget, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Berdasarkan pengamatan pada proses pembelajaran, diperoleh data mengenai hasil belajar yang rendah. Rendahnya hasil belajar ini dilihat dari hasil perolehan nilai Tes Kendali Mutu (TKM) untuk mata pelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernafasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan, semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah yaitu sekitar 34%. Dari 29 siswa yang tuntas hanya 10 siswa. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tindakan kelas. Dengan melakukan perbaikan, melalui penelitian tindakan kelas, penulis mengharapkan dapat memperbaiki hasil belajar mencapai KKM hingga 100%.

Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas V semester 1 SDN 1 Singget, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, pada mata pelaaran IPA dengan kompetensi dasar (KD) Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernafasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan. Telah ditemukan beberapa masalah yang dialami siswa antara lain: a) Hasil belajar masih renda; b) Siswa kurang respon terhadap penjelasan guru; c) Aktivitas siswa dalam pembelajaran rendah; d) Siswa sulit bekerja dalam kelompok; dan e) Pemahaman materi siswa terhadap materi pelajaran masih rendah

Sedangkan setelah dianalisis ada beberapa permasalahan yang ada pada guru antara lain: a) Guru menyajikan pembelajaran kurang menarik; b) Guru menggunakan metode yang kurang tepat; c) Guru menyampaikan pembelajaran menggunakan bahasa yangkurang komunikatif; d) Guru tidak terbiasa melatih anak bekerja dalam kelompok; dan e) Guru belum menggunakan alat peraga.

Untuk memecahkan beberapa permasalahan yang timbul tersebut, maka penulis perlu melakukan tindakan yaitu dengan melakukan pembelajaran menggunakan media gambar dan menjelaskannya, diharapkan dapat maningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernafasan mansia.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merencanakan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), agar hasil belajar yang dilaksanakan mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan. Adapun masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah “Apakah media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernafasan manusia pada siswa kelas V semester 1 di SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora tahun pelajaran 2016/2017?”.

TUJUAN PENELTIAN

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan penulis untuk beberapa tujuan diantaranya adalah:

1.   Tujuan umum:

a.   Untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernafasan manusia.

b.   Untuk mencari model pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami.

2.   Tujuan khusus

Untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia melalui media gambar untuk siswa kelas V semester 1 SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2016/2017.

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan penulis sangat besar manfaatnya, baik manfat teoritis mapun manfaat praktis, antara lain:

1.   Manfaat Teoritis

Untuk mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang peningkatan hasil belajar IPA materi alat pernafasan manusia melalui media gambar siswa kelas V SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2016/2017.

2.   Manfaat Praktis

2.1.   Manfaat praktis bagi siswa:

a.     Meningkatkan hasil belajar

b.     Meningkatkan rasa percaya diri siswa

c.     Menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran IPA

d.     Meningkatkan kerja sama dalam kelompok

2.2.   Manfaat praktis bagi guru:

a.     Membantu guru memperbaiki pelajaran

b.     Membantu guru berkembang secara profesional

c.     Meningkatkan rasa percaya diri

d.     Menambah wawasan dalam penggunaan alat peraga

2.3.   Manfaat praktis bagi sekolah

a.     Meningkatkan kualitas pendidikan

b.     Pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan

c.     Menumbuhkan kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah

2.4.   Manfaat praktis bagi perpustakaan

a.     Menambah koleksi buku perpustakaan sekolah.

b.     Sebagai referensi penyusunan PTK berikutnya.

 

 

LANDASAN TEORITIS

Kajian Pustaka

Hakikat Hasil Belajar

Slameto (1995:2) mengemukakan, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Muhibin Syah (2006:65-66) mengutip pendapat seorang ahli psikolog bernama Wittig (1981) dalam bukunya psycology of learning mendefinisikan belajar sebagai: “any relativey permanent change in an organism`s behavioral repertaire that occurs as aresult of experience, artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991:121) pengertian belajar jika dilihat secara psikologi adalah suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tungkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sardiman (2006: 20-21) mengemukakan, “Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”.

Dari pemaparan para ahli tentang makna belajar di atas, dapat dikatakan pengertian dan pemahaman seseorang tentang sesuatu (secara ilmiah) pastilah didapatkan melalui belajar dengan ulet dan sungguh-sungguh. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “pemahaman pengetahuan”. Selanjutkan ada yang mendefinisikan “belajar adalah berubah”.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, serta penyesuaian diri.

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa angka atau huruf. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.

Menurut Sudjana (2001), “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembukian tinkah laku seseorang”. Selanjutnya menurut Slameto (dalam Emarita, 2001) meyatakan: “Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri”.

Hasil belajar merupakan ketercapaian dari proses kegiatan belajar. Hasil belajar adalah perubahan dari peserta didik yang mencakup ranah koknitif, afektif dan psikomotor. Banyak pendapat-pendapat dari para tokoh ahli yang mendefinisikan kaitannya dengan belajar.

Menurut Waridjan menyebukan bahwa hasil belajar dalam tiga ranah yaitu koknitif, afektif dan psokimotor harus seimbang. Belajar tentu harus memberikan perbedaan, dari yang sebelum belajar dan setelah belajar. Jadi hasil belajar, harus mencakup tiga ranah tersebut secara seimbang dan jika tidak seimbang maka akan menjadikan tidak utuhnya hail belajar.

Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Hamalik (2002) menaytakan bahwa “Perubahan disini dapat diartikan terjadina peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”.

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh diadakannya evaluasi. Mulyasa (2007) menyatakan bahwa “Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan unuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi”. Hasil belajar ditunjukkan dengan prestasi belajar yang merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

Dari proses belajar diharapkan siswa memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.

Menurut Muhibbin Syah (2006: 145) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: a) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakekat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry). Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik pusat hakikat belajar pengetahuan, pemahaman wujud dalam bentuk pemberian makna oleh siswa kepada pengalaman melalui berbagai ketrampilan kognitif didalam mengolah informasi yang diperolehnya melalui alat indera.

Menurut Heinich dkk. (1996) media (jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala yang membawa informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima informasi. Contohnya adalah gambar, film, televisi, diagram, materi pembelajaran, komputer, dan instruktur.

Menurut Schramm, klasifikasi-klasifikasi media ada dua jenis, yaitu media sederhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih (radio, film, televisi, komputer). Jadi gambar merupakan media visual sederhana.

Dalam laporan ini, penulis dalam melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan media gambar untuk memperjelas pemahaman siswa.

Keunggulan media gambar adalah: a) Dapat menerjemahkan ide/gagasan abstrak menjadi konkret; b) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, dan surat kabar; c) Mudah menggunakannya; d) Tidak mahal, dan dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran.

Sedangkan kelemahannnya adalah: a) Ukuran gambar terkadang kurang relevan dengan materi; b) Sulit untuk mendapatkan gambar yang sesuai; c) Kendala ganguan prasarana.

Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar, hasil belajar maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar IPA adalah merupakan tolak ukur tau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran IPA setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

Media Gambar

Secara harfiah kata “media” berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk mencapai sesuatu. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinikan media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

Sedangkan Education Association (NEA) dalam Bahan Ajar Cetak Pengembangan Pendidikan oleh Ruminiati mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.

Lebih jelas lagi Koyo K dan Zulkarimen Nst (1983) dalam Bahan Ajar Cetak Pengembangan Pendidikan oleh Rumini mendefinisikan media sebagai berikut: “Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya”.

Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat tejadi proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara efektif memunkinkan siswa dapat belajar lebuh baik dan dapat meningkatkan performen mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Beberapa fungsi dari media pembelajaran antara lain: a) Sebagai komponen yang mempermudah/memperjelas materi ajar; b) Membuat pembelajaan menjadi menarik; c) Membuat pembelajaran lebih realistis/obyektif; d) Dapat menjangkau sasaran yang lebih luas; e) Menghilangkan verbailsme yang hanya bersifat kata-kata.

Kelebihan Media Gambar antara lain: a) Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis, menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media ferbal semata; b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; c) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita; d) Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman; e) Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Kerangka Berfikir

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum menggunakan media gambar, maka hasil belajar siswa masih rendah. Supaya hasil belajar siswa dapat meningkat, guru perlu melaksanakan tindakan dengan menggunakan media gambar.

Siklus 1 guru menerapkan penggunaan media gambar alat pernafasan manusia secara klasikal (kelompok besar). Pada siklus 2 guru menerapkan penggunaan media gambar alat pernafasan manusia secara kelompok kecil.

Dari siklus 1 ke siklus 2 diharapkan hasil belajar IPA materi alat pernafasan manusia melalui media gambar siswa kelas V SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora tahun pelajaran 2016/2017 dapat meningkat. Diduga melalui media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernafasan manusia siswa kelas V SDN 1 Singget Kecamatan Jat Kabuaten Blora tahun pelajaran 2016/2017.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang diuraikan di atas, diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: melalui media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernafasan manusia siswa kelas V semester 1 SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaen Blora tahun pelajaran 2016/2017.

METODOLOGI PENELITIAN

            Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2016/2017 semester 1 di kelas V SDN 1 Singget Kecamatan Jati dengan jumah siswa 29 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan nontes. Teknik nontes dilaksanakan dengan melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dengan alat lembar observasi. Sedangkan teknik tes dilakukan dengan mengadakan ulangan harian pada akhir siklus dengan memberikan butir-butir soal. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Indikator keberhasilan penelitian ditetapkan apabila 80% siswa mampu tuntas belajar pada kondisi akhir.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi kondisi awal

Setelah pembelajaran dilaksanakan hari Kamis, 04 Agustus 2016 kemudian dilakukan tes formatif. Dari 29 siswa yang telah menguasai materi mencapai KKM 34% dan nilai rata-ratanya hanya 60. KKM yang telah ditentukan adalah 70. Maka perlu diadakan perbaikan pada pembelajaran berikutnya yaitu pada siklus 1.

Berikut ini akan penulis uraikan secara singkat dan sederhana tentang hasil-hasil perbaikan yang telah dilaksanakan mulai dari pra siklus, siklus 1, sampai siklus 2. Berikut data nilai pra siklus yang diperoleh siswa:

Tabel 1. Perolehan Nilai Pra Siklus

No

Nilai

Jumlah Siswa

1.

20 – 29

2.

30 – 39

3.

40 – 49

3

4.

50 – 59

7

5.

60 – 69

9

6.

70 – 79

6

7.

80 – 89

4

8.

90 – 100

Jumlah

29

 

Pada kondisi awal aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran kurang semangat, kurang motivasi / siswa kurang tertarik pada pelajaran, rata-rata siswa nilainya hanya 60 dengan nilai terendah 40 ada 3 siswa dan nilai tertinggi 80 hanya 4 siswa. Karena siswa kurang tertarik terhadap pelajaran yang penyampaiannya monoton, maka hasil masih rendah. Peneliti mencoba mengambil tindakan untuk memanfaatkan cara/tehnik menggunakan media gambar yang menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

Dengan demikian masih sangat perlu untuk dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1, dengan menggunakan media gambar alat pernafasan manusia.

Deskripsi siklus 1

a.   Perencanaan

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 dengan menekankan pada penggunaan media gambar alat pernafasan manusia dengan menggunakan metode diskusi sudah ada kemajuan hasil belajar, akan tetapi karena belum dapat menuntaskan hasil belajar, maka perlu dilanjutkan perbaikan pembelajaran.

b.   Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2016 pada kelas V SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Adapun hasil ulangan yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut:

 

 

 

 

 

Tabel 2. Nilai Siklus 1

No

Nilai

Jumlah Siswa

1.

30 – 39

2.

40 – 49

3.

50 – 59

4.

60 – 69

7

5.

70 – 79

10

6.

80 – 89

9

7.

90 – 100

3

Jumlah

29

 

c.   Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati adalah meliputi sebagai berikut:

1.   Guru

   – Mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi

   – Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajara

   – Pemberian contoh materi

   – Pemberian soal

   – Pelaksanaan tutor sebaya

   – Membimbing kerja kelomok siswa

   – Mengoreksi, menilai, dan mengoreksi hasil analisis tes

2.   Siswa

     – Mendengarkan penjelasan guru tentang alat pernafasan manusia

     – Keaktifan siswa dalam proses pembelajaan.

     – Tingkat kemampuan siswa dalam memahamimateri pelajaran

     – Melaksanakan kerja kelompok

     – Mengerjakan tes formatif

     – Mencatat rangkuman.             

d.   Refleksi

Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar IPA kompetensi dasar mengidentifikasikan alat pernafasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan pada materi pokok alat pernafasan manusia, sebagian siswa masih belum mampu menguasai materi tersebut, tetapi sudah ada peningkatan hasil belajarnya.

Penggunaan media gambar dan metode diskusi membuat siswa lebih aktif, selama proses pembelajaran. Hal ini terbukti setelah diadakan tes formatif, terdapat kenaikan 31%, dari 45% menjadi 76% siswa atau dari 13 siswa menjadi 22 siswa yang mencapai nilai diatas KKM. Penggunan model pembelajaran diskusi sudah berjalan dengan baik, tetapi perlu ditingkatkan. Hal itu dapat dijadikan sebagai bahan intuk ditindaklanjuti pada perbaikan pembeljaran pada siklus 2 yang akan dilaksanakan pada waktu berikutnya.

Deskripsi Siklus 2

a.   Perencanaan

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 2 dengan menekankan pada penggunaan metode dikusi dengan mengunakan gambar alat pernafasan manusia yang sesuai dengan materi pelajaran sudah mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga tidak perlu lagi mengadakan perbaikan pembelajaran lagi.

b.   Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Agustus 2016 kelas V SDN 1 Singget Kec. Jati, Kabupaten Blora. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Nilai Siklus 2

No

Nilai

Jumlah Siswa

1.

40 – 49

2.

50 – 59

3.

60 – 69

4.

70 – 79

14

5.

80 – 89

11

6.

90 – 100

4

Jumlah

29

 

Dari analisa hasil belajar/prestasi belajar sudah tuntas 100% pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2. Sehingga sudah tidak perlu lagi dilakukan perbaikan pembelajaran.

c.   Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati adalah sebagai berikut:

1.   Guru

– Mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi

– Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran

– Pemberian contoh matri

– Pemberian soal

– Pelaksanaan tutor sebaya

– Membimbing kerja kelompok siswa

– Mengoreksi, menilai, mengoreksi hail analisis tes

2.   Siswa

– Mendengarkan penjelasan guru tentang alat pernafasan manusia

– Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat

– Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.

– Melaksanakan kerja kelompok

– Mengerjakan tes formatif

– Mencatat rangkuman

d.   Refleksi

Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar IPA dengan kompetensi dasar “mengidentifikasikan alat pernafasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan pada materi pokok alat pernafasan manusia, sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan pemahaman yang cukup signifikan. Hal ini terbukti setelah diadakan tes formatif pada siklus 2, hasilnya 100% siswa mendapat nilai 70 keatas, dari 29 siswa 29 siswa mendapat nilai 70 keatas.

PENUTUP

SIMPULAN

Dengan melaksanakan perbaikan melalui siklus 1 dan siklus 2, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa “Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan optimal akan membantu siswa dalam proses belajar, lebih-lebih pada usia anak tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu, penggunaan media gambar sebagai strategi pembelajaran akan sangat tepat karena media gambar merupakan media visual yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang digunakan untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Dari hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan jelas bahwa penggunaan media yang tepat dan pemanfaatan metode yang bervariasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tentang alat pernafasan manusia pada siswa kelas V semester 1 SDN 1 Singget Kecamatan Jati Kabupaten Blora tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a.   Perolehan nilai rata-rata pra siklus yaitu sebesar 61 dan ketuntasan belajar 45% atau sebanyak 13 siswa. Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan alat peraga maupun media yang memadai sehingga pembelajaran kurang menarik, dan monoton. Sehingga siswa merasa jenuh, bosan, kurang termotifasi, dan tidak semangat.

b.   Perolehan nilai rata-rata siklus 1, yaitu sebesar 73 dengan ketuntasan belajar mencapai 76% atau 22 siswa. Hal ini disebabkan guru dalam pembelajaran sudah menggunakan media gambar sebagai sarana pembelajaran, dan siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok 5 sampai 10 siswa tiap kelompok.

c.   Perolehan nilai rata-rata siklus 2, naik lagi menjadi 87 dengan ketuntasan belajar mencapai 100% atau 29 siswa. Hal ini disebabkan karena guru sudah menggunakan media gambar dan membuat kelompok kecil siswa antara 3 sampai 5 siswa tiap kelompok untuk berdiskusi.

Berdasarkan perolehan nilai yang selalu meningkat pada tiap-tiap siklus tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dan membuat kelompo-kelompok kecil pada siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

SARAN

Untuk keberhasilan pembelajaran IPA terutama meningkatkan penguasaan materi oleh siswa, maka sebaiknya:

1.   Bagi guru

Sebaiknya guru mau menggunakan media gambar serta menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi pelajaran.

2.   Bagi siswa

Sebaiknya siswa dalam mengikuti pelajaran harus lebih efektif, demi meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran.

3.   Bagi sekolah

Sebaiknya sekolah lebih mengembangkan sarana dan prasarana pembelajaran supaya dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta lulusan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anita W, Sri, dkk. (2013). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang: Universitas Terbuka.

Azhar Arsyad. (2009). Media Pembelajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Binghan, Jane. (2005). Percobaan-percobaan Sains. Bandung: Pakar Raya.

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Kelas 5. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPAKurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, Depdiknas.

Rahardi, Aristo. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.

Rumanta, Maman, dkk. (2014). Praktikum IPA di SD. Tangerang: Universitas Terbuka.

Suhartanti, Dwi, dkk. (2008). IPA SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Wardhani, IGAK. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang: Universitas Terbuka.