PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ASPEK PENGETAHUAN DAN SIKAP TEMA 5 PENGALAMANKU MELALUI MEDIA KARTU JAM BERVARIASI BAGI SISWA KELAS 1

SD NEGERI 3 TAWANGHARJO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Siti Mahmudah

Guru SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika aspek pengetahuan dan sikap melalui media kartu jam bervariasi. (2) Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika melalui media kartu jam bervariasi. Penelitian diilaksanakan di Kelas I SD Negeri 3 Tawangharjo, pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Subjek penelitian adalah siswa Kelas I berjumlah 31 siswa. Indikator kinerja: (1) Hasil belajar matematika ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) sebesar 70, dengan demikian penelitian dianggap berhasil apabila seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 70. (2) Sikap belajar siswa, tindakan dianggap berhasil apabila sebagian besar sikap siswa telah menunjukkan perkembangan ”sudah membudaya” (SM) yang ditunjukkan dengan prosentase hasil penilaian sikap lebih dari ≥85% (3) Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika minimal 85%, atau rata-rata sebanyak 27 siswa telah menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. Hasil penelitian dapat disimpulkan: melalui media kartu jam bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan dan aspek sikap, dan meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Peningkatan nilai sikap belajar siswa dari prasiklus adalah mulai terlihat (MT) menjadi sudah membudaya (SM). Hasil belajar aspek pengetahuan dari prasiklus tuntas 15 siswa (48,39%) meningkat menjadi 31 siswa (100%). Aktivitas siswa dalam mengikuti pebelajaran meningkat dari 54% menjadi 91,1% atau meningkat 37,1%.

 Kata kunci: hasil belajar, Aktivitas Belajar, Kartu jam

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk diberikan kepada semua siswa mulai dari kelas rendah (kelas 1) sampai kelas 6 (enam), untuk membekali siswa dengan kemampuan menghitung dan mengolah data. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Pembelajaran matematika sangat diperlukan karena terkait dengan penanaman konsep pada peserta didik. Peserta didik itu yang nantinya ikut andil dalam pengembangan matematika lebih lanjut ataupun dalam mengamplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, pembelajaran matematika perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran matematika dapat terwujud sesuai yang tercantum dalam kurikulum 2013.

Pembelajaran matematika di kelas rendah penerapannya difokuskan ke dalam hal yang bersifat konkrit. Hal ini sesuai dengan usia siswa kelas 1 yang cara berfikirnya masih kongkrit. Sehingga apabila pembelajaran disampaikan tanpa media bantu yang berupa benda-benda nyata, siswa akan sulit memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Hal ini terjadi pula di kelas 1 SD Negeri 3 Tawangharjo UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Berdasarkan pengalaman selama mengajar di kelas 1, khususnya KD. 3.1. Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana, KD. 3.4 Menunjukkan pemahaman tentang besaran dengan menghitung maju sampai 100 dan mundur dari 20, dan KD. 4.1. Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban, apabila jika pembelajaran matematika disampaikan dengan menjelaskan, memberi contoh penjumlahan dan pengurangan, dan diberikan tugas untuk mengerjakan latihan di buku siswa, siswa kesulitan untuk memahami.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang pada awal semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, diketahui bahwa hasil penilaian terhadap aspek pengetahuan dari 31 (tigapuluh satu) siswa, yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 siswa (48,39%), belum tuntas sebanyak 16 siswa (51,61%) dan nilai rata-rata sebesar 69,23. Hasil pengamatan tentang perkembangan sikap siswa, menunnjukkan bahwa tingkat perkembangan sikap siswa baru mencapai tahap mulai terlihat. Rendahnya nilai aspek pengetahuan dan sikap tersebut disebabkan oleh aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran belum maksimal.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang diukur dengan menggunakan indikator: (1) Siswa membaca materi yang akan dipelajari. (2) Siswa berdiskusi dengan teman. (3) Siswa bertanya pada guru atau teman. (4) Siswa menyimak penjelasan dari guru. (5) Siswa membuat catatan tentang materi pelajaran. (6) Siswa menanggapi pendapat teman atau guru. (7) Siswa mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri. (8) Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Dari 31 (tiga puluh satu) siswa, siswa yang aktiv berkisar 54% (17 siswa).

Kenyataan tersebut di atas membuktikan bahwa melalui pembelajaran dengan metode ceramah dengan menjelasakan cara menjumlahkan dan mengurangkan bilangan, memberi contoh dan memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan tugas, ternyata tidak cukup untuk menumbuhkan pemahaman siswa. Dengan kata lain pembelajaran yang bersifat abstrak tidak banyak membantu pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran matematika.

Untuk itu sesuai dengan usia siswa kelas 1, yang cara berpikirnya masih kongkrit, maka dalam melaksanakan pembelajaran perlu media bantu berupa benda-benda nyata. Untuk memahami bilangan 20 sampai dengan 100, media benda nyata yang memungkinkan siswa mudah memahami adalah dengan menggunakan kartu jam, yaitu kartu yang dibentuk seperti jam dengan ukuran yang agak besar (+ ø 20 cm) lengkap dengan jarum pendek dan jarum panjang, diberi angka 0 – 9. Dalam praktiknya jarum pendek menunjukkan bilangan puluhan, dan jarum panjang menunjukkan bilangan satuan. Untuk memberi pemahaman kepada siswa tentang bilangan tertentu guru atau siswa sendiri tinggal menggeser jarum sesuai dengan bilangan yang dimaksud. Demikian juga untuk menjumlahkan jarum jam diputar ke kanan, dan untuk mengurangi, jarum jam diputar ke kiri, sesuai dengan bilangan untuk menjumlahkan atau untuk mengurangi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar aspek pengetahuan, dan sikap serta aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, maka perlu diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media kartu jam, dan pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul penelitian: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Aspek Pengetahuan dan Sikap Tema 5 Pengalamanku Melalui Media Kartu Jam Bervariasi Bagi Siswa Kelas 1 SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.     Apakah dengan menggunakan media kartu jam bervariasi, dapat meningkatkan hasil belajar matematika aspek pengetahuan dan sikap siswa kelas 1 SD Negeri 1 Tawangharjo UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?

2.     Apakah dengan menggunakan media kartu jam bervariasi, dapat meningkatkan akivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika kelas 1 SD Negeri 1 Tawangharjo UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1.     Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika aspek pengetahuan dan sikap melalui media kartu jam bervariasi bagi siswa kelas 1 SD Negeri 1 Tawangharjo UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

2.     Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika melalui media kartu jam bervariasi bagi siswa kelas 1 SD Negeri 1 Tawangharjo UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

KAJIAN TEORI

Media Pembelajaran Kartu Jam Bervariasi

Media kartu bilangan adalah sebuah media pembelajaran yang digunakan untuk memberikan pemahaman kepada anak tunagrahita, dimana media ini berupa kartu-kartu berukuran 10 x 15 cm yang memuat simbol bilangan (angka)dan dilengkapi dengan gambar (benda), gambar ini untuk menjelaskan fakta yang berkaitan dengan simbol bilangan pada tiap kartunya, yang berjumlah 10 kartu. Yang dimaksud media kartu gambar ini adalah media yang menghubungkan antara simbol dengan bunyi, antara simbol dengan fakta bilangan.

Kartu lambang bilangan merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan konsep yang dipelajarai. Kartu lambang bilangan adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam pembelajaran (Iswadji, 2003: 1). Tarjono (2003: 3) menyatakan bahwa kartu lambang bilangan merupakan alat bantu paling penting untuk berlatih dan memperkuat kemampuan mengenali bilangan. Hadi (2004) menyatakan kartu lambang bilangan terbuat dari bahan karton dan spidol, dengan membuat kartu-kartu sederhana yang bisa didudukan guru dapat mengembangkan pembelajaran interaktif. Sukayati (2004: 9) mengatakan bahwa kartu lambang bilangan digunakan untuk pengenalan konsep dan pemahaman konsep. Menurut Negoro dan Harahap (2008: 156) menyatakan bahwa kartu lambang bilangan ialah kartu yang memuat lambang bilangan.

Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku yang merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku disebut hasil belajar. Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar (Sukmadinata, 2007: 102).

Menurut Sudjana (2005: 22) hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar tersebut merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran Matematika

Menurut Wirodikromo (2007: 4), matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang perhitungan, pengkajian\ dan menggunakan nalar ataukemampuan berpikir seseorang secara logika dan pikiran yang jernih. Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Gatot, 2007: 1.26). Suatu proses pembelajaran yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan situasi kelas agarsiswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran terbimbing.

Sikap Siswa

Seorang individu sangat erat hubunganya dengan sikapnya masing-masing sebagai ciri pribadinya. Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan pada suatu hal. Pengertian sikap dijelaskan oleh Azwar (2010: 3) sikap diartikan sebagai suatu reaksi atau respon yang muncul dari sseorang individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut dengan cara- cara tertentu.

Sarlito dan Eko (2009: 151), Sikap adalah suatu proses penilaian yang dilakukan oleh seorang individu terhadap suatu objek. Objek yang disikapi individu dapat berupa benda, manusia atau informasi. Proses penilaian seorang terhadap suatu objek dapat berupa penilaian positif dan negatif. Pengertian sikap juga diuraikan oleh Slameto (2010: 191), sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari oleh individu dalam hidupnya.

Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk diberikan kepada semua siswa mulai dari kelas rendah (kelas 1) sampai kelas 6 (enam), agar siswa memiliki bekal kemampuan menghitung dan mengolah data. Pembelajaran matematika sangat diperlukan karena terkait dengan penanaman konsep pada peserta didik. Untuk itu, pembelajaran matematika perlu diperhatikan sejak kelas rendah, hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran matematika dapat terwujud sesuai yang tercantum dalam kurikulum 2013.

Pembelajaran matematika di kelas rendah penerapannya difokuskan ke dalam hal yang bersifat konkrit, hal ini sesuai dengan usia anak kelas I yang belum dapat diajak berpikir abstrak. Maka dari itu berdasarkan pengalaman selama mengajar di kelas 1, apabila jika pembelajaran matematika disampaikan dengan menjelaskan, memberi contoh penjumlahan dan pengurangan, dan diberikan tugas untuk mengerjakan latihan di buku siswa, siswa kesulitan untuk memahami.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang pada awal semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, diketahui bahwa hasil penilaian terhadap aspek pengetahuan dari 31 (tigapuluh satu) siswa, yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 siswa (48,39%), belum tuntas sebanyak 16 siswa (51,61%) dan nilai rata-rata sebesar 69,23. Hasil pengamatan tentang perkembangan sikap siswa, menunnjukkan bahwa tingkat perkembangan sikap siswa baru mencapai tahap mulai terlihat. Rendahnya nilai aspek pengetahuan dan sikap tersebut disebabkan oleh aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran belum maksimal. Hal ini disebabkan siswa tidak aktif dan siswa sulit memahai cara-cara yang digunakan dalam pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran yang bersifat abstrak tidak banyak membantu pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran matematika.

Untuk itu sesuai dengan usia siswa kelas 1, yang cara berpikirnya masih kongkrit, maka dalam melaksanakan pembelajaran perlu media bantu berupa benda-benda nyata. Salah satu benda nyata yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya memahami bilangan 20 -100, adalah dengan menggunakan kartu jam, yaitu kartu yang dibentuk seperti jam dengan diberi angka 0-9, dan diberi jarum pendek yang mewakili bilangan puluhan, dan jarum panjang yang mewakili bilangan satuan.

 

 

Hipotesis Tindakan

Penggunaan media kartu jam bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika aspek pengetahuan dan sikap bagi siswa kelas I, SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, semester II tahun pelajaran 2017/2018.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelas I SD Negeri 3 Tawangharjo yang beralamat di Jl. Sambirejo No.16, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Waktu penelitian, dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018, tepatnya mulai bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Juni 2018, dengan alasan waktu tersebut saat yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap siswa, khususnya sikap sosial. Jadwal penelitian selama 6 (enam) bulan seperti terlampir.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa Kelas I SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan berjumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah upaya perkembangan sikap siswa dan hasil belajar matematika aspek pengetahuan dan sikap melalui penggunaan media kartu jam bervariasi yang merupakan media benda nyata bagi siswa kelas 1, SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data pendukung, data yang diperoleh melalui teknik ini antara lain foto-foto kegiatan, RPP, dan daftar nama siswa. Tes, digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilakukan setelah dilakukan tindakan penerapan media kartu jam bervariasi, dengan menggunakan soal. Non tes, berupa pengamatan, dengan berpedoman pada lembar observasi.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perbandingan, yaitu suatu teknik analisis data dengan cara membandingkan hasil penilaian matematika aspek aspek pengetahuan dan sikap, sebelum tindakan dilakukan dengan nilai sesudah tindakan siklus I maupun sesudah dilakukan tindakan pada siklus berikutnya. Selain membandingkan hasil antar siklus, guna menentukan keberhasilan tindakan, maka analisis dilakukan dengan membuat perbandingan hasil penilaian matematika aspek pengetahuan dan aspek sikap tiap-tiap siklus dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Prosedur Kerja

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain (Tahir 2012: 77). Sesuai dengan pengertian PTK tersebut, maka penelitian ini dilakukan sebagai bentuk siasat untuk mengaplikasikan penggunaan media kartu jam bervariasi sebagai media pembelajaran matematika berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di kelas I. Tindakan ini sekaligus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar matematika aspek pengetahuan dan aspek sikap siswa kelas I SD Negeri 3 Tawangharjo semester II Tahun Pelajaran 2017/2018, sebelum dilakukan tindakan dengan sesudah dilakukan tindakan.

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah dalam penelitian, yaitu: Perencanaa atau planning, Tindakan atau acting, Pengamatan atau observing, Refleksi atau reflecting (Arikunto, 2006: 83).

Indikator Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan, maka diperlukan indikator yang jelas, penelitian ini dikatakan berhasail apabila hasil belajar aspek pengetahuan dan sikap siswa telah menunjukan indikator sebagai berikut: Hasil belajar, hasil belajar matematika ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran matematika Kelas I SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan siswa sebesar 70, dengan demikian penelitian dianggap berhasil apabila seluruh siswa telah mencapai SKBM, dan rata-rata kelas telah mencapai ≥ 70. Sikap belajar siswa, selain memenuhi ketentuan hasil belajar, tindakan dianggap berhasil apabila sebagian besar sikap siswa telah menunjukkan perkembangan ”sudah membudaya” (SM) yang ditunjukkan dengan prosentase hasio penilaian sikap lebih dari ≥85%. Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika minimal 85%, atau rata-rata sebanyak 27 siswa telah menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Pada kegiatan prasiklus, sikap belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika cenderung masih kurang. Hasil perkembangan sikap siswa sebelum dilakukan tindakan menunjukkan tingkat mulai terlihat (MT) dengan jumlah rata-rata siswa yang mulai terlihat sebanyak 12,33 siswa (40,12%). Hasil belajar siswa aspek pengetahuan berdasarkan ulangan harian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mencapai 15 siswa (48,39%) dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 31 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16 (51,61%), sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas sebesar 69,23. dilihat dari sikap siswa dan hasil belajar siswa aspek pengetahuan menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan maksimal. Berdasarkan hasil observasi tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, dapat diketahui bahwa pada pembelajaran prasiklus, siswa terlihat belum aktif.

Siklus I

Setelah dilakukan tindakan penerapan media kartu jam bervariasi, terjadi perubahan sikap belajar siswa, dimana perkembangan sikap siswa sebelum dilakukan tindakan adalah mulai berkembang (MB) dengan jumlah rata-rata siswa yang mulai terlihat sebanyak 16 siswa (51,61%). Demikian pula dengan hasil belajar siswa aspek pengetahuan berdasarkan ulangan harian, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 24 siswa atau sebesar 77,42% sedangkan siswa yang belum tuntas turun menjadi 7 siswa (22,58%). Berdasarkan hasil observasi tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran setelah dilakukan tindakan I, diketahui bahwa siswa sudah mulai terlihat aktif. Hal ini membuktikan bahwa melalui media kartu jam bervariasi, dapat meningkatkan sikap siswa dan hasil belajar apsek pengetahuan.

Siklus II

Setelah dilakukan tindakan penerapan media kartu jam bervariasi, terjadi perubahan sikap belajar siswa, dimana perkembangan sikap siswa sebelum dilakukan tindakan adalah sudah membudaya (SM) dengan jumlah rata-rata siswa yang mulai terlihat sebanyak 27,27 siswa (89,25%). Demikian pula dengan hasil belajar siswa aspek pengetahuan berdasarkan ulangan harian yang dilakukan setelah pertemuan pertama dan kedua, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat menjadi 31 siswa atau sebesar 100,00%, sedangkan rata-rata kelas mencapai 82,19. Berdasarkan hasil observasi tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran setelah dilakukan tindakan I, diketahui bahwa siswa semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan media kartu jam bervariasi, dapat meningkatkan hasil belajar matematika dan sikap belajar dari siklus I ke siklus II.

Perbandingan Nilai sikap belajar siswa

Pada tahap awal tindakan (prasiklus), peneliti mengajar dengan menggunakan metode konvensional dengan ceramah dan tanya jawab dan penugasan. Berdasarkan hasil observasi, sikap belajar siswa masih pada tahap mulai terlihat, namun setelah dilakukan perubahan metode belajar yaitu dengan menerapkan media kartu jam bervariasi, sikap siswa meningkat menjadi kreteria sudah membudaya. Peningkatan terjadi hampir pada setiap indikator.

Perbandingan sikap siswa prasiklus dengan siklus I dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, nilai sikap belajar siswa meningkat menjadi mulai berkembang yaitu sebanyak 16 siswa (51,61%). Perbandingan sikap belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, nilai sikap belajar siswa meningkat menjadi sudah membudaya yaitu sebanyak 27,67 siswa (89,25%). Perbandingan sikap belajar siswa dari prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, nilai sikap belajar siswa meningkat menjadi sudah membudaya yaitu sebanyak 27,67 siswa (89,25%).

Perbandingan Hasil Belajar aspek pengetahuan mapel Matematika

Perbandingan hasil belajar aspek pengetahuan mapel matematika dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa melalui media kartu jam bervariasi pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa aspek pengetahuan yang ditunjukkan dengan meningkatnya: nilai rata-rata dari 69,23 menjadi 74,58 nilai tertinggi dari 81,00 menjadi 84,00, jumlah ketuntasan belajar dari 15 siswa menjadi 24 siswa dan menurunnya jumlah siswa yang belum tuntas dari 16 siswa menjadi 7siswa.

Perbandingan hasil belajar aspek pengetahuan matematika dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa dengan menggunakan media kartu jam bervariasi siklus II dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 74,58 menjadi 82,19, nilai tertinggi dari 84,00 menjadi 89,00, jumlah ketuntasan belajar dari 24 siswa menjadi 31 siswa dan menurunnya jumlah siswa yang belum tuntas dari 7siswa menjadi tidak ada.

Perbandingan hasil belajar matematika dari Prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa dengan menggunakan media kartu jam bervariasi peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan prasiklus ke siklus II dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 69,23 menjadi 82,19, meningkatnya nilai tertinggi dari 81,00 menjadi 89,00, meningkatnya jumlah ketuntasan belajar dari 15 siswa menjadi 31 siswa.

Perbandingan Hasil Belajar aspek pengetahuan mapel Matematika

Perbandingan aktivitas belajar siswa dari prasiklus dengan siklus I, dapat diketahui bahwa setelah pembelajarn matematika dilaksanakan dengan menggunakan media benda nyata berupa kartu jam, maka aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat rata-rata 54% menjadi 71% atau meningkat 16,9%. Perbandingan aktivitas belajar siswa dari siklus I dengan siklus II, dapat diketahui bahwa setelah pembelajarn matematika dilaksanakan dengan menggunakan media benda nyata berupa kartu jam, maka aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat rata-rata 71% menjadi 91,1% atau meningkat 20,2%. Perbandingan aktivitas belajar siswa dari prasiklus dengan siklus II dapat diketahui bahwa setelah pembelajarn matematika dilaksanakan dengan menggunakan media benda nyata berupa kartu jam, maka aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat rata-rata 54% menjadi 91,1% atau meningkat 37,1%.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui media kartu jam bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan dan aspek sikap, dan meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Peningkatan nilai sikap belajar siswa dari prasiklus adalah mulai terlihat (MT) sebanyak 12,33 siswa (40,12%) meningkat menjadi mulai berkembang (MB) pada siklus I yaitu sebanyak 16 siswa (51,61%). Pada siklus II meningkat menjadi sudah membudaya (SM) sebanyak 27,67 siswa (89,25%).

 Hasil belajar aspek pengetahuan mapel matematika di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 69,23 dan jumlah ketuntasan sebanyak 15 siswa (48,39%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 74,58 dengan jumlah ketuntasan 24 siswa (77,42%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 5,35 dan jumlah ketuntasan meningkat 9 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 82,19 dan jumlah ketuntasan sebanyak 31 siswa (100%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 7,61 dan jumlah ketuntasan meningkat 7 siswa. Aktivitas siswa dalam mengikuti pebelajaran meningkat dari 54% menjadi 91,1% atau meningkat 37,1%.

Saran-Saran

Untuk Kepala Sekolah

Sebaiknya kepala sekolah selalu mengingatkan kepada guru, khususnya guru kelas 1, agar dalam pembelajaran matematika selalu menggunakan media pembelajaran benda nyata, agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan.

 

 

Untuk Guru lain

Sebaiknya guru kelas rendah selalu memanfaatkan benda-benda nyata yang ada di lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran, untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka. Pelajar

Gatoto, Muksetyo, dkk. 2010, Pembelajaran Matematika SD, Jakarta: Universitas terbuka

Hadi, Sutrisno, 2004, Metodologi Research 2, Yogyakarta: Andi Offset

Iswadji, Djoko. 2003. Pengembangan Media/Alat Peraga pembelajaran Matematika di SLTP. Makalah Tidak Dipublikasikan

Negoro, ST. dan B. Harahap. 2010. Ensiklopedia Matematika. Bogor: Ghalia Indonesia

Sarwono, Sarlito W., Meinarno, Eko A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana, 2008, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Sukayati, dkk. 2004. Pembelajaran Tematik Di SD Merupakan Terapan Dari Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Depdiknas

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2007, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tahir. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Tarjono. 2003. Pengenalan dan Pemahaman Terhadap Bilangan. Jakarta: IMB

Wirodikromo, Sartono, 2007, Matematika, Jakarta: Erlangga.