Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENERAPKAN
KONSEP BILANGAN BERPANGKAT MELALUI METODE KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVENT DIVISION (STAD)
BAGI SISWA KELAS X TBSM 1 SMK NEGERI 6 SUKOHARJO
PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Harjono
SMK Negeri 6 Sukoharjo, Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) bagi Siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 (2) hasil belajar Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) bagi Siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TBSM 1 Semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan analisis data. Validitas data menggunakan metode triangulasi. Analisis data menggunakan teknik deskripsi komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) dapat meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa yang berakibat pada meningkatnya hasil belajar Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) bagi siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 73,5 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, menjadi 80,11 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 52,78% pada akhir tindakan Siklus I, serta meningkat menjadi 88,89% pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat pada siswa kelas X TBSM 1 Semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Hasil belajar; Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD); Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat.
PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2006 tentang Standar Isi, disebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Memahami konsep matematika, (b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, (c) Memecahkan masalah, (d) Mengkomunikasikan gagasan, (e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Pembelajaran matematika bertujuan supaya keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, kemudian pada pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, selanjutnya merancang strategi matematika dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah dan yang terakhir memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika.
Pembelajaran matematika SMK bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menggunakan penalaran secara logis dan kritis serta mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide. Ketiga tujuan tersebut saling berkaitan karena jika siswa mampu memahami konsep matematika maka siswa akan cenderung lebih mudah menggunakan kemampuan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide (Depdiknas, 2006: 429).
Pada kenyataannya, masih ada siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sukar dipahami. Berdasarkan pengalaman pribadi peneliti dan pengalaman pendidikan, salah satu penyebabya adalah siswa kurang memahami konsep dasar matematika sehingga mengalami kesulitan dalam memahami konsep berikutnya. Menurut Erman Suherman (2003: 22), belajar konsep matematika haruslah bertahap dan beruntun secara sistematis karena dalam matematika konsep-konsepnya saling berhubungan dan mendasar. Oleh karena itu, pemahaman konsep perlu ditanamkan sejak dini. Siswa dituntut mengerti tentang definisi, cara pemecahan masalah maupun pengoperasian konsep matematika secara benar, karena akan menjadi bekal dalam mempelajari konsep matematika berikutnya. Dengan demikian, pemahaman konsep matematika siswa harus ditingkatkan karena merupakan salah satu faktor penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan agar hasil belajar matematika meningkat dan memuaskan yaitu strategi pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Strategi pembelajaran kooperatif tipe (STAD) strategi ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman- temannya di universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2007) strategi (STAD) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Strategi ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya.
Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa didalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata- rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai – nilai ini kemudian dijumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah- hadiah yang lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat Melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) bagi Siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020”
Rumusan Masalah
- Bagaimanakah proses pembelajaran Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) bagi Siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?
- Bagaimanakah Hasil Belajar Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat Melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) bagi Siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?
Tujuan Penelitian
- Meningkatkan kualitas proses pembelajaran Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat Melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) bagi Siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
- Meningkatkan hasil belajar Menerapkan Konsep Bilangan Berpangkat Melalui Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievent Division (STAD) bagi Siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
KAJIAN TEORI
Pengertian Pembelajaran Model STAD
STAD kependekan dari Student Teams Achievement Divisions, model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Model ini banyak digunakan dalam pembelajaran kooperatif karena praktis dan mudah pelaksanaannya. Dalam model STAD (Student Teams Achievement Divisions) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil atau tim belajar dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 atau 5 orang secara heterogen. Setiap kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan saling membantu untuk menguasai materi ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota kelompok. Kemudian seluruh siswa diberi tes dan tidak diperbolehkan saling membantu dalam mengerjakannya. (Kuntjojo: 2010)
Sedangkan menurut Slavin dalam Nur Asma, menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dengan model STAD yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4 atau 5 orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras, etnis, atau kelompok sosial lainnya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengertian STAD (Student Teams Achievement Divisions) diatas adalah bahwa kooperatif model STAD merupakan pembelajaran yang terdiri dari kelompok kecil antara 4-5 orang siswa yang dipilih secara heterogen dan secara berkelompok bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah.
Pemahaman siswa merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena berpengaruh terhadap mencapai hasil belajar yang maksimal. Selain itu, hasil belajar tidak bisa maksimal disebabkan oleh banyak kendala yang dihadapi siswa di dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya: kurangnya sarana dan prasarana belajar di sekolah, padatnya beban belajar, kurangnya perhatian keluarga terhadap pendidikan anak, dan sebagainya. Ada juga yang disebabkan karena proses transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh guru selama ini masih bersifat konvensional, sehingga kegiatan yang dilakukan siswa di dalam proses belajar mengajar adalah mendengar dan mencatat apa yang diceramahkan guru saja.
Dengan banyaknya kendala yang disebutkan diatas, maka inovasi pembelajaran kooperatif diharapkan dapat membantu siswa dalam menghilangkan rasa jenuh dalam proses pembelajaran, karena rasa jenuh dapat menghalangi informasi yang diberikan. Dengan demikian materi dapat terserap dengan baik sehingga hasil belajar yang maksimal dapat diraih.
Tahap Pembelajaran Model STAD
Pembelajaran model STAD terdiri dari 7 tahap, yaitu sebagai berikut: (1) Persiapan Pembelajaran; (2) Penyajian Materi; (3) Kegiatan belajar kelompok; (4) Pemeriksaan terhadap hasil kerja kelompok; (5) Siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual; (6) Pemeriksaan hasil tes; (7) Penghargaan kelompok
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Model STAD
Pembelajaran model STAD (Student Teams Achievement Divisions) memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihannya antara lain: (1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok; (2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama; (3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok; (4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Sedangkan kekurangan-kekurangan pembelajaran model STAD diantaranya sebagai berikut: (1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum; (2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif; (3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif; (4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama; (5) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang; (6) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan model Student Team Achievent Division diduga:
- Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran materi konsep bilangan berpangkat bagi siswa kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
- Dapat meningkatkan hasil belajar materi konsep bilangan berpangkat melalui bagi siswa kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 6 Sukoharjo beralamat di Desa Blimbing, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TBSM pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Tahap persiapan sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan, yakni bulan Juli sampai dengan Desember 2019
Data dan Sumber Data
Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian yaitu kegiatan pembelajaran Matematika materi bilangan berpangkat yang berlangsung di dalam kelas dengan penerapan Model Student Team Achievement Division. Informan dalam penelitian ini adalah guru Matematika dan siswa Kelas X TBSM 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020. Dokumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil belajar siswa berupa tes tertulis, Job sheet, catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung setiap siklus.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, dan analisis data
Uji Validitas Data
Data diuji validitasnya dengan menggunakan dengan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Berdasarkan data hasil tes ulangan harian yang dijadikan sebagai identifikasi kondisi awal pembelajaran Matematika, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 82 dan nilai terendah adalah 54. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 68,19. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 68,19 < KKM yang ditetapkan dengan KKM > 75. Berdasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 75.00 adalah 8 orang siswa atau 22,22% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 28 orang siswa atau 77,78%. Berdasarkan hal tersebut, maka secara klasikal siswa kelas X TBSM 1 semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020 belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran Bilangan berpangkat.
Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Berdasarkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86 dan nilai terendah adalah 60. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 73,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 73,5 < KKM yang ditetapkan dengan KKM > 75. Atas dasar hal tersebut, siswa secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 75 adalah 19 orang siswa atau 52,78% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 17 orang siswa atau 47,22%. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan secara klasikal, berupa tercapainya > 80 % jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 75 belum tercapai.
Siklus II
Tindakan pembelajaran Siklus II merupakan hasil perbaikan dari tindakan siklus sebelumnya. Hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86 dan nilai terendah adalah 68. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 80,11. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80,11> KKM yang ditetapkan dengan KKM > 75. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 75 adalah 32 orang siswa atau 88,89 % dari jumlah siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan penuh secara klasikal, berupa tercapainya > 80.00 % jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 75 sudah terlampaui.
Perbaikan yang dilakukan guru berdampak positif dengan meningkatnya nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada akhir tindakan Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai rata-rata pada akhir tindakan Siklus I, yaitu meningkat dari 73,5 menjadi 80,11. Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 52,78% pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi sebesar 88,89% pada akhir tindakan Siklus II.
Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II
No. | Nilai Hasil Belajar | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
1. | Nilai Terendah | 54 | 60 | 68 |
2. | Nilai Tertinggi | 82 | 86 | 86 |
3. | Nilai Rata-rata | 68,19 | 73,5 | 80,11 |
Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II
No | Ketuntasan Belajar | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | |||
Jmlh | % | Jmlh | % | Jmlh | % | ||
1. | Tuntas | 10 | 27,78 | 19 | 52,78 | 33 | 88,89 |
2. | Belum Tuntas | 26 | 72,22 | 17 | 47,22 | 3 | 11,11 |
Jumlah | 36 | 100.00 | 36 | 100.00 | 36 | 100.00 |
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika materi bilangan berpangkat pada siswa kelas X TBSM 1 semester 1 SMK Negeri 6 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020. Peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar ditunjukkan dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 52,78% pada akhir tindakan Siklus I menjadi 88,89% pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II, serta terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari 73,5 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, menjadi 80,11 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dorektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Depdiknas.2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta: UPI Press)
Kuntjojo. 2009. Metodologi Penelitian Materi Diklat pada Universitas Nusantara PGRI Kediri
Wirasti, Komang. 2019. Penerapan Model Tipe STAD (Student Team Achievement Divicion) sebagai Upayah Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas XI IPA SMA N 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Bali: Denpasar.