PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI FPB KPK MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONTRASI DAN LATIHAN INTENSIF SISWA KELAS VI SEMESTER II DI SDN SEMAWUR

KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Juwati

SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Guru melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dimulai bulan Januari 2019 s.d bulan April 2019 tujuan untuk memperbaiki dalam menyusun rencana program pembelajaran secara sistimatis menyediakan media sesuai dengan tema yang diajarkan Berdasarkan Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pra siklus belum belum sesuai yang diharapkan terlihat pada kegiatan siswa ketika diberikan materi dan guru menjelaskan belum dapat menerima dengan baik,masih sebagian kurang memperhatikan ,bermain sendiri,dengan temannya mengakibatkan hasil belajar rendah. Pembelajaran pada siklus I guru untuk memperbaiki kekurangan,memperhatika siswa diajak terlibat secara langsung selama proses,diberikan tanggung jawab untuk mengerjakan soal secara bersama dalam kelompok guru melaksanakan pengamatan kegaiatan siswa, pada akhir kerja kelompok ,salah satu anggota untuk presentasi sesuai dengan metode demontrasi dan latihan intensif diperleh hasil belajar melalui tes formatif dari jumlah 13 siswa mengalami diperoleh hasil lebih baik Hasil pembelajran dari pra siklus jumlah 13 belum menerapkan metode demontrasi dan latihan intensif hasil tes formatif,nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80 nilai rata-rata 65,pada siklus I tes formatif nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 nilai rata-rata 75 dan pada siklus II dapat tercapai sesuai dengan perencanaan memperbiki perencanaan ,program dan pelaksanakan,diperoleh hasil .Nilai rata-rata yang diperoleh 82, ketunasan belajar 100% semua siswa telah mencapai ketuntasan belajar sekolah menentukan KKM 70.

 Kata Kunci:              Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi FPB KPK Melalui Metode Pembelajaran Demontrasi dan Latihan Intensif

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan Sekolah Dasar yang dilaksanakan melatih berfikir kritis, diselenggarakan untuk mengembangkan nilai sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk bekal hidup dimasa yang akan dating di dalam masyarakat serta melanjutkan pendidikan menengah .Apabila siswa memiliki kemampuan intelektual yang tinggi merupakan modal untuk dapat memperoleh pristasi yang tinggi baik pula pada jalur pendidikan yang dilaksanaakan.Selain itu untuk memberikan bekal ketrampilan sebagai bekal untuk dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai modal memperoleh kehidupan dalam waktu yang akan datang

Tujuan pendidikan di Sekolah Dasar adalah meletakkan dasar yang kuat, kecerdasan,mengembangkan ilmu pengetahuan, memiliki kepribadian luhur, mempuyai akhlak mulia, serta mengembangkan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut .Pendidikan sangat berguna untuk mengembangakan kemampuannya yang merupakan modal dasar untuk memperloleh kehidupan dalam waktu yang akan datang harus memiliki bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang memadai ,tanpa bekal ilmu pengetahuan tidak mungkin dapat memperoleh kehidupan yang diingikan ,orang tua harus memperhatikan pendidikan untuk puta putrinya yang lebih baik mendorong, memberikan motivasi dan semangat untuk selalu belajar untuk masa depan .

Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu yang paling sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar matematika di Sekolah Dasar guru perlu menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis). Tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran matematika siswa kelas VI di SDN Semawur untuk menggunakan faktorisasi prima dalam menentukan FPB dan KPK dari satu dan dua bilangan dibawah perolehan nilai hasil tes formatif masih banyak yang dibawah kteteria oleh sebab itu maka guru perlu mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.melalui pembelajaran yang aktif berarti perlu mengaktifkan semua siswa dan guru, baik secara fisik (termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan moral dan spiritual. Misalnya kalau didalam kelas sedang belajar tentang harga diri lalu adanya perubahan perilaku sehingga secara fisik aktif semua indera terlibat, juga berfikir dalam menerapkan untuk perbuatannya baik di sekolah di rumah ,masyarakat, bergaul dengan teman dilingkungannya perkataan maupun perbuatannya yang mencerminkan harga diri yang patut untuk ditiru.

Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman yang baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang dimaksudkan disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan yang diperoleh guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku. Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan kelebihannya serta apa tindak lanjut dan rencana kita berikutnya,yang berupa program untuk melaksanakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. yang lebih baik

Berdasarkan beberapa masalah yang dihadapi siswa kesulitan belajar perkalian yang menakibatkan nilai hasil belajar yang diperoleh rendah yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “ Cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mencari FPB dan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima melalui penerapan metode demonstrasi dan latihan insentif dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mencapai nilai minimal yang dipersyratkan oleh sekolah maka dalam pembelajaran guru selalu memberikan motivasi kepada siswa supaya selalu aktik dalam belajar. semua siswa dapat mencapai ketuntasan KKM 70.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka, guru sebagai peneliti merumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut

  • Apakah guru menerapkan metode pembelajaran Demontrasi dan Latihan Intensif terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika materi FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018 /2019?
  • Apakah guru menerapkan metode pembelajaran Demontrasi dan Latihan Intensif terdapat peningkatan motivasi belajar matematika materi FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018/ 2019 ?
  • Apakah guru menerapkan metode pembelajaran Demontrasi dan Latihan Intensif terdapat peningkatan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018/2019 ?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas peneliti dapat merumuskan tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mendeskripsikan penggunaan metode demonstrasi dan latihan insentif dalam proses pembelajaran matematika pada kompetensi dasar menggunakan faktorisasi prima untuk mencari FPB dan KPK pada siswa kelas VI di SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.
  2. Untuk mendeskripsikan penggunaan alat peraga pohon faktor pada pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal pada mata pelajaran matematika.
  3. Untuk mencari penyebab yang menghambat keberhasilan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika tentang FPB dan KPK yang hasil belajar siswa masih rendah.
  4. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas VI di SDN Semawur materi FPB dan KPK
  5. Untuk dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi dan dialami oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan memperbaiki cara penyampaian dan metode yang digunakan.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat pada yang berkepentingan antara lain:

Bagi Siswa

  1. Peningkatan minat belajar pada siswa, khususnya mata pelajaran matematika
  2. Peningkatan kemampuan siswa dalam memahami faktor prima untuk menentukan FPB dan KPK
  3. Peningkatan prestasi hasil belajar siswa kelas VI di SDN Semawur

Bagi Guru

  1. Dapat memberikan masukan bagi guru tentang langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan metode demontrasi dan latihan intensif.
  2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan pengelolaan kelas.
  3. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk kemajuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran.

Bagi Sekolah

  1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran di SDN Semawur
  2. Memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.
  3. Peningkatan kualitas hasil pendidikan yang dilaksanakan

Bagi Pembaca

a Sebagai bahan acuan dalam mengantisipasi kegagalan belajar untuk berlatih mengungkapkan pendapat baik untuk diri sendiri, dan ketika melaksanakan pembelajaran.

b Sebagai bahan acuan dalam melaksanakan kegiatan penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran

c Mendapatkan gambaran tentang kegiatan penelitian bidang pendidkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Bagi Peneliti

  1. Peningkatan wawasan peneliti dalam menggunakan metode demontrasi dan latihan intensif melalui pendekatan kognitif.
  2. Sebagai pengalaman dalam peningkatan kemampuan melaksanakan penelitian.
  3. Mendapatkan gambaran untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang penelitian tindalan kelas.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Pengertian belajar menurut Herman Hudoyo dalam bukunya yang berjudul Interaksi Belajar Mengajar, Belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku itu menjadi tetap, tidak dapat berubah lagi dengan modifikasi yang sama (Herman Hudoyo: 1976:305).

Sedangkan menurut Dimyati, belajar adalah perilaku kompleks pada individu yang melibatkan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, yang kesemuanya itu terkait dengan tujuan pembelajaran matematika yang terutama mengutamakan perilaku dalam kehidupan cara melaksanakan pergaulan dengan teman,di sekolah dilingkungan masyarakat yang mencerminkan tingkah laku yang sesuai dengan moral yang baik..

Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah “Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar.

Metode Demonstrasi dan Latihan Insentif dari pengertian metode demonstrasi adalah cara mengajar yang dilaksanakan guru dengan mempertunjukkan sesuatu” yang akan dipertunjukkan dapat berupa suatu rangkaian percobaan, suatu model alat atau suatu ketrampilan tertentu. Dalam metode ini siswa dituntun memperhatikan suatu objek atau proses yang didemonstrasikan.Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Seperti yang lain Kelebihan metode demonstrasi adalah pembelajarannya selalu menggunakan metode atau suatu cara keterampilan tertentu yang dapat dikembangkan oleh guru keterampilan mengamati,.

Metode latihan intensif suatu cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu kegiatan untuk keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru. Metode ini memiliki kelebihan yaitu melakukan suatu keterampilan berdasarkan penjelasan guru supaya dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menerapkan, dan mengkomunikasikan. Kelemahan metode latihan intensif yaitu apabila siswa dalam berlatih melakukan keterampilan perkalian tidak berdasarkan penjelasan guru atau siswa tidak sungguh-sungguh dalam pembelajaran yang diberikan, misalnya kurang konsentasi, tidak mau bertanya, pengawasan dan bimbingan guru tidak merata kepada siswa.

Pembelajaran guru untuk menerapkan metode demontrasi dan latihan intensif,dapat dilaksanakan ketika memberikan penjelasan sesuia dengan materi melalui demontrasi,dan memberikan latihan lebih banyak dapat menumbuhkan motivasi belajar lebih baik supaya dapat menguasai materi tentang FPB dan KPK dapat dikuasai ketika mengerjakan tes formatif dapat mencapai nilai yang lebih baik..Guru untuk memberikan motivasi sebagi cara untuk menumbuhkan,semangat belajar lebih baik,pada akhirnya kualitas aut put lebih baik daripada sebelumnya dan sekolah menentukan KKM sebesar 70.

Penelitian Yang Relevan

Matematika adalah terjemahan dari kata Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan

Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar “mempertunjukkan sesuatu” yang dipelajari ditunjukkan melalui proses secara berurutan dapat terlihat sesuai yang diperagakan sehingga siswa dapat melaksanakan yang dipertunjukkan dapat berupa suatu rangkaian percobaan, suatu model menggunakan alat yang dapat menambah ketrampilan tertentu. Dalam metode ini siswa dituntun memperhatikan suatu objek atau proses yang didemonstrasikan.Menerapkan metode demontrasi dan memberikan latihan intensif

Kerangka Berfikir.

Dalam menyelsaikan masalah kesulitan belajar dan mencapai hasil yang masih rendah disusu bagan kerangka berfikir sebagai berikut:

  • Guru melalui penerapan metode demontrasi dan latihan intensif dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018/2019.
  • Guru melalui penerapan metode demontrasi dan latihan intensif dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018//

3    Guru upaya melalui penerapan metode demontrasi dan latihan intensif dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018/ 2019 .

Hipotesis Tindakan.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka, guru sebagai peneliti merumuskan hipotesis tindakan

  1. Diduga guru menerapkan metode pembelajaran Demontrasi dan Latihan Intensif dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018/2019
    1. Diduga guru menerapkan metode pembelajaran Demontrasi dan Latihan Intensif dapat meningkatkan motivasi belajar matematika tentang FPB dan PK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018 /2019
    2. Diduga guru menerapkan metode pembelajarandemontrasi dan latihan intensif siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang FPB dan PK menggunakan factor prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur tahun pelajaran 2018/ 2019

METODOLOGI PENELITIAN

Seting Penelitian

Guru melaksanakan pembelajaran matematika materi FPB dan KPK untuk peningkatan proses pada siswa kelas VI semester II di SDN Semawur peneliti memilih tempat di SD tersebut karena melaksanakan tugas sebagai,sehingga memudahkan untuk mendapatkan informasi maupun data yang diperlukan lebih mudah didapat karena sudah memahami lokasinya, pemelajaran materi matematika menggunakan faktorisasi prima

Subyek Penelitian

Data hasil penilaian pada kegiatan kondisi awal ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas sendiri dari siswa kelas VI semester II di SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora yang hasil belajarnya belum maksimal siswa yang dijadikan subyek dalam penelitian berjmlah 13 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan untuk memperbaiki hasil belajar matematika materi FPB dan KPK yang masih rendah.masih jauh dari yang diharapkan

Sumber Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian yang dilaksanakan meliputi

Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi/pengamatan tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan tentang keaktifan belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam melaksanakan tugas mengerjakan soal tes formatif sebagai alat untuk mengukur keberhasilan belajar siswa setelah selesai memperoleh penilaian katagori Amat Baik,Baik, Cukup dan seterusnya . Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan kegiatan keaktifan dalam melaksanakan pembelajaran. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran matematika.yang berupa angka sebagai bukti penilaian.hasil yang diperoleh dapat menentukan keberhasilan dalam belajar materi yang disampaikan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan peneliti melalui kegiatan yang meliputi

Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh pada tes formatif inilah dijadikan sebagai data yang akan dianalisis kemudian hasil yang didapat sudah sesuai dengan target yang diinginkan atau belum apabila belum untuk dilaksanakan tindakan

Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesama guru yang mengajar di SDN Semawur .Observer adalah teman sejawat ikut masuk ke dalam ruangan kelas, untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari kegiatan siswa dan guru .

Refleksi dari teman sejawat sesama pendidik yang mengajar di kelas lain dan kepala sekolah dilksanakan setelah selesai proses pembelajaran pada akhir kegiatan setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran didiskusikan untuk memperoleh perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

Validasi Data

Validasi data pada penelitian yang dilaksanakan guru kelas meliputi validasi proses dan validasi hasil kegiatan yang dilaksanakan:

Validasi proses, yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran selama kegiatan,melalui pengamatan,dan penilaian,hasil yang diperoleh, peneliti/ guru memeriksa kelayakan data yang dari kegiatan proses penyusunan ,hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan guru pada setiap akhir kegiatan setiap siklus pelaksanaan pembelajaran. sebagai data untuk mengetahui keberhasilan kegiatan.Instrumen yang digunakan untuk melaksanakan penilaian

Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap akhir kegiatan,. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif,

Menganalis hasil kegiatan observasi yang dilaksanakan oleh teman sejawat dan dengan menggunakan lembar pengamatanyang sudah dipersiapkan sebelum melaksanakan kegiatan, dipersiapkan lembanr pengamatan

Indikator Kinerja

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang kemudian dianalisis meliputi pengamatan, wawancara, kajian dokumen, angket, dan test formatif yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini:

Pengamatan yang pengamat lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. pengamatan dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung..

Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran matematika,

Kajian dokumen juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti kurikulum, Rencana Pelaksanakan Pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran.

Angket diberikan kepada para siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktifitas dalam menyelesaikan soal FPB dan KPK menggunakan factor prima. Angket ini diberikan dua kali, yaitu sebelum kegiatan penelitian tindakan dan pada akhir penelitian

Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan menggunakan desain setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Planning (Perencanaan), (2) Action (Tindakan), (3) Obseving (Observasi), (4) Reflecting (Refleksi).pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam pra siklus,siklus I dan siklus II yang masing-masing melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data, dan tahap refleksi, dengan uraian rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus

32

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melalui proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahapan yang tertera dalam rencana kegiatan. yang tersusun untuk melaksanakan pembelajaranPada akhir pembelajaran siswa mengerjakan tes formatif dan dinilai kemudian hasilnya dimasukkan dalam daftar nilai dan kolom indikator keberhasilan. rendahnya prestasi menunjukkan bahwa langkah pembelajaran yang dilaksanakan belum dapat efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa. Karena beberapa masalah tentang menyusun rencana program pembelajaran yang belum dapat disamapaikan dalam pembelajaran,dengan baik,penguasaan materi belum optimal, belum mengajak siswa secara aktif mengikuti penjelasan yang disampaikan jadi dikonsultas dahulu, dengan kepala sekolah setelah itu diadakan revisi baru dilaksanakan.Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan dilaksanakan dengan dibantu satu teman sejawat sebagai observer dalam kegiatan pengamatan untuk mencatat kekurangan dan keberhasilan

Analisis Nilai Test Formatif Pra Siklus

No Rentang Nilai Jumlah siswa Katagori Persentase
1 86-100 0 Sangat Baik 0%
2 70-85 6 Baik 46%
3 61-69 4 Cukup 31%
4 51-60 3 Kurang 23%
5 ≤ 50 0 S.Kurang 0%
Jumlah 13 100%

Deskripsi Data Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Berdasarkan data yang diperoleh selama kegiatan yang dilaksanakan dan pada akhir pembelajaran dilaksanakan tes formjatif masih perlu untuk dilaksanakan perbaikan melihat kekurangan yang terjadi perlunya untuk melaksanakan perbaikan supaya tidak terjadi kesalahan yang sama seperti sebelumnya melaksanakan perbaikan kegitan pembelajaran menyusun rencana prgram pembelajaran yang lebih baik untuk dikonsultasikan dengan kepala sekolah, karena sudah direvisi untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada pembelajaran sebelumnya sudah pasti kepala sekolah untuk memberikan Setu juan baru dilaksanakan pembelajaran nilaian

Analisis Nilai Test Formatif Siklus I

No Rentang Hasil Jumlah siswa Sebutan Persentase
1 86-100 3 Sangat Baik 23%
2 70-85 7 Baik 54%
3 61-69 3 Cukup 23%
4 51-60 0 Kurang 0%
5 ≤ 50 0 S.Kurang 0%
Jumlah 13 100%

 

Menyajikan data frekuensi hasil evaluasi siswa pada pembelajaran pra s Dapat terlihat bahwa nilai tertinggi dari tes formatif pra siklus hasil ulangan yang dilaksanakan siswa pembelajaran .Dari rekap hasil nilai tes formatif pada pembelajaran matematika tentang FPB dan KPK menggunaakan faktorisasi prima siswa kelas VI semester II di SDN Semawur dari jumlah 13 siswa,guru memberikan tes formatif, yang mencapai nilai yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 10 siswa yaitu nilai 90 sebanyak 3 siswa nilai 85 sebanyak 0 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa, yang memperolah nilai 75 sebanyak 0 siswa,dan yang memeroleh nilai 70 sebanyak 4 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 3 siswa dengan perolehan nilai 60 sebanyak 3 siswa,dan , nilai tert inggi 90 dan nilai terendah 60 sebanyak . Nilai rata-rata yang dicapai adalah 75 yang memperoleh nilai ketuntasan sebanyak 10 siswa atau 77%.

Deskripsi Data Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Menyusun rencana program pembelajaran yang akan dilaksanakan menyusun kemudian dikonsultasikan dengan kepala sekolah kemudian apabila tidak perlu diadakan revisi secara langsung dapat digunakan untuk melaksanakan pelaksanaannya dibantu satu teman sejawat sebagai observer dalam kegiatan pengamatan bertugas untuk mencatat kekurangan dan keberhasilan selama kegiatan pembelajaran Proses pengumpulan data peneliti menganalisis nilai formatif yang diperoleh siswa sangat memuaskan.Refleksi Karena dari hasil analisis nilai formatif dianggap sudah baik maka perbaikan pembelajaran dihentikan.

 

 

Analisis Nilai Tes Formatif Siklus II

No Rentang Hasil Jumlah siswa Sebutan Persentase
1 86-100 6 Sangat Baik 46%
2 70-85 7 Baik 54%
3 61-69 0 Cukup 0%
4 51-60 0 Kurang 0%
5 ≤ 50 0 S.Kurang 0%
Jumlah 13 100%

 

Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus peneliti mengambil langkah dalam pembelajaran matematika melalui metode ceramah, ternyata hasilnya kurang memuaskan dengan nilai rata-rata hasil tes formatifnya dan tingkat penguasaan materi pembelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal. Siswa banyak yang belum memahami konsep. Teori holistik yang merupakan teori kognitif belajar dan dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran bermakna (meaning instruction) dari Aussabel, memberi warna perlunya atau pentingnya materi pelajaran yang bermakna dalam proses belajar bermakna menyebabkan siswa menjadi terkesan, sehingga mempunyai masa ingatan (retention spam) lebih lama membandingkan .Selama proses pembelajaran dilaksanakan guru mengamati siswa dalam melaksnakan tugas,yang diberikan untuk diselesaikan secara bersama dalam kelompok, aspek sikap yang perlu dinilai meliputi kegiatan interaksi dengan teman,disiplin dalam menyelesaikan tugastbisa epat waktu, memiliki tanggung jawab, dapat bekerja sama,peduli,dan percaya diri.

Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Pada kegiatan pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi dan latihan intensif dengan pemanfaatan media atau alat peraga pohon faktor dan cara menentukan KPK, ternyata sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Menuru Bruner (1982) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan siswa dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan siswa membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan/ keterkaitan (relations). Pembaharuan dalam proses belajar ini, dari proses drill & practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Reaksi positif untuk perubahan mempunyai dampak perkembangan kurikulum matematika sekolah yang dinamis.

Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Teori Piaget dalam pembelajaran matematika perlunya berkaitan materi baru pelajaran mateamtika dengan bahan pelajaran matematika yang telah diberikan, sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi baru. Ini berarti pengetahuan prasyarat dan pengetahuan baru perlu dirancang berurutan sebelum pembelajaran matematika dilaksanakan. Agar konsep yang diberikan dapat lebih mudah dipahami, representasi dari hasil kegiatan perlu diwujudkan dalam contoh, dan representasi dari akomodasi perlu dilaksanakan sesuai yang telah diprogramkan..

Guru memperagakan dan memperkenalkan pohon faktor untuk mencari faktorisasi prima kepada siswa dengan maksud agar supaya siswa memiliki pemahaman yang lebih luas untuk dapat menyelesaikan soal mencari faktorisasi prima melalui pohon faktor.,.guru membimbng siswa berlatih memperagakan membuat pohon faktor untuk menentukan KPK guru memperhatikan siswa memperagakan penyelesaian soal melalui menggunakan pohon faktor.melaksanakan kegiatan supaya dapat lebih menguasai materi yang dipelajari, memiliki pengetahuan lebih luas tentang penggunaan pohon faktor.

PENUTUP

Simpulan

Dalam kegiatan pembelajaran, yang dilaksanakan guru kelas sebagai peneliti maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pra siklus belum belum sesuai yang diharapkan terlihat pada kegiatan siswa ketika diberikan materi dan guru menjelaskan belum dapat menerima dengan baik,masih sebagian kurang memperhatikan,bermain sendiri,mengakibatkan hasil belajar rendah.
  2. Pembelajaran siklus I guru memperbaiki kekurangan,memperhatika siswa diajak terlibat selama proses,diberikan tanggung jawab untuk mengerjakan soal secara bersama dalam kelompok guru melaksanakan pengamatan kegaiatan siswa, pada akhir kerja kelompok ,salah satu anggota untuk presentasi sesuai dengan metode demontrasi dan latihan intensif diperleh hasil belajar melalui tes formatif dari jumlah 13 siswa mengalami diperoleh hasil lebih baik
  3. Hasil pembelajran dari pra siklus jumlah 13 belum menerapkan metode demontrasi dan latihan intensif hasil tes formatif,nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80 nilai rata-rata 65,pada siklus I tes formatif nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 nilai rata-rata 75 dan pada siklus II dapat tercapai sesuai dengan perencanaan memperbiki perencanaan, pelaksanakan,diperoleh hasil .Nilai rata-rata yang diperoleh 82,ketunasan belajar 100% semua siswa mencapai ketuntasan sekolah menentukan KKM 70.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan melaksanakan pembelajaran dengan metode demontrasi dan latihan intensif, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut

  1. Guru hendaknya mampu melaksanakan pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga menarik bagi siswa. hendaknya jangan hanya menggunakan metode yang sifatnya monoton dari waktu ke waktu karena akan membosankan bagi siswa. mampu membangkitkan belajar siswa secara aktif dan kreatif, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif. berusaha secara aktif dan kreatif untuk memberi pengalaman belajar bermakna bagi siswa, sehingga hasil pembelajaran tidak mudah terlupakan.
  2. Sekolah hendaknya mampu membudayakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, agar hasil belajar siswa meningkat. dapat memfasilitasi guru untuk mengadakan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.dapat mengkondisikan situasi kondusif yang dapat digunakan untuk pembelajaran secara optimal.

3    Melaksanakan pembelajaran, dimulai dari menyusun perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut.berupa lembar soal perbaikan digunakan kepada siswa yang mengalami kegagalan, dan lembar soal untuk pengayaan digunakan untuk .siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan dalam mengerjakan soal tes formatif Melaksanakan perbaikan dan pengayaan merupakan upaya guru sebagai bentuk memberikan motivasi kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

. Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.

Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Anita. 2005. Cooperatif Learning. Memprakttikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka.

Buchori, dkk. 2004. Gemar Membaca Matematika 5. Semarang. Aneka Ilmu.

Depdikbud. 1994. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.

Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.

Endang, Retno W. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: UNNES.

Hamalik, Umar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.

Seiler, Pam dan Tamera Bryant, 2002. The Values Book for Children, Jakarta. Gramedia.

Subarjo, dkk. 1990. Bahan Penataran Kurikulum SD 175 yang disempurnakan dengan pendekatan CBSA, Semarang: Tim Penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah.

Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suminarsih. 2005. Model Pembelajaran. Semarang: Widya Iswara.

Wahyudin Dinn. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.