PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn

MELALUI METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI JETAK 03

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Eri Winedar

SD Negeri Jetak 03

 

ABSTRAK

Dalam upaya peningkatan pendidikan, maka standar proses Pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun idealnya standar isi dan standar lulusan serta standar-standar lainnya, tanpa didukung oleh standar proses yang baik dan memadai, maka standar tersebut tidak memilki nilai apa-apa. Oleh karena itulah standar proses pendidikan merupakan hal yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Dalam pelaksanaan pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itulah upaya peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimilki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai oleh satu strategi tertentu saja. Dengan demikian apabila guru telah melaksakan profesinya sebagai guru secara profesional serta banyak menguasai strategi pembelajaran, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai secara optimal. Berdasarkan pengamatan,fakta dan data di kelas IV SD NEGERI JETAK 03, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai proses kegiatan belajar dan mengajar untuk mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran yang akan melibatkan siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif yaitu metode pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament, metode pembelajaran TGT memiliki keunggulan diantaranya adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran lebih tinggi, kegiatan pembelajaran lebih aktif (hidup) karena pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan sehingga siswa lebih bergairah, melibatkan siswa tanpa harus ada perbedaan status, melatih ketangkasan dan kecepatan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu dengan melihat permasalahan diatas penulis mengambil judul penelitian: “Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Teams Games Tournament Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang”. Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut; Pada saat pretes hanya 8 orang siswa yang dapat memenuhi nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 51,33 atau 34,78%, setelah diberikan tindakan dengan pendekatan TGT pada pelaksanaan postes nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,33 atau 64,28%, dan nilai rata-rata siswa pada siklus II, pada hasil pretes hanya sebesar (64,33) atau 72% setelah diberikan tindakan dengan pendekatan TGT, secara signifikan mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi (82, 50), atau 93, 33%. Berdasarkan data diatas maka tindakan belajar yang telah dilakukan dengan menggunakan model TGT, dari siklus I sampai siklus II dapat mningkatakan hasil belajar PKn dikelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG dengan prosentase peningkatan yang cukup besar yaitu dari sebelumnya hanya 34,78% setelah dilakukan tindakan meningkat menjadi 93,33% atau meningkat 60%.

Kata kunci: hasil belajar, Teams Games Tournament

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menghadapi pesatnya persaingan pendidikan di era globalisasi, semua pihak perlu menyamakan pemikiran dan sikap untuk mengedepankan peningkatan mutu pendidikan. Pihak-pihak yang ikut meningkatkan mutu pendidikan adalah pemerintah, masyarakat, steakholder, kalangan pendidikan serta semua subsistem bidang pendidikan yang harus berpartisipasi mengejar ketertinggalan maupun meningkatkan prestasi yang telah dicapai saat ini.

Pembinaan dan usaha yang dapat dilakukan dalam perbaikan pendidikan tidak mungkin berhasil tanpa disertai dengan pembinaan dan perbaikan kualitas pengetahuan serta cara kerja para pelaksananya, yaitu guru-guru. Maka setelah lahirnya Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru menjadi profesi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.

Begitu besarnya peran dan tanggung jawab seorang guru, maka selayaknyalah profesi seorang guru dilakukan secara profesional. Pada dasarnya, guru yang profesional adalah yang dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Hal ini dikarenakan guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya. Tetapi guru juga berperan sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer), dan penilai (evaluator).

Selain itu, didalam UU No 14 Tahun 2005 di dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dalam upaya peningkatan pendidikan, maka standar proses Pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun idealnya standar isi dan standar lulusan serta standar-standar lainnya, tanpa didukung oleh standar proses yang baik dan memadai, maka standar tersebut tidak memilki nilai apa-apa. Oleh karena itulah standar proses pendidikan merupakan hal yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Dalam pelaksanaan pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itulah upaya peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari pembenahan kemampuan guru.

Salah satu kemampuan yang harus dimilki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai oleh satu strategi tertentu saja.

Dengan demikian apabila guru telah melaksakan profesinya sebagai guru secara profesional serta banyak menguasai strategi pembelajaran, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai secara optimal.

Akan tetapi faktanya dilapangan pembelajaran yang dilaksanakan khususnya pada pelajaran PKn belum sesuai dengan yang diharapkan.

Guru-guru di Sekolah Dasar belum memahami dengan benar, bagaimana pembelajaran PKn dilakukan dalam suasana menyenangkan.

Berbagai macam keluhan dalam pembelajaran PKn di SD/MI seperti: malas belajar, membosankan, kurang bergairah tidak menarik dan keluhan-keluhan lain dari para siswa, ini adalah permasalahan mendasar yang harus segera diatasi. Keluhan ini muncul akibat dari kurangnya guru memberikan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran, strategi pembelajaran yang variatif, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tidak berhasil baik.

Seperti yang terjadi di kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG tempat penulis menjalankan tugas sehari-hari. Penulis menyaksikan banyak siswa kelas IV yang kesulitan dalam memahami pelajaran PKn dengan bukti masih rendahnya nilai mata pelajaran PKn sehingga tidak tercapainya nilai KKM, dari 23 siswa hanya 5 siswa (21,73%) yang tuntas, artinya memperoleh nilai setara nilai KKM atau di atasnya dan sisanya 18 orang (78,27%) dinyatakan tidak tuntas karena mendapat nilai dibawah KKM.

Berdasarkan pengamatan,fakta dan data di kelas IV SD NEGERI JETAK 03, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai proses kegiatan belajar dan mengajar untuk mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran yang akan melibatkan siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif yaitu metode pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament, metode pembelajaran TGT memiliki keunggulan diantaranya adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran lebih tinggi, kegiatan pembelajaran lebih aktif (hidup) karena pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan sehingga siswa lebih bergairah, melibatkan siswa tanpa harus ada perbedaan status, melatih ketangkasan dan kecepatan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu dengan melihat permasalahan diatas penulis mengambil judul penelitian: “Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Teams Games Tournament Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang”

Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar PKn, melalui Penggunaan TGT di kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan hasil belajar tentang” Mengenal Lembaga-Lembaga Negara Tingkat Pusat seperti Presiden, Wakil Presiden, MPR, DPR, MA, BPK, MK, KY,” dengan menggunakan pendekatan dan model pembelajaran Team Geams Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG, dari tujuan Umum di atas dapat ditemukan tujuan khusus sebagai berikut:

1)   Untuk mendeskripsikan perencanaan penggunaan model belajar dengan pendekatan Team Games Tournament pada siswa kelas IV dalam mata pelajaran PKn, SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG.

2)   Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penggunaan pendekatan Teams Games Tournament dalam meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG.

3)   Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penilaian pendekatan Teams Games Tournament dalam meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG.

4)   Untuk mendeskripsikan seberapa besar peningkatan hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan pendekat Teams Games Tournament dalam meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk:

a.     SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG

Dengan hasil penelitian ini diharapkan sekolah dapat membuat program guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang memotivasi siswa dan meningkatkan hasil belajar

b.     Guru

Bagi guru sebagai motivasi untuk terus memperkaya penguasaan metode pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal

KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hasil Belajar dan Belajar

Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Sedangkan menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar juga merupakan hasil dari siswa interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Hasil belajar juga sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatie, kemudian dalam bahasa indonesia disebut prestasi diartikan sebagai hasil usaha.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil pengolahan nilai yang diperoleh seorang siswa selama dalam proses pembelajaran dan berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukan tingkat kemampuan siswa adalam mencapai tujuan pembelajaran.

Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif PKn, yang mencakup pengetahuan (C1) yaitu mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari, pemahaman (C2) yaitu mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang di pelajari, dan penerapan (C3) yaitu mencakup kemampuan menerapkan metode untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes dalam bentuk lisan dan tertulis. Bentuk lisan disajikan melalui tanya jawab langsung, sedangkan bentuk tulisan disajikan dengan menggunakan lembar soal dan lembar jawaban.

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

TGT (teams games tournament) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang telah dikembangakan oleh Robert S. Slavin pada tahun 1994.

Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan keterampilan.

Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti tentang peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT (teams games tournament), hal ini dilakukan karena rata-rata hasil belajar PKn masih rendah dan belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.

Hasil belajar siswa yang rendah selain karena penguasan materi yang kurang oleh siswa juga karena guru kurang menguasai metode pembelajaran yang tepat dan bervariatif, sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai.

Jadi dengan demikian penulis ingin melakukan perbaikan atau penngayaan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengubah metode pembelajaran yang akan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan untuk memperbaiki hasil belajar ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT (teams games tournament) sehingga diharapkan dengan model pembelajaran yang akan melibatkan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mencapai KKM yang telah ditentukan.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih lemah, sehingga harus di uji secara empiris. Berdasarkan tema penelitian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: “Melalui penerapan model pembelajaran TGT (teams games tournament) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG.

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitan ini berlangsung ditempat penulis bertugas yaitu di SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG, di kelas IV semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Tanggal

Waktu

Siklus

07 Mei dan 14 Mei 2016

4 x 35 menit

I

21 Mei dan 28 Mei 2016

4 x 35 menit

II

 

Metode penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas.

Metode ini biasanya digunakan oleh guru untuk memperbaiki hasil belajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran.

Rido dkk, menyatakan Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan didalam kelas oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.

DESKRIPSI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Bab ini mendeskripsikan hasil Penelitian Tindakan Kelas, yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG, Hasil penelitian diperoleh dari hasil kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan Teams Games Tournament (TGT), pada mata pelajaran PKn, dengan Pokok Bahasan Mengenal Susunan Pemerintahan Tingkat Pusat.

Temuan Hasil Penelitian Prasiklus

a)   Guru bersama siswa mengambil kesimpulan terhadap materi yang telah dilaksanakanmelalui tanya jawab

b)   Siswa mengerjakan soal evaluasi individu

c)   Guru menyampaiakn informasi tentang materi untuk pertemuan berikutnya

d)   Guru memberikan pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut

Siklus I

Terjadi peningkatan hasil belajar PKn pada materi Lembaga-Lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Tingkat Pusat, pada siklus I, sesudah diberikan tindakan penerapan pendekatan TGT. Pada saat pretes hanya 8 orang saja yang dapat memenuhi nilai KKM atau 34, 78%, selebihnya yaitu 65,22% belum memenuhi KKM, setelah postes meningkat menjadi 64, 28%, dan sisanya 35,72% belum memenuhi KKM. Tes akhir yang dilaksanakan pada siklus I tersebut belum memenuhi ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu 90%, karena masih terdapat 35,72% siswa yang belum mencapai nilai batas ketuntasan minimal atau belum mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan yaitu 75.

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan TGT pada materi Lembaga Pemerintahan Tingkat Pusat, dapat memotivasi semangat belajar siswa keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok, membangun sikap demokratis, menumbuhkan tanggung jawab, sikap disiplin, dan percaya diri.

Berdasarkan hasil refleksi dari 2 kali pertemuan pada siklus I, hasil belajar PKn pada materi Lembaga-Lembaga Negara pada saat pretes hanya 8 orang saja yang dapat memenuhi nilai KKM atau 34,78%, setelah postes meningkat menjadi 64,28%. Tes akhir yang dilaksanakan pada siklus I belum memenuhi ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu 90%, karena masih terdapat 35,72% siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu sebesar 75, oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini pada siklus II.

SIKLUS II

Kegiatan, siklus II merupakan penekanan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang ada pada prasiklus dan siklus I dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa kelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG dalam materi pembelajaran lembaga pemerintahan tingkat pusat dengan menggunakan model pendekatan TGT (teams game tournament), dan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Penilaian observer yang dilakukan guru dan Kepala sekolah terhadap aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bersama siswa, kegiatan guru tersebut harus sesuai dengan RPP yang sudah di persiapkan, berdasarkan tabel di atas aktivitas guru dapat dinyatakan sangat baik.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan yanhhg bervariasi, seperti penerapan pendekatan TGT pada pelajaran PKn untuk materi Lembaga-Lembaga Pemerintahan Tingkat Pusat, menjadikan suasana belajar lebih kondusif, siswa lebih aktif dan mandiri, serta dapat menumbuhkan tanggung jawab, sikap toleran dan membangun kerjasama dengan semua teman, Sehingga dapat memotivasi semangat belajar siswa belajar, dan meningkatkan gairah mengajar bagi guru, hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata postes siswa adalah (71,33), atau (59,40%) dan pada siklus II nilai postes mengalami peningkatan menjadi (82,50) atau (93,33%).

Berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa hasil belajar PKn siswa mengalami peningkatan sesuai kriteria yang diharapkan yakni (93,33%), sehingga dapat mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan.

Artinya tindakan untuk meningkatkan hasil belajar sudah berhasil, dengan demikian maka diputuskan bahwa peneliti tidak melanjutkan tindakan perbaikan kesiklus berikutnya.

Pembahasan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pelajaran PKn dengan materi pembalajaran lembaga pemerintahan tingkat pusat dilakukan melalui 3 kegiatan atau tahapan, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas dan pengaruh penerapan model pembelajaran TGT (teams games tournament) terhadap hasil belajar siswa.

Metode TGT merupakan suatu metode pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokan 4-6 orang perkelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama,suku sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota lain untuk memperoleh skor tingi bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap murid anggota kelompok akan mengambil sebuah kartu yang telah diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang ada pada kartu tersebut sehingga memberikan sumbangan angka bagi kelompoknya.

Pendekatan TGT merupakan pendekatan yang memungkinkan terjadinya kolaborasi antara pendidik dengan peserta didik atau antara pesertadidik sendiri, sehingga jika diterapkan di sekolah dasar sangat cocok dengan prinsif belajar karena dapat memotivasi siswa untuk belajar, sesuai dengan tingkat kemampuannya, sebagai penguatan langsung selama proses belajar, dan melatih tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Prinsip belajar adalah landasan berfikir, landasan berpijak dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.

Perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan bealajar, perhatian terhadap pelajaran akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Soekamto dan Winataputra prinsip belajar diantaranya adalah apapun yang dipelajari siswa dialah yang harus belajar, setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung selama proses belajar, motivasi siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Adapun tahapan-tahapan kegiatan dalam penelitian ini diawali dengan kegiatan Prasiklus yaitu penyampaian materi ajar yang bersifat tradisional dan konvensional dengan menggunakan gambar bagan struktur di papan tulis menggunakan spidol hitam, kemudian dilakukan evaluasi.

Hasil evaluasi pembelajaran masih dibawah KKM dan jumlah siswa yang mampu menyerap materi pelajaran hanya (28%) maka dilakukan perbaikan pembelajaran melalui kegiatan siklus I. Kegiatan guru maupun siswa belum diketahui tingkat efektifitasnya karena pada prasiklus tersebut belum dilakukan pengamatan atau observasi oleh obsever.

Ketuntasan hasil belajar pada kegiatan siklus I sudah menunjukkan adanya perbaikan dari hasil belajar prasiklus (34,78%) yakni menjadi (65,22%), akan tetapi presentase tersebut belum maksimal, karena hasil yang diinginkan adalah (90%).

Berdasarkan hasil pengamatan observer terhadap kegiatan pembelajaran menunjukkan nilai positif, terutama dari cara penyampaian dan kegiatan guru sangat baik, tetapi karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan guru sehingga siswa belum memberikan respon secara maksimal.

Siklus I merupakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan metode penelitian serta menggunakan media pembelajaran yaitu menggunakan alat bantu pembelajaran berupa karton berwarna yang dipotong-potong berbentuk kartu, dan alat peraga karton berwarna putih yang ditempel dipapan tulis, serta penerapan metode diskusi kelompok kecil.

Karena dengan diskusi dapat menumbuhkan sikap sosial, dan berlatih hidup bersama saling berbagi, menghargai dan saling membantu, selain itu siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses pembelajaran.

Penggunaan alat bantu, model, metode serta pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran akan lebih memudahkan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Setelah dilakukan evaluasi, meskipun belum maksimal, tetapi hasil belajar siswa menunjukan perubahan kearah lebih baik, namun karena hasil belajar belum maksimal maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui siklus II.

Perbaikan yang dilakukan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan yaitu berhasil mencapai (93,33%) sehingga dengan hasil tersebut perbaikan hasil belajar sudah berhasil.Maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.Siklus II merupakan kegiatan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada prasiklus dan siklus I dengan tindakan penerapan model pendekatan TGT (teams game tournament) disertai diskusi kelompok yang heterogen, serta menggunakan media kartu soal dan permainan berupa turnamen, mendorong siswa lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil yang diharapkan terutama pemahaman dan peningkatan kemampuan terhadap nilai hasil belajar dalam materi lembaga pemerintahan tingkat pusat mencapai hasil maksimal.

Observasi terhadap kegiatan guru dan siswa menunjukkan hasil positif mencapai kriteria sangat memuaskan.

Selama kegiatan penelitian dilakukan dari mulai prasiklus sampai siklus II, peneliti senantiasa didampingi dan diamati oleh kepala sekolah dan teman sejawat yang membantu penulis mencari jalan keluar atau langkah-langkah penyelesaian masalah yang tepat, relevan dan mudah dilaksanakan serta membantu penulis dalam kegiatan refleksi dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan.

 

 

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut; Pada saat pretes hanya 8 orang siswa yang dapat memenuhi nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 51,33 atau 34,78%, setelah diberikan tindakan dengan pendekatan TGT pada pelaksanaan postes nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,33 atau 64,28%, dan nilai rata-rata siswa pada siklus II, pada hasil pretes hanya sebesar (64,33) atau 72% setelah diberikan tindakan dengan pendekatan TGT, secara signifikan mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi (82, 50), atau 93, 33%.

Berdasarkan data diatas maka tindakan belajar yang telah dilakukan dengan menggunakan model TGT, dari siklus I sampai siklus II dapat mningkatakan hasil belajar PKn dikelas IV SD NEGERI JETAK 03 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG dengan prosentase peningkatan yang cukup besar yaitu dari sebelumnya hanya 34,78% setelah dilakukan tindakan meningkat menjadi 93,33% atau meningkat 60%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyumbangkan saran-saran sebagai berikut:

1.   Guru selayaknya memiliki keinginan untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan profesionalitas guru dan mutu pendidikan, salah satunya dengan menggunakan model pendekatan TGT dalam pembelajaran.

2.   Pihak sekolah dan pengelola pendidikan hendaknya memberikan dukungan, moral dan spiritual serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru dalam melakukan kegiatan untuk peningkatan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa.Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Yamin,Martinis.Profesinalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta:         Gunung Persada Press, Cet. Ke- 5, 2011.

Sanjaya,Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , Jakarta:

            Kencana Prenada Media, Cet. Ke-1, 2006.

Ubaedillah dan Abdul Rozak. Pendidikan Kewarganegaraan,Pancasila, Demokrasi, Ham dan Masyarakat Madani, Jakarta: Kencana Prenada Grup, Cet. Ke-8, 2012

Dasim Budimansyah dan Karim Suriadi.PKn dan masyarakat Multikultural, Bandung:

            Program Studi Pendidkan Kewarganegaraan UPI, 2008.

Kaelan dan Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta:    Paradigma, 2010.

Ine Kusuma dan Markum Susatim. Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai, Bogor:       Ghalia, Cet. Ke-1, 2010.

Supriono, Agus.Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta:     Pustaka Pelajar, Cet. Ke-7, 2012.

Sujana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-14, 2009.

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran, Bandung:   PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-4, 2012.

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni.Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:         Ar-ruzz,Cet. Ke-3, 2008.

Sumani, Mukkhlas.Belajar dan Pembelajaran, Bandung:    PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-3, 2012.

Muhamad Tobroni dan Arif Mustofa.Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:Ar-ruzz Media, Cet. Ke-1, 2011.

Zulfiani dkk. Strategi Pembelajaran Sain, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, Cet. Ke-1, 2009.

http://eprint.uny.Callisa Pranata.ac.id/2012

Silbermen, Melvin. Actif Learning:101Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung:    Nusamedia, Cet. Ke-4, 2011.

Kurnianto, Ridho dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya: Aprinta, Cet. Ke-1 2009.

I.G.A Wardani dkk. Penelitian tindakan Kelas,Jakarta:       Universitas Terbuka, Cet. Ke-17, 2006

Arikunto, Suharsimi.Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta:      Bumi Aksara, 2010

Sopyan, Ahmad.Evaluasi Pembelajaran Ipa Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga UIN, 2006

Sujiona, Anas. Pengantar Evaluasi Pendiikan, Jakarta:       Raja Grifindo Persada, 2003