Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode Drill
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG BILANGAN BULAT DENGAN MENERAPKAN
METODE DRILL SISWA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI
SDN CANGKIRAN 01 KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Koko Wahyudi
SDN Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang
ABSTRAK
Siswa kelas V SD Negeri Cangkiran kecamatan Mijen Tahun Pelajaran 2016/2017 untuk pembelajaran matematika tentang bilangan bulat kurang berhasil, terbukti Dalam daftar nilai terbaca dari 33 siswa kelas V SD Negeri Cangkiran 01 pada pelajaran Matematika materi Bilangan bulat menunjukkan hasil belum memuaskan, karena dari 33 siswa yang tuntas hanya 7 siswa (21%) sedangkan yang yang belum tuntas 26 siswa (78%). Rumusan Masalah. “Apakah metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi pokok bilangan bulat kelas V SDN Cangkiran 01 pada semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?†Tujuan penelitian.1) Meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Matematika, dan 2) Meningkatkan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika tentang bilangan bulat kelas V semester 1 SD Negeri SDN Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang dengan menggunakan metode Drill. Dengan penerapan metode Drill. Untuk mendapatkan data hasil belajar siswa diadakan tes tertulis. Dalam penelitian ini proses pembelajaran dibagi dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil rata–rata tes dari tes formatif bilangan bulat siswa kelas V SDN Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang pada kondisi awal 62 tingkat ketuntasan 54%. Pada siklus I nilai rata-rata 70 tingkat ketuntasan 58%. Pada siklus II rata-rata 76, tingkat ketuntasan 86%. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran metode Drill dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika tentang bilangan bulat.
Kata Kunci: Matematika, kelas lima, Drill.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika adalah pelajaran yang berfungsi sebagai alat menghitung bilangan dengan prosedur opersional dalam penyelesaian masalah bilangan.
Di masyarakat sering dijumpai bilangan bulat, tetapi siswa tidak menyadari bahwa kegiatan itu ada hubungannya pelajaran di sekolah, oleh karena itu guru segera bertindak untuk mengarahkan pengertian tentang macam-macam bilangan bulat.
Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif pada semua mata pelajaran. Begitu halnya dalam pembelajaran matematika, agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa harus ditekankan.
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Semua guru dalam setiap langkah pembelajaran selalu mengharapkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan akan berhasil baik. Tapi kenyataan di lapangan pada saat pembelajaran dilaksanakan tidak selalu seperti apa yang diharapkan. Hal itu juga terjadi pada saat pembelajaran pertama yang telah penulis laksanakan. Pembelajaran kali ini bisa dikatakan tidak atau kurang berhasil, hal ini dapat dilihat dengan fakta pada dokumen daftar nilai yang telah penulis susun setelah pembelajaran berakhir. Dalam daftar nilai terbaca dari 33 siswa kelas V SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarangpada pelajaran Matematika materi Bilangan bulat menunjukkan hasil belum memuaskan, karena dari 33 siswa yang tuntas hanya 14 siswa (42%) sedangkan yang yang belum tuntas 19 siswa (58%).
Melihat hasil ketuntasan di atas peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam pembelajaran agar mendapat masukan dengan positif guna meningkatkan prestasi siswa di kelas.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan penulis adalah “Apakah metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi pokok bilangan bulat kelas V SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarangpada semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?â€
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah 1) Meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Matematika, dan 2) Meningkatkan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika.
Penelitian ini bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan sekolah. Bagi peserta didik, Dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep bilangan bulat dan meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa, serta prestasi belajar siswa meningkat. Bagi guru, dapat meningkatkan profesional guru dalam pembelajaran, dan upaya pemecahan masalah belajar siswa oleh guru. Bagi sekolah, dapat sebagai acuan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan prestasi belajar siswa tentang bilangan bulat kelas V semester 1, dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang.
PEMBAHASAN
Landasan Teori
Hakikat matematika menurut Herman Hudojo (1990) mengemukakan pendapatnya tentang pengertian Matematika adalah sebagai berikut: Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis sehingga Matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.
Menurut H.W. Fauler (Suyitno ,2004) matematika adalah:“Ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran atau alat peraga yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswaâ€.
Pengertian Metode Drill
Metode menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Widya Karya, 2005: 321) metode adalah cara yang telah diatur dan berfikir baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan.
Drill adalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1994: 363), adalah latihan yang diulang diwaktu singkat atau melatih (kecakapan, ketangkasan dsb) dengan cara mengulang di waktu singkat.
Metode Drill Adalah metode belajar dalam penyajian suatu materi pelajaran atau pembahasan materi melalui latihan – latihan ulang atau belajar dengan cara mengulang – ulang dalam proses pembelajaran.
Kelebihan metode Drill yaitu Siswa mempunyai minat ingin menghafal sesuatu, Siswa mempunyai kepuasan dalam menghafal, Isi pelajaran tidak semu lagi, Isi pelajaran tidak semu lagi serta dapat berfikir cepat dan hemat.
Kelemahan Metode Drill yaitu bila siswa kurang bimbingan drill tidak berhasil, memerlukan waktu ekstra untuk menghafal, Siswa meremehkan materi, tujuan akhir pelajaran tidak bisa diukur, siswa tidak biasa menghafal, serta siswa berfikir pasif.
Hasil belajar matematika
Pandangan belajar mempunyai arti asumsi yang berbeda – beda menurut paradigma, ilmuan ahli pendidikan dan cendekiawan.
Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Widya Karya, 2005: 21) berusaha memperoleh kepandaian ilmu, membaca, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengetahuan.
Belajar menurut Augustine and C. Winston S (1992, hal. 354 – 361) bentuk perbedaan dalam opersi bilangan dengan perbedaan yang jelas antara tanda pengurangan disebut lawan (invers aditif).
Pandangan belajar yang hampir sama oleh John A. Vn De Walle (1990, hal: 345 – 351)bentuk perbedaan bilangan bulat dan negatif dengan jelas dengan lawannya (invers aditif).
Sedangkan belajar menurut Slameto (2003: 13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannyaâ€. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus melakukan usaha agar apa yang di inginkan dapat tercapai. Usaha tersebut dapat berupa kerja mandiri maupun kelompok dalam suatu interaksi.
Peningkatan belajar terhadap materi
Arti bilangan adalah menghitung banyaknya suatu benda baik ditambah, dikurangi maupun dikalikan dengan satuan matematik abstrak. Macam – macam bilangan bulat yang ada di sekolah di antaranya yaitu: bilangan positif (+), bilangan bulat negatif (-), dan bilangan pecahan, bilangan desimal, prosen baik positif (+) maupun negatif (-).
Tujuan dari bilangan adalah membantu dalam membedakan menghitung dengan jelas dalam kegiatan sehari – hari.
Kerangka Berfikir
Kriteria dalam pembelajaran Matematika yaitu harus menarik sehingga siswa bisa menikmatinya dan tidak cepat bosan, menekankan pada pengajaran proses daripada materi, mendorong siswa melakukan demonstrasi yang akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa. maka peneliti mempunyai gambaran pelaksanaan sebagai berikut:
Dengan melihat kondisi awal yang masih jauh dari harapan, maka guru bermaksud melakukan tindakan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Dalam tindakan ini terbagi menjadi dua siklus. Siklus pertama guru menggunakan metode drill, tetapi hanya guru saja yang menggunakannya untuk menjelaskan materi pelajaran, sedang siswa hanya memperhatikan penjelasan guru. Menurut teori proses pembelajaran kondisi awal dengan siklus I seharusnya ada peningkatan karena guru telah menggunakan media sehingga perhatian siswa akan lebih terfokus pada pembelajaran.
Tindakan siklus II guru juga pembelajaran masih menggunakan metode drill, tetapi tidak hanya guru yang aktif, siswa dalam kelompok ditugaskan untuk menyelesaikan tugas dengan menggunakan metode drill, menurut teori hasil tindakan siklus II akan lebih meningkat dibanding hasil tindakan siklus I karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain setelah dilaksanakannya tindakah silkus II dengan penggunaan metode drill pembelajaran akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa yang kemudian disebut dengan kondisi akhir.
Metode Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 36 siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan, anak tersebut mempunyai kepandaian yang berbeda – beda (tinggi, sedang, dan rendah) dalam menerima materi pelajaran dari guru di dalam kelas. Perbedaan tersebut karena beberapa faktor orang tua diantaranya: sebagai buruh 18 orang (55%), pedagang 8 orang (24%),pegawai 7 orang (21%) sehingga orang tua kurang memperhatikan pendidikan siswa dan faktor lingkungan masyarakat.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2016. Dalam penelitian ini dimulai dari persiapan, penyusunan proposal, penyiapan instrumen, pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan laporan penelitian.
Dalam pelaksanaan penelitian yang direncanakan oleh peneliti dalam perbaikan pembelajaran ini diadakan 2 siklus, yang setiap siklus terdiri 3 pertemuan yang memuat 4 bagian tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Teknik dan alat pengumpulan data dilakukan dengan cara. 1) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan dan intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2002:29). Dilakukan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan. 2) Observasi, adalah teknik pengumpulkan data, di mana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung dengan pencatatan yang sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:110) observasi dilakukan dengan dua cara yaitu: a) Observasi non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. b) Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Observasi dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh, baik faktor yang mendukung maupun yang menghambat peningkatan dalam hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang
Langkah-langkah mempersiapkan metode observasi: a) Siapkan lembaran kerja yang didalamnya tercantum urutan kerja. b) Tentukan objek yang sekiranya cocok dan bermanfaat bagi siswa
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi sistematis, karena adanya kerangka yang jelas dengan demikian akan memudahkan penulis dalam pelaksanaan observasi. Selain itu dalam observasi ini sudah dibatasi permasalahannya, baik isi maupun luas situasi serta wilayahnya dengan demikian kemungkinan observasi bisa terarah dan teliti, pelaksanaan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan terhadap berbagai hal atau faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Observasi berpedoman pada aktifitas siswa kelas V SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang dan sumber dokumen yang relevan dengan masalah yang diteliti atau data yang dibutuhkan.
Dokumentasi, yaitu berupa dokumen data yang sebelum penelitian telah dimiliki siswa dari pembelajaran sebelumnya. Data dokumentasi ini berupa rekap daftar nilai pada kondisi awal dan data personal siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Untuk Alat pengumpulan data antara lain adalah: a). Tes Tertulis, yaitu tes yang digunakan untuk mencari data hasil pembelajaran pada siklus pertama dan siklus kedua; b). Lembar pengamatan proses pembelajaran, alat ini digunakan pada proses pembelajaran siklus pertama dan siklus kedua; c). Dokumen daftar nilai, dokumen ini merupakan alat pengumpula data pada kondisi awal.
Analisis data pada penelitian ini penulis sesuaikan dengan metode dan jenis data yang telah penulis kumpulkan. Analisis data yang berupa angka menggunakan data Kuantitatif dengan menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar kondisi awal, hasil belajar siklus I, dan hasil belajar setelah siklus II kemudian direfleksi. Untuk kegiatan refleksi mencakup kegiatan menarik kesimpulan, membuat ulasan berdasarkan simpulan.
Data yang diperoleh melalui observasi/wawancara menggunakan data Kualitatif yaitu menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus dengan membandingkan proses pembelajaran kondisi awal, membandingkan proses pembelajaran siklus I dan siklus II, serta membandingkan proses pembelajarqan kondisi awal dan kondisi akhir.
Indikator keberhasilan merupakan titik puncak yang ingin dicapai dalam pelaksanaan tindakan. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar Matematika tentang bilangan bulat kelas V semester I sehingga mencapai nilai di atas KKM, atau dengan kata lain dari semula rata-rata hanya mendapat 62 menjadi 76 atau lebih.
Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal.
Pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat pada pembelajaran pertama masih rendah pemahaman dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil yang dicapai setelah diadakan evaluasi.
Deskripsi Siklus I
Tahap Perencanaan
Dengan perencanaan perbaikan siklus I, mengutamakan pada permasalahan pembelajaran sebelumnya (pra siklus). Pelaksanaan pembelajaran, guru menggunakan model pembelajaran dan media merangsang siswa aktif dalam pembelajaran pada siklus I. perbaikan pembelajaran menggunakan metode yang tepat, supaya meningkat memahami materi pelajaran dari guru.
Tahap Pelaksanaan
Prestasi keberhasilan siswa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dapat dilihat dari analisis tes formatif, tabel, grafik dan nilai sebagai berikut:
Jumlah siswa kelas V |
Nilai |
Jumlah siswa |
Prosentase (%) |
33 |
Belum tuntas <70 |
15 |
45% |
Tuntas ≥70 |
18 |
55% |
Deskripsi Siklus 2
Hasil Perencanaan.
Pelaksanaan rencana pembelajaran perbaikan pada siklus II oleh peneliti dibagi menjadi 4 tahapan dengan menerapkan metode â€drill†dalam kegiatan perbaikan pembelajaran ,dengan harapan siswa tuntas belajar pada pelajaran matematika tentang materi bilangan bulat.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran metematika pada siklus II dapat dilihat dari analisis tes formatif siklus II pada (tabel,grafik,dan daftar nilai),sebagai berikut:
Hasil dari perbaikan pembelajaran dapat dilihat dari analisis tes formatif siklus II pada siswa kelas V semester I SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran 2016/2017,dari 36 siswa berhasil dengan tuntasan terhadap materi bilangan bulat dengan prosentase 86% dengan nilai diatas batas minimal ketuntasan (>70).
Tabel prestasi siklus II
Nilai |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Blm tuntas <70 |
5 |
14% |
Tuntas ≥70 |
28 |
86% |
Bagan Perbandingan Hasil Belajar siklus I dengan Siklus II
No |
Uraian |
Siklus I |
Siklus II |
03 |
Hasil Belajar |
Hasil ulangan harian pada Siklus I: Nilai Terendah 50. Nilai tertinggi 100, Nilai rata-rata 70 |
Hasil ulangan harian pada Siklus II: Nilai Terendah 60, Nilai tertinggi 100, Nilai rata-rata 76 |
Refleksi keseluruhan siklus II:
Ø Simpulan dari perbaikan pembelajaran tersebut adalah dengan menerapkan metode Drill baik proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa meningkat.
Ø Action Plan: Bahwa dengan menerapkan metode Drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka hal ini perlu ditindaklanjuti untuk proses pembelajaran berikutnya diusahakan untuk menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, agar hasil belajar menjadi maksimal.
Pembahasan Tiap dan Antar Siklus
Tindakan
Tindakan pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam perbaikan pembelajaran kali ini dari kondisi awal guru belum menerapkan metode Drill, Untuk siklus I guru menerapkan metode Drill yang penggunaanya oleh guru. Sedang siklus II guru juga menerapkan metode Drill, siswa dilibatkan dalam pemanfaatan metode Drill secara berkelompok.
Skema Tindakan Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
No |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
01 |
Pembelajaran belum menerapkan metode Drill |
Pembelajaran menerapkan metode Drill , hanya guru saja yang menggunakan untuk menerangkan materi pelajaran |
Pembelajaran menerapkan metode Drill, siswa dilibatkan dalam pemanfaatan metode Drill secara berkelompok. |
Proses Pembelajaran.
Proses pembelajaran dari tiga pelaksanaan Pembelajaran memang terasa sekali perbedaannya. Untuk kondisi awal siswa masih banyak yang bermain sendiri pada saat pembelajaran, Siswa terlihat tidak antusias dalam menerima pelajaran. Untuk pembelajaran siklus I siswa sudah terlihat sedikit antusias dalam memperhatikan penjelasan guru, siswa sudah mau bertanya tentang pelajaran yang belum dimengerti. Sedang untuk pembelajaran pada siklus II hampir semua siswa sudah terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran guru.
Hasil Pembelajaran.
Hasil pembelajaran yang diperoleh mulai dari pembelajaran awal sampai pada pembelajaran siklus II selalu mengalami peningkatan yang sangat berarti. Dari nilai terendah pada kondisi awal 30, meningkat menjadi 60 pada silklus II. Untuk nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari 90 menjadi 100 pada siklus II. Nilai rata-rata meningkat dari kondisi awal 62 menjadi 70 dan meningkat di siklus II menjadi 76
PENUTUP
Simpulan
Berdasar pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta pada rumusan masalah maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hasil yang diperoleh siklus I bahwa penerapan metode drill masih kurang maksimal, guru masih kurang dalam memotivasi siswa serta kurangnya penggunaan media pembelajaran yang maksimal, sehingga mengakibatkan nilai evaluasi belajar siswa kelas belum mencapai ketuntasan. Hal ini terbukti masih ada 15 Siswa atau sebesar 42% yang belum mendapatkan nilai tuntas.
Dari hasil evaluasi dan dilanjutkan tindakan perbaikan pada siklus II diperoleh peningkatan siswa yang belum mencapai nilai tuntas tinggal 3 siswa, namun perbaikan pembelajaran dirasa cukup karena nilai rata-rata sudah melampaui nilai KKM yaitu sebesar 76 dari standar KKM 70. Ini membuktikan bahwa pada siklus II siswa kelas V SD Negeri Cangkiran 01 Kecamatan Mijen Kota Semarangmampu meningkatkan hasil belajar matematika dengan menerapkan metode drill.
Saran
1. Bagi guru. a) Guru dapat menerapkan metode drill selain pemberian tugas dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran terutama pelajaran matematika. b) Guru harus selalu berupaya mengaktifkan siswa dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, serta melakukan inovasi dan memberikan motivasi sehingga siswa selalu tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. c) Guru dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
2. Bagi siswa. a) Hendaknya siswa lebih aktif dan bergairah dalam mengikuti setiap pelajaran, tidak ada rasa takut atau malu untuk menyampaikan pendapat maupun untuk bertanya serta menjawab pertanyaan. b) Siswa dapat memanfaatkan pendekatan yang digunakan guru sehingga mudah memahami konsep pelajaran matematika.
3. Bagi sekolah. a) Diharapkan sekolah dapat menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. b) Memberikan kelonggaran pada guru untuk berkreativitas pada proses pembelajaran. c) Memberikan iklim belajar yang kondusif agar siswa dapat lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
|
Arikunto, Suharsimi. 1987. Metodologi Penelitian. Bina Aksara, Jakarta
Charles D. Augustine and C. Winston Smith, Jr. (1992). Teaching Elementary School Matematics, Ohio University, Alhens: harper Collins Pubisher Inc.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Matematika. Publisher: Malang. Penerbit IKIP Malang.
John A. Vn De Walle. 1990. Elementary School Matematics: Teaching Develumentaly. Virginia: Commonwealeth University.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 363) tentang drill. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 21) tentang belajar. Penerbit Widya Karya. Semarang
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 321) tentang Metode pembelajaran. Penerbit Widya Karya. Semarang.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar – dasar dan Proses Pembelajaran Matematika, (Semarang: Jurusan Matematika FPMIPA Universitas Negeri Semarang).