Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KEDUNGREJO MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK KECAMATAN TUNJUNGAN
KABUPATEN BLORA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Masruri
Guru Guru Kelas V SDN 2 Kedungrejo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasi belajar IPS tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Siswa Kelas V SDN 2 Kedungrejo melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, yakni pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Tempat penelitian di SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 22 siswa yang terdiri 9 laki-laki dan 13 perempuan. Metode penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melakukan tindakan sebanyak 2 kali dalam dua siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan hasil tindakan dan merefleksi hasil tindakan. Hasil penelitian diperoleh dari Kondisi Awal ke Kondisi Akhir/Siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar dari rata-rata 69,54 menjadi 83,63 (meningkat sebesar 12%), sedangkan ketuntasannya dari 45,54% menjadi 81,81% (meningkat sebesar 18%). Kondisi Awal ke Kondisi Akhir/Siklus 2, siswa lebih bersemangat dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kesimpulan adalah penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok dapat meningkatkan hasi belajar IPS tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Siswa Kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kata Kunci: Hasil Belajar, IPS, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Model Pembelajaran, Investigasi Kelompok.
PENDAHULUAN
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) disusun dalam rangka merespon secara positif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan desentralisasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran IPS dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi IPS menjadi pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip sosial, ekonomi dan budaya, sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak mulia.
Dalam pembelajaran IPS perlu diikuti dengan praktek belajar IPS. Praktek belajar ini merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa agar memahami fakta, konsep dan generalisasi. Selain itu, perlu dipertajam dengan sejumlah pembiasaan yang dilakukan oleh siswa, baik di sekolah maupun di lingkungannya.
Penilaian pembelajarannya tidak hanya penilaian tertulis saja, tetapi juga dapat menggunakan model penilaian berdasarkan perbuatan, penugasan, produk dan portofolio. Penugasan baik secara individu maupun berkelompok juga dapat dimanfaatkan sebagai indikator untuk mengukur perbuatan, kerja sama dan tujuan utamanya agar siswa mampu mencari dan mengumpulkan data atau fakta serta melatihnya untuk berpikir rasional dan berwawasan.
Pada saat proses pembelajaran IPS tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora kurang bisa menangkap isi pelajaran dengan baik. Siswa kurang berpartisipasi mengikuti proses pembelajaran dan tampak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan guru. Siswa kurang memahami konsep Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,sehingga siswa kesulitan menjelaskan Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pemahaman siswa masih rendah. Hal ini terbukti dari jumlah siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, dari jumlah 22 siswa hanya 10 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas (Kriteria Ketuntasan Minimal kelas V mata pelajaran IPS SDN 2 Kedungrejo adalah 75). Siswa yang tuntas belajar bila diprosentase hanya 45,45%, sedangkan 12 siswa yang belum tuntas bila diprosentase 54,54%. Nilai rata-rata sebesar 69,54.
Menurut Joysce dan Weil (2009: 322-323), model investigasi adalah suatu cara yang langsung dan begitu efektif dalam pengajaran ilmu pengetahuan secara akademik serta mampu menyentuh proses dan aspek-aspek sosial. Sesuai dengan karakteristik model pembelajaran investigasi dan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, penulis menerapkan model pembelajaran investigasi kelompok.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Waktu penelitian bulan Februari 2015 sampai bulan Mei 2015, mulai dari perencanan, penyusunan proposal sampai pembuatan atau penyunan laporan penelitian.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo dengan jumlah sebanyak 22 siswa, yaitu laki-laki sebanyak 9 dan perempuan sebanyak 13.
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan angket. Alat pengumpulan data dengan tes, lembar observasi dan lembar wawancara. Teknik validasi data dengan trianggulasi, yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Teknik analisis data dengan deskriptif kualitatif dan deskriptif komparatif.
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam model siklus yang masing-masing melalui empat tahap, yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan dan tahap refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I diawali dengan pengamatan terhadap alat peraga berupa gambar pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno. Guru juga menunjukkan teks proklamasi versi tulisan tangan dan versi ketikan. Selanjutnya, siswa dibagi menjadi dua kelompok dengan tugas yang berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari sebelas anggota yang berdiskusi tentang tugas kelompok. Kelompok pertama dengan tugas kelompok tentang Rengasdengklok. Kelompok kedua dengan tugas kelompok tentang makna proklamasi bagi bangsa Indonesia. Selanjutnya, perwakilan kelompok melakukan presentasi. Berikutnya, guru mengkonfirmasi hasil tugas kelompok sesuai dengan presentasi serta tanya-jawab dengan siswa.
Hasil belajar pada Siklus I sesuai dengan nilai ulangan harian adalah 15 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas. Siswa yang tuntas belajar bila diprosentase 68,18%, sedangkan 7 siswa yang belum tuntas bila diprosentase 31,82%. Nilai rata-rata sebesar 74,45.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada Siklus II diawali dengan pengamatan terhadap alat peraga berupa gambar tokoh-tokoh yang berkaitan dengan proklamasi. Selanjutnya, siswa dibagi menjadi dua kelompok dengan tugas yang berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari sebelas anggota yang berdiskusi tentang tugas kelompok. Masing-masing kelompok mempelajari tokoh-tokoh yang berkaitan dengan proklamasi dalam buku teks. Guru membagi tugas secara acak. Kelompok pertama dan kelompok kedua dengan tugas kelompok tentang tokoh-tokoh yang berkaitan dengan proklamasi secara acak. Selanjutnya, perwakilan kelompok melakukan presentasi. Berikutnya, guru mengkonfirmasi hasil tugas kelompok dan presentasi serta tanya-jawab dengan siswa.
Hasil belajar pada Siklus II sesuai dengan nilai ulangan harian adalah 18 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas. Siswa yang tuntas belajar bila diprosentase 81,81%, sedangkan 4 siswa yang belum tuntas bila diprosentase 18,19%. Nilai rata-rata sebesar 83,63.
Pembahasan
Dalam penelitian ini, penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok dengan mengerjakan tugas kelompok yang berbeda-beda. Sesuai dengan jumlah siswa, ada dua kelompok terdiri dari sebelas anggota. Setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda.
Pembelajaran pada Siklus I diawali dengan pengamatan terhadap alat peraga berupa gambar pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno dan analisis terhadap teks proklamasi versi tulisan tangan dan versi ketikan. Selanjutnya, siswa sesuai dengan kelompok berdiskusi mengerjakan tugas kelompok yang berbeda-beda. Kelompok pertama dengan tugas kelompok tentang Rengasdengklok. Kelompok kedua dengan tugas kelompok tentang makna proklamasi bagi bangsa Indonesia.
Pembelajaran pada Siklus II diawali dengan pengamatan terhadap alat peraga berupa gambar tokoh-tokoh yang berkaitan dengan proklamasi. Selanjutnya, siswa sesuai dengan kelompok mempelajari tokoh-tokoh yang berkaitan dengan proklamasi dalam buku teks. Guru membagi tugas secara acak. Kelompok pertama dan kelompok kedua dengan tugas kelompok tentang tokoh-tokoh yang berkaitan dengan proklamasi secara acak. Selanjutnya, perwakilan kelompok melakukan presentasi. Berikutnya, guru mengkonfirmasi hasil tugas kelompok sesuai dengan presentasi serta tanya-jawab dengan siswa.
Pada Siklus II, siswa dan kelompoknya mempelajari materi sesuai dengan informasi yang terdapat dalam buku teks. Sedangkan pada Siklus I, siswa dan kelompoknya langsung mengerjakan tugas kelompok. Pembaruan tindakan ini memperluas pengetahuan siswa sesuai dengan materi, sehingga hasil tugas kelompok dan presentasi semakin lengkap. Hal tersebut sesuai dengan hasil belajar yang semakin meningkat. Penulis menganalisis hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 4.1. Analisis Hasil Belajar.
No |
Hasil Belajar |
Prasiklus |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Rata-rata |
69,54 |
74,45 |
83,63 |
2 |
Prosentase Ketuntasan |
45,45% |
68,18% |
81,81% |
3 |
Nilai Tertinggi |
90 |
100 |
100 |
4 |
Nilai terendah |
40 |
50 |
60 |
Sesuai dengan analisis data hasil belajar di atas, maka tindakan dalam pembelajaran dengan model pembelajaran investigasi kelompok meningkatkan hasil belajar dimana nilai rata-rata sebesar 89,63 lebih tinggi daripada KKM sebesar 75 dan prosentase ketuntasan sebesar 81,81% lebih tinggi daripada 75%. Dengan demikian, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian terbukti benar.
Keberhasilan penelitian ini sesuai dengan tindakan dan pembaruan tindakan dalam pembelajaran. Menurut Bruce dan Marsha (2009: 322), keunggulan model pembelajaran investigasi kelompok adalah 1) Kemandirian sebagai pembelajar, 2) Penghargaan pada martabat orang lain, 3) Penelitian sosial sebagai pandangan hidup dan 4) Kehangatan dan interprestasi interpersonal. Keunggulan tersebut juga terpenuhi dalam penelitian ini, sehingga tujuan penelitian tercapai dan hipotesis penelitian terbukti benar.
Menurut Bruce dan Marsha (2009: 322), kelemahan model pembelajaran investigasi kelompok adalah 1) membutuhkan fleksibilitas dari guru dan semua anggota dan 2) cenderung menguraikan hal yang intelektual dan organitatif. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, guru melakukan tindakan dalam pembelajaran dengan mempelajari tokoh-tokoh yang berkaitan dengan proklamasi dalam buku teks. Pembaruan tindakan tersebut juga berhasil sesuai dengan hasil tugas kelompok dan presentasi semakin lengkap.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang Peristiwa di sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Siklus 1 ketuntasan 68,18% dan Siklus 2 naik menjadi 81,81%.
2. Penggunaan model pembelajaran interaktif membuat siswa lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Saran
1. Bagi siswa supaya memperbaiki kesalahan dalam pembelajaran sehingga kesalahan-kesalahan tersebut tidak berlanjut dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
2. Manfaat bagi guru
a. Memperbaiki pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
b. Berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di dalam kelas dapat dilaksanakan dalam pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan.
b. Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan perbaikan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Bruce, Joyce dan Marsha, Weil. 2009. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dwijiastuti, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar I. Surakarta: Universitas Sebelas Maret (UNS) Press.
Sutarno, Nono, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Syamsiyah, Siti, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Tim UNS. 2004. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Surakarta: Universitas Sebelas Maret (UNS) Press.
Winataputra, US. dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Winataputra US. dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Press.