Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Eksperimen
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUNGA DAN FUNGSINYA MELALUI METODE EKSPERIMEN
PADA SISWA KELAS IV SDN TASIKAGUNG
KECAMATAN REMBANG SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Merina
Guru Kelas IV SDN Tasikagung
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan belajar IPA tentang struktur bunga dan fungsinya melalui metode eksperimen pada siswa Kelas IV SDN Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dan 2) mengkaji Prestasi belajar IPA tentang struktur bunga dan fungsinya melalui metode eksperimen pada siswa Kelas IV SDN Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester 1 tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 33, terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Dalam penelitian ini ditempuh 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data tes diambil dari tes tulis. Data non tes diambil dengan lembar pengamatan dan jurnal refleksi. Tolok ukur keberhasilannya adalah bila rata-rata kelas tes hasil belajar mencapai 68 dan 75% siswa mencapai ketuntasan. Hasil penelitian ini adalah eksperimen dilakukan dalam kelompok kecil dan dilanjutkan dengan diskusi kelas dan presentasi serta peningkatan prestasi belajar dengan ketuntasan sebesar 30,3% menjadi 87,87% dan nilai rata-rata sebesar 62,73 menjadi 78,79.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, IPA, Bunga, Metode Eksperimen.
PENDAHULUAN
Arti penting pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sebagaimana diungkapkan dalam Standar Isi Pendidikan Sekolah Dasar (Depdiknas, 2004: 23), diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Berdasarkan pendapat tersebut dalam pembelajaran IPA diperlukan keterampilan proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses ini menunjukkan bahwa proses belajar memang berpusat pada siswa.
Dalam kenyataan pembelajaran IPA kurang memperhatikan faktor proses dalam menemukan konsep dan fakta IPA. Pembelajaran cenderung berpusat pada guru, metodenya monoton, bahkan kurang memperkenalkan lingkungan sekitar atau alam kepada siswa. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa rendah dan pembelajaran kurang menyenangkan karena pembelajaran membosankan dan tidak menarik. Siswa kurang mendapatkan pengalaman langsung tentang objek yang dipelajari.
Pada pembelajaran awal pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Tasikagung pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 tentang struktur bunga dan fungsinya, prestasi belajar yang diperoleh masih rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dari 33 siswa, hanya 10 siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Keuntasan Minimal (KKM). Jadi yang mengalami ketuntasan hanya 30,3%. Nilai rata-rata kelas baru mencapai 62,73. Sebagian besar siswa (69,7%) siswa masih dinyatakan belum berhasil karena nilai yang diperoleh di bawah KKM, yaitu 68.
Untuk mengatasi masalah di atas, penulis menyajikan pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya dengan metode eksperimen. Penerapan metode ini dengan tujuan agar siswa dapat menemukan pengetahuan sendiri melalui proses penemuan langsung, sehingga siswa dapat membuktikan sendiri.
Metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu, dimana siswa mendapat kesempatan yang sebesar-besarnya untuk melaksanakan langkah-langkah dalam cara-cara berpikir ilmiah (Surachmad dalam Ernawati, 2007). Sedangkan keunggulan metode eksperimen (Suprianti, 2015) adalah 1) siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, 2) siswa lebih aktif berpikir dan berbuat karena hal itulah yang sangat diharapkan dalam dunia pendidikan modern, 3) siswa memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat percobaan dan 4) siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa yang tidak masuk akal.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: â€Peningkatan Prestasi Belajar IPA tentang Struktur Bunga dan Fungsinya melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas IV SDN Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017â€.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SDN Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober 2016 sampai Nopember 2016. Subjek penelitian ini, yaitu siswa Kelas IV SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa 33 anak, terdiri atas 18 laki-laki dan 15 perempuan.
Teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data meliputi: pengamatan, kajian dokumen dan tes. Analisis data kuantitatif secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II, sedangkan analisis data kualiitatif secara deskriptif kualiitatif sesuai dengan hasil pengamatan.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setiap siklus selalu dilaksanakan dengan satu rangkaian langkah-langkah: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi dan 4) Refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Pada pertemuan pertama, siswa dan kelompoknya melakukan eksperimen terhadap struktur bunga pada bunga sepatu. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok dan setiap kelompok terdiri empat-lima anggota. Siswa dan kelompoknya melakukan operasi pada bunga sepatu, sehingga mengetahui struktur bunga tersebut. Pada pertemuan kedua, siswa mengikuti diskusi kelas dan presentasi. Aktivitas belajar siswa dalam Siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1. Aktivitas siswa pada Siklus I.
No |
Aspek yang diamati / Keaktifan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Keterangan |
1 |
Mengamati/eksperimen |
25 |
76% |
Cukup |
2 |
Disiplin melaksanakan tugas |
25 |
76% |
Cukup |
3 |
Diskusi Kelompok |
27 |
82% |
Baik |
4 |
Bertanya |
21 |
64% |
Cukup |
5 |
Semangat |
27 |
82% |
Baik |
6 |
Menanggapi/menyanggah |
20 |
61% |
Cukup |
Pada pertemuan kedua, pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi dan siswa mengerjakan ulangan harian. Prestasi belajar dengan ketuntasan sebesar 63,63% dari tiga puluh tiga siswa keseluruhan atau hanya dua puluh satu siswa. Rata-rata kelas yang diperoleh adalah 67,27.
Deskripsi Siklus II
Pada pertemuan pertama, siswa dan kelompoknya melakukan eksperimen terhadap fungsi bunga pada bunga sepatu. Siswa dan kelompoknya melakukan eksperimen pada bunga sepatu. Kelompok satu dan dua memberikan pupuk dan air pada tanaman bunga sepatu yang tersedia. Kelompok tiga dan empat memberikan pupuk saja pada tanaman bunga sepatu yang tersedia. Sedangkan kelompok lima, enam dan tujuh tidak memberikan apapun pada tanaman bunga sepatu yang tersedia. Masing-masing tanaman tersebut diletakkan pada tempat yang berjauhan di masing-masing sudut sekolah. Eksperimen tersebut dilakukan setiap hari, tepatnya di pagi hari sebelum pelajaran dimulai. Selain itu, siswa dan kelompoknya sesuai dengan eksperimen tersebut juga mengamati kehadiran hewan tertentu ke tanaman bunga sepatu tersebut, khususnya kupu-kupu, lebah dan serangga lainnya. Sesuai dengan eksperimen tersebut, siswa dan kelompoknya mengamati kehadiran hewan tersebut selama satu minggu selama berada di lingkungan sekolah.
Pada pertemuan kedua, siswa mengikuti diskusi kelas dan presentasi. Masing-masing kelompok dengan eksperimen yang sama melakukan presentasi oleh wakilnya masing-masing. Aktivitas belajar siswa dalam Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2. Aktivitas siswa pada Siklus II.
No |
Aspek yang diamati / Keaktifan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Keterangan |
1 |
Mengamati/eksperimen |
32 |
97% |
Sangat baik |
2 |
Disiplin melaksanakan tugas |
30 |
91% |
Baik |
3 |
Diskusi Kelompok |
33 |
100% |
Sangat baik |
4 |
Bertanya |
28 |
85% |
Baik |
5 |
Semangat |
33 |
100% |
Sangat baik |
6 |
Menanggapi/menyanggah |
30 |
91% |
Baik |
Pada pertemuan kedua, pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi dan siswa mengerjakan ulangan harian. Prestasi belajar dengan ketuntasan sebesar 87,87% dari tiga puluh tiga siswa keseluruhan atau hanya dua puluh sembilan siswa. Rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78,79.
Pembahasan
Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan metode eksperimen. Siswa dan kelompoknya melakukan eksperimen tentang struktur bunga dengan objek bunga sepatu. Pada Siklus I, siswa dan kelompoknya melakukan operasi terhadap bunga sepatu, sehingga mengetahui struktur bunga sepatu secara langsung dan nyata. Pada Siklus II dengan susunan kelompok yang sama, masing-masing kelompok melakukan eksperimen sederhana yang berbeda-beda, sehingga mengetahui fungsi untuk penyerbukan melalui bantuan hewan tertentu.
Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, aktivitas belajar mengalami peningkatan. Siswa benar-benar terlibat dalam eksperimen. Bahkan hal tersebut juga berlanjut dalam diskusi kelas dan presentasi.
Dalam penelitian ini, prestasi belajar juga mengalami peningkatan. Pada Kondisi Awal, ketuntasan sebesar 30,3% dan nilai rata-rata sebesar 62,73. Pada Siklus I, ketuntasan sebesar 60,63% dan nilai rata-rata sebesar 67,27. Pada Siklus II, ketuntasan sebesar 87,87% dan nilai rata-rata sebesar 78,79.
Dalam penelitian ini, siswa dibagi menjadi tujuh kelompok kecil, masing-masing terdiri dari empat sampai lima anggota. Sedangkan pada eksperimen pada Siklus I hanya melakukan operasi pada bunga sepatu. Eksperimen tersebut sama untuk seluruh kelompok karena materi tersebut merupakan konsep dasar tentang struktur bunga. Dengan eksperimen tersebut, siswa dan kelompoknya mengetahui struktur bunga sepatu secara langsung dan nyata.
Dalam penelitian ini, susunan kelompok selalu sama. Namun pada Siklus II, eksperimen secara berbeda-beda. Hanya beberapa kelompok dengan eksperimen yang sama, yaitu kelompok satu dan dua memberikan pupuk dan air pada tanaman bunga sepatu yang tersedia, kelompok tiga dan empat memberikan pupuk saja pada tanaman bunga sepatu yang tersedia dan kelompok lima, enam dan tujuh tidak memberikan apapun pada tanaman bunga sepatu yang tersedia.
Dalam penelitian ini, siswa dan kelompoknya melakukan eksperimen dan pengamatan selama satu minggu. Sesuai dengan pengamatan tersebut, eksperimen berpengaruh terhadap bunga sepatu. Hasil eksperimen menunjukan bahwa bunga sepatu dengan pemberian pupuk dan air secara teratur menjadi cerah dan menarik dan dihinggapi beberapa hewan tertentu, khususnya kupu-kupu. Berbeda dengan bunga sepatu yang hanya diberikan air saja maupun bunga sepatu yang sama sekali tindak diberikan air. Hasik eksperimen tersebut menunjukan bahwa bunga sepatu berfungsi dalam penyerbukan dengan bantuan hewan tertentu.
PENUTUP
Kesimpulan
Sesuai dengan data penelitian dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar IPA tentang struktur bunga dan fungsinya melalui metode eksperimen pada siswa Kelas IV SDN Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan eksperimen dalam kelompok kecil, diskusi kelas dan presentasi.
2. Prestasi belajar IPA tentang struktur bunga dan fungsinya melalui metode eksperimen pada siswa Kelas IV SDN Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 meningkat dengan ketuntasan sebesar 30,3% menjadi 87,87% dan nilai rata-rata sebesar 62,73 menjadi 78,79.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan, saran dalam penelitian sebagai berikut:
1. Guru hendaknya dapat menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA lainnya, sehingga belajar secara aktif dan nyata.
2. Guru hendaknya dapat menerapkan metode belajar yang bervariasi sesuai dengan materi, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Ahmad. 2015. Peranan dan Pengertian Metode Eksperimen. Diakses dari http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/pengertian-dan-peranan-metode-experiment.html tanggal 14 Oktober 2016.
Depdiknas. 2004. Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.
Priyono dan Sayekti, Titik. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sulistyorini, Sri. 2007. Model pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannnya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sulistyowati, Dyah, 2010, Penyusunan Perencanaan Pembelajaran dan Implementasinya Berdasarkan Standar Proses. Semarang: Bahan Workshop dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran IPA Guru Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Semarang, 22-26 Mei 2010.
Suprianti, Dhia. 2015. Penggunaan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA. Diakses dari http://dhiasuprianti.wordpress.com tanggal 14 oktober 2016.
Tim Kurikulum SDN Tasikagung Tahun Pelajaran 2016/2017. Rembang: UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.