PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII C SMP NEGERI 1 SATUI MATERI TEOREMA PYTHAGORAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TWO STAY TWO STRAY

 

Ruhaidah

SMP Negeri 1 Satui Kabupaten Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika peserta didik kelas VIII C pada materi Teorema Pythagoras. Karena kalau dilihat dari hasil belajar pada ulangan semester ganjil, kelas VIII C adalah kelas dengan persentase terendah dimana peserta didik yang mampu mencapai ataupun melampaui KKM yang sudah ditentukan sekolah hanya 10 peserta didik dari 31 peserta didik atau sekitar 36,26% saja. Untuk mengatasi permasalahan ini peneliti mencoba menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang bervariasi yaitu mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) . Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus dengan masing-masing siklus 3 kali pertemuan terdiri atas tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Hasil penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII C yang dapat dilihat dari kondisi awal yang hanya terdapat 10 peserta didik (32,36%) yang mampu memenuhi KKM sedangkan pada akhir siklus 2 (kondisi akhir penelitian) terdapat 22 peserta didik (70,97%) yang mampu memenuhi KKM.

Kata kunci: Hasil belajar, Two Stay Two Stray

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang wajib diajarkan oleh guru terhadap peserta didik SMP sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. Bahkan dalam kurikulum 2013, penilaian untuk mata pelajaran matematika meliputi pengetahuan dan keterampilan. Yang artinya peserta didik dituntut untuk benar-benar aktif supaya bisa mengaplikasikan konsep-konsep matematika ketika menyelesaikan permasalahan matematika.

Di samping penguasaan materi prasyarat yang bermasalah ada faktor lain yang menyebabkan ketidakmampuan peserta didik memahami konsep matematika yaitu dari proses pembelajaran yang bersifat konvensional sehingga kurang menarik. Guru mendominasi pembelajaran dengan cara menjelaskan materi di depan kelas, dan peserta didik mendengarkan. Setelah itu peserta didik diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan. Hal ini menjadikan peserta didik menjadi kurang dilibatkan (pasif) yang menyebabkan peserta didik kurang termotivasi dan tidak memberikan tanggapan ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya. Kalaupun guru memberikan kesempatan peserta didik untuk mempresentasikan jawabannya, hanya peserta didik yang memiliki kemampuan lebih yang berani memberikan presentasinya sedangkan peserta didik yang lain menunggu jawaban saja. Kondisi ini membuat pembelajaran menjadi jenuh.

Untuk mengatasi kejenuhan itu perlu diciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang bervariasi. Apabila guru mampu menghadirkan proses pembelajaran yang bervariasi kemungkinan besar kejenuhan dapat dihindari sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai maksimal. Adapun pemilihan kelas VIII C berdasarkan hasil ulangan semester ganjil dimana dari 31 peserta didik hanya 10 orang (32,26%) yang mampu mencapai ataupun melampaui nilai KKM yang sudah ditetapkan sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII C SMP NEGERI 1 SATUI MATERI TEOREMA PYTHAGORAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY”.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran materi teorema Pythagoras dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray hasil belajar peserta didik akan meningkat?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai untuk mengetahui apakah pembelajaran materi teorema Pythagoras dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray hasil belajar peserta didik akan meningkat.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermaanfaat bagi peserta didik mengalami pembelajaran dengan model yang menyenangkan, memperoleh hasil belajar yang meningkat (memenuhi KKM) , dan mendapat pengalaman aktif dalam pembelajaran. Bagi guru mendapat kesempatan untuk mempraktikan model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, mempunyai pengalaman melaksanakan penelitian tindakan kelas, dan sebagai masukan untuk terus meningkatkan kualitas dalam pembelajaran. Sedangkan bagi sekolah bangga mempunyai peserta didik yang mempunyai hasil belajar yang meningkat (memenuhi KKM) .

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Belajar Matematika

Menurut Depdiknas dalam Ahmad Susanto (2013: 184) kata Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia dasar.

Selanjutnya Ahmad Susanto (2013: 187) , menyatakan pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah belajar dan mengajar. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungan disaat pembelajaran matematika sedang berlangsung.

Hasil Belajar

Menurut Nawawi dalam Ahmad Susanto (2013: 5) , hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajarai materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

Model Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu

Model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu disebut juga Two Stay Two Stray (TS-TS) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1990) . Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia peserta didik.

Metode Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik.

Model pembelajaran ini bertujuan memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya.

Langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:

  1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
  2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing bertamu kedua kelompok lain.
  3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
  4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
  5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 1 Satui semester genap tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Waktu penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal masuk (tatap muka) . Tempat penelitian ini adalah kelas VIII C SMP Negeri 1 Satui Desa Makmur Mulia Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus 3 kali pertemuan dilaksanakan dari bulan Januari s.d Juni tahun 2018.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik sebelum, selama dan sesudah penelitian berlangsung dilakukan dengan tes menggunakan instrumen tes yang telah dipersiapkan.

Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan 2 cara, yaitu Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) yang dilakukan guru dan untuk menghitung persentase jumlah siswa yang berhasil dalam pembelajaran tersebut. Pada penelitian ini, peserta didik dikatakan berhasil apabila Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 71 tercapai. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur. Alur yang dilalui meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap pasca tindakan dilaksanakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian langkah analisis data dalam penelitian tindakan ini dilakukan semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Kondisi Awal

Dari hasil ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 diketahui bahwa kelas VIII C adalah kelas yang ketuntasan klasikalnya sangat rendah. Peserta didik kelas VIII C yang mampu memenuhi KKM mata pelajaran hanya berjumlah 10 orang dari 31 orang atau hanya sekitar 32,26% saja

Deskripsi Akhir Siklus 1

Dari hasil tes pada akhir siklus 1 diketahui terlihat bahwa jumlah peserta didik yang nilainya melebihi KKM atau terlampaui sebanyak 17 orang, jumlah peserta didik yang mencapai KKM atau tercapai sebanyak 2 orang dan jumlah peserta didik yang belum tercapai sebanyak 12 orang. Jumlah peserta didik yang nilainya sama dengan KKM atau lebih dari KKM adalah 19 orang atau sama dengan 61,29%.

Deskripsi Akhir Siklus 2

Pada akhir siklus 2 terlihat bahwa jumlah peserta didik yang nilainya melebihi KKM atau terlampaui sebanyak 16 orang, jumlah peserta didik yang mencapai KKM atau tercapai sebanyak 6 orang, dan jumlah peserta didik yang belum tercapai sebanyak 9 orang. Jumlah peserta didik yang nilainya sama dengan KKM atau lebih adalah 22 orang atau sama dengan 70,97%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hasil belajar peserta didik kelas VIII C pada pembelajaran materi teorema Pythagoras dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dari kondisi awal, akhir siklus 1, dan akhir siklus 2 diketahui bahwa terdapat peningkatan jumlah peserta didik yang hasil belajarnya memenuhi KKM. Pada kondisi awal terdapat 10 orang atau 32,26% peserta didik yang memenuhi KKM, pada akhir siklus 1 terdapat 19 orang atau 61,29% peserta didik yang memenuhi KKM, dan pada akhir siklus 2 terdapat 22 orang atau 70,97% peserta didik yang memenuhi KKM. Jika dibandingkan hasil belajar pada kondisi awal dengan akhir siklus 1 ternyata terdapat kenaikan sebesar 29,03%, akhir siklus 1 terhadap akhir siklus 2 terdapat kenaikan sebesar 9,68%, dan kondisi awal terhadap akhir siklus 2 terdapat kenaikan sebesar 38,71%.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan dapat disimpulkan Bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi teorema Pythagoras mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII C dari kondisi awal yang hanya 32,26% terhadap akhir siklus 2 (kondisi akhir) 70,97% meningkat sebesar 38,71%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adapun saran-saran yang peneliti dapat kemukakan adalah bagi peserta didik selalu berusaha untuk meningkatkan hasil belajarnya dengan terus berperan aktif selama pembelajaran, bagi guru khususnya guru matematika SMP Negeri 1 Satui harus bisa membuat suasana belajar yang mengasyikkan yaitu dengan cara memilih model pembelajaran yang tepat dan lebih melibatkan peserta didik, dan bagi sekolah diharapkan dapat memberikan sarana dan prasarana yang cukup untuk dapat mengembangkan kemampuan diri guru.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif) . Bandung: Yrama Widya.

Ahmad Susanto, 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di sekolah Dasar (Edisi Pertama) . Jakarta: Prenadamedia Group.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Shadiq, Fajar. 2009. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Sleman: PPPPTK Matematika.

http://www.kajianpustaka.com/2016/03/model-pembelajaran-tipe-two-stay-two-stray.html tanggal 21 Januari 2018 jam 20:17.

http://www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-stay-two-stray. html tanggal 21 Januari 2018 jam 20:17.