PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENCIPTA KARYA KERAJINAN MELALUI MODEL PEMBELAJARARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BAGI SISWA KELAS XII MM 2 SMK NEGERI 6 SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN 2018/2019

 

Endang Sulistyowati

SMK Negeri 6 Surakarta

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar mencipta karta kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Leaning (CTL) bagi siswa XII MM2 tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus dimana setiap siklus melalui tahapan (1) Perencanaan; (2) Tindakan; (3) Observasi; (4) Refleksi. Setting Penelitian di SMK Negeri 6 Surakarta, Jawa Tengah yang merupakann tempat Penulis bertugas. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas XII MM2 sebanyak 32 siswa dengan melibatkan 1 orang rekan guru sebagai pengamat terhadap aktivitas dan kegiatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dari data yang peroleh terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus I, rata-rata nilai pengetahuan78,69 dan nilai rata-rata keterampilan 75. Pada siklus 2 nilai rata-rata pengetahuan meningkat menjadi 80 dan nilai keterampilan menjadi 80. Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil sehingga Peneliti merekomendasikan metode contextual teaching and leaning menjadi model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci: contextual teaching and learning, hasil belajar, kerajinan fungsi hias

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada akhir proses belajar mengajar setiap kopetensi dasar diharapkan siswa dapat mencapai indikator Baik pada pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya. Namun kenyataan lain yang dihadapi siswa pada kelas XII Multi Media 2, pada materi membuat kerajinan hiasan dari limbah rata-rata belum mencapai indikator ketuntasan yaitu rata-rata 75.

Metode belajar yang bertujuan memotifasi siswa untuk memalami makna meteri pembelajaran yang dipelajarinnya dengan mengkaitkan materi dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks. Oleh karena itu, pendekatan kontekstual dipandang sebagai salah satu strategi yang cocok diterapkan dalam materi pembelajaran membuat kerjinan fungsi hias dari bahan limbah. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajararan Contextual Teaching And Learning(CTL). pendekatan pembelajaran digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pada pembelajaran tersebut. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman berpikir siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan sehingga aktivitas belajar siswa akan meningkat tidak monoton dan menjenuhkan siswa serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.

Novi (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Dapat Meningkatkan Minat Dan Partisipasi Belajar Mahasiswa, terbukti bahwa model pembelajaran CTL dapat meningkatkan Minat dan Partisipasi Belajar Mahasiswa tingkat I semester I pada mata kuliah Kalkulus I di IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Ajaran 2015/2016.

Dama yulan (2013) dalam penelitiaannya yang berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual (contextual teaching and learning) Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X ATPH 1 SMK Gotong Royong Telaga Kabupaten Gorontalo.

Peneliti menerapkan model CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa membuat kerajinan hiasan dari limbah bagi kelas XII MM2 SMK Negeri 6 Surakarta semester 2 tahun 2018/2019

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut (1) Bagaimanakah kualitas proses pembelajaran mencipta karya kerajinan fungi hias dari berbagai bahan limbah dapat ditingkatkan melalui pembelajaran CTL bagi siswa kelas XII MM 2 SMK Negeri 6 Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?; (2) Bagaimanakah Hasil Belajar Mencipta Karya Kerajinan Fungsi Hias dari Berbagai Bahan Limbah Melalui Model Pembelajaran CTL bagi Siswa XII MM2 SMK Negeri 6 Surakarta Semester 2 Tahun Ajaran 2018/2019?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan penelitian: (1)Melalui pembelajaran CTL kualitas pembelajaran mencipta karya kerajinan fungi hias dari berbagai bahan limbah dapat ditingkatkan. (2) Melalui pembelajaran CTL pembelajaran mencipta karya kerajinan fungi hias dari berbagai bahan limbah dapat ditingkatkan

LANDASAN TEORI

Contextual teaching and learning: Trianto (2007) berpendapat mengenai CTL adalah pembelajaran yang terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga dan warga masyarakat; (2)Hasil belajar: Menurut Hambali (2017) memberikan pengertian tentang hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif;(3)Produk hiasan adalah produk yang memiliki fungsi hias. Produk kerajinan hiasan dari limbah memperlihatkan keindahan dan keunikan bentuk, warna, maupun tektur dari limbah itu sendiri limbah padat yang berpotensi menjadi bahan baku kerajinan hiasan, terbuat dari bentuk yang beragam. Keragaman material dan bentuk,, membuat limbah memiliki kekuatan stuktur dan keawetan yang berbeda pula. Dalam jurnal ilmiah dengan judul Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Menjadi Seni Kerajianan Di Wilayah Bukit Lawang Kabupaten Langka, Khairil Anwar, Unimed, 2014 berpendapat bahwa dari bahan dasar sebuah limbah yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah serta proses pengolahan dengan alat yang sederhana, dapat menjadi kerajianan yang bernilai seni dan bernilai jual.

Hipotesis

Penerapan model pembelajaran CTL diduga dapat meningkatakan kualitas proses pembelajaran mencipta karya kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah pada siswa kelas XII MM2 SMK Negeri 6 surakarta semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. (2). penerapan model pembelajaran CTL diduga dapat meningkatan hasil belajarmencipta karya kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah pada siswa kelas XII MM 1 Smk Negeri 6 Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2018/2019

METODE

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakaan kelas (PTK). Hal ini disuaikan dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan praktik pembelajaran di kelas atau berangkat dari praktek factual. Merujuk pada pendapat Trianto (2007) mengenai CTL adalah pembelajaran yang terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga dan warga masyarakat. Sejalan dengan hal di atas, Muslich (2007) menjelaskan bahwa landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal tetapi mengkonstruksi atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta yang mereka alami dalam kehidupannya.sedangkan menurut Nurdiansyah dalam bukunnya Inovasi Model Pembelajaran, pendekatan CTL merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalahdunia nyata, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Multi Media 2 SMK Negeri 6 Surakarta Semester 2 tahun ajaran 2018/2019. Adapun jumlah siswa Kelas XII Multi Media 2 adalah 30 siswa, terdiiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Sumber data dari siswa kelas XII MM2, SMK Negeri 6 Surakarta sebagai subjek penelitian dan guru mata pelajaran Kewirausahaan atau teman sejawat Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada 6 data yaitu: (1)Nilai pengetahun dan ketrampilan sebelum siklus. (2). Nilai pengetahun dan keterampilan siklus 1;(3)Nilai pengetahun dan keterampilan sebelum 2

Alat pengumpulan data; (1)Tes tertulis: digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar mencipta karya kerajinan limbah dari siklus ke siklus berikutnya. (2). Tes tidak tertulis: Tes tidak tertulis berupa hasil kerajinan siswa. (3). Observasi: Observasi dilaksanakan sebagai proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari pengetahuan dari sebuah: fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang diketahui untuk mendapatkan infomasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian ilmu. Dalam observasi ini penulis menggunakan pedoman observasi/pedoman pengamatan seperti format atau blangko pengamatan. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Setelah itu, peneliti sebagai seorang pengamat tinggal memberikan tanda cek () pada kolom yang dikehendaki pada format tersebut.

Wawancara: Wawancara berupa percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara.Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari nara sumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber, dalam hal ini kepada kolabolator sebagai nara sumber.

Validasi data: (1)Hasil kerajinan siswa sebelum dan sesudah penelitian disajikan dalam bentuk daftar nilai;(2)Proses pembelajaran (observasi, wawancara yang divalidasi datanya melalui triangulasi yaitu Triangulasi sumber, Triangulasi metode data

Analisis data:(1)Hasil nilai siswa pengetahuan dan ketrampilan kelas XII MM2 sebelum melakukan penelitian;(2)Hasil nilai pengetahuan dan ketrampilan siklus 1 (3). Hasil nilai pengetahuan dan ketrampilan siklus 2

Analisis data kreatifitas: (1)Nilai pengetahuan dan ketrampilan setelah siklus 1;(2). Nilai pengetahuan dan ketrampilan setelah siklus 2.

HASIL DAN PEMBAHANASAN

HASIL

Deskripsi hasil siklus 1: (1)Perencanaan: guru mempersiapkan RPP dan instrument pembelajaran. (2). Tindakan: guru memberikan langkah pembelajaran

SIKLUS 1 SIKLUS 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
1.  Tayangan materi kerajinan hiasan dari limbah 1.   Pembahasan ulang materi. 1.   Tayangan materi kerajinan hiasan dari limbah 1.   Pemabahasan ulang materi.
2.  Tayangan video pemanfaatan limbah untuk kerajinan 2.   Evaluasi hasil kerajinan 2.   Tayangan video pemanfaatan limbah untuk kerajinan 2.   Evaluasi hasil kerajinan
3.   Tayangan video wirausaha kerajinan limbah yang berhasil 3.   Tes siklus 1 3.   Tayangan video wirausaha kerajinan limbah yang berhasil 3.   Tes siklus 2
4.   Pembahasan tayangan   4.     Pembahasan tayangan  
5.  Brosing kerajinan yang ingin dibuat siswa secarai individual   5.   Membentuk kelompok wirausaha

 

 
    6.   Brosing kerajinan yang ingin dibuat siswa secarai individual  

(3). Observasi: Peneliti mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan pedoman observasi guru dan siswa.

Hasil observasi siswa:Ada 3 siswa sebagai sampel: Siswa setelah ditayangkan materi dan video pembelajaran dia jadi faham tentang materi kerajinan hiasan dari limbah dan mengetahui secara pasti pemanfaatan limbah di sekitar lingkungan tempat tinggalnya

Siswa b: setelah dilakukan pembelajaran, timbul ide-ide untuk memanfaatkan limbah di sekitar menjadi kerajinan.Siswa c: setelah dilakukan pembelajaran ingin mencoba membuka usaha kerajinan hiasan dari limbah.

Hasil observasi guru: Setelah dilakukannya dilakukan siklus 1 guru sebagai kolaborator mengatakan bahwa siswa sangat antusias dalam kegiatan belajar mengajar hannya sebagiaan kecil saja siswa yang malas, namun setelah dilakaukan siklus 2,siswa yang malas terbawa arus kelompoknya untuk bisa aktif.

(4). Refleksi: berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan serta rencana bagi tindakan siklus selanjutnya. kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil observasi, merevisi proses pembelajaran terhadap hal-hal yang masih dianggap sulit oleh siswa dan memberi solusi untuk mengatasi masalah siswa. Deskripsi hasil siklus 2, Setelah

dilakukannya siklus 2 tahap 1 yaitu dengan penambahan langkah siklus tahap 1 yaitu membentuk kelompok wirausaha diharapkan siswa yang belum belum kopeten akan bisa terbawa arus dan mendapat bimbingan dari kelompoknya.

PEMBAHASAN

Hasil tes siklus 1 dan 2

NO KETERANGAN NILAI RATA-RATA
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1 Sebelum siklus 70 62
2 Siklus 1 78.67 75
3 Siklus 2 80 80

 

SIMPULAN

Penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan nilai Pengetahuan dan Keterampilan siswa kelas XII MM2 dalam membuat kerajinan hiasan dari limbah. Peningkatan itu ditandai oleh: (1). Meningkatnya perolehan rata-rata nilai Pengetahuan dan ketrampilan.(2). Penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas XI MM 2 Peningkatan kemampuan itu ditandai oleh meningkatnya perolehan rata-rata nilai hasil belajar pengetahuan dan ketrampilan mencipta karya kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah SMK Negeri 6 Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 hingga kompeten. (3). Penggunaan model pembelajaran CTL dapat memperoleh nilai ketrampilan melebihi kompetendi dasar. (4). Teratasinya permasalahan dalam pembelajaran Mencipta karya kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah (5). Melalui model pembelajararan CTL bagi siswa kelas XII MM 2 SMK Negeri 6 surakarta Semester 2 tahun pelajaran 2018/2019.

Dengan Penelitian tindakan kelas ini, maka strategi CTL ini dapat digunaan sebagai acuan untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam proses pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang berkaitan dengan rendahnya pengetahuan dan ketrampilan membuat karya kerajinan fungsi hias dari berbagai bahan limbah.

Daftar Pustaka

Hambali Oemar.2007.Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara.

Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni. 2013.Inovasi Model Pembelajaran,Sidoarjo: Nizamia Learning Center

Kemdikbud.2015.Prakarya dan Kewirausahaan,Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

https://www.researchgate.net/publication/318079167_PENERAPAN_MODEL_PEMBELAJARAN_CTL_CONTEXTUAL_TEACHING_AND_LEARNING_UNTUK_MENINGKATKAN_MINAT_DAN_PARTISIPASI_BELAJAR_MAHASISWA, 15 januari 2019

file:///C:/Users/user/Downloads/2394-2387-1-PB.pdf 15 januari 2019

https://www.google.co.id/search?safe=strict&ei=KJHmXI7kGc7bz7sPw7OtWA&q=model+belajar+CTL+menurut+triyanto&oq=model+belajar+CTL+menurut+triyanto&gs_l=psy-ab.3…0.0..122694…0.0..0.0.0…….0……gws-wiz.wVzh1rmSUQ0 15 januari 2019

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-sholatun07-5292-1-fileskr-n.pdf 16 Januari 2019