PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG PEMAHAMAN

KONSEP KEDAULATAN RAKYAT MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING BAGI SISWA KELAS IX B

SMP NEGERI 1 SUKOHARJO PADA SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Darno

SMP Negeri 1 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini untuk: (1) mengetahui peningkatan aktivitas pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum Learning; (2) mengetahui peningkatan hasil belajar tentang pemahaman konsep kedaulatan rakyat melalui model pembelajaran Quantum Learning; (3) mengetahui perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar tentang Pemahaman Konsep Kedaulatan Rakyat melalui Pembelajaran Quantum Learning. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Subjek penelitian adalah 34 siswa kelas IX B di SMP Negeri 1 Sukoharjo pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa: observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Prosedur pelaksanaan tindakan meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada materi kedaulatan rakyat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang dibuktikan dengan peningkatan aktivitas belajar. Sebelum adanya penerapan model pembelajaran Quantum Learning aktivitas belajar berkategori rendah 35,29%, kategori sedang 41,18%, dan kategori tinggi 23,53%. kemudian setelah adanya penerapan Quantum Learning siklus 1 berkategori rendah 20,59%, kategori sedang 44,12%, dan kategori tinggi 35,29% pada siklus II dan berkategori rendah 8,82%, kategori sedang 52,94%, dan kategori tinggi 38,24%. (2) Prestasi belajar siswa meningkat. Sebelum penerapan model pembelajaran Quantum Learning nilai rata-rata kelas 80,00 tetapi setelah penerapan model pembelajaran Quantum Learning nilai rata-rata kelas menjadi meningkat.85,29 pada siklus I dan 90,59 pada siklus II. Sehingga siswa berhasil mencapai KKM dengan persentase 100% dari seluruh siswa kelas IX B. Siswa yang mencapai KKM ada 100% dari 85% target yang direncanakan. (3) Perubahan perilaku positif mencapai 87% dengan kriteria baik. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Quantum Learning mampu (1) meningkatkan kualitas pembelajaran tentang pemahaman konsep kedaulatan rakyat bagi siswa SMP Sukoharjo pada semester 1 tahun Pelajaran 2018/2019; (2) meningkatkan hasil belajar tentang pemahaman konsep kedaulatan rakyat bagi siswa SMP Sukoharjo pada semester 1 tahun Pelajaran 2018/2019; (3) meningkatkatkan perilaku positif siswa menjadi lebih baik.

Kata kunci: hasil belajar materi kedaulatan rakyat, Quantum Learning.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung secara terus menerus dan kontinu sepanjang hayat ke arah membina manusia atau peserta didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya. Secara garis besar, tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memiliki pengetahuan, dan cerdas dalam berperilaku. Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu adanya program pembelajaran yang berupaya untuk pembinaan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengenai pembinaan afektif ini secara khusus dapat dilakukan melalui program pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Seperti yang dikemukakan oleh Somantri (2001: 299):

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan pada demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orangtua yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analisis, bersikap dan bertindak demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mempersiapkan warga negara yang baik (to be good citizenship). Melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, ada beberapa aspek kompetensi yang hendak dikembangkan yaitu mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition).

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran yang memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Dimana belajar PKn perlu banyak yang dihafal dan materi PKn memiliki cakupan yang sangat luas namun akan dapat mudah dipahami dan dimengerti apabila banyak memanfaatkan waktu untuk belajar dan memahami serta dengan memperbanyak melakukan latihan soal-soal. Salah satu materi PKn yang penguasaan siswa rendah adalah pada materi kedaulatan rakyat, seperti yang dialami oleh siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo, hasil ulangan harian pada materi kedaulatan rakyat yang dapat mencapai nilai tuntas hanya 24 siswa (70.59%) dari 34 siswa sedangkan yang mendapat nilai kurang dari KKM ada 10 siswa (29.41%) dengan nilai rata-rata klasikal 80,00 dari KKM yang ditetapkan yaitu 85. Atau dapat dikatakan masih banyak siswa belum dapat mencapai KKM

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran PKn dikelas IX B diketahui hal lain yang berkaitan dengan perilaku guru dalam menyampaikan materi kurang divariasikan dengan model pembelajaran lain yang bisa mendorong aktivitas belajar siswa. Guru mengajar tidak mengetahui keadaan siswa, apakah dapat menerima pelajaran yang disampaikan atau tidak. Sebaliknya ada beberapa murid ketika berlangsung KBM tidak memperhatikan dengan serius bahkan ada yang ngobrol dengan teman semeja dan tidak memberi respon terhadap apa yang disampaikan guru. Keadaan ini sebenarnya mengundang pertanyaan, apakah kondisi yang demikian murid itu merasa sudah paham atau sebaliknya tidak paham apa yang disampaikan oleh guru. Untuk itu perlu dicari solusi bagaimana cara melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran di kelas perlu mendapatkan perhatian yang intensif, salah satu upaya yang penulis lakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah mengubah model pembelajaran yang lebih inovatif sehingga siswa akan tertarik dengan materi yang diajarkan, model pembelajaran yang dirancang dapat membuat siswa lebih aktif, peran guru hanyalah sebagai motivator dan fasilitator, penulis berupaya untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran QuantumLearning.

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn materi Kedaulatan Rakyat pada siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.. Menurut Gagne (dalam Sumarno, 2011) hasil belajar merupakan kemampuan internal (kapabilitas) yang meliputi pengetahuan, ketermpilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan memungkinkan seseorang melakukan sesuatu. Begitu pula dikemukakan oleh Nana Sudjana (2009: 3), mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa memerlukan fasilitas pembelajaran yang memungkinkannya dapat mengeksplorasi pengetahuan awalnya untuk mengkontruksi pengetahuan baru dalam upaya mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, guru perlu mencari model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam hal ini, model pembelajaran Quantum Learning dapat menjadi solusi pemecahan masalah. Pembelajaran model Quantum Learning adalah adalah pembelajaran dengan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan suasana yang menyenangkan dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Menurut Hernowo (2005: 17) mengatakan bahwa: Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Kegembiraan disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri sisi si pembelajar.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merinci kembali masalah tersebut menjadi tiga yaitu (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn? (2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn? (3) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa sebagai dampak peningkatan hasil belajar pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn melalui pelaksanaan model pembelajaran Quantum Learning?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn. (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tentang pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Quantum Learning (3) Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa sebagai dampak hasil belajar tentang pemahaman konsep kedaulatan rakyat melalui pembelajaran Quantum Learning.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis yaitu (1) Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang wawasan keilmuan bagi penulis dan juga dapat memberikan sumbangan konsep-konsep baru bagi ilmu pengetahuan terutama bagi pengembangan model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (2) Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan­masukan yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran, terutama pihak­-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan, seperti siswa, guru, dan sekolah.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja. Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan menetap disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajarnya. Pengertian tersebut menekankan pada adanya proses dalam belajar yang dilakukan individu untuk mengadakan perubahan dalam bentuk perubahan tingkah laku dengan jalan menjalin interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, Beberapa pendapat tentang hasil belajar antara lain,. Menurut Gagne (dalam Sumarno, 2011) hasil belajar merupakan kemampuan internal (kapabilitas) yang meliputi pengetahuan, ketermpilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan memungkinkan seseorang melakukan sesuatu. (http: //www.slideshare.net/ismdn/teori-hasil-belajar-menurut-para-ahli di akses tanggal 29 maret 2014).

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: (1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. (2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip. (4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. (5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. (6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah test.

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007: 76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: (1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. (2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Disamping itu hasil belajar juga merupakan sebuah prestasi belajar yang dapat dicapai oleh siswa.

Dalam meraih sebuah prestasi menurut Muhibbin Syah (2001:132), secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah lingkungan sosial, lingkungan non sosial, faktor pendekatan belajar.

Hipotesis Tindakan

Sebagai upaya untuk mengarahkan kegiatan penelitian terhadap masalah yang diteliti, maka disusunlah beberapa hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian. Suharsismi Arikunto (2006:71), mengemukakan bahwa: “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” Bertitik tolak dari permasalahan yang ada, maka penulis merumuskan hipotesis yaitu penerapan pendekatan kontekstual berbasis model Quantum Learning diduga dapat (1) Meningkatkan kualitas pembelajaran tentang pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn. (2) Meningkatan hasil belajar tentang pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn? (3) Meningkatkan perubahan perilaku positif siswa sebagai dampak peningkatan hasil belajar pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn.

MetodE Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo pada bulan Juli sampai bulan Desember 2019 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber primer dan sumber sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung berupa kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran tentang persamaan linier dua variabel, dalam hal ini siswa dan guru mematika di kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo sebagai objek utama. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, berupa dokumen sekolah, studi pustaka, dan data-data lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi dokumentasi, hasil tes tertulis kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo, hasil pengamatan teman sejawat yang membantu sebagai observer.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif menurut Miles & Huberman (Sugiyono, 2009:247). Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

INDIKATOR KINERJA

Ada tiga indikator kinerja dalam meningkatkan hasil belajar matematika yaitu: (1) Kualitas pembelajaran minimal 75% dengan kriteria baik dari seluruh siswa kelas IX B. (2) Hasil belajar siswa di atas KKM yang ditetapkan atau > 75.0, (3) Perubahan perilaku positif siswa sebagai dampak hasil belajar yaitu > 75% baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan observasi pada proses pembelajaran tentang persamaan linier dua variabel di kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo diperoleh informasi bahwa teacher center learning masih mendominasi. Hal tersebut menyebabkan siswa kelas IX B di SMP tersebut kurang aktif dalam proses belajarnya. Selain itu, nilai hasil tes pra siklus dari 34 orang siswa yang mengerjakan soal, hanya 24 siswa yang mendapat nilai di atas 75 sedangkan sisanya mendapat nilai di bawah 75, sehingga dapat disimpulkan 29,41% siswa belum mencapai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM), yaitu75.

Analisis hasil evaluasi pada tes pra siklus menyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo pada pembelajaran tentang Kedaulatan Rakyat masih rendah. Berdasarkan data hasil belajar sebelum diterapkan penggunaan model pembelajaran Quantum Learning diperoleh rata-rata kelas sebesar 80,00 Siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 (KKM) sebanyak 10 orang dan yang mendapat nilai ≥ 75 (KKM) sebanyak 24 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 70,59%. Kondisi ini masih berada di bawah indikator kinerja yang ditetapkan yaitu sebesar 85% siswa mendapatkan nilai ≥ 75 (KKM).

Berdasarkan nilai hasil belajar tentang kedaulatan rakyat yang masih rendah dan banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM, menunjukkan bahwa sebagian siswa yang masih belum tuntas dalam mencapai kompetensi dalam pembelajaran. Selain itu, dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo, fakta bahwa mereka kurang senang, kurang bersemangat, dan mudah bosan dalam belajar PKn terutama tentang Kedaulatan Rakyat. Hal ini ternyata disebabkan oleh aktivitas belajar siswa.

Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan proses belajar siswa, yaitu dengan penggunaan model pembelajaran Quantum Learning, Dari pengamatan aktivitas siswa setelah pelaksanaan Pra siklus diperoleh hasil bahwa 12 siswa aktivitasnya tinggi, 14 siswa aktivitasnya sedang, dan 8 siswa aktivitasnya rendah. Sedangkan dari wawancara dengan siswa setelah pelaksanaan pra siklus pertemuan kedua diperoleh hasil bahwa 26 siswa menjawab lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar sedangkan 8 siswa masih belum bersemangat dalam belajar tentang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, terjadi peningkatan motivasi dan semangat belajar siswa sebagai indikator kualitas proses pembelajaran tentang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui model Pembelajaran Quantum Learning, Dengan diterapkannya model Pembelajaran Quantum Learning pada siklus I, hasil belajar tentang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami peningkatan.

Analisis hasil evaluasi pada tes siklus I menyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo pada pembelajaran tentang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah tedapat peningkatan yang tinggi. Berdasarkan data hasil belajar setelah diterapkan penggunaan model pembelajaran Quantum Learning diperoleh rata-rata kelas sebesar 85,29% Siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 (KKM) sebanyak 2 orang dan yang mendapat nilai ≥ 75 (KKM) sebanyak 32 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 85,29%. Kondisi ini sudah berada diatas indikator kinerja yang ditetapkan yaitu sebesar 85% siswa mendapatkan nilai ≥ 75 (KKM).

Dari pengamatan aktivitas siswa setelah pelaksanaan siklus 1 diperoleh hasil bahwa 12 siswa aktivitasnya tinggi, 15 siswa aktivitasnya sedang, dan 7 siswa aktivitasnya rendah. Sedangkan dari wawancara dengan siswa setelah pelaksanaan prasiklus pertemuan kedua diperoleh hasil bahwa 30 siswa menjawab lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar sedangkan 4 siswa belum termotivasi dan belum bersemangat dalam belajar.

Dari hasil evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tentang Kedaulatan Rakyat melalui model Quantum Learning sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari penelitian siklus II diperoleh data rata-rata kelas 90,59, ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 100% atau 34 siswa mencapai batas nilai KKM, sudah diatas batas tuntas klasikal 85% sesuai indikator yang ingin dicapai yaitu 100% tuntas KKM.

Pembahasan

Dari hasil observasi rata-rata skor perilaku siswa untuk indikator keaktifan, berkolaborasi, dan percaya diri pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama yaitu 62,50. Sedangkan pada pembelajaran siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu 87,50 Dengan demikian, telah terjadi peningkatan skor aktivitas siswa sebesar 25,00 dengan skor rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus II sebesar 87,50. Atas dasar tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran melalui model Quantum Learning yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dalam dua siklus tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum Learning. Hal ini dapat diketahui dari seluruh siswa yang menyatakan lebih termotivasi dan semangat dalam belajar

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, refleksi, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus II pada pembelajaran PKn mengenai Penerapan model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep kedaulatan rakyat, maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan dari penerapan model pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran pemahaman konsep kedaulatan rakyat pada PKn telah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo; (2) Penerapan model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar pemahaman konsep kedaulatan rakyat pada PKn siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo; (3) Penerapan model pembelajaran Quantum Learning dapkan perilaku positif sebagai dampak hasil belajar pemahaman konsep kedaulatan rakyat pada PKn siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sukoharjo.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

DePorter, Bobbi, dan Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

DePorter, Bobby, dkk. 2007. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa

Hernowo, (2005). Menjadi guru yang mau dan mampu mengajar secara menyenangkan. Bandung: Mizan

Jurnal Civicus. 2005. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pemetaan Konsep.Bandung: Jurusan PMPKn FPIPS.

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosda Karya.

Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan PKn. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Sagala, Syaiful. 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sapriya & Maftuh Bunyamin. 2005. Jurnal Civicus: Implementasi KBK Pendidikan Kewarganegaraan dalam Berbagai Konteks. Bandung: Jurusan PMPKn FPIPS.

Somantri, Numan. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sujana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar, Bandung: Rossda Karya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2006) Jakarta: Depdiknas

Usman, Uzer. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.