Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Nomograf
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA NOMOGRAF BAGI SISWA KELAS IV SDN BALONG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Mulyono
SDN Balong Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi penjumlahan bilangan bulat melalui penggunaan media nomograf pada siswa kelas IV SDN Balong tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Balong Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan jumlah siswa 23 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pelaksanaan tindakan sebanyak 2 siklus. Dalam pelaksanaan tindakan, dibagi dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumen, pengamatan, dan tes tertulis. Pengumpulan data diambil dari dokumentasi daftar nilai pra siklus, lembar pengamatan, dan rekapitulasi hasil belajar yang dilakukan pada akhir siklus. Untuk memvalidasi data yang dikumpulkan, dibuat lembar pengamatan dan kisi-kisi soal ulangan. Hasil penelitian, pada kondisi awal, jumlah siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak 11 siswa (47,83%). Pada siklus I jumlah siswa yang mampu mencapai KKM menjadi 16 siswa (69,57%). Siklus II kembali terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang mencapai KKM 19 siswa (82,61%).
Kata Kunci : hasil belajar, pembelajaran Matematika, media nomograf
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan dasar menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 ayat 1 dan 2 merupakan jenjang pendidikan yang dilandasi jenjang menengah; pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs.), atau bentuk lain yang sederajat. Jadi, yang dimaksud dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 ayat 1 dan 2 tersebut adalah pendidikan yang berbentuk sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dan sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah. Dengan demikian, pendidikan dasar menurut Undang-undang tersebut adalah wajib belajar 9 tahun yaitu mulai tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.
Sekolah dasar memberikan peran yang sangat penting, mulai dari memberikan pengajaran atau pendidikan baik dari segi pengetahuan (kognitif), mental, serta sosial. Adapun tujuan pendidikan sekolah dasar menurut Mirasa dkk (2005) dimaksudkan sebagai proses pengembangan kemampuan yang paling mendasar bagi setiap siswa, di mana setiap siswa dapat belajar secara aktif karena adanya suasana kondusif, yaitu suasana yang memberikan kemudahan bagi perkembangan diri secara optimal. Dengan demikian, sekolah dasar tidak hanya memberikan pendidikan dari sisi pengetahuan saja, melainkan pendidikan mental dan sosialnya seperti bagaimana cara siswa beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya, serta bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-temannya. Jadi, pendidikan sekolah dasar sangat dibutuhkan untuk perkembangan siswa.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa. Siswa menganggap matematika adalah hal yang sulit, mulai dari memahami konsep seperti konsep berhitung, operasi bilangan, dan rumus-rumus tertentu. Maka dari itu, siswa menjadi malas belajar sehingga sebagian siswa memperoleh nilai yang masih rendah. Jumlah jam mata pelajaran matematika di sekolah dasar pun lebih banyak dibandingkan mata pelajaran yang lain. Sehingga, siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memahami materi pada mata pelajaran matematika. Namun, pada kenyataannya, siswa masih saja sulit memahaminya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam memahami materi matematika yaitu persepsi awal siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan hal yang abstrak, kebenarannya harus dibuktikan, pembelajaran berkala atau terus-menerus, menggunakan bahasa simbol, dan banyaknya bilangan atau angka-angka yang dihitung. Selain itu, penyampaian materi dari guru yang kurang menarik juga dapat memengaruhi kemampuan pemahaman siswa. Jadi, seharusnya guru dapat berinovasi dalam pembelajaran. Seperti, penggunaan media agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan materi dapat lebih mudah untuk dipahami siswa.
Berdasarkan pengamatan di SDN Dander I Bojonegoro, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran matematika khususnya kelas IV antara lain siswa sulit memahami materi yang disampaikan guru, siswa belum menguasai konsep dasar matematika dengan baik, siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal, serta kurangnya keaktifan siswa selama pembelajaran. Sedangkan melalui wawancara guru kelas IV, diketahui bahwa guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa. Sehingga, hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai KKM.
Melihat permasalahan atau kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika, peneliti menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan media nomograf dalam proses pembelajaran matematika.
Dengan menggunakan nomograf, siswa akan lebih mudah dalam menemukan hasil yang pasti dari operasi penjumlahan bilangan bulat dengan penuh percaya diri. Nomograf akan memperkuat konsep yang dimiliki siswa mengenai apa itu bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Dengan memperhatikan konsep bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif, siswa akan memahami perbedaan antara keduanya secara jelas. Dengan siswa memahami konsep kedua bilangan tersebut, maka akan mudah bagi siswa mengoperasikan bilangan bulat positif dan negatif.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitan ini yaitu: “Bagaimana penggunaan media nomograf dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Balong tahun pelajaran 2017/2018?â€
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah adalah meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN Balong tahun pelajaran 2017/2018 melalui penggunaan media nomograf.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat, diantaranya manfaat teoritis yang dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika khususnya pada penggunaan media nomograf dalam penyelesaian masalah operasi bilangan bulat dan penelitian ini disusun dengan harapan dapat menjadi pertimbangan bagi peneliti selanjutnya apabila melakukan penelitian dengan permasalahan pembelajaran yang sama. Adapun penelitian ini memberikan manfaat praktis yaitu penelitian dapat menjadi bahan informasi bagi guru dalam menggunakan media pembelajaran terutama pada operasi penjumlahan bilangan bulat sehingga pembelajaran dapat dicapai secara maksimal, dapat dimanfaatkan oleh guru matematika sebagai media pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa, dapat dijadikan sarana bagi siswa untuk memudahkan dalam menerima materi penjumlahan bilangan bulat, dan untuk memberikan satu alternatif pemecahan masalah kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika.
KAJIAN TEORI
Hasil Belajar
Menurut Suprijono ( 2011: 5-6), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Suatu hasil belajar memerlukan kondisi belajar internal dan kondisi belajar eksternal yang berbeda. Oleh karena itu metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Karena hasil belajar berkesinambungan dengan prestasi belajar sebagai siswa ukuran untuk menilai ketercapaian hasil.
Menurut Sardiman (2011), tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental dan nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar menurut Bloom (dalam Sudjana, 2008) di klasifikasikan menjadi tiga ranah, antara lain: (1) Ranah Kognitif, ranah ini berkenaan dengan hasil belajar yang memiliki enam aspek, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Hasil belajar diambil dari evaluasi akhir, (2) Ranah Afektif (keterampilan sosial), berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Hasil belajar diambil dari pengamatan yang di lakukan oleh guru yaitu kerjasama siswa, kejujuran, tanggung jawab dan keberanian, (3) Ranah Psikomotor, aspek ini berkenaandengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Menurut Gagne dalam Muhammad Thobroni (2011: 138). Indikator Hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Siswa hendaklah diberi keterampilan, pengetahuan atau sikap yang sudah mereka kembangkan selama pembelajaran dalam menyelesaikan tugas–tugas yang sudah ditentukan. Selama proses ini guru dapat menilai apakah siswa telah mencapai beberapa indikator dari hasil belajar tersebut.
Menurut Ngalim Purwanto, (2006:102) faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern: 1). Faktor Intern atau yang disebut faktor individual yang ada pada diri individu itu sendiri, antara lain kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan pribadi, dan 2). Faktor ekstern atau yang disebut faktor sosial yang ada diluar individu, antara lain keluarga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajariâ€. Sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Unsur utama dalam matematika adalah penalaran deduktif (atas dasar konsumsi atau kebenaran konsistensi) dan penalaran induktif (atas dasar fakta yang muncul sampai pada perkiraan tertentu yang harus dibuktikan dengan argumen yang konsisten) Depdiknas (Susanto, 2015: 184).
Ilmu matematika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Matematika digunakan dalam berdagang dan berbelanja. Seperti, menghitung uang pembayaran dan uang kembalian. Matematika juga diperlukan untuk memahami suatu hal ketika membaca informasi yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik, dan persentase. Misalnya, dalam hal mengukur suhu tubuh, siswa dituntut mampu membaca skala pada termometer. Kemampuan tersebut terdapat kaitannya pada pembelajaran matematika, khususnya materi bilangan bulat. Oleh karena itu, matematika adalah ilmu dasar yang harus dikuasai siswa dengan baik. Oleh karena itu, ilmu matematika berperan sangat penting, maka diharapkan siswa mampu menguasai pembelajaran matematika dengan baik.
Media Nomograf
Menurut Sobel dan Maletsky (2004), kata nomograph, yang berasal dari Yunani dan mempunyai arti aturan tertulis, dapat diterapkan dalam matematika pada sebuah teknik dengan grafik untuk menghitung dan untuk penyelesaian persamaan tertentu. Nomograf dapat menjadi sumber eksperimen yang membawa kepada penemuan-penemuan dan mengulang kembali keterampilan-keterampilan. Siswa-siswa memperoleh pengalaman yang berharga dalam mengkonstruksi grafik ini dan membaca skalanya dalam memeriksa hasil dari persoalan-persoalan perhitungan.
Nomograf adalah media pembelajaran yang terbentuk dari tiga buah garis bilangan yang diletakkan sejajar dengan sifat skala pada garis bilangan yang terletak di tengah-tengah besarnya sama dengan setengah kali skala pada garis bilangan yang mengapitnya. Keunggulan dari penggunaan media nomograf antara lain: bermanfaat di ruang mana pun tanpa harus ada penyesuaian khusus, pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian berlangsung, mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan Azhar Arsyad (2015: 42).
Kerangka Berpikir.
Pada kondisi awal, hasil belajar siswa kelas IV SDN Balong pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat masuk kategori rendah. Dari 23 siswa kelas IV hanya 11 siswa yang tuntas belajar pada materi tersebut. Siswa kesulitan memahami materi karena pada materi tersebut guru belum menggunakan media pembelajaran sehingga siswa mempelajari konsep penjumlahan bilangan bulat hanya dengan cara ceramah, pemberian contoh, dan penugasan. Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan untuk membuat materi yang dipelajari menjadi konkret. Penggunaan media nomograf akan memudahkan siswa dalam memahami konsep bilangan bulat sehingga akan lebih mudah melakukan operasi penjumlahan.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: melalui penggunaan media nomograf dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Balong tahun pelajaran 2017/2018.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Balong Kecamatan Kunduran yang berjumlah 23 siswa yang terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan bilangan bulat.
Pelaksanaan penelitian ini telah dilaksanakan 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu: 1) perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan hasil tes tertulis siswa. Analisis hasil observasi diperoleh dari pengamat (peneliti dan guru kelas) dengan menggunakan lembar observasi saat mengamati proses mengajar pada setiap siklus. Hasil belajar siswa diambil dengan melakukan tes tertulis pada setiap akhir siklus.
Indikator keberhasilan penelitian yang dilakukan ditunjukkan apabila minimal 80% siswa kelas IV SDN Balong mampu tuntas belajar dengan KM 70 pada kondisi akhir.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Data hasil belajar pra siklus yang diambil dari daftar nilai sebagai data awal penelitian adalah sebagai berikut: siswa yang mendapat nilai 40 adalah 2 siswa, siswa yang mendapat nilai 50 adalah 4 siswa, siswa yang mendapat nilai 60 adalah 6 siswa, siswa yang mendapat nilai 70 adalah 7 siswa, siswa yang mendapat nilai 80 adalah 3 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 90 adalah 1 siswa. Rata-rata nilai ulangan pada pembelajaran pra siklus adalah 63,48. Dari 23 siswa kelas IV SDN Balong yang tuntas belajar dengan mencapai nilai > 70 adalah 11 siswa atau 47,83%. Sejumlah 12 siswa atau 52,17% nilai ulangan hariannya masih di bawah KKM.
Siklus I
Hasil belajar siklus I adalah hasil belajar yang diambil dari nilai ulangan setelah pembelajaran siklus I. Pada pembelajaran siklus I guru menggunakan media nomograf pada pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat. Data hasil ulangan pada siklus I adalah sebagai berikut: siswa yang mendapat nilai 50 adalah 2 siswa, siswa yang mendapat nilai 60 adalah 5 siswa, siswa yang mendapat nilai 70 adalah 7 siswa, siswa yang mendapat nilai 80 adalah 6 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 90 adalah 3 siswa. Rata-rata nilai ulangan pada pembelajaran siklus I adalah 71,30. Dari 23 siswa kelas IV SDN Balong yang tuntas belajar dengan mencapai nilai > 70 adalah 16 siswa atau 69,57%. Sejumlah 7 siswa atau 30,43% nilai ulangan hariannya masih di bawah KKM.
Siklus II
Pada akhir siklus II juga dilakukan ulangan untuk mendapatkan data hasil belajar siklus II. Guru masih menggunakan media nomograf, tetapi pada siklus II ini ukuran media yang digunakan dibuat lebih besar dengan harapan semua siswa lebih jelas dalam mengamati media pembelajaran yang digunakan. Data hasil ulangan pada siklus II adalah sebagai berikut: siswa yang mendapat nilai 50 adalah 1 siswa, siswa yang mendapat nilai 60 adalah 3 siswa, siswa yang mendapat nilai 70 adalah 7 siswa, siswa yang mendapat nilai 80 adalah 6 siswa, siswa yang mendapat nilai 90 adalah 4 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 100 adalah 2 siswa. Rata-rata nilai ulangan pada pembelajaran siklus II adalah 76,52. Dari 23 siswa kelas IV SDN Balong yang tuntas belajar dengan mencapai nilai > 70 adalah 19 siswa atau 82,61%. Sejumlah 4 siswa atau 17,39% nilai ulangan hariannya masih di bawah KKM.
Pembahasan
Berikut ini adalah tabel peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Balong pada pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II:
No |
Uraian |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Keterangan |
1. |
Ketuntasan |
47,83% |
69,57% |
82,61% |
Meningkat |
2. |
Rata-rata Nilai |
63,48 |
71,30 |
76,52 |
Meningkat |
3. |
Nilai Tertinggi |
40 |
50 |
50 |
Meningkat |
4. |
Nilai Terendah |
90 |
90 |
100 |
Meningkat |
Tabel di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dari semua aspek. Ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal 47,83% menjadi 82,61% pada kondisi akhir. Rata-rata nilai ulangan juga mengalami peningkatan dari 63,48 pada kondisi awal menjadi 76,52 pada kondisi akhir. Demikian juga dengan nilai tertinggi dan terendah. Nilai tertinggi pada kondisi awal adalah 90 menjadi 100 pada kondisi akhir. Sementara nilai terendah meningkat dari 40 pada kondisi awal menjadi 50 pada kondisi akhir.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media nomograf dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Balong Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2017/2018.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka perlu diberikan saran yaitu:
1. Bagi guru, sebaiknya guru lebih memanfaatkan media pada proses pembelajaran khususnya media nomograf dalam pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan bulat dan sebaiknya guru menerapkan pembelajaran yang inovatif sehingga siswa lebih aktif dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan serta bermakna.
2. Bagi sekolah, sebaiknya media nomograf lebih dioptimalkan pemanfaatannya dalam pembelajaran di kelas terutama pada materi penjumlahan bilangan bulat karena media nomograf dapat membantu pemahaman dan dapat mengkonkretkan konsep bilangan bulat.
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV dengan memanfaatkan media pembelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdaya Karya
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Suprijono. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group
Thobroni, Mohammad. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: ArRuzzmedia.
Undang-Undang RI no. 20 Tahun 2003. 2005. Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: CV. Nuansa Aulia