PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJASORKES

TENTANG SENAM KETANGKASAN ROLL DEPAN DAN BELAKANG MELALUI STRATEGI MODELLING THE WAY KELAS V

SD Negeri Tambakboyo 02 KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG tahun pelajaran 2017/2018

 

Wahyu Rohani

SD Negeri Tambakboyo 02

 

ABSTRAK

Identifikasi masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar Penjasorkes di SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang pada materi Senam ketangkasan rol depan dan belakang, dari 26 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 65 ada 16 siswa (48,48%) dengan rata-rata nilai 58,48. Nilai tersebut belum sesuai dengan KKM untuk mata ajaran Penjasorkes yaitu 65. Hasil belajar rendah tersebut karena siswa mengalami kesulitan strategi passing. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dalam tentang senam ketangkasan rol depan dan belakang dengan strategi modelling the way. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di SD Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang pada bulan Agustus-September 2017. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa. Hasil penelitian: (1) Penerapan strategi modelling the way dapat meningkatan hasil belajar Penjasorkes tentang senam ketangkasan rol depan dan belakang di kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Pada Kondisi Awal nilai rata-rata 59,26. Setelah pembelajaran siklus I rata-rata kelas 66,67. Peningkatan hasil belajar siswa rata-rata sebesar 7,41. Pada siklus II nilai rata-rata 73,38. Peningkatan nilai rata-rata nilai dari siklus I ke siklus II sebesar 6,71; (2) Penerapan strategi modelling the way dapat meningkatan ketuntasan hasil belajar Penjasorkes tentang senam ketangkasan rol depan dan belakang di kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Pada Kondisi Awal ketuntasan belajar 55,56%. Setelah strategi pembelajaran aktif siklus I ketuntasan belajar 74,07%. Peningkatan ketuntasan belajar sebesar 18,52%. Pada siklus II ketuntasan belajar 88,89%. Peningkatan ketuntasan belajar sebesar 14,81%. Indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 65 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai yaitu sebesar 88,89% telah mencapai ³ 80%.

Kata kunci: modelling the way, hasil belajar, senam ketangkasan rol depan dan belakang.

 

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Guru yang Profesional adalah guru yang dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang tepat, dimana siswa dapat dengan mudah memahaminya dan merasa senang mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat melakukan hal tersebut, seorang guru harus menguasai strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa pada saat mengikuti pelajaran tidak merasa bosan terhadap materi-materi yang disampaikan, karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Aktivitas belajar mengajar erat kaitannya dengan motivasi belajar. Aktivitas belajar didorong oleh adanya faktor-faktor, kebutuhan biologis, insting, dan unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Dalam hal ini sudah barang tentu peran guru sangat peting melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial penalaran dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani dan olah raga. Dalam mencapai tujuan Pendidikan, Ngalim Purwanto (1997:1) mengatakan di dalam undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, bab 2 pasal 4 dinyatakan:”Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan (Pupuh Fathurrohman 2009: 3).

Dalam Permendiknas no.16 tahun 2007 disebutkan standar kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru SD/MI. Standar kompetensi pedagogik yang dimaksud antara lain menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Dalam kompetensi ini, diharapkan guru: (1) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI, (2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, strategi, dan strategi pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI, (3) Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-kelas awal SD/MI. Tidak terkecuali, guru Penjasorkes yang mengajar olahraga perlu memiliki komptensi pedagogic yang senantiasa mengikuti perkembangan pendidikan nasional. Salah satu materi pembelajaran tersebut adalah lari.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Sekolah Dasar Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, diketahui bahwa mata pelajaran Penjasorkes merupakan mata pelajaran yang menyenangkan para siswa. Anak-anak sangat senang karena ada lapangan yang memadai di sekitar sekolah. Namun dalam materi senam ketangkasan roll depan dan belakang, ada banyak kekurangan pada hasil belajar siswa. Mereka kurang sungguh-sungguh berlari sehingga hasilnya kurang maksimal.

Peningkatan hasil belajar ini terus ditingkatkan dan diantisipasi dengan peran guru dalam memilih dan menentukan strategi dan strategi pembelajaran aktif. Salah satu pembelajaran aktif untuk mengatasi kesulitan belajar senam ketangkasan roll depan dan belakang yang diterapkan adalah modelling the way. Dengan pengunaan strategi modelling the way diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran penjasorkes.

Selain itu dasar pemikiran untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi modelling the way, hal ini dikarenakan Strategi Modelling the way memiliki kelebihan yang menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif. Kadar keaktifan yang tinggi dalam proses belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Menurut Melvin L. Silberman, (2009:216) bahwa dalam teknik Strategi Modelling the way memberi siswa kesempatan untuk untuk mempraktikkan melalui peragaan keterampilan khususnya yang diajarkan di kelas. Pemeragaan sering kali merupakan alternative yang cocok untuk pemeran lakon karena cara ini tidak begitu mengancam atau membuat siswa grogi, siswa diberi banyak waktu untuk membuat skenarionya mereka sendiri bagaimana mereka ingin mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru di kelas.

Memperbaiki keadaan tersebut dengan mengaplikasikan strategi Modelling the way menempatkan siswa pada kondisi pemahaman arti dan penggalian makna dengan belajar memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuisi untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Dengan mengaplikasikan strategi Modelling the way dalam mata pelajaran penjaskes diharapkan berdampak membawa perubahan pada motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa yang pada akhirnya mendapatkan kecakapan baru pada diri siswa

Dari kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam meningkatkan hasil belajar Penjasorkes materi senam ketangkasan rol depan dan belakang melalui modelling the way pada siswa kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1.     Apakah dengan strategi modelling the way dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Penjasorkes tentang senam ketangkasan roll depan dan belakang siswa kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang ?

2.     Apakah dengan strategi modelling the way dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar pembelajaran Penjasorkes tentang senam ketangkasan roll depan dan belakang siswa kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang?

Tujuan Penelitian

1.     Tujuan Umum Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas strategi pembelajaran aktif Penjasorkes serta meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2.     Tujuan Khusus Penelitian

a.     Meningkatkan hasil belajar Penjasorkes tentang senam ketangkasan rol depan dan belakang melalui strategi modelling the way bagi siswa kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

b.     Meningkatkan ketuntasan hasil belajar Penjasorkes tentang senam ketangkasan rol depan dan belakang melalui strategi modelling the way bagi siswa kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

 

 

Manfaat Penelitian

1.     Bagi Siswa

  1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Penjasorkes.
  2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi senam ketangkasan rol depan dan belakang.
  3. Memudahkan penguasaan strategi senam ketangkasan rol depan dan belakang.
  4. Meningkatkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah dalam kelompok.
  5. Menumbuhkan sikap bertanggungjawab dan berani mengemukakan pendapat.
  6. Memperoleh suasana strategi pembelajaran aktif yang lebih menyenangkan.

2.     Bagi Guru

a.     Memberikan alternatif bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam modelling the way dalam Penjasorkes.

b.     Mengembangkan kemampuan guru dalam merancang strategi pembelajaran aktif yang menyenangkan untuk mengatasi permasalahan strategi pembelajaran aktif lain.

3.     Bagi Sekolah

a.     Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif meningkatkan kualitas pengajaran sekolah.

b.     Mengoptimalkan penggunaan media dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu modelling the way di sekolah.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Belajar

Ngalim Purwanto (2008:84) mengemukakan beberapa definisi tentang belajar dari para ahli sebagai berikut: (a) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya); (b) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman; (c) belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepedulian, atau suatu pengertian.

Hamalik (2005:36) mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Berarti pula belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Tabrani dkk. (2009:8) definisi belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

Dari definisi-definisi yang dikemukan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku yang relative mantap, yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, yang menyangkut berbagai aspek fisik maupun psikis.

Fungsi Strategi Modeling The Way

  Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan (goal based). Oleh karena itu, segala interaksi, metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

  Strategi modeling the way sebagai salah satu strategi pembelajaran dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (1) Dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat); (2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, (3) Proses pembelajaran lebih menarik dan siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri (Djamarah,. 2011: 91).

  Adapun tujuan dari strategi modeling the way sebagai metode belajar aktif adalah: (1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalaminya; (2) Berbuat sendiri, (3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok , (4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual, (5) Memupuk sikap kekeluargaan, musyawarah dan mufakat, (6) Membina kerjasama antara sekolah, masyarakat, guru dan orang tua siswa yang bermanfaat dalam pendidikan, (7) Pembelajaran dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghidarkan terjadinya verbalisme, (8) Pembelajaran menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dengan dinamika (Omar Hamalik, 2008: 91).

Kerangka Berfikir

Keterampilan pada mata pelajaran Penjasorkes materi senam ketangkasan roll depan dan belakang yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar. Dengan modelling the way diharapkan dapat meningkatkan kemampuan senam ketangkasan roll depan dan belakang dengan mudah, mengembangkan kemampuan motorik. Selain itu guru Penjasorkes juga bertambah pengetahuan dan kreativitas dalam merancang strategi pembelajaran aktif materi senam ketangkasan roll depan dan belakang sesuai karakteristik siswa.

Orientasi pembelajaran pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan perkembangan siswa, materi, dan cara penyampaiannya harus disesuaikan, sehingga pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran bukan hanya ditujukan untuk mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi siswa seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh setiap guru pendidikan jasmani

Penelitian ini digunakan guru pendidikan jasmani agar lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam memberikan pelajaran penjasorkes yang memiliki karakteristik materi lebih menekankan pada praktik. Maka dari itu sangat penting untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif seperti strategi modelling the way guna meningkatkan kemampuan siswa. Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan penelitian ilmiah, khususnya yang berhubungan penerapan strategi pembelajaran aktif guna meningkatkan kemampuan siswa seperti strategi modelling the way Manfaat bagi siswa: Siswa dapat menambah pengetahuan dan motivasi dalam pembelajaran roll depan dan roll belakang. Selain itu melalui strategi modelling the way ini siswa akan lebih banyak belajar sendiri dan lebih kreatif guna mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya Manfaat bagi sekolah: Bagi sekolah dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran ilmu pengetahuan agar lebih efektif dan efisien, dan dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan agar lebih baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Kondisi awal hasil belajar Penjasorkes tentang senam ketangkasan roll depan dan belakang dilaksanakan belum menggunakan modelling the way. Dalam pembelajaran awal ini, untuk mengukur hasil belajar siswa dalam melakukan senam ketangkasan roll depan diadakan evaluasi.

Pada awalnya rerata nilai yang diperoleh masih kurang, siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 15 siswa (55,56%) dan masih ada 12 siswa (44,44%) belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 65. Hal ini memerlukan tindakan kelas agar proses dan hasil belajar dapat meningkat.

Deskripsi Siklus I

       Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan guru mitra untuk mengamati keterampilan siswa dalam pembelajaran Penjasorkes Modelling the way tentang Senam ketangkasan rol depan dan belakang. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan tes keterampilan roll ke depan dan belakang pada siswa secara individu dengan menggunakan instrumen observasi rubrik penilaian.

       Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan modelling the way. Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pertemuan.

Pada awalnya rerata nilai yang diperoleh masih kurang, siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 55,56% dengan nilai rata-rata 59,26. Setelah dilakukan strategi pembelajaran aktif dengan modelling the way ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus I adalah 66,67 dengan ketuntasan belajar klasikal 74,07% (20 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 65, dan masih ada 7 siswa belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 65. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 7,41 dan ketuntasan meningkat sebesar 18,52%.

Deskripsi Siklus 2

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan guru mitra untuk mengamati keterampilan siswa dalam strategi pembelajaran aktif Penjasorkes Modelling the way tentang Senam ketangkasan roll depan dan belakang. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan tes keterampilan roll ke depan dan belakang pada siswa secara individu dengan menggunakan instrumen observasi rubrik penilaian.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I nilai rata-rata 66,67 dengan ketuntasan belajar 74,07%. Pada siklus II rata-rata nilai menjadi 73,38 dengan ketuntasan belajar klasikal 88,89% (24 siswa) dengan mendapat nilai ³ 65. Pada siklus II ini siswa yang mencapai indikator keberhasilan sudah lebih dari 80% yaitu sebesar 88,89% > 80% sehingga penelitian siklus II dinyatakan berhasil.

Pembahasan Tiap SiIklus dan Antar Siklus

Pembahasan lebih banyak didasarkan pada hasil refleksi pada setiap siklus dari kegiatan strategi pembelajaran aktif menggunakan modelling the way.

Siklus I

Berdasarkan nilai hasil belajar pada Kondisi Awal diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 59,26 dengan ketuntasan belajar 44,44%. Setelah modelling the way siklus I meningkat menjadi rata-rata kelas 66,67 dengan ketuntasan belajar 74,07%. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar siswa rata-rata sebesar 7,41 dan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 18,52%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus I ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal belum tercapai. Maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II

Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 66,67 dengan ketuntasan belajar 74,07% sedangkan pada siklus II diperolah nilai rata-rata 73,38 dengan ketuntasan belajar 88,89%. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata nilai sebesar 6,71 dan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 14,81%. Berdasarkan ketuntasan sebesar 88,89% > 80%, maka ketuntasan belajar siswa termasuk tinggi. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai.

Peningkatan Minat Belajar dan Hasil Belajar

Peningkatan hasil belajar siswa dalam modelling the way Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat grafik berikut.

Nilai rata-rata Kelas Strategi pembelajaran aktif Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa dengan menggunakan strategi modelling the way dapat meningkatkan hasil belajar Penjasorkes tentang senam ketangkasan rol depan dan belakang pada siswa kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Modelling the way ini memberikan kesempatan siswa belajar secara melalui model untuk meningkatkan keterampilan senam ketangkasan rol depan dan belakang secara sportif.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:

1.     Penerapan strategi modelling the way dapat meningkatan hasil belajar Penjasorkes tentang senam ketangkasan rol depan dan belakang di kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Pada Kondisi Awal nilai rata-rata 59,26. Setelah pembelajaran siklus I rata-rata kelas 66,67. Peningkatan hasil belajar siswa rata-rata sebesar 7,41. Pada siklus II nilai rata-rata 73,38. Peningkatan nilai rata-rata nilai dari siklus I ke siklus II sebesar 6,71.

2.     Penerapan strategi modelling the way dapat meningkatan ketuntasan hasil belajar Penjasorkes tentang senam ketangkasan rol depan dan belakang di kelas V SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Pada Kondisi Awal ketuntasan belajar 55,56%. Setelah strategi pembelajaran aktif siklus I ketuntasan belajar 74,07%. Peningkatan ketuntasan belajar sebesar 18,52%. Pada siklus II ketuntasan belajar 88,89%. Peningkatan ketuntasan belajar sebesar 14,81%. Indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 65 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai yaitu sebesar 88,89% telah mencapai ³ 80%.

Saran

Menurut hasil kesimpulan di atas, maka disarankan:

1.    Penerapan strategi Modelling The Way merupakan metode yang sangat cocok untuk pelajaran penjasorkes, dengan penerapan strategi Modelling The Way guru bisa mengembangkan kreatifitas siswa pada proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didik.

2.    Modelling the way dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Penjasorkes kompetensi senam ketangkasan rol depan dan belakang. Pendekatan tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pembelajaran kompetensi lain seperti voli, loncat jauh, dan lompat tinggi.

3.    Sebaiknya guru melaksanakan refleksi tentang kelemahan modelling the way, supaya tidak terlalu banyak menyita waktu yang tersedia.

4.    Dengan menggunakan pendekatan strategi pembelajaran aktif, akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu dalam proses strategi pembelajaran aktif dibutuhkan pendekatan atau model strategi pembelajaran aktif, salah satunya adalah modelling the way.

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widiya.

Bahri, Saefudin & Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Fathurrohman,Pupuh dan Sobry, Sutikno. 2010. Strategi Mewujudkan Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Hamalik , Omar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2001. Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kurniadi, Deni dan Suro Prapanca. 2010. Penjas Orkes Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Max Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Press.

Madwerdi. 2016. Penerapan Strategi Modelling the Way Passing Atas Pada Permainan Bola Voli. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehat Dan Rekreasi. FKIP UNTAN Pontianak.

Mulyati. 2012. Penggunaan Strategi Modelling the Way di Kelas VI SDN 43 Sungai Kakap. PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Penjas. 2017.  Cara Melakukan Roll Depan dan Roll Belakang disertai Gambar dan Pengertiannya. https://gudangpelajaran.com/roll-depan-roll-belakang/

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran: Bandung Remaja Rosda Kary

Rifa’i, Achmad & Catharina Tri Anni. 2004. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Silbermam, Melvin. L. 2009. Aktive Learning. Bandung: Nusa Media

Sugandi, Achmad. 2010. Teori Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Thaha, Chabib dan Mu‟thi. 2002. PBM-PAI di Sekolah. Yogyakarta: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo dan Pustaka Pelajar.

Winarno, Surakhmad. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito