PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT SISWA KELAS IV SD NEGERI TERKESI 1 GROBOGAN

 

Siti Nur Affifah

Suhandi Astuti

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Latar belakan dari penelitian ini adalah tentang permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran Matematika kelas 4 SD Negeri 1 Terkesi yaitu hasil belajar siswa yang rendah.Pada studi awal menemukan bahwa 56,25% siswa masih rendah hasil belajar matematika dalam materi pecahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mendiskripsikan proses penggunaan model group Number Heads Together dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan pecahan. Penelitian di laksanakan pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Terkesi Semester I tahun ajaran 2019/2020. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 16 orang yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sedangkan untuk penelitian adalah mata pelajaran Matematika dengan pokok bahasan pecahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model number heads together dapat meningkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Tingkat rerata pencapaian hasil belajar pada tahap pra tindakan sebesar 43,75%, sedangkan rerata pencapaian skor hasil belajar pada siklus I sebesar62,5%. dan rerata pencapaian pada siklus II sebesar 87,5%.

Keywords: Hasil belajar, Pecahan, Matematika, Number Heads Together KTSP

 

PENDAHULUAN

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dari guru kelas ditemukan permasalahan yang terjadi pada siswa kelas 4 SD Negeri 01 Kalimaro sebagian besar proses pembelajaran guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar rasa ingin tahu siswa tentang materi pelajaran berkembang. Siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru (teacher centered) sehingga siswa belum termotivasi untuk menguasai materi pelajaran. Guru belum menerapkan metode-metode atau model pembelajaran yang inovatif terutama numbered head together, yang pada dasarnya lebih bersifat student centered sehingga dapat memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, melatih tanggung jawab siswa dan meningkatkan rasa percaya diri siswa. Permasalahan tersebut berpengaruh pada rendahnya hasil belajar. Berdasarkan kondisi di atas, untuk memperbaiki hasil belajar siswa, perlu upaya mencari inovasi pembelajaran yang progresif. Salah satunya dengan merencanakan dan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif dan dapat berinteraksi dengan siswa yang lain.

Menurut penulis model pembelajaran yang tepat untuk menyelesaikan persoalan diatas adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model ini dipilih karena model pembelajaran ini sangat efektif untuk meningkatkan interaksi antara siswa yang berbeda agama, latar belakang, suku dan budaya, siswa lebih aktif dalam belajar, siswa lebih merasa bertanggung jawab dengan penomoran yang sudah diberikan.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka (Lie, 2008: 59). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki kelebihan diantaranya mampu memperdalam pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran, kemudian setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi (Kurniasih dan Berlin Sani, 2015: 30)

Model pembelajaran Number Heads Together (NHT) menekankan siswa untuk saling bekerja sama dalam kelompok sehingga masing-masing anggota kelompok paham dengan hasil kerja kelompoknya dan bertanggung jawab terhadap hasil kerja tersebut, sehingga dengan sendirinya siswa merasa dirinya harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa akan merasa termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas belajar dapat meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Rahmi, 2008: 3)

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, saling membagi ide/gagasan dalam menyelesaikan tugas kelompok, mendapatkan pengalaman langsung dan dapat membangun sendiri pengetahuannya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Peneliti menggunakan pembelajaran cooperatif model NHT (Number Heads Together) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011: 22). Hasil belajar merupakan suatu hasil (nilai) yang diperoleh siswa dari hasil tes setelah melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM). Tidak menutup kemungkinan bahwa hasil tes atau nilai yang diperoleh siswa bergantung pada cara mengajar guru dan metode yang digunakan oleh guru sendiri.

Menurut Sanjaya (2008: 249) terdapat delapan kelebihan dari pembelajaran kooperatif Number Heads Together adalah 1) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri. 2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan. 3) Dapat membantu anak untuk merespon orang lain. 4) Dapat memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. 5) Dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial. 6) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. 7) Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. 8) Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

Suprijono, (2009: 92) langkah-langkah Model Pembelajaran NHT (Number Heads Together): 1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Pada langkah ini guru diharapkan menyampaikan apa yang menjadi kompetensi dasar mata pelajaran yaitu mengidentifiksi sifat-sifat operasi hitung. 2) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau awal. 3) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama. 4) Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. 5) Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok. 6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. 7) Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual. 8) Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah action research (tindakan penelitian) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas (Elfanany, 2013: 18). PTK merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu teori dan praktik suatu pembelajaran yang dilakukan di kelas.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri 1 Terkesi Kabupaten Grobogan pada semester I tahun ajaran 2019/2020 pada mata pelajaran Matematika dengan materi pokok tentang Pecahan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu (ganjil) tahun ajaran 2019/2020. Alasan yang melandasi dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah kurangnya minat belajar siswa kelas 4 di SD Negeri Terkesi 1.

Kegiatan PTK ini dilakukan dalam pelajaran Matematika di kelas 4 SD Negeri 1 Terkesi Semester I tahun ajaran 2019/2020. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 16 orang yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sedangkan untuk penelitian adalah mata pelajaran Matematika dengan pokok bahasan pecahan.

Variabel Penelitian

Terdapat bebrrapa variabel penelitian ini yaitu 1) Variabel bebas (Independen), adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) 2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Atau unsur yang diikat oleh adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam peneltian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa menitik beratkan pada skor yang dihasilkan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Yang berkaitan dengan kognitif siswa apakah siswa tersebut pandai atau tidak dilihat dari nilai tersebut. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika kelas 4 SD Negeri 1 Terkesi Kabupaten Grobogan Semester I Tahun ajaran 2019/2020.

Rencana tindakan

Dalam penelitian ini dengan menggunakan model Kemmis-mcTaggart maka yang harus diperhatikan yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi.

Siklus penelitian tindakan kelas yang dikembangkan Oleh Kemmis dan McTaggart. (Hopkins, 2011: 92)

Rencana tindakan pada siklus I terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan tahap refleksi. Rencana tindakan siklus I yang dilakukan di kelas 4 SDN 1 Terkesi Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan.

Tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II sama seperti siklus I hanya saja materi pembelajaran dan waktu pelaksanaan yang berbeda. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri 1 Terkesi.

Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan data dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan menganalisis hasil belajar siswa selama 2 siklus. Hasil tersebut nantinya akan berupa deskriptif kuuantitatif, yaitu angka-angka. Dari hasil tersebut nantinya akan dianalisis lagi dan dibandingkan untuk mengetahui peningkatan pada tingkat hasil belajar siswa, setelah itu tahapan analisis data yang terakhir adalah menarik kesimpulan dari data yang diperoleh selama penelitian siklus I dan II.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi terhadap siswa dan guru SD Negeri 1 Terkesi. Hasil belajar Matematika di SD Negeri 1 Terkesi sebelum melakukan tindakan, hasil belajar siswa masih rendah, dapat dilihat dari hasil tes semester 1 pada mata pelajaran Matematika semester 1 sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥70).

Hasil observasi prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut:

 No Ketuntasan Belajar Nilai Pra Siklus
Banyak Siswa Presentase
1 Siswa Tidak Tuntas 7 43,75%
2 Siswa Tuntas 9 56,25%
  Jumlah 16 100%

 

Dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM, dari pada siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Terkesi

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dan terbagi menjadi 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Setiap siklus membahas materi yang berbeda tetapi masih berkesinambungan satu sama lain, karena masih dalam Standar Kompetensi (SK).

Penerapan model Number Heads Together pada kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 1 Terkesi adalah dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa untuk merubah bentuk pecahan dalam gambar yang telah dibagikan pada setiap kelompok.

Penelitian siklus I penerapan pembelajaran dengan menggunkan model Number Heads Together di SD Negeri 1 Terkesi yang dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam pertemuan siklus I ini peneliti mengajar siswa dengan menerapkan langkah-langkah Number Heads Together.

Hasil Tingkat hasil belajar siswa menggunakan model Number Heads Together pada siklus I ini, terlihat bahwa tingkat hasil belajar siswa sebagian besar masih pada kategori rendah, yaitu 6 siswa (37,5). Lebih jelasnya dapat dilihat tabel dan diagram berikut ini.

No Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
1 ≥ 70 Tuntas 10 62,5
2 Tidak Tuntas 6 37,5
  Jumlah 16 100
Nilai Minimum 53  
Nilai Maksimal 94
Nilai Rata-rata 69

 

Dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa SD Negeri 1 Terkesi Kabupaten Grobongan pada siklus I, dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai diatas KKM adalah 10 siswa dengan presentase 62,5%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 6 siswa, dengan presentase 37,5% dengan nilai tertingg 94 dan terendah 53.

Pada sklus II perubahan yang nyata dalam kerjasama siswa mudah diamati. Dari hasil pengamatan terhadap kerjasama siswa dalam pembelajaran dan secara umum siswa tampak lebih aktif mengikuti pembelajaran dan secara umum siswa tampak lebih aktif mengkuti pemblajaran dibandingkan padapertemuan I.

Dapat dilihat pada tabel di bawah ini pada pertemuan siklus II ini berdasarkan indikator-indikator yang diamati, terlihat bahwa tingkat hasil belajar sebagian besar sudah menunjukkan kategori tinggi sebanyak 14 siswa dari 16 siswa.

No Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
1 ≥ 70 Tuntas 14 87,5
2 Tidak Tuntas 2 12,5
  Jumlah 16 100
Nilai Minimal 63  
Nilai Maksimal 94
Nilai Rata-rata 88

Dapat dilihat ketuntasan siswa SD Negeri 1 Terkesi pada siklus II meningkat dilihat dari nilai ketuntasan siswa. Siswa berjumlah 16, yang tuntas berjumlah 14 siswa dengan nilai diatas KKM, siswa yang tidak tuntas berjumlah 2 siswa yang belum mencapai KKM. Dengan nilai yang didapatkan, nilai tertinggi 94, dan nilai terendah 63 dan nilai rata-rata 88 supaya lebih jelas dapat dilihat pada diagram lingkaran dibawah ini.

PEMBAHASAN

Berdasarkan tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk dapat meningkatan hasil belajar siswa menggunakan model Number Heads Together (NHT), Data pada bagian deskripsi diatas jelas bahwa tujuan PTK ini tercapai sesuai yang diinginkan. Pencapaian tujuan PTK ini baru tercapai pada siklus II, oleh karena persentase pencapaian KKM melebihi 80% (90%). Pencapaian tujuan PTK ini baru terjadi pada siklus ke II oleh karena siklus I masih ada kegiatan siswa yang belum terlaksana dengan baik, yaitu berkaitan dengan kurang terbiasanya siswa dalam bertanya mengenai materi yang diajarkan dan kurang terampilnya dalam melaksanakan diskusi. Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki di siklus ke II dan berhasil.

Berdasarkan tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk dapat meningkatan hasil belajar siswa menggunakan model Number Heads Together (NHT), Data pada bagian deskripsi diatas jelas bahwa tujuan PTK ini tercapai sesuai yang diinginkan. Pencapaian tujuan PTK ini baru tercapai pada siklus II, oleh karena persentase pencapaian KKM melebihi 80% (90%). Pencapaian tujuan PTK ini baru terjadi pada siklus ke II oleh karena siklus I masih ada kegiatan siswa yang belum terlaksana dengan baik, yaitu berkaitan dengan kurang terbiasanya siswa dalam bertanya mengenai materi yang diajarkan dan kurang terampilnya dalam melaksanakan diskusi. Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki di siklus ke II dan berhasil.

Keefektifan model Number Heads Together juga dibuktikan oleh Haris Cahyono Muhamad (2013). Melakukan Penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas V menggunakan Model Pembelajaran Number Head Together dan Media Pembelajaran SDN Tukang 02 Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. penggunaan model pembelajaran Number Head Together dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Tukang 02 tahun pelajaran 2012-2013. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa. kondisi awal terdapat 12 siswa (60%) yang tuntas dan 8 siswa (40%) yang tidak tuntas. Pada siklus 1 terjadi peningkatan 19 siswa (95%) yang tuntas dan 1 siswa (5%) yang tidak tuntas. Pada siklus II ketuntasan siswa meningkat menjadi 20 siswa (100%).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dengan Penerapan model Number Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika Kelas 4 SD Negeri 1 Terkesi Kabupaten Grobogan. Keberhasilan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilihat sebelum dilakukan tindakan yaitu nilai pada pra siklus hanya 7 siswa dangan persentase 43,75% yang mampu mencapai ketuntasan KKM 70, pada siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 10 siswa yang mencapai KKM 70 siswa dengan persentase 62,5%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 14 siswa yang mencapai KKM 70 dengan persentase 87,5%.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peenerapan model pembelajaran Number Heads Together, dapat meningkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, namun tidak hanya digunakan dalam mata pelajaran Matematika saja, penerapan model Number HeadsTogether juga bisa digunakan pada mata pelajaran lainnya dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Elfanany, 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: araska

Hopkins, David. 2011. Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniasih, Imas & Berlin Sani. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jogjakarta: Kata Pena

Cahyono, Muhamad, Haris (2013) Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas V menggunakan Model Pembelajaran Number Head Together dan Media Pembelajaran SDN Tukang 02 Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. Semarang: UKSW

Lie, (2008). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo

Rahmi, (2008). Model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together(NHT) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Matematika. Jurnal Percikan: Pemberitaan Ilmiah [online], Vol 89, 5 halaman. Tersedia:http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/89JUN088589.pdf [20 Desember 2011]

Sanjaya, (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sudjana, (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosydakarya

Suprijono, (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.