PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 MENGGUNAKAN

MODEL POBLEM BASED LEARNING

 

Ludfi Zumrotul Fu’addah

Suhandi Astuti

PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning, pada mata pelajaran tematik tema 2 selalu berhemat energi pada kelas IV semester I. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, non tes (observasi), tes, rubrik, dan studi dokumen. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan sebanyak 24 siswa. Prosedur kegiatan meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi melalui dua siklus pembelajaran, terdapat refleksi pada tindakan siklus I kemudian dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pada siklus I persentase keterampilan berpikir kritis siswa memiliki kriteria sangat tinggi dan tinggi 71%, kemudian meningkat menjadi 100% pada siklus II. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa juga berdampak pada hasil belajar siswa, dimana siklus I jumlah ketercapaian tuntas hanya 63% dari jumlah siswa meningkat menjadi 88% pada siklus II. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar pada pembelajaran tematik tema 2 selalu berhemat energi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan.

Kata kunci: Keterampilan Berpikir Kritis; Hasil Belajar; Problem Based Learning

 

ABSTRACT

The study aims to improve the ability of critical thinking skills and student learning outcomes through the Problem Based Learning learning model, in theme 2 thematic subjects always save energy in class IV semester I. This research is a classroom action research using qualitative and quantitative approaches. The research data was obtained through interviews, non tests (observation), tests, rubrics, and document studies. The research subjects were 24 fourth grade students of SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan. The activity procedure includes four stages, namely planning, implementation, observation, reflection through two learning cycles, there are reflections on the actions of the first cycle then carried out repairs on the actions of the second cycle, each cycle consisting of two meetings. In the first cycle the percentage of critical thinking skills of students had criteria of very high and high 71%, then increased to 100% in cycle II. Improving students’ critical thinking skills also has an impact on student learning outcomes, where the first cycle of total achievement is complete only 63% of the number of students increases to 88% in cycle II. The results showed that by applying the steps of the Problem Based Learning model can improve critical thinking skills and learning outcomes in theme 2 thematic learning always save energy on fourth grade students of SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan.

Keywords: Critical Thinking, Learning outcomes, Problem Based Learning

PENDAHULUAN

Pemberlakuan kurikulum 2013 membuat konsekuensi yang tidak ringan bagi sekolah maupun siswa. Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu persiapan sumber daya manusia guru, pengkondisian siswa dan penyediaan sarana prasarana. Pendidikan berfungsi untuk menumbuhkan dan meningkatkan potensi manusia agar menjadi manusia yang berpengetahuan, berwawasan dan beradap. Melalui sekolah proses pendidikan diharapkan tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi harus membekali budi pekerti yang luhur agar terciptanya manusia yang berkualitas pengetahuan tinggi dan juga berakhlak mulia untuk kehidupannya dikemudian hari. Pembelajaran di kelas merupakan faktor penentu kualitas pendidikan yang tinggi. Seorang guru harus bertanggung jawab penuh untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa. Penerapan pembelajaran pada kurikulum 2013 wajib menggunakan tematik dari kelas 1 sampai kelas 6, tetapi di SD Negeri 01 Kebonagung untuk yang kelas 3 dan 6 belum menggunakan kurikulum 2013.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan siswa yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. Perubahan siswa meliputi 3 aspek, yaitu aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotorik. Keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran itu terletak pada proses pembelajaran itu sendiri. Siswa biasanya akan terbiasa berpikir kritis yang baik dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan adanya menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Andreson & Krathwohl, 2001: 79).

Berdasarkan hasil observasi yang di laksanakan di kelas 4 SD Negeri 01 Kebonagung, bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kurang baik karena model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran tematik masih kurang baik dan masih belum bisa merangsang keterampilan berpikir kritis siswa. Karena model pembelajaran yang di gunakan guru itu masih menggunakan model ceramah, maka dari itu masih belum bisa merangsang berpikir kritis siswa yang berakibat rendahnya hasil belajar. Pendidikan seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran disekolah mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti yang telah diungkapkan. Maka dari proses pembelajaran seperti diatas, hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan. Berdasarkan hasil observasi dikelas 4, diketahui bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada kategori sangat tinggi sebesar 4%, kategori tinggi sebesar 25%, dan kategori rendah sebesar 71%. Sedangkan pada hasil belajar siswa menunjukkan kategori tuntas sebesar 29% dan tidak tuntas 71%. Keterampilan berpikir siswa yang kurang baik akan berdampak pada hasil belajar siswa yang di dapat. Pembelajaran dapat berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah tecapai. Dimana hasil belajar yang di dapatkan siswa masih rendah. Berdasarkan data hasil studi dokumen, ketuntasan nilai siswa di setiap muatan pelajaran tematik di peroleh dengan rata-rata nilai yaitu PPKn 66,4; Bahasa Indonesia 51,5; IPA 51,4; IPS 67,5; dan SBdP 80,4. Berdasarkan data tersebut, maka ada dua muatan pelajaran yang rata-ratanya cukup rendah, yaitu muatan pelajaran Bahasa Indonesia dan muatan Pelajaran IPA.

Dari hasil yang ada diketahui bahwa masih rendahnya belajar IPA dan Bahasa Indonesia disebabkan karena adanya faktor yang mempengaruhi selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Diantaranya adalah kegiatan pembelajaran yang masih didominasi oleh guru (teacher centered), penyampaian materi yang masih menggunakan metode konvensional (ceramah), pemanfaatan media belum dilakukan secara maksimal, dan banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa banyak yang bercerita dengan teman sebangku ataupun dengan teman yang duduk dibelakangnya, karena siswa kurangnya antusias dalam mengikuti pembelajaran. Permasalahan tersebut membuat siswa tidak dapat mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru, sehingga hasil belajar yang di dapat siswa sangatlah rendah.

Problem Based Learning adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (Eggen & Kauchak, 2012: 307). Soucisse dkk (dalam baden dkk, 2004: 28) mengatakan bahwa Problem Based Learning adalah sebuah cara untuk membuat siswa mengambil alih tanggung jawab dalam pembelajaran mereka sendiri, sehingga keuntungan yang mereka dapat lebih luas cakupannya dan mereka bisa menyalurkan serta menambah kemampuannya seperti kemampuan berkomunikasi, kerja tim serta memecahkan masalah.

Kelebihan Problem Based Learning itu adalah siswa di dorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalahnya sendiri di dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajarnya. Pada pembelajaran siswa berfokus pada masalah, sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu di pelajari siswa pada saat itu juga. Karena, dapat mengurangi beban siswa pada saat menghafal materi atau menyimpan informasi. Bisa terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompoknya. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

Oleh karena itu seperti halnya penelitian yang telah dilakukan oleh Sugi Oktari (2018) dengan judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Problem Based Learning Berbantuan Media Audiovisual Kelas IV”. Penelitian ini dilaksanakan pada SDN Gondorio 02 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018. Pada siklus I presentasi keberhasilan siswa sebesar 71% dan pada siklus II meningkat menjadi 83% maka dalam kegiatan pembelajaran tematik untuk jenjang SD dapat menggunakan model pembelajaran ini karena pada model pembelajaran Problem Based Learning didalamnya siswa akan diajak untuk berpikir secara konkret bukan abstrak lagi kemudian memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar siswa pula.

Shofi Wedhi Prayuda (2018) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Muatan IPA melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Audio Visual dan gambar pada siswa kelas IV”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bringin 01. Kondisi awal presentase hasil belajar siswa yang tuntas adalah sebesar 43%. Pada siklus I meningkat menjadi 70% dan siklus II 96%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan menggunakan penerapan metode pembelajaran tersebut guru diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam kinerja guru dalam mengoptimalkan aktivitas belajar mengajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas disusunlah sebuah Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Menggunakan Model Poblem Based Learning Di SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan”.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research), di dalam penelitian ini menggunkan empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi. (4) refleksi. Penelitian ini dibantu oleh pendidik guna mengobservasi kegiatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2019, dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2019, dengan alokasi waktu 3×35 menit setiap pertemuannya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian tindakan kelas ini adalah tehnik tes dan non es. Tehnik pengumpilan data berupa tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA dan Bahasa Indonesia siswa pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 1. Sedangkan lembar observasi diisi oleh observer yang telah ditunjuk peneliti yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa pada proses pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan adalah data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil tes yang berbentuk pilihan ganda, lembar observasi dan rubrik yaitu data kuantitatif dalam bentuk numerik (data berupa angka) dan data kualitatif yang berbentuk penjelasan. Kemudian data kuantitatif tersebut dianalisa menggunakan deskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi pada pra siklus, siklus I dan II. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa peningkatan kualitas pembelajaran yaitu proses pembelajaran dan hasil pembelajaran pada kegiatan belajar menggunakan pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: (1) indikator proses dimana keberhasilan yang akan peneliti capai 100% dari sintaks model pembelajaran Problem Based Learning dengan urut dan sistematis, dapat dilihat dari peningkatan dalam proses pembelajaran tematik pada tema 2 selalu berhemat energi, pada muatan Bahasa Indonesia dan IPA, (2) indikator hasil, indikator hasil keterampilan berpikir kritis menggunakan lembar observasi yang telah diolah, sehingga dapat diketahui adanya peningkatan, sedangkan hasil belajar siswa menggunakan soal evaluasi siklus I dan II. Hasil dari setiap siklus digunakan untuk mengetahuai peningkatan hasil belajar siswa. Indikator yang digunakan adalah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil pembelajaran tematik pada muatan Bahasa Indonesia dan IPA meningkat apabila diatas 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai diatas KKM 68.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning terdapat, perbandingan hasil dari penilaian keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dari pelaksanaan pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam tabel dan diagram dibawah ini

Tabel 1. Rekapitulasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan.

Kategori Keterampilan Berpikir Kritis
Rentang Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
Sangat Tinggi 76-100 4% 17% 75%
Tinggi 51-75 25% 54% 25%
Rendah 26-50 71% 29% 0%
Sangat Rendah 0-25 0% 0% 0%
Rata-rata   54 63 83
Median   48 65 82,5
Nilai Maksimal   76 100 100
Nilai Minimal   40 35 65

 

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian Ketwrampilan Berpikir Kritis siswa pada pembelajaran sub tema 2 selalu berhemat energi di kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dari pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan.Hal ini dapat ditunjukan dengan keterampilan berpikir kritis siswa pada pra siklus hanya memperoleh rata-rata sebesar 54 setelah memperoleh tindakan pada siklus I rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa meningkat menjadi 63, kemudian terjadi rata-rata peningkatan menjadi 83 setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa juga berdampak dengan hasil belajar pada siswa. Berikut ini adalah rekapitulasi peningkatan hasil belajara siswa dari pra siklus, siklus I, siklus II dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut ini:

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan.

No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Tuntas 29% 63% 88%
2 Tidak Tuntas 71% 37% 12%
Rata-rata 54 70 77
Median 48 70 80
Nilai Maksimal 76 88 88
Nilai Minimal 40 52 52

 

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa, hasil belajar siswa pada pembelajaran sub tema 2 selalu berhemat energi di kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan dari pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukan pada siklus I jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan (68) meningkat menjadi 63% jika dibandingkan dengan pra siklus ketuntasan (68) yang diperoleh 29%, kemudian keberhasilan indikator belum tercapai maka di lakukan dengan tindakan pada siklus II dengan hasil peningkatan yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada siklus II jumlah siswa yang mencapai ketuntasan (68) meningkat menjadi 88%.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning terlihat terjadi peningkatan pada keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa, pada pembelajaran tematik tema 2 selalu berhemat energi mulai dari kondisi awal (pra siklus), siklus I sampai siklus II. Terdapat refleksi tindakan pada siklus I yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I, yaitu (1) Dalam mengaitkan materi dalam pembelajaran masih kurang, (2) Pada saat menyampaikan materi pembelajarn siswa masih banyak yang kurang fokus dan banyak membuat kegaduhan di dalam kelas, (3) Pada saat siswa menyajikan laporan masing-masing, banyak siswa yang masih tidak memperhatikan siswa lain yang sedang menyampaikan laporannya, (4) hanya 15 siswa yang selalu aktif untuk menyajikan karya.

Setelah dilakukan analisis kekurangan-kekurangan tersebut kemudian dilakukan perbaikan untuk guna tindakan pada siklus II, yaitu (1) Dalam mengaitkan materi dalam pembelajaran sudah baik, sehingga siswa dapat lebih memahami tentang materi yang di berikan oleh pendidik, (2) Pada saat menyampaikan materi pembelajaran susana di dalam kelas sudah kondusif karena pendidik selalu menegur dan memberi hukuman agar selalu patuh dan mengikuti pembelajaran dengan baik, (3) Pada saat siswa menyajikan laporannya masing-masing, pendidik selalu memberikan sebuah reward atau hadiah berupa tepuk tangan sehingga teman lain merasa di hargai dan menumbuhkan rasa semangat di dalam diri siswa, (4) Dalam menyusun laporan, pendidik sebagai fasilitator selalu berkeliling untuk membimbing siswa, hal tersebut membuat siswa lebih aktif dan ikut berpartispasi dalam menyusun laporan tersebut, (5) Dalam kegiatan menyajikan hasil laporan siswa lebih antusias dan selalu memperhatikan temanya yang sedang menyajikan hasil laporan dan karyanya tersebut di depan kelas.

Peningkatan keterampilan berpikir kritis dilihat dari data hasil observasi yang dilakukan oleh pendidik pada kondisi awal atau Pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada saat Pra siklus sebelum diterapkannnya model pembelajaran Problem Based Learning rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 54 dengan kategori tinggi, pada siklus I persentase keterampilan berpikir kritis siswa 63, kemudian meningkat menjadi 83 dalam kategori sangat tinggi pada siklus II.

Berdasarkan uraian diatas maka, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar pada pembelajaran tematik tema 2 selalu berhemat energi. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh oleh Beti Nuraini (2017), penelitian yang dilakukan oleh Sugi Oktari (2018), penelitian yang dilakukan oleh Shofi Wedhi Prayuda (2018), penelitian yang dilakukan oleh Siti Zakiyah (2017), penelitian yang dilakukan oleh Rismaerista Rini, Mawardi (2015), penelitian yang dilakukan oleh Sri Giarti (2014), penelitian yang dilakukan oleh Widdy Sukma Nugraha (2018) tentang peningkatan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar penelitian tersebut menunjukkan hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya.

Hal yang membedakan penelitian yang dilakukan ini dibandingkan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini mengukur kemampuan berpikir kritis siswa sekaligus hasil belajar Bahasa Indonesia dan IPA siswa pada pembelajaran tematik tema 2 selalu berhemat energi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Selain itu dalam penelitian ini bukan hanya aspek kognitif yang dapat terlihat meningkat akan tetapi aspek afektif dan psikomotorik ikut meningkat. Dengan menggunakan model pembelajaran memecahkan masalah siswa dituntut untuk belajar lebih kritis secara inividu. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning juga dapat memudahkan dan memberikan pengalaman langsung baik bagi siswa maupun guru, sehingga pembelajaran tersebut akan menjadi lebih bermakna sesuai dengan materi yang telah diajarkan pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan, maka dapat disimpulkan bahwa, hasil penelitian pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar, pada pembelajaran tematik tema 2 selalu berhemat energi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan. Hal tersebut dibuktikan dengan data pada saat pra siklus keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 54 dengan, pada siklus I presentase kterampilan berpikir kritis siswa 63, kemudian meningkat menjadi 88 pada siklus II. Peningkatan berpikir kritis siswa juga berdampak dengan hasil belajar siswa, dimana siklus I jumlah ketercapaian hanya 54, dari jumlah siswa meningkat menjadi 77 pada siklus II. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan langkah-langkah model pembelajaran Problrm Based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar pada pembelajaran tematik tema 2 selalu berhemat energi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonagung Grobogan.

Daftar Rujukan

Al-Fikry, Izzah (2018). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 17-23.

Asmawati, E. Y. (2015). Lembar Kerja Siswa (LKS) Menggunakan Model Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Ssiswa. Jurnal Pendidikan Fisika3(1).

Badden, Maggi Savin, dan Wilkie, Kay. 2004. Chalengging Research in Problem Based Learning. London: Open University Press.

Bruce Joyce, M. W. (1996). Models of Teaching. America: A Simon & Schuster Company.

Dewantara, D. (2017). PNERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PELAJAEAN IPA (STUDI PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN PENGAMBANGAN 6 BANJARMASIN. Paradigma, 11 (2).

Eggen, Paul dan Kauchak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.

Herzon, Hayuna Hamdalia (2018). Pengaruh Problem-Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan. 42-46.

Karyanigsih, N. L. S. A., Suadnyana, I. N ]., Negara, I. G. A. & Ke. S. P. M. (2016). PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA. MIMBAR PGSD Undhiksa 4(1).

Lidinillah, D. A. M. (2013). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Jurnal Pendidikan Inovatif.

Nafiah, Yunin Nurun (2014). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Vokasi. 125-143.

Nugraha, Widdy Sukma (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Ipa Siswa SD Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan Dasar. 115-127.

Nuranini, F. (2017). PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS 5 SD 3-jurnal Mitra Pendidikan 1(4), 369-379.

Oktari, S., Koeswati, H. D., & Giarti, S. (2018). PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL KELAS IV SD. Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter1(1), 316-323.

Resmini, W. (2010). Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Journal. FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram11.

Rusman. (2016). Model-Model Pembelajaran Mwngwmbangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suhandi Astuti 2016. Penerapan Supervisi Akademik untuk Meingkatkan Kompetensi GuO., &ru dalam menyusun Administrasi penilaian di SD Lab UKSW. Vol.6 No. 1. Hal 117

Susilowati (2017). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Magetan. SNPS.223-231.

Zubaidah, S. (2010). Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat Dikembangkan melalui Pembelajaran Sains. In Makalah Seminar Nasional Sains dengan Tema Optimalisasi Sains untuk memberdayakan Manusia. Pascasarjana Unesa (Vol. 16).