PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI BEBAS

DENGAN PILIHAN KATA YANG SESUAI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 BRINGIN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Noor Alfiyah

SMP Negeri 2 Bringin Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Kemampuan menulis puisi merupakan materi yang komplek dengan tingkat kesulitan tinggi. Menulis puisi merupakan salah satu bentuk komunikasi tertulis dan merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Kenyataannya hasil belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Bringin dalam menulis puisi masih rendah. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas maka nilai rata-rata klasikal (pra siklus) menulis puisi 68,0%. Jumlah siswa keseluruhan 26 siswa, yang yang tuntas hanya 17 siswa dan yang belum tuntas 9 siswa. Pada (siklus I) rata-rata klasikal menulis puisi mereka 78,8%, dan (siklus II) rata-rata klasikal menulis puisi mencapai 86,5% dengan KKM 75. Berdasarkan analisis data penyebab permasalahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya faktor siswa dan faktor guru. Sedangkan ditinjau dari aspek guru, guru dalam membelajarkan kompetensi dasar menulis puisi masih menggunakan model pembelajaran yang monoton dan kurang menarik bagi siswa sehingga perlu menggunakan model pembelajaran picture and picture. Kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas VIIID tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 26 siswa. Metode penelitian tindakan kelas ini ditempuh melalui dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan (4 jam pelajaran). Setiap siklus terdapat 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Disimpulkan bahwa melalui penggunaan model picture and picture pada Kompetensi Dasar “Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai” dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII D semester II SMP Negeri 2 Bringin tahun pelajaran 2015/2016.

Kata kunci: hasil belajar, menulis puisi, model pemeblejaran picture and picture dalam menulis puisi

 

Latar Belakang Masalah

Menulis puisi      adalah salah satu aspek yang diajarkan dalam pembelajaran karya sastra. Dalam aspek ini siswa diharapkan mampu menuliskan apa yang dilihat, apa yang dirasa, dan apa yang dipikirkan dalam bahasa yang indah yang mengandung makna kias, bermajas, dan berkonotasi. Dengan menguasai aspek ini siswa diberikan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dan imajinasinya.

Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai merupakan salah satu kompetensi yang harus diajarkan pada siswa di kelas VIII semester 2. Dalam Standar Kompetensi ini siswa diberi materi tentang bagaimana menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Beberapa kompetensi yang harus dikuasai siswa pada materi, antara lain: siswa mampu menentukan pilihan kata yang tepat untuk menulis puisi, siswa mampu menggunakan majas yang sesuai, dan siswa mampu menulis puisi tentang lingkungan sekitar.

Kemampuan menulis puisi merupakan materi yang komplek dengan tingkat kesulitan tinggi. Siswa dituntut untuk mampu berimajinasi dalam mencari pilihan kata yang tepat untuk menulis puisi. Untuk itu dibutuhkan model pembelajaran yang mampu merangsang daya imajinasi siswa sehingga siswa bisa menentukan pilihan kata yang tepat untuk menulis puisi.

Kompleksitas materi dan cara mengajar guru yang masih konvensional membuat siswa SMP Negeri 2 Bringin mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi menulis puisi terutama dalam mencari pilihan kata. Hal ini bisa dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa yang diambil penulis pada Tahun Pelajaran 2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016. Pada tahun pelajaran 2013/2014 rata-rata hasil belajar siswa 55,00, tahun pelajaran 2014/2015 rata-rata hasil belajar siswa 58 dan tahun pelajaran 2014/2015 rata-rata hasil belajar siswa 59.

Selain rata-rata hasil belajar siswa yang rendah, prosentase ketuntasan siswa juga rendah. Hal ini bisa dilihat dari KKM tahun pelajaran 2013/2014 dengan KKM 75, diperoleh prosentase ketuntasan sebesar 55%, tahun pelajaran 2014/2015 dengan KKM 75 diperoleh prosentase ketuntasan sebesar 58%, dan tahun pelajaran 2015/2016 prosentase ketuntasan mencapai 59% dengan KKM 75.

Melihat kondisi ini penulis menganggap perlu untuk menggunakan model pembelajaran yang praktis, menyenangkan, dan menarik yang membuat guru lebih mudah mengajak siswa untuk berimajinasi dan lebih mudah membelajarkan siswa mencari pilihan kata pada kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan uraian di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Menulis Puisi Bebas dengan Pilihan Kata yang Sesuai Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Bringin Semeser II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kajian Teori

Pengertian Belajar

Menurut Syah (2009), belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif sehingga perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

Menurut Esa (2012), belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Menurut pengertian ini bahwa belajar adalah sebuah proses kegiatan bagi seseorang untuk mencapai suatu kemampuan, serta keterampilan, dan sikap yang belum diperoleh sebelumnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat.

Menurut Sudjana (2009), belajar adalah proses yang aktif, proses mereaksi semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses, suatu kegiatan yang diarahkan kepada suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi suatu kejadian fakta yang benar-benar dialami. Belajar bukan menghafal atau pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Anni (2010), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar Oleh karena itu, apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Hasil belajar tersebut akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Menurut Rifai (2009), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Purwanto (2013) hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang hasil belajarnya tinggi dapat dikatakan bahwa dia telah berhasil dalam belajar, demikian sebaliknya. Akan tetapi, dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar dari proses belajar mengajar, seorang peserta didik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun faktor eksternal.

Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suprijono (2009), Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar diskusi, saling membantu dan mengajak teman satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk menuntaskan masalah dalam materi belajar. Menurut Ibrahim metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori kontruktivisme. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, bahwa interaksi sosial dengan orang lain penting, terlebih yang mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan sistem kultural telah berkembang dengan baik. Implikasi dari teori Vigotsky dikehendakinya suasana kelas berbentuk kooperatif (Slamet, 2005).

Hal senada juga dikemukakan oleh Ibrahim (2007), bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keagamaan, dan pengembangan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kontruktivisme. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vigotsy, yaitu penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vigotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam diskusi atau kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap ke dalam individu.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran di mana pembelajar yang memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran yang diberikan.

Definisi Model Pembelajaran picture and picture

Menurut Zaenal (2014), model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang ditekankan pada gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis, mengembangkan interaksi antar siswa yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Compasiana (2017), model picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.

Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreativitas guru. Sejak dipopulerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru yang sebagai aktor di depan kelas, dan seolah-olah gurulah sebagai satu-satunya sumber belajar.

Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model di mana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali.

Langkah-langkah Pembelajaran Picture and Picture

Langkah-langkah pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut:

1)    Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2)    Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

3)    Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi.

4)    Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5)    Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6)    Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/ materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7)    Guru membuat simpulan/rangkuman.

Kelebihan Model Pembelajaran Picture and picture

Kelebihan Model pembelajaran picture and picture, antara lain:

1)    materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2)    Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3)    Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisis gambar yang ada.

4)    Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

5)    Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture

Kekurangan Model pembelajaran picture and picture, antara lain:

1)    Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan mata pelajaran.

2)    Sulit menemukan gambar-gambar yang yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi yang dimiliki siswa.

3)    Baik guru atau pun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pembelajaran.

4)    Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan. (Istarani, 2011).

Pengertian Puisi

Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poites, yang artinya membangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, dan menyair. Dalam perkembangan selanjutnya maka kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan (Situmorang, 2003).

Puisi adalah susunan kata-kata yang dipilih dan dirangkai untuk menimbulkan efek dan daya sentuh, tentunya dengan maksud yang lebih luas. Kata-kata atau lebih luas lagi bahasa, sesungguhnya memiliki kekuatan-kekuatan, daya pukau, dan daya sentuh yang luar biasa. Kekuatan-kekuatan inilah yang dieksplorasi penyair untuk mengungkapkan maksud dan gagasannya agar dapat menyentuh perasaan, imajinasi, dan pikiran pembacanya.

Dengan pemilihan kata-kata, dengan penggunaan majas, dengan eksplorasi bunyi, dengan penggambaran-penggambaran yang seolah bisa diindera pembaca, dengan susunan struktur dan kata-kata yang menimbulkan irama dan tempo yang dikehendaki, dan dengan berbagai potensi-potensi atau kekuatan-kekuatan bahasa lainnya. Puisi merupakan hasil penafsiran penyair terhadap kehidupan (Aisyah, 2007).

Langkah-langkah Menulis Puisi       

     Menurut Alfiah (2009), jika diuraikan secara rinci, langkah-langkah dalam penulisan sebuah puisi adalah sebagai berikut:

Pemadatan Bahasa

Penulisan puisi bahasa dipadatkan agar berkekuatan ghaib. Puisi dituliskan dengan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alenia, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa juga memiliki makna yang lebih luas daripada kalimat biasa.

Pemilihan kata khas

Penulisan sebuah puisi menggunakan kata-kata khas puisi, bukan kata-kata untuk prosa atau bahasa sehari-hari. Namun dalam penulisan puisi tidak semua kata khas puisi atau konotatif yang bermakna kias, ada kata-kata yang jelas seperti prosa dan kata-kata sehari-hari agar puisi dapat mudah dipahami.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah sebagai berikut: 1). makna kias; 2). Lambang; 3). persamaan rima dan bunyi; 4). kata konkret; 5). Pengimajian

Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik Puisi

Menurut Waluyo (2002), unsur-unsur puisi terbagi dalam dua macam, yakni struktur fisik dan struktur batin. Menurut Utami (2010), puisi dibangun atas dua unsur yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat dan struktur fisik puisi yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi puisi.

Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi adalah struktur yang dapat dilihat dalam wujud fisik puisi. Artinya struktur yang dapat diketahui melalui katakata/fisik puisi. Struktur fisik puisi terdiri dari 4, yaitu:

Bahasa Kongkrit

Bahasa kongkrit adalah mengkonkretkan dan lebih mengekspresikan perasaan yang diungkapkan. Pemakain bahasa figuratif menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa dekat pada pembaca karena dalam bahasa figuratif terdapat diksi. Diksi adalah pemilihan kata yang tercantum dalam puisi.

Pengimajian

Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan.

Kata Konkret                 

Kata konkret adalah kata yang dapat membangkitkan imaji (daya bayang), kata-kata yang dapat menyaran arti yang menyeluruh.

 

 

Majas

Majas adalah bahasa yang figuratif yaitu bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Menurut Waluyo (2002), bahasa figuratif adalah majas. Bahasa figuratif membuat puisi lebih indah, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna untuk melukiskan kesamaan atau kesejajaran. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa bahasa figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan, untuk penyair diciptakan kekonkretan, kedekatan, keakraban, dan kesegaran.

Struktur batin puisi

Struktur batin puisi adalah struktur yang ada di dalam isi puisi, terdiri dari 4, yaitu:

1). Tema

Tema adalah gagasan pokok atau subject matter yang dikemukakan oleh penyair. Dalam pembelajaran siswa harus mampu menuliskan sebuah puisi dengan tema yang mudah, misalnya: lingkungan, alam, kemanusiaan, dan lain-lain.

2). Nada dan suasana

Nada adalah sikap penyair kepada pembaca yang tergambar di dalam puisi. Nada berperan sebagai pendukung makna dalam suatu puisi.

3). Perasaan

Perasaan adalah suasana perasaan penyair yang terekspresikan di dalam puisi.

4). Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair melalui puisinya.

Waluyo (2002), mengatakan bahwa amanat adalah apa yang tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Dengan Demikian dapat disimpulkan bahwa amanat adalah makna yang tersirat yang disampaikan penyair melalui hasil puisinya.

Hipotesis Tindakan

Dari kajian teori dan kerangka berpikir di atas hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah diduga ada peningkatan hasil belajar menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai melalui model pembelajaran picture and picture di kelas VIII D SMP Negeri 2 Bringin Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Metodologi Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini penulis lakukan di kelas VIII D SMP Negeri 2 Bringin. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dari bulan Januari sampai bulan Mei 2016.

Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Bringin. Jumlah siswa 26 orang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Tes

Bentuk tes yang peneliti pilih untuk mengumpulkan data adalah tes tertulis. Tes bentuk tertulis merupakan tes dalam hal ini yaitu mencari pilihan kata dan majas yang tepat dari gambar untuk menulis puisi.

Observasi (pengamatan)

Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setiap siklus. Lembar pengamatan guru digunakan oleh observer pada waktu guru melaksanakan proses pembelajaran dan lembar aktivitas siswa yang digunakan oleh observer untuk memantau kegiatan siswa pada waktu melakukan kegiatan pembelajaran.

Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data tentang silabus tentang menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai, nilai hasil ulangan harian siswa kelas VIII D semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 tentang puisi dan daftar siswa kelas VIIID. Foto digunakan untuk mendokumentasikan data tentang peristiwa yang terjadi dalam proses pembelajaran. Setiap kegiatan yang terjadi di kelas baik yang dilakukan oleh guru, siswa maupun observer, didokumentasikan dengan foto. Alat elektronik nini dapat membantu peneliti dalam mendeskripsikan kegiatan selama penelitian tindakan kelas.

Analisis Data

Data yang terkumpul yang berupa hasil tes dalam penelitian tindakan kelas ini dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan dan memaparkan data hasil belajar siswa pada setiap siklus.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Prasiklus

Data hasil belajar siswa Pra Siklus

HASIL BELAJAR SISWA PRA SIKLUS

NO

ASPEK

NILAI PRA SIKLUS

1

Rata-rata klasikal

68,0

2

Siswa yang tuntas

9

3

Siswa yang belum tuntas

17

4

Jumlah total siswa

26

5

Prosentase Ketuntasan (%)

34, 62%

 

Dari tabel 1 Pra Siklus dapat kita lihat rata-rata klasikal 68,0, siswa yang tuntas ada 9, siswa yang belum tuntas ada 17, jumlah siswa ada 26 orang. Jadi prosentase ketuntasan 34,62%.

 

 

 

SIKLUS 1

Data hasil belajar siswa Siklus 1

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I

NO

ASPEK

NILAI SIKLUS I

1

Rata-rata klasikal

78,8

2

Siswa yang tuntas

19

3

Siswa yang belum tuntas

7

4

Jumlah total siswa

26

5

Prosentase Ketuntasan (%)

73,07%

 

Dari tabel 2 siklus dapat kita lihat rata-rata klasikal 78,8 siswa yang tuntas ada 19, siswa yang belum tuntas ada 7, jumlah siswa ada 26 orang. Jadi prosentase ketuntasan 73,8%.

SIKLUS 2

Data hasil belajar siswa Siklus 2

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

NO

ASPEK

NILAI SIKLUS I

1

Rata-rata klasikal

86,5

2

Siswa yang tuntas

22

3

Siswa yang belum tuntas

4

4

Jumlah total siswa

26

5

Prosentase Ketuntasan%

84,62%

                       

Dari tabel 3 siklus dapat kita lihat rata-rata klasikal 86,5 siswa yang tuntas ada 22, siswa yang belum tuntas ada 7, jumlah siswa ada 26 orang. Jadi prosentase ketuntasan 84,62%.

Peningkatan Hasil Belajar

Data peningkatan hasil belajar siswa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

 

NO

 

ASPEK

NILAI

PRA SIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

1

Rata-rata klasikal

68,0

78,8

86,5

2

Siswa yang tuntas

9

19

22

3

Siswa yang belum tuntas

17

7

4

4

Jumlah total siswa

26

26

26

5

Prosentase Ketuntasan (%)

34,62%

73,07%

84,61%

           

Dari tabel 4 dapat kita lihat rata-rata perandingan mulai dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan baik dari rata-rata klasikal, siswa yang tuntas, maupun prosentase ketuntasan.

Penutup

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a.     Setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran picture and picture hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata klasikal pra siklus 68,0 (tanpa pembelajaran picture and picture) menjadi 78,8 (siklus I) dan 86,5 (siklus II) setelah menggunakan model pembelajaran picture and picture.

b.     Penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai pada siswa kelas VIII D Semester II SMP Negeri 2 Bringin, Kabupaten Semarang.

c.     Siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai baik secara individu maupun kelompok, setelah menggunakan model pembelajaran picture and picture.

d.     Ketuntasan klasikal juga mencapai kesempurnaan. Hasil belajar meningkat dan siswa tuntas 100% sesuai KKM (75).

Saran

Saran dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dikemukakan sebagai berikut:

1.     Guru

Guru dapat menerapkan model pembelajaran picture and picture dalam kegiatan pembelajaran materi menulis puisi.

2.     Bagi Sekolah

Sekolah dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi dalam model pembelajaran.

3.     Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian baru.      

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N.L. 2007. Panduan Apresiasi Puisi dan Pembelajarannya. Bandung: Rumput Merah.

Alfiah. 2009. Pengajaran Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Zaenal. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: UPT MKK UNNES.

Anni, Catharina Tri. 2010. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Gagne dan Briggs. 2009. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran (Online). Tersedia di http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-danciri-ciri pembelajaran/. (3 Februari 2016).

 http://ras–eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-picture-and-pic ture.html/20-05-2012.

http://www. Kompasiana. Beyornd Bloggin. Diperbarui: 21 September 2017. 16:16.

Istarani. 2011. Model Pembelajaran Picture and Picture. (Refei Guru dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.

Utami, Maria. 2010. Memilih Puisi, Membangun Karakter. Ambarawa: Bandung Institute.

Pradopo, Rachmad Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sadiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Situmorang. 2003. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Ende Flores NTT: Nusa Indah.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Waluyo, Herman J. 1991. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Waluyo, Puji. 2002. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: UT.