Peningkatan Hasil Belajar Muatan Matematika
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MUATAN MATEMATIKA
MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI
PADA SISWA KELAS 1 SD NEGERI PUCAKWANGI 03
KECAMATAN PUCAKWANGI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sudarmin
SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Klaten
ABSTRACT
This research aims to find out whether the application of the learning inkuiri can improve the learning results of mathematical content theme 4 sub themes 3 and 4 grade 1 semester 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Pucakwangi Sub the starch by 2014/2015. This type of research is research action class. Subjects are examined is the grade 1 semester 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecaamatan Pucakwangi Pati 2014/2015. Model of the PTK used Kemmis and Target model with two cycles and steps starting from the planning, implementation, observation, and reflection. Analytical techniques used Statistics task force that the distribution frequency, maximum-minimum score and percentage. The results showed that the application of the learning inkuiri can improve the learning results of mathematical content theme 4 sub themes 3 and 4 grade 1 semester 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Sub Pucakwangi Pati. It appears on (1) the number of students who completed the study before the application of the learning inkuiri 22.2%, after applying learning inkuiri on cycle 1 of 76,9% and on cycle 2 of 94,4% i.e. ketuntasan increase occurred by 50% and 22.2%. (2) the average class Score in the study before implementing learning inkuiri of 62.5 after applying learning inkuiri on cycle 1 of the cycle 2 and 76,9 of 85,3 so an increase in the average value of 14.4 and class of 8.4 (3) minimum and maximum score Score in the study before applying learning inkuiri is 40 and 90, after the menerapakan learning inkuiri on cycle 1 is 50 and 90 and on cycle 2 is 60 and 100. This means minimal score increase.
Keywords: belajar, inkuiri Learning Outcomes.
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 merupakan kuriku-lum baru yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku sela-ma kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas 1, 2, 4 dan 5 , sedangkan untuk SMP kelas 7 dan 8 dan SMA kelas 10 dan 11. Diharapkan pada tahun 2015 telah diterap-kan di seluruh jenjang pendidikan. Kuriku-lum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek ketrampil-an dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013 , terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang diram-pingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia , IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuai-kan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berha-rap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Menurut Hernawan, Dkk. (2008: 8.27) mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan ber-komunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman pena-laran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran matemati-ka di Sekolah Dasar berisi bahan pelajaran yang menekankan agar siswa mengenal, memahami, serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidupan sehari-hari.
Pada tahun ini kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi telah melaksanakan kurikulum 2013 de-ngan menggunakan pendekatan saintifik pada proses pembelajarannya. Tetapi hasil belajar siswa masih rendah, siswa enggan bertanya jika mereka belum jelas, siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan ide atau menjawab pertanyaan, materi yang diberikan guru belum sepenuhnya diterima oleh siswa, karena siswa belum paham benar akan materi tema 4 sub tema 3 dan 4 muatan matematika, maka sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM (75). Seperti hasil pengamatan pada tema sebelumnya. Hasil tes formatif siswa pada tema sebelumnya dianalisis dan dodapat data seperti pada tabel.
Tabel 1 Hasil belajar aspek kognitif siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03
No |
Ketuntasan |
Mapel |
|||
PPKN |
B. Indonesia |
Matematika |
SBDP |
||
1 |
Tuntas |
32 |
30 |
8 |
35 |
2 |
Belum Tuntas |
4 |
6 |
28 |
1 |
Berdasarkan tabel 1 dapat diketa-hui bahwa beberapa mata pelajaran perlu diperbaiki, tetapi peneliti memfokuskan pada mata pelajaran matematika . Hal ini dapat dilihat dari 36 siswa yang tuntas memperoleh nilai diatas KKM hanya 8 sis-wa.
Banyaknya siswa yang nilainya di bawah KKM pada muatan matematika pada tema 4 sub tema 3 dan 4 dikarenakan siswa merasa bosan ketika pelajaran sedang berlangsung, Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan ide dan menja-wab pertanyaan yang diberikan guru. Hal ini disebabkan guru kurang menarik dalam menyampaikan materi, guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan belum menggunakan alat pera-ga.
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas maka peneliti dapat meng-identifikasi masalah yang ada pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Keca-matan Pucakwangi tahun pelajaran 2014/ 2015 sebagai berikut:
1. Guru belum menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa bosan.
2. Guru dalam menyampaikan materi ma-sih banyak bercerita sehingga materi yang diterima siswa belum sepenuh-nya.
3. Guru belum menerapkan model pem-belajaran yang sesuai.
4. Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan ide dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru
5. Hasil belajar siswa sangat rendah khususnya dalam muatan matematika
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat untuk memecahkan masalah tersebut, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil belajar muatan matematika. Dalam mencapai tujuan tersebut peneliti menerapkan pembelajaran inkuiri. Gulo (2002) menyatakan pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumu-sakan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri diran-cang untuk mengajak siswa secara lang-sung dalam proses ilmiah kedalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlen-ker, dalam Joyce dan Weil (1992; 198) menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman materi muatan matematika, produktif berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis materi.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul Peningkatan hasil belajar muatan matematika melalui penerapan pembelajar-an inkuiri pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi.
Berdasarkan latar belakang masa-lah dapat dirumuskan permasalahan seba-gai berikut;
1. Apakah melalui penerapan pembela-jaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar muatan matematika tema 4 sub tema 3 dan 4 pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015?
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi tahun pelajaran 2014/2015, sedangkan tujuan khusus pe-nelitian ini adalah: Untuk meningkatkan ak-tifitas siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi tahun 2014/ 2015 Untuk meningkatkan hasil belajar muatan matematika tema 4 sub tema 3 dan 4 pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi tahun 2014/2015
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Secara teoritis penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi pengayaan referensi teoritis yang berkaitan dengan penanaman konsep matematika untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran inkuiri untuk Meningkatkan aktivitas siswa kelas 1 dalam proses pembelajaran Meningkatkan hasil belajar muatan matematika tema 4 sub tema 3 dan 4 pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi tahun pelajaran 2014/2015 Memberikan pengetahuan dan pengalaman pada guru tentang strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran .Meningkatkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran Dapat dijadikan pedoman dalam melakukan supervisi akademik Dapat digunakan dalam proses penilaian kinerja Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif.Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian. Beberapa teori dari para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan serta pendapat yang berbeda-beda.
Pembahasan kajian teori dalam penelitian ini berisi tentang hakikat pembelajaran, hakikat matematika, hakikat pembelajaran matematika, model inkuiri dan hasil belajar.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran suatu proses, untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, kebutuhan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pembela-jaran ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/ hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori belajar ini dimotori oleh tokoh psikologi gestal, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembela-jaran itu haruslah bermakna dan menekan-kan pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkem-bangan anak.
Beberapa karakteristik dari pem-belajaran tematik adalah: Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered) Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences) Dalam pembela-jaran tematik pemisah antar mata pelajar-an menjadi tidak begitu jelas Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari mata pelajaran dalam suatu proses pembe-lajaran Pembelajaran tematik bersikap luwes (flesibel) sebab guru dapat mengait-kan bahan ajar dari satu pelajaran dengan mata pelajaran yang lainya, bahkan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana ekolah dan siswa berada. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran yang mengaitkan dan memadukan materi ajar suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran, se-hingga pembelajaran tematik juga mempu-nyai keunggulan dan kelemahan. Keung-gulan pembelajaran ini adalah: Pengalam-an dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan siswa. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sesuai dan bertolak dari minat serta kebutuhan siswa Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. Pembelajaran tematik dapat menumbuh kembangkan keterampil-an berfikir siswa Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasa-lahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungan. Menumbuh kembangkan kete-rampilan sosial siswa seperti kerjasama, tolerensi, komunikasi dan repek terhadap gagasan orang lain.
Dalam pembelajaran tematik yang memadukan bahan ajar antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain mempunyai kelemahan, tetapi ada beberapa solusi dari kelemahan tersebut adalah: Guru harus bisa mengemas dan mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif untuk memberi motivasi minat belajar siswa. Penciptaan media-media pembelajaran yang bersifat inovatif Memberikan peran aktif pada siswa dalam kegiatan pembelajaran Penerapan situasi dan kondisi pembelajaran yang tidak berorientasi di dalam ruang kelas saja.
Dalam pembelajaran tematik mempunyai beberapa manfaat diantara-nya: Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan Siswa dapat melihat hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat dari pada tujuan akhir itu sendiri Pembelajaran tematik dapat meningkatkan taraf kecakapan berfikir siswa Kemungkinan pembelajaran yang terpisah-pisah sedikit sekali terjadi karena siswa dilengkapi dengan pengalam-an belajar yang lebih tematik Pembelajaran tematik memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran (trans-fer of leaning) Dengan pemaduan pembe-lajaran antar mata pelajaran diharapkan penguasaan materi pembelajaran akan se-makin meningkat. Pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap ilmu pengetahuan Motivasi belajar dapat ditingkatkan dan diperbaiki Pembelajaran tematik membantu menciptakan struktur kognitif. Melalui pembelajaran tematik terjadi kerjasama yang lebih meningkat antara para guru, para siswa, guru-siswa/ nara sumber lain, belajar menjadi lebih menyenangkan, belajar dalam situasi lebih nyata dan dalam konteks yang bermakna.
Gulo (2002) menyatakan pembela-jaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pambelajaran, dan (3) mengem-bangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Triyanto, 2007).
Adapun peranan guru dalam proses pembelajaran inkuiri adalah sebagai: Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat Administrator, bertanggung-jawab atas seluruh kegiatan kelas Peng-arah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa
Model pembelajaran inkuiri meru-pakan suatu upaya untuk menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, karena siswa menjadi subyek pembelajaran sehingga siswa lebih dominan disbanding-kan dengan guru. Siswa diarahkan lebih mandiri, aktif, kreatif, demokratis, berfikir logis, berwawasan luas, yang diharapkan akan membawa dampak yang positif terha-dap hasil pembelajaran. Model pembelaj-aran inkuiri diharapkan memberi perubah-an terhadap hasil belajar siswa mencakup strategi dan skenario pembelajaran yang diterapkan di kelas.
Tujuannya untuk menanamkan kepada siswa bagaimana cara berfikir sistematis dan logis dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi.
Obseving (mengamati) adalah sin-tak problem solving untuk mengidentifikasi masalah, questing (menanya) untuk mem-perjelas dan membatasi masalah, Associa-ting (manalar) untuk menyusun hipotesis, Experimenting (mencoba) untuk mengum-pulkan informasi (data), dan networking (membentuk jejaring) adalah sintak problem solving untuk melakukan peme-cahan masalah dan menguji hipotesis dan membuat kesimpulan.
Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban semen-tara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengem-bangkan kemampuan menebak (berhipote-sis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifi-tas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpul-kan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menen-tukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengem-bangkan kemampuan berpikir rasional
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang di-peroleh berdasarkan hasil pengujian hipo-tesis. Untuk mencapai simpulan yang aku-rat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Adapun kelemahan dan kelebihan pembelajaran inkuiri adalah: Kelemahan pembelajaran inkuiri Strategi ini sulit dalam dalam merenc anakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan Selama kriteria keberha–silan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh seti–ap guru Jika strategi pembelajaran inkuiri (SPI) digunakan sebagai strategi pembela–jaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
Kelebihan pembelajaran inkuiri SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada Pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai gaya belajar mereka SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman Pembelajaran inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Hasil belajar merupakan perubah–an tingkah laku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. (Dalam Rifa’i dan Anni, 2009:85)
Pengukuran dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk mengiden-tifikasikan besar kecilnya gejala (Sutrisno Hadi, Metodologi Research). Pengukuran hasil belajar berarti suatu kegiatan atau proses untuk menerapkan dengan pasti tentang luas dimensi dan kuantitas dari sesuatu dengan pasti tentang luas dimensi dan kuantitas dari hasil belajar murid dengan memperbandingkan dengan ukur-an/standar tertentu. Implikasinya adalah jika kita ingin mengukur hasil belajar murid, maka kita harus mempergunakan alat pengukur hasil belajar murid (mungkin dengan interview, observasi, pemberian tugas, ulangan/ ujian dengan mempergu-nakan tes).
Standar disini berarti ukuran tertentu sebagaimana ditetapkan dalam tujuan/pengajaran.Penggunaan tes disini dimaksudkan untuk mengerahui seberapa jauh murid-murid berhasil dalam belajarnya atau berhasil menguasai isi pengajaran yang diberikan gurunya. Olh karena itu apabila tes dimaksudkan untuk memenuhi hal tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan tujuan yang dimaksudkan. Tujuan ini selanjutnya dipergunakan sebagai bahan/ dasar penyusunan tes.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembela-jaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar muatan matematika tema 4 sub tema 3 dan 4 pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015.
Pada umumnya pengajaran mate-matika di sekolah sampai saat ini masih konvensional yaitu guru aktif menjelaskan materi pelajaran sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat dan mengerjakan latihan yang diberikan guru. Tentunya pendekatan seperti ini tidak sesuai dengan tuntutan zaman karena dimungkinkan akan berpengaruh pada rendahnya tingkat ke-mampuan bernalar siswa. Padahal pelajar-an matematika dari tahun ke tahun semakin kompleks dan lebih berkembang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti menggunakan mo-del pembelajaran inkuiri. Model pembela-jaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dalam pembe-lajaran model ini siswa diajak untuk mengidentifikasi suatu masalah. Lalu mere-ka merumuskan hipotesa yang relevan dengan permasalahan. Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mempe-oleh informasi, yang selanjutnya hasil percobaan tersebut dianalisis dan ditarik sebuah simpulan. Dengan menggunkan model pembelajaran inkuiri maka diharap-kan hasil belajar muatan matematika tema 4 sub tema 3 dan 4 pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucak–wangi Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkat.
Melalui kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik simpulan sementara sebagai berikut: Penerapan pembelajaran inkuiri diduga dapat meningkatkan hasil belajar muatan matematika pada siswa kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi tema 4 sub tema 3 dan 4 tahun pelajaran 2014/2015.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Analisis Komperatif Ketuntasan Ha-sil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Tahun Pelajaran 2014/2015
No |
Ketuntasan |
Prasiklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
|||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
||
|
Tuntas |
8 |
22,2 |
26 |
72,2 |
34 |
94,4 |
|
Belum Tuntas |
28 |
77,8 |
10 |
27,8 |
2 |
5,6 |
|
Rata-rata |
62,5 |
76,9 |
85,3 |
|||
|
Maksimal |
90 |
90 |
100 |
|||
|
Minimal |
40 |
50 |
60 |
Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami kenaikan, sehingga peneliti tidak melanjutkan ke siklus berikutnya karena nilai rata-rata kelas sudah mencapai lebih dari 85.
Sebelum melakukan penerapan model pembelajaran inkuiri pada tema 4 sub tema 3 dan 4 muatan matematika hasil belajar siswa rendah. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata kelas dan peningkatan ketuntasan belajar yang dapat dijelaskan sebagai berikut: pada pra siklus hanya mencapai rat-rata 62,5 dan tingkat ketuntasan persentase 22,2%. Sehingga pada kegiatan siklus 1 peneliti penerapan model pembelajaran inkuiri dengan pembagian kelompok tanpa memandang tingkat kecerdasan dan belum semua melibatkan siswa nilai rata-rata meningkat menjadi 76,9 dengan tingkat ketuntasan 72,2%
Mengingat hasil belajar dan ketuntasan siswa belum mengalami kenaikan memenuhi yang signifikan maka pada siklus 2 peneliti penerapan model pembelajaran inkuiri dengan pembagian kelompok berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan melibatkan seluruh siswa nilai rata-rata 85,3 dan tingkat ketuntasan 94,4%. Masing-masing kenaikan antar siklus yaitu: dari pra siklus ke siklus 1 rata-rata kelas meningkat 14,4 dan tingkat ketuntasan menjadi 50% sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 rata-rata kelas meningkat 8,4 dan tingkat ketuntasan meningkat 22,2%. Jadi kenaikan hasil belajar siswa dari pra siklus hingga siklus 2 yaitu 72,2% .
Penerapan pembelajaran tersebut dalam tema 4 sub tema 3 dan 4 muatan matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri Pucak-wangi 03 Kecamatan Pucakwangi Kabupa-ten Pati. Keberhasilan belajar terletak pada respon seseorang untuk melakukan kreati-vitas dalam mentranspormasi informasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan hasil penelitian melalui penerapan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas 1 Semester 1 SD Negeri Pucakwangi 03 Kecamatan Pucakwangi tahun pelajaran 2014/2015 dengan tema 4 sub tema 3 dan 4 muatan matematika, dapat dinyatakan berhasil karena ketuntasan dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami kenaikan yang signifikan dan besarnya persentase tingkat ketuntasan berturut-turut dari pra siklus mencapai 22,2%, siklus 1 mencapai 77,6%, siklus 2 mencapai 94,4% .
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlulah kiranya penerapan model pembelajaran inkuiri sebagai strategi pembelajaran di sekolah, untuk meningkat-kan hasil belajar muatan matematika khu-susnya dan semua mata pelajaran yang lain pada umumnya. Bagi siswa hendaknya selalu aktif dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri agar hasil belajar matematika meningkat. Bagi Guru, agar menerapkan model pembelajaran inkuiri ini dapat didayagunakan secara optimal, sebe-lum pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu melakukan identifikasi awal tentang kelemahan dalam pembelajaran sehingga dapat diterapkan metode dan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar muatan matematika. Bagi lembaga pendidikan, hendaknya menunjang baik fasilitas maupun strategi pembelajaran, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran inkuiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Poerwanti dkk (2008: 6.9).[http://Statistikaterapan.wordpress.com . Diunduh pada tanggal 15 Nopember 2014]
Siddiq, M.Jauhar, Isniatun Munawaroh dan Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Trianto.2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:Prestasi Pustaka.
Tantia, Anita, A 2011. ”Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 3 Singosari Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah, UniversitasIslamNegeriMaulanaMalik brahimMalang.[(http://lib.uinalang.ac.id/files/thesis/introduction/06130007.pdf). Diunduh pada tanggal 12 Nopember 2014]
Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.
Yanu Cariadi.2009. Peningkatan Keterampilan Proses Sains melalui Metode Inkuiri Terpimpin disertai Penggunaan LCD Proyek Sebagai Penguatan Konsep dalam Pembelajaran Biologi di SMP N 01 Karangrayung Kabupaten Grobogan Tabun Pelajaran 2008/2009.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiah Surakarta. [(http://etd.eprints.ums.ac.id/4273/) Diunduh pada tanggal tanggal 12 Nopember 2014
Roosilowati Erwin, 2006, Worksop Pengembangan Media pembelajaran Sekolah Dasar, Jateng LPMP.
Schoenherr 1996, yang dikutip oleh Pelendeng 2003 Metode Eksperiment Al farisi 2005 Metode eksperiment
Sudiono 2003 Psikologi pendidikan, Jakarta, Universitas terbuka.
Wardani I.G.A.K, 2004, Ketrampilan Dasar Menulis, Jakarta, Universitas terbuka.
Webster’s 1981, Pendidikan IPA SD, Jakarta: Dikti Depdiknas.